99
4.3 Profil Kasus Reza Ibrahim 13 Tahun
Reza Ibrahim adalah anak pertama dari tiga orang bersaudara, ia mempunyai dua orang adik ,perempuan dan laki-laki yakni Ayu Citra dan Anugrah Bintang.
Mereka adalah anak dari pasangan suami istri Muhamad Sahnan dan Oni Armioderika. Reza ibrahim yang biasa di panggil Reza oleh teman-temannya dan
orangtuanya ini saat ini tidak sekolah lagi, ia sempat sekolah dari kelas Satu SD sampai kelas Lima, setelah itu ia mulai putus sekolah saat duduk di kelas Lima
Sekolah Dasar tersebut. Ia putus sekolah dengan alasan karena ia sering pulang kampung ke Danau Toba sehingga namanya di sekolah telah di coret, selain itu
Reza juga tidak ada kemauan lagi untuk melanjutkan sekolahnya, menurut dia sudah tahu cara mencari uang sehingga lupa untuk sekolah lagi. Sedangkan adik-
adik Reza saat ini belum ada yang sekolah, adik pertamanya bernama Ayu Citra saat ini masih berumur Enam tahun sedangkan adik keduanya yang laki-laki saat
ini masih bayi. Keluarga Reza termasuk dalam kategori ekonomi menengah kebawah,
ayahnya yakni bapak Muhamad Sahnan kesehariannya bekerja sebagai tukang bangunan yang berpenghasilan Rp. 300.000,00 rupiah perbulan dan itupun
pekerjaan tidak tetap kadang-kadang ia masih semberawutan mencari pekerjaan kesana-sini. Sedangkan ibu Oni Armioderika kesehariannya selain mengurus
ketiga anak-anak dan suaminya ia juga bekerja sebagai Tukang Sapu Angkot di terminal Pinang Baris. Ia bekerja muali di pagi hari hingga sore, sebelum ia
berangkat bekerja ia mengurus anak-anaknya terlebih dahulu seperti menyiapkan
Universitas Sumatera Utara
100 makan dan membereskan rumah layaknya seorang ibu dan istri yang lainnya.
Mereka tinggal di rumah kontrakan yang tidak jauh dari terminal, dahulunya ia tinggal di terminal Pinang Baris ini, semenjak terminal Pinang Baris ini di rehap
dan di perbesar lagi mereka di usir oleh petugas untuk pindah dari sana, sekarang mereka tinggal dirumah kontrakan Rp. 300,000,00 ribu perbulannya. Sehingga ibu
dan ayah Reza harus mencari uang lebih keras lagi untuk biaya tempat tinggalnya, sehingga ibu dan Reza juga ikut bekerja membantu ayahnya. Pada saat ibu Reza
bekerja dua orang anaknya yang masih kecil Reza lah yang menjaganya dirumah, apabila suaminya sedang tidak bekerja maka anak-anaknya yang masih kecil
tersebut di jaga oleh suaminya, Reza dan ibunya bergantian bekerja menyapau angkot setiap harinya. Ibu Oni pendapatan dari menyapu angkot tidak tentu,
dalam sehari ia bisa mendapatkan upah senilai Rp 30-50 ribu kadang-kadang ia bisa mendapatkan Rp. 100 ribu. Ibu Oni menyapu angkot di pagkalan terminal
karena disana ia telah mempunyai langanan yang biasa di sapu olehnya, disana setiap angkot yang datang langsung ia sapu tampa ada di tawar-tawar terlebih
dahulu. Berbeda dengan anaknya Reza menyapu di berbagai temapat tidak hanya di pangkalan terminal, ia mesti berjalan menuju setiap titik-titik temapat dimana
angkot banyak berhenti. Selain itu Reza juga salah satu anak yang biasa menunggu angkot di tepi jalan raya Pinang Baris, ia lebih sering di tepi jalan dari
pada terminal karena ia bisa lebih dahulu menyaput angkot menuju terminal dari pada menunggu di pangkalan atau di terminal. Selain itu dengan banyaknya anak
yang bekerja sebagai penyapu angkot membuat Reza lebih giat lagi mencari sewa.
Universitas Sumatera Utara
101 Reza mulai bekerja tidaklah tentu kadang-kadang ia berangkat pagi, kadang-
kadang di siang hari, sore bahkan di malam hari tetapi ia menggaku lebih sering di pagi hari dan di sore hari karena angkot-angkot di pagi hari akan berangkat
mencari pelanggan sehingga sebelum berangkat angkot tersebut akan di bersihkan terlebih dahulu, selain di pagi hari di sore hari tidak kalah banyaknya untuk di
sapu karena di sore hari angkot banyak mau selesai mencari sewa sehingga kesempatan untuk mereka menawarkan jasanya untuk membersihkan angkot
tersebut. Hasil dari menyapu akan di berikan Reza kepada ibunya untuk keperluan Reza, seperti ungkapan Reza kepada penulis yakni sebagai berikut:
“Uang setiap menyapu angkot awak kasihin ke mamak kak, untuk di tabung dan beli baju awak, beli sepatu, pokoknya untuk keperluan
awaklah kak,, kadang-kadang mamak pinjam duit awak untuk keperluan adik-adik tapi di gantinya lagi. Sisa uang yang awak kasih
ke mamak awak belikan untuk jajan dan rokok, selain itu untuk awak
pergi main ke warnet”. Reza memberikan uang dari hasil ia menyapu angkot kepada ibunya untuk
keperluannya. Selain itu uang yang di dapat Reza dari menyapu ia gunakan juga untuk membeli rokok dan jajannya. Namun sesuai pernyataan reza diatas tidak
terlihat untuk keperluan sekolah, selain Reza tidak ada lagi kemauannya untuk sekolah tetapi orangtuanya tidak memberikan penegasan untuk menyuruh anaknya
melanjutkan sekolahnya. Berdasarkan pernyataan Reza kepada penulis orangtuanya pernah mempertanyakan kepadanya untuk sekolah atau bekerja,
namun Reza menolak untuk masuk sekolah lagi. Jadi orangtua Reza tidak pernah memaksa Reza untuk sekolah lagi ia memperikan pilihan kepada Reza, berikut
pernyataannya:
Universitas Sumatera Utara
102 “Terserah kamu mau melanjutkan sekolah atau mau memilih
bekerja, tetapi ingat kalau kau bekerja hati-hati jagan sampai jatuh atau ketabrak angkot, dan kamu juga tidak boleh merokok dan
ngelem”. Orangtua Reza memberi pilihan kepada anaknya namun Reza merasa lebih
suka bekerja dari pada sekolah. Ibu dan ayah Reza tidak melarang ia untuk bekerja, mereka justru senang Reza bisa mencari uang untuk belanja dan segala
keperluannya sehingga orang tuanya tinggal memikirkan dua orang anaknya yang masih kecil yakni Ayu Citra dan Anugrah Bintang, sesekali Reza juga membantu
keperluan rumahnya seperti membeli beras dan lauk untuk makan. Apabila ayah Reza sedang tidak ada pekerjaan maka Reza dan ibunyalah yang membantu
mencari uang untuk membeli sayur dan lauk untuk makan keluarga di rumah, mereka mendapatkan uang tersebut dengan cara bekerja menyapu angkot di
terminal. Awal mulai reza bekerja yakni sering melihat kawan-kawannya bekerja
menyapu angkot dan melihat mereka memegang uang sendiri. Reza bekerja atas kemauannya sendiri selain itu ia juga di ajak oleh temannya yang bernama Dimas
yang saat ini sudah pensiun bekerja. Semenjak Reza telah bisa bekerja ia melupakan sekolahnya, ia merasa telah senang bekerja menurutnya pekerjaannya
ini tidak terlalu berat, hanya saja sedikit merasakan capek karena kepanasan mencari kesana-kesini angkot untuk disapu. Apabila ia tidak mencari angkot
untuk di sapu maka ia tidak akan mendapatkan uang untuk membeli rokok dan jajannya. Sedangkan sekarang ia telah ketergantungan pada rokok, apabila ia tidak
Universitas Sumatera Utara
103 merokok ia akan merasa pusing. Untuk melepas rasa pusingnya tersebut ia
lampiaskan pada rokok dan ngelem. Orangtua Reza awalnya melarang ia untuk tidak merokok, tetapi Reza tidak
bisa meninggalkan rokok tersebut, ibu Reza awal mengetahui ia telah merokok tindakan yang ia lakukan dengan membiarkannya karena menurut ibunya Reza
telah bisa mencari uang jadi terserahnya untuk merokok, sedangkan ayah Reza sampai saat ini belum mengetahui anaknya merokok, ibu Reza pada awalnya ia
mengetahui Reza telah pandai merokok pada saat teman-teman Reza meledeki Reza pada saat ia bersama ibunya, teman-temannya memberitahukan kepada
ibunya. Berikut
pernyataan orangtua
Reza kepadanya,
saat penulis
mewawancarai: “Ngak apa-apa Reza merokok karena ia telah pandai mencari uang
untuk membeli rokok, terserah dia mau di kemanakan uangnya, asalkan dia tidak ngelem atau narkoba.
Pada saat ibunya mengetahui reza telah merokok posisi ayah Reza pada saat itu sedang ada di penjara gara-gara kasus perkelahian dengan salah satu agen
angkot di terminal. Sehingga ayah Reza sampai saat ini belum mengetahui ia telah ikut terpengaruh kawan-kawannya merokok dan gelem. Pada saat ayah Reza di
penjara ibunya tidak pernah memberitahukan bagaimana perkembanggan anak- anaknya, sampai saat telah bebas pun ia tidak memberitahukan. Sehingga Reza
tidak perlu takut lagi apabila ibunya melihat ia merokok namum ia tidak merokok di hadapan ayahnya, apabila ayahnya mengetahui ia merokok maka ia pasti akan
memarahi bahkan akan memukulinya. Reza mengaku ia pernah di pukuli oleh
Universitas Sumatera Utara
104 ayahnya dengan ikat pinggang, rotan,dan sapu apabila ia melakukan kesalahan
seperti merokok, berkelahi dengan teman-temannya, mencuri dan lain-lain. Namun tidak membuat Reza jera, ia masih ingin merokok dan berkelahi dengan
teman-temannya. Sebagai seorang ayah, ayah Reza telah melarang anaknya untuk tidak melakukan hal-hal buruk di luar, namun akibat salah pergaulan membuat
Reza menjadi anak berkepribadian salah. Pada saat Reza bekerja ia tak jarang mendapatkan perlakuan kasar dari orang-
orang di sekitarnya, ia menggaku pernah di perlakukan kasar oleh supir angkot karena melakukan salah saat bekerja, makian serta membentaknya. Selain itu ia
juga pernah kecelakaan saat bekerja seperti jatuh dari angkot saat mau masuk, sehingga kepalanya terbentur bahkan ia sampai pingsan. Pada akhirnya ayah Reza
minta pertanggung jawaban supir angkot tersebut, namun kesalahan itu tidak tertuju pada supir angkat, justru kecelakaan itu karena kesalahan Reza sendiri,
yang terpeleset hingga jatuh dengan sendiri. Pada saat Reza sakit ibu dan ayahnya melarang ia untuk bekerja, sehingga Reza beristirahat penuh di rumah sampai
sakitnya sembuh. Setelah sakitnya sembuh Reza merasa bosan berada dirumah, ia meminta kepada ibunya untuk bekerja lagi, pada akhirnya abunya
membolehkannya untuk bekerja lagi. Reza merupakan salah satu anak yang pekerja keras di antara teman-teman sesama pekerja penyapu angkot lainnya, ia
pernah bekerja hingga jam 10:30 WIB malam, setelah selesai bekerja ia barulah pulang kerumah untuk mandi, makan lalu istirahat. Waktu bersama keluarganya
terbuang karena ia telah kelelahan pulang bekerja, begitu pula dengan ayah dan
Universitas Sumatera Utara
105 ibunya, sepulang bekerja mereka langsung istirahat tampa ada duduk bersama
anak-anaknya dan menanyakan kegiatan mereka. Ayah dan ibunya waktunya habis karena kelelahan bekerja sehingga mereka kurang memperhatikan anak-
anaknya, yang seharusnya mereka dapatkan dari kedua orangtuanya. Kegiatan Reza selain menyapu angkot adalah membantu ibunya mengurus
kedua adiknya, serta membantu pekerjaan rumah. Apabila ibunya bekerja maka dialah yang memasak dirumah, mencuci piring, menyapu rumah, mencui pakaian.
Inilah pernyataan Reza kepada penulis sebagai berikut: “Kalau mamak pigi kerja maka awaklah yang menjaga rumah kak,
menjaga kedua adik awak soalnya adik awak masih kecil-kecil jadi mereka ngak bisa di tinggalkan. Biasanya mamak siap memasak
untuk
sarapan pagi rangkap untuk makan siang setelah itu ia langsung pigi kerja, barulah awak yang membereskan, seperti
menyapu rumah, mencui piring. Capek kali awak kerja dirumah kak, mending awak menyapu angkot aja bisa jumpa sama kawan-kawan,
soalnya capek kali banyak kali kerjaan, menjaga adik, menyapu rumah, mencuci piring abis itu memasak untuk makan malam,
macam bencong awak dirumah”. Jadi Reza selain bekerja menyapu angkot ia juga bekerja dirumah membantu
ibunya. Namun pekerjaan yang ia lakukan sangatlah berat karena beban ganda yang harus ia lakukan. Ia terpaksa melakukan ini karena ayah dan ibunya bekerja
di luar, sebagai anak sulung ia merasa harus melakukan ini. Sesuai pernyataan ia di atas ia lebih memilih bekerja menyapu angkot apabila bekerja di luar ia bisa
bertemu dengan kawan-kawannya, selain bekerja ia juga bisa bermain dengan mereka.
Universitas Sumatera Utara
106
Gambar 13. Foto Reza Saat Bekerja di Pinggir Jalan Pinang Baris.
Dokumentasi: Pribadi Penulis Tahun 2016.
Dari foto di atas, Reza terlihat sedang berdiri di pinggir jalan pinang baris sambil memegang sapu kecil serta botol kecil yang berisi solar sebagai alat untuk
ia gunakan bekerja menyapu angkot. Ia sedang menunggu angkot yang lewat menuju terminal Pinang Baris, setiap angkot yang lalu-lalang selalu ia tawarkan
dirinya untuk menyapu angkot tersebut kepada supir yang sedang mengemudi. Ia tidak memikirkan dirinya terserempet oleh kendaraan yang sedang melaju. Tidak
jarang kendaraan yang lewat mengklakson agar anak-anak penyapu angkot yang berdiri agar ketepi, namun mereka tidak menghiraukan. Bahkan mereka berani
berdiri ketengah jalan tersebut demi mendapatkan angkot untuk di sapu, mereka tidak terlihat takut saat berada di jalan raya itu justru mereka sambil melihat
angkot yang jalan sesama mereka pun bergurau di tengah jalan tersebut. Sehingga mereka sering di marahi oleh setiap supir pengendara motor dan mobil yang
kebetulan sedang jalan dijalan pinang baris tersebut.
Universitas Sumatera Utara
107 Pandangan orangtua Reza yakni ibu Oni terhadap anaknya Reza, ia
menceritakan bagaimana perkembangan anaknya setiap harinya. Ibu Oni mengatakan bahwa anaknya telah tepengaruh oleh lingkungan tempat tinggal
mereka, bahwa anaknya tidak pernah pulang lagi kerumah. Setiap hari ibu Oni ini mencari dan menjemput anaknya di terminal maupun di tempat anaknya biasa
nongrong sambil ngelem, merokok, dan obat-obatan. Ibu Oni telah putus asa untuk mengembalikan anaknya seperti dulu, yakni anak yang baik. Di karenakan
anaknnya telah terpengaruh oleh temannya. Ibu Oni mengatakan anaknya ini merupakan tipekal anak yang butuh perhatian dari kedua orangtuanya, karena
kesibukan orangtuanya dengan terpaksa orangtuanya semenjak Reza kecil ia telah di tinggal-tinggal oleh orangtuanya. Reza juga sering menggunggkapan isi hatinya
kepada ibunya namun orangtuanya tidak berdaya akan kendala ekonomi. Dahulu pada saat Reza mulai minta izin menyapu angkot di terminal karena
membantu ibunya mencari uang, karena dia semenjak kecil sering di tinggal oleh orangtua mencari uang, dan saat Reza berumur Delapan tahun ingin membantu
orangtuanya bekerja, agar bisa mengumpulkan uang dan ibunya tidak capek-capek lagi bekerja. Menurut ibu Reza ini anaknya butuh perhatian darinya, dan ibunya
menyadari hal tersebut, namun ia tidak bisa untuk di rumah saja. Seperti yang di kemukakan oleh ibu Oni 38 tahun:
“Kami sebagai orangtua telah gagal mendidik anak, aku sama Reza ini ngak ngerti lagilah mendidiknya seperti apa lagi, di lembutin
salah, di kasarin juga salah karena ia telah terpengaruh lingkungan. Kalau ada pesantren gartis maunnya anak ini di masukan kesitu,
cumakan sekarang ngak ada pesantren gartis semua pasti baya.
Universitas Sumatera Utara
108 Sedangkan kami sebagai orangtua pasti di pandang orang jelek,
padahal kita udah berusaha semampu mungkin mendidik anak. Saat ini Reza tidak mau melanjutkan sekolahnnya, karena ada faktor masalah
keluarga yang membuat mentalnnya terganggu. Faktor masalah keluarga salah satu yang membuat Reza pergi dari rumah dan tidak ingin lagi pulang kerumah
menemui orangtuanya. Berikut pernyataan ibu Oni, sebagai berikut: “Sekarang di lanjutin sekolah kayaknya ngak lagilah, karena sudah
terpengaruh untuk tidak melanjutkan sekolahnnya, yang seharusnya dia kalau ngak putus sekolah sudah kelas Enam SD. Di karenakan
ada sedikit
masalah keluarga, cuman mentalnya juga terganggu jadi diapun oleng, dia menjadi anak yang bandel dan ngak mau diatur
serta sudah ikut-ikutan ngelem.
Di rumah dia tidak mendapatkan ketenangan sehingga dia mencari ketengan keluar, dan pada akhirnya ia terpengaruh oleh lingkungan dan teman-temannya.
Di karenakan ia telah ikut ngelem dan obat-obatan terlarang Ibu Oni ini pernah mencoba meminta pertolongan ke-BNN namun Reza ini belum cukup umur,
sehingga pertolongan ibu ini ditolak karena ia belum cukup umur, masih tanggung jawab orangtua. Namun ibu Oni dan suaminya telah kualahan menanggani
anaknya. Ibu Oni sering merenung melihat sifat anaknya dan kelakuan anaknya saat ini, ia merasa jauh dari anaknya. Semenjak bulan ramadhan ini hingga
sekarang anaknya sudah tidak mau lagi pulang, setiap ia mencari anaknya dan bertanya kepada teman-teman sepergaulan dia, selalu di tutup-tutupi oleh
temannya tersebut, dan Reza pun apabila melihat ibunya ia selalu menghindar dan lari, ia tidak mau lagi menjumpai orangtuanya. Setiap ibunya menyuruh ia pulang
ia selalu mengatakan ia, namun ia tetap tidak pulang. Belakangan ini Reza telah
Universitas Sumatera Utara
109 jauh berbeda dari yang dahulu, ia sekarang telah terpengaruh dan berperilaku
negatif dan liar serta sudah candu berperilaku buruk. Berbeda dari yang dahulu, dahulu dia adalah anak yang baik, rajin sholat, rajin sekolah. Namun sekarang ia
telah berperlaku buruk. Orangtuanya karena sibuk bekerja, ia merasa kesepian, dan tidak mendapatkan perhatian selayaknya anak-anak seumur dia. Berikut
pernyataan Reza kepada ibunya: “Kerja ajapun, duitnya pun ntah kemana,,,ngak pernah kita jalan-
jalan, beli ini aja ngak adak, beli itupun gak adak, anak orang bisa beli ini, akungak samanya mamaknya, tukang cuci jugaknya,
bapaknya supir juganya, kenapa dia bisa beli ini beli itu dan bisa jalan-jalan juga. Udahlah ngapain aku sekolah, orang kerjapun
pakai duit kan, ada uang mamak mau masukan aku kerja? Udah aku jadi supir pun dapat duit kok, ngapain mamak capek-capek, orang
nantik untuk ongkos ke sekolahpun ngak ada, udahlah ngak usah aku sekolah.
Reza merupakan anak yang mudah putus asa, ia tidak mau di bebani. Reza merasa capek dengan kehidupannya saat ini, sehingga ia mencari ketenangan
keluar dan pada akhirnya ia merasa nyaman dengan teman-temannya di luar, sehingga ia tidak mau lagi pulang kerumah. Dan ia juga merasa capek di marahi
oleh ibu dan bapaknya karena kelakuannya yang nakal. Orangtuanya binggung harus bagaimana mengembalikan anaknya seperti dahulu lagi dan menyekolahkan
anaknya kembali, keterpurukan masalah ekonomi membuat orangtuanya tidak berdaya menyenangkan dan memenuhi segala kebutuhan anaknya. Ia sangat
sayang pada anaknya, namun ia tidak tahu harus berbuat apa agar anaknya kembali pulang dan berkumpul lagi bersama dengan mereka.
Universitas Sumatera Utara
110 Reza semenjak kecil telah terbiasa sendiri di rumah dan di tinggal kerja oleh
orangtuanya. Pada saat ibu dan ayahnya pulang kerja, mereka selalu kecapekan setelah pulang kerja dan mereka langsung istirahat lalu tidur, begitu setiap
harinya, sedangkan Reza ia ingin bermain dengan ayah dan ibunya. Namun ia selalu melihat ibu dan ayahnya pulang kerja langsung tidur, sedangkan ia telah
capek untuk tidur. Orangtuanya tidak pernah memberikan perhatian selayaknya anak seusianya, yang perlu perhatian dan kasih sayang. Apabila ia bertingkah
mencari perhatian orangtuanya namun ia selalu di marahi oleh mereka. Ia pernah minta belikan sepeda tetapi orangtuanya tidak bisa membelikan, ia minta mainan
pesawat-pesat tidak bisa juga orangtuanya memenuhi keinginan dia tersebut, padahal ia sering melihat ayah dan ibunya siang hingga malam tidak berhenti-
henti bekerja. Karena tidak terpenuhi keinginannya tersebut oleh orangtuanya ia mencoba mencari uang untuk membeli apa yang ia inginkan, dan ibu dan ayahnya
pun mengizinkan ia bekerja. Ibu Oni mengatakan terminal Pinang Baris ini tidak cocok lagi untuk
anaknya, ia berfikiran untuk pindah kelingkungan yang jauh dari anak jalanan ini namun ia tidak punya biaya, dan ia juga sangat berharap ada mendapatkan
bantuan untuk memindahkan anaknya kepesantren, agar anaknya ini sudah berubah pergaulannnya tidak di lingkungan anak jalanan lagi, sehingga ia sedikit
demi sedikit bisa berumah kearah yang lebih baik lagi. Ada pun bantuan dari PKPA untuk ia sekolah lagi, namun Reza ini sering bolos sekolah dan di
Universitas Sumatera Utara
111 keluarkan dari sekolah, sehingga ibu Oni ini telah merasa malu akan kelakuan
Reza tersebut yang tidak mau lagi sekolah. Ibu Oni mengatakan bahwa sifat anaknya tersebut sama dengan sifatnya, yang
tidak mau diatur dan keras. Jadi sertiap ia bertemu dengan anaknya ia selalu memarahinya karena tidak pulang, dan ibu Oni pernah sempat mengurung
anaknya di rumah agar ia tidak pergi bermain keluar dan berjumpa dengan teman- temannya, karena ibu Oni ini selalu ketakutan anaknya berperilaku seperti teman-
temannya tersebut yang berandal dan terpengaruh negatif. Ia ingin Reza anaknya selalu di rumah tidak membolehkannya bermain keluar, sehingga Reza merasa
bosan dan jenuh dengan perlakuan ibunya kepadanya yang selalu ketakutan akan terjadi buruk kepada anaknya. Namun ia sendiri tidak bisa memberikan waktu dan
perhatian yang lebih kepada anaknya dirumah tersebut, ia harus pergi bekerja dan anaknya selalu di tinggal di rumah.
Banyak faktor yang membuat Reza berperilaku buruk seperti saat ini, ia sudah terpengaruh kearah negatif di karenakan banyak faktor, seperti faktor
masalah ekonomi keluarga, faktor perhatian kedua orangtuanya, faktor lingkungan, faktor keadaan, faktor teman-teman sepermainannya. Ia memang
tidak melawan pada saat di marahi oleh orangtuanya namun ia memendam apa yang dikatakan oleh orangtuanya tersebut sehingga ia lampiaskan di luar bersama
teman-temannya. Dari faktor-faktor diatas tersebutlah yang membuat ia berberilaku buruk. Ia mencari kenyamanan diluar, mencari ketengan diluar, serta
perhatian dari luar yang bisa ia dapatkan dari teman-temannya di jalanan, dan ia
Universitas Sumatera Utara
112 menyapu angkot untuk memenuhi kebutuhannya yang ia inginkan, ia tidak
memperdulikan lagi untuk melanjutkan sekolahnnya, karena menurunya kerja apa saja bisa menghasilkan duit, jadi sebagai supir angkot pun ia nanti ia sudah tidak
mempermasalhkannya lagi, ia tidak memiliki cita-cita lagi, ia ingin hidup bebas tampa ada beban. Orangtuanya sadar akan kesalah mereka atas salah mendidik
anak dan tidak mengerti memdidik dan memahami anak. Sehingga mereka sangat berharap bantua dari pihak mana pun untuk menasehati dan membimbing anaknya
kembali kejalan yang benar dan kembali berkumpul dengannya.
4.4. Profil Kasus Muhamad Riyan Pratama 13 Tahun