38
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Terminal Pinang Baris di Kota Medan
Salah satu dari lima kota besar di Indonesia adalah kota Medan, selain itu pertumbuhan kota Medan yang semakin pesat mempunyai konsekuensi bagi pihak
pemerintah untuk menyediakan prasarana perkotaan seperti prasarana lingkungan, fasilitas umum serta prasarana sosial. Terminal dapat dianggap sebagai alat atau
proses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas kendaraan, barang, dan sebagainya di proses
penuh sehingga dapat meneruskan ketempat tujuan. Terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks, banyak kegiatan tertentu yang dilakukan disana,
terkadang secara bersama secara paralel sering terjadi kemacetan yang cukup menganggu
11
. Selain itu terminal merupakan tempat yang rentan terjadi kekerasan pada
anak-anak jalanan yang beraktifitas disana. Terminal salah satu tempat berbagai aktifitas anak-anak dalam mencari pekerjaan, termasuk anak pekerja penyapu
angkot di terminal Pinang Baris ini. Terminal Terpadu Pinang Baris TTPB adalah salah satu dari 2 terminal terpadu perhubungan darat terbesar di Kota
Medan. Terminal ini khusus menampung bus-bus antar Provinsi dan dalam Provinsi Aceh, kota pangkalan Brandan, kota Binjai, kota Stabat, Brastagi dan
11
.
Diakses dari http:e-journal.uajy.ac.id303232TS10246.pdf
22:17.
Universitas Sumatera Utara
39 sekitarnya. Kawasan terminal Pinang Baris juga memiliki status yang sama
dengan Amplas yaitu sebagai lokasi bekerja anak jalanan dan sekaligus tempat tinggal. Terminal Pinang Baris kondisi ekonomi masyarakat di lingkungan ini
yakni kelas ekonomi menengah kebawah dan sering di sebut komunitas Miskin Kota KMK.
Sampai dengan tahun 2000, Kota Medan memiliki lima buah terminal angkutan umum yaitu:
1. Terminal terpadu Amplas Tipe A
2. Terminal terpadu Pinang Baris Tipe A
3. Terminal terpadu Sambu Tipe B
4. Terminal terpadu Veleran Tipe B
5. Terminal terpadu Belawan Tipe B
Dengan memiliki terminal Pinang Baris ini maka pembagunan terminal diharapkan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap bus, baik antar kota
maupun dalam kota dan non bus. Terminal terpadu Pinang Baris ini di bangun di daerah Sunggal jalan Pinang Baris, terminal ini di peruntukan melayani kendaraan
umum trayek jurusan Barat arah Daerah Nangroe Aceh Darusalam NAD. Pelaksanaan pembangunan terminal secara fisik dimulai pada tahun Mei 1990 dan
keseluruhan pembagunan rampung dilaksanakan pada akhir Desember 1991. Salah satu kendala yang di hadapi kota Medan adalah kemacetan arus lalu
lintas di pusat kota. Untuk mengantisipasi kota tersebut, kota Medan sebagai ibukota Sumatera Utara berupaya keras untuk meningkatkan sarana dan prasarana
Universitas Sumatera Utara
40 menuju kota metropolitan selain itu kendala lain kota Medan adalah banyaknya
jumlah penduduk dan tingginya angka pengangguran, dengan di bangunnya terminal Pinang Baris ini menciptakan lapang pekerjaan baru untuk masyarakat
sekitar, termasuk menciptakan lapang pekerjaan bagi anak-anak jalanan. Sebagaimana kota berfungsi sebagai pusat pembangunan daerah yang bertujuan
sebagai mata rantai penghubung ke kawasan pedesaan dimana kota tidak hanya merupakan pusat pemungkiman dari penduduk, kegiatan sosial ekonomi, politik
dan administrasi tapi kota juga merupakan pusat penyediaan fasilitas industri, perdagangan, transportasi dan kegiatan lainnya yang berhubungan bagi penunjang
pertumbuhan daerah belakang
12
. Dengan banyaknya bus dan non bus yakni angkot untuk mengangkut
penumpang menuju kota yang akan dituju ini juga kesempatan bagi anak-anak yang ada di terminal Pinang Baris maupun anak-anak jalanan di daerah lain untuk
mencari pekerjaan yang bisa mereka lakukan disana yakni, mengamen, berdagang, mengemis, menjual koran termasuk anak penyapu angkot dan bus
untuk mendapatkan sejumlah uang. Penulis melihat di terminal Pinang Baris merupakan segala aktifitas pekerjaan masyarakat terlihat disana seperti, penjual
asongan minuman, rokok dan lain-lain, pedagang kaki lima, supir, kenek, perbengkelan, kedai nasi, kedai kopi, tukang becak, dan lain-lain. Kondisi
12
. Diakses
dari http:repository.usu.ac.idbitstream123456789390695Chapter20I.pd
22:21.
Universitas Sumatera Utara
41 lingkungan yang ramai ini bisa membawa nilai negatif pada tumbuh kembang
anak-anak yang ada di sekitar terminal tersebut. Selain banyaknya kendaraan besar maupun kendaraan beroda dua ini tidak menutup kemungkinan anak-anak
yang bekerja disana terjadi kecelakaan. Karena penulis melihat mereka bekerja tidak hanya di pangkalan atau di terminal saja namun mereka di jalan raya Pinang
Baris.
Gambar 1: Contoh Terminal Pinang Baris
Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis Tahun 2016
Terminal Pinang Baris tempat banyak aktifitas masyarakat untuk mencari reseki mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Termasuk disini banyak
anak-anak yang dibawah umur bekerja tidak hanya orang dewasa saja. Di terminal pinang baris ini juga banyak pengaruh negatif yang dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak yang berada dan yang beraktifitas disana. Anak yang beraktifitas dan yang berkeliaran disana secara tidak langsung
kepribadian mereka bisa di bentuk dimana mereka sehari-hari beraktifitas dan berinteraksi. Karena menurut hasil observasi penulis di terminal ini banyak agen-
Universitas Sumatera Utara
42 agen angkot yang duduk sambil main judi, merokok, serta perilaku-perilaku supir
yang tidak pantas untuk di contoh oleh anak-anak yang masih di bawah umur, seperti perilaku supir yang kencing di tengah keramaian, berkata kasar, main bliar,
main kartu, minum-minum beralkohol, serta pengaruh dari obat-obatan. Lingkungan terminal yang tidak kondusif yakni banyaknya mobil yang
berkeliaran disana yang ugal-ugalan yang dapat menyenggol maupun menabrak anak-anak yang sedang ada di terminal tersebut. Dan terminal Pinang Baris ini
juga sering di adakan rasia pereman yang sering main judi di terminal tersebut. Hal seperti inilah yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak yang beraktifitas disana seperti anak yang bekerja penyapu angkot.
2.2 Kota Medan Kecamatan Medan Sunggal Secara Sosial