68 Mereka bekerja selain untuk uang jajan belanja sehari-hari, mereka gunakan
juga untuk membeli keperluan sekolah, seperti buku, baju, sepatu dan sebagainya. Dari pernyataan Riyan diatas apabila ia bekerja orantuanya tidak memberikan lagi
uang belanja sekolah serta uang untuk membeli buku disekolah, dengan mereka bekerja hasilnya bisa membantu kebutuhan sekolah dan tidak perlu lagi
memintanya keorantua mereka. Dari hal ini tanggung jawab orangtua untuk memenuhi kebutuhan anaknya serta pendidikan anaknya telah terbantu dengan
anaknya bekerja menyapu angkot. Namun orangtua mereka terpaksa membiarkan anak-anaknya bekerja dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri, karena tekanan
ekonomi serta penghasilan rendah dan kebutuhan keluarga sangat tinggi membuat orangtua mereka gigit jari untuk melarang anak-anaknya bekeja.
3.3. Fenomena Bekerja Bagi Anak-anak
Ada pun fenomena bekerja bagi anak-anak pekerja penyapu angkot di terminal Pinang Baris Medan adalah sebagai berikut:
3.3.1. Bersifat Ekonomi
Manusia bersifat ekonomi Homo Economicus memiliki kecenderungan untuk tidak pernah merasa puas akan apa yang diperolehnya dan senantiasa
berusaha terus
untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya
dan selalu
mempertimbangkan pengorbanan dan manfaat dari tindakan yang dilakukan
16
.
Dalam bekerja sebagai penyapu angkot anak-anak ini pada awanya mereka melakukan pekerjaan atas dasar untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dan lama-
16
. Diperoleh dari Skripsi Ria Irawan Hasugian 08 tentang Judi Kartu Remi hal 52.
Universitas Sumatera Utara
69 kelamaan pada akhirnya tujuan dari mereka dalam melakukan pekerjaan tidak
hanya di dasarkan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau biasa mereka sebut untuk beli jajan tetapi mereka juga mencari uang tambahan untuk membantu
kebutuhan orangtua mereka. Jadi anak-anak pekerja penyapu angkot ini bekerja tidak hanya untuk kebutuhannya sendiri tetapi untuk membantu kebutuhan
keluarga mereka dirumah. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu anak-anak yang ikut dalam bekerja sebagai penyapu angkot yaitu Reza Ibrahim 13 tahun:
“Memang pada awalnya awak nyapu Cuma cari duit jajan aja kak, terus ikut-ikutan kawan, kadang-kadang kalau duitnya dapat lebih
awak kasih sama mamak. Separoh untuk awak belik kan jajan terus untuk belik rokok,, separohnya lagi awak kasih mamak untuk belik
lauk dan beras”. Dari perkataan yang dikemukakan oleh Reza Ibrahim di atas dapat kita lihat
bahwa selain uang untuk kebutuhan ia sendiri, para anak pekerja penyapu angkot ini hasil kerja mereka juga di manfaatkan untuk membantu kebutuhan keluarga
dirumah. Maka dapat kita ketahui bahwa dibalik anak bekerja sebagai penyapu angkot ini ada sifat ekploitasi pada anak. Anak di jadikan salah satu cara untuk
mengatasi masalah ekomomi keluarga.
3.3.2. Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara
dua buah keadaankejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu
Universitas Sumatera Utara
70 yang mereka jalan
17
. Waktu adalah bagian dari sistem pengukuran yang digunakan untuk acara urutan, untuk membandingkan jangka waktu kejadian dan
interval antara mereka, dan mengukur tingkat perubahan seperti gerakan objek. Dari yang penulis lihat sehari-harinya, penulis melihat bahwa anak-anak yang
ikut bekerja menyapu angkot ini datang ke terminal dan ada sebagian dari mereka berdiri menunggu di tepi jalan raya untuk bekerja dan menawarkan jasanya,
mereka bekerja di waktu siang, sore hari sampai petang bahkan mereka bekerja sampai malam. Mereka bekerja di waktu pulang sekolah bagi anak yang masih
aktif sekolah dan bekerja penuh seharian bagi anak yang tidak sekolah. Artinya, dimana diwaktu angkot-angkot yang akan datang dari binjai, kota pangkalan
Brandan, kota Stabat, dan Brastagi di situlah mereka menawarkan jasanya. Jadi waktu yang mereka lakukan dalam bekerja lebih dari 5 Lima jam dalam seharinya.
Seperti pernyataan informan anak pekerja penyapu angkot ini Reza Ibrahim 13 tahun yaitu sebagai berikut:
“Semenjak saya udah ngak sekolah lagi, saya bekerja seharian penuh,,yakni dari pagi hingga sore hari, kalau masalah istirahat ya
di siang hari jam 12:30 Wib, kami anak-anak pekerja penyapu angkot ini kak biasanya itirahatnya dimana nunggu angkot disitu
sambil istirahat, kadang kalau hujan kami pulang tidur, kalau udah reda kalau saya balik lagi keterminal nyari sewa, kalau kawan-
kawan yang lain ada yang pulang dan gak balik lagi kerja, besoknya baru mereka balek lagi,,dan di hari minggu biasanya anak-anak
yang lain banyak yang ngak kerja, soalnya angot pada ngak narik, banyak libur
”. Mereka melakukan pekerjaan ini sebagai aktifitas rutin harian, jam kerjanya
relatif panjang. Ini menyebabkan mereka tidak dapat bersekolah, tidak memiliki
17
. Diakss dari https:id.answers.yahoo.comquestionindex?qid=20121215000803AAPPnjX
, Pada 25 April 2016.
Universitas Sumatera Utara
71 waktu yang cukup untuk bermain dan beristirahat, dan secara tidak langsung
aktifitas tersebut berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan mereka.
3.3.3. Pendidikan