134 jalan-jalan juga. Udahlah ngapain aku sekolah, orang kerjapun
pakai duit kan, ada uang mamak mau masukan aku kerja?ngak kan? Udah aku jadi supir pun dapat duit kok, ngapain mamak capek-
capek, orang nantik untuk ongkos ke sekolahpun ngak ada, udahlah ngak usah aku sekolah.
5.1.3. Kelelahan Psikis
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani fisik dan kelelahan rohani psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan ini di sebabkan oleh terjadinya kekacauan subtansi sisa pembakaran di
dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangakan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk bekerja menjadi hilang. Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala pusing, sehingga sulit
berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja
20
. Menurut beberapa informan anak pekerja penyapu angkot ini juga pernah
mengalami kelelahan, baik kelelahan fisik maupun non fisik. Mereka mengaku sering kecapekan karena harus berjalan mengelilingi terminal dan di berbagai titik
di mana angkot berada. Mereka setiap harinya bekerja mencari dan menawarkan jasanya kepada setiap angkot-angkot yang hendak mereka sapu. Mereka berjalan
dan duduk di tepi sepanjang jalan Pinang Baris di bawah teriknya matahari menyengat kulit mereka, keluhan yang sering mereka rasakan adalah seperti
20
. Diakses dari http:al-alauddin.blogspot.co.id201205faktor-faktor-psikis-dan-fisik-yang.html
1525
Universitas Sumatera Utara
135 kepala pusing, panas, debu, nafas sesak, kebisingan dan kecelakan pada saat
bekerja. Ada pernyataan salah satu anak penyapu angkot yang bernama Muhamad
Adrian atau Andre 13 tahun sebagai berikut: “Ya beginilah kak, tiap hari jalan di tengah panas ini capek juga,
lari-lari ngejar angkot, belum lagi saat nyapu angkot itu debunya banyak kali, ada juga pernah saya nyapu bus besar itu banyak kali
sampah, muntah orang, yang buat capeknya bus nya besar kali jadi capek ngerjainnya. Di bayar Rp. 20 ribu, mending nyapu angkot
kecil tapi ya dikit dapat duitnya.
Anak pekerja penyapu angkot ini juga mengaku pernah mengalami kecelakaan pada saat bekerja di tempat mereka bekerja, seperti terjatuh dari
angkot, terserempet angkot, kakinya terlindas ban angkot, di tabrak becak. Akibatnya kaki terkilir, kepala berdarah karena terbentur, luka dan lain-lain.
Namun ini tidak membuat mereka jera dan berhenti bekerja, justru ini mereka jadikan sebagai pengalaman saat bekerja sebagai penyapu angkot.
Ada salah satu informan penulis yang bernama Bagus 13 tahun adalah anak yang putus sekolah, mengatakan di saat ia merasa jenuh dengan kehidupannya
seperti ini ia lampiaskan dengan merokok, ngelem, untuk menengakan jiwanya. Karena ia merasa bosan akan kehidupan yang sedang ia alami ia mengaku dulu
kehidupannya tidak seperti ini, hidup terlantar dan tidur di jalanan saat ini, ia mengaku hidupnya pada saat ibunya sebelum meninggal dunia dan ayahnya
sebelum masuk penjara hidupnya enak dan bahagia, mau apapun bisa ia dapatkan. Namun sekarang hidupnya tidak terurus dan tidak karuan, sepeti saat ini, ia
merasa tidak tahu mau sampai kapan ia akan seperti ini. Setiap malam ia
Universitas Sumatera Utara
136 menangis meratapi kehidupannya dengan sendiri tampa keluarga dan tampa hidup
penuh kasih sayang dan belaian orangtua yang semestinya anak-anak dapatkan seusianya.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi mereka, seperti faktor ekonomi keluarga rendah. Faktor ekonomi merupakan faktor dominan
dalam menarik anak-anak pekerja penyapu angkot ini untuk bekerja, selain itu mengikutlah faktor-faktor lain. Seperti ajakan teman, ajang coba-coba, pengaruh
teman, lingkungan dan lain-lain. Karena ketidak mampuannya orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka membuat anak-anaknya mencari cara
agar bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Anak-anak para pekerja penyapu angkot ini bekerja awalnya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dikarenakan
mereka memperoleh penghasilan lebih, akhirnya mereka juga mengaku hasil kerjanya selalu mereka bagi dua dengan ibunya. Mereka memberikan sebagian
dari hasil upah kerjanya kepada keluarganya dirumah untuk keperluan memasak. Mereka merasa senang bisa membantu orang tuanya, karena menurut mereka
sebagai anak laki-laki wajib membantu keluarganya. Sikap orangtua mereka melihat anak-anaknya bekerja hanya bisa diam, karena orantua mereka tidak bisa
melarang keras anaknya untuk tidak bekerja. Orangtua anak-anak pekerja penyapu angkot ini mengharapkan uang untuk membeli sayur, lauk, beras dan sebagainya
keperluan dapur dari mereka. Hal inilah membuat orangtua mereka hanya bisa gigit jari melihat anaknya bekerja di jalanan di tengah terik matahari menyengat
kulit anak-anaknya. Bahkan mereka sangat tahu bahaya mengancam tumbuh
Universitas Sumatera Utara
137 kembang anak-anaknya dewasa kelak. Orangtua mereka hanya bisa menasehati
anak-anaknya dan memberikan nilai-nilai positif untuk membentengi anak- anaknya dari hal-hal yang dapat menganggu tumbuh kembang anaknya dari
pengaruh lingkungan kerja yang mengancam anak-anaknya. Anak-anak pekerja penyapu angkot di terminal Pinang Baris ini dari hasil
penelitian penulis temukan dilapangan bahwasanya mereka telah masuk dalam anak-anak berprilaku keras dan pandangan negatif terhadap dirinya serta
emosional yang tidak stabil. Memang tidak semua anak pekerja penyapu angkot di terminal Pinang Baris ini yang berprilaku seperti itu, masih ada beberapa anak
yang dalam pengawasan orangtua serta masih dibentengi dengan nilai-nilai yang baik oleh orangtua mereka. Namun banyak dari mereka hanya dibiarkan oleh
orang tuanya bebas berkeliaran diluar serta membiarkan anak-anaknya berperilaku kasar serta berbicara tidak baik dan tidak sopan. Banyak penulis temukan anak-
anak ini berbicara kotor serta suka berperilaku kasar terhadap teman maupun orang yang ada di sekelilingnya. Mereka terlihat telah terbiasa berperilaku seperti
itu, mereka penulis perhatikan memanggil teman-temannya dengan kasar dengan nada yang tinggi dan memerintah, suka memukul kepala sesama kawan pekerja
penyapu angkot.
5.2. Perilaku Yang Bersifat Eksternal.