Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional antara Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks di Televisi Swasta dengan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU)

(1)

IKLAN BAHAYA KANKER SERVIKS DAN PENINGKATAN KESADARAN (Studi Korelasional antara Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks di

Televisi Swasta dengan Peningkatan Kesadaran Mahasisawa FISIP USU)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

HABIBAH HANUM SEMBIRING DEPARI 0809220063

ILMU KOMUNIKASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, rahmat dan hidayah-Nya yang berlimpah kepada Peneliti sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional antara Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks di Televisi Swasta dengan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU). Guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Univesitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dari Departemen Ilmu Komunikasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalamnya kepada kedua orang tua, H. Soelaiman Sembiring Depari dan Norma Kembaren, saudara – saudara peneliti EF.Deborah Sembiring Depari, Hagel Tetra Sembiring Depari dan Zulkifly Sembiring Depari, serta kepada Alm Longge Sembiring Depari, Almh Rehulina br Ginting, Alm Sadaukur Kembaren, Almh Namburi Perangin-angin, Haura Ramaniya dan Raihan Dzaky Nabawi Sembiring Depari yang selalu memberi kasih sayang yang begitu besar, menjaga, mendoakan, memberi nasehat, semangat serta dukungan moral dan materi. Sungguh tiada kata yang bisa tergambarkan betapa berharganya dan sayangnya mereka bagi penulis

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara


(3)

3. Ibu Dra. Dayana, MSi, selaku Dosen Pembimbing peneliti yang telah banyak membantu memotivasi dan membimbing peneliti selama penulisan skripsi ini. Terima Kasih sedalam dalamnya atas waktu, tempat, nasehat dan pemikirannya yang telah diberikan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, MSi selaku Dosen Wali yang telah banyak membimbing peneliti selama masa perkuliahan.

5. Bapak / Ibu Dosen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada umumnya yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Kak Icut, Kak Maya, Kak Ros yang telah membantu dalam proses administrasi 7. Teristimewa buat Afan Farul, yang senantiasa mendoakan, memberikan dorongan,

semangat dan motivasi, yang selalu ada disaat yang lain pergi, yang sabar menemani.

8. Teman – teman peneliti: Marve, Siddiq, Ney, Alman, Dian Sebayang, Mahen, Dian Pertiwi, Zulfan, dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti selama ini

9. Teman – teman komunikasi ekstensi 2008 yang selalu mau memberikan peneliti banyak informasi, dan membantu peneliti dalam segala hal, dan dalam segala bidang

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu semua saran, kritik dan masukan penulis terima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih

Medan, Juni 2010


(4)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional antara Iklan Layanan Masyarakat Kanker Serviks di Televisi Swasta dengan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif mahasiswa FISIP USU menonton Iklan layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks dan untuk mengetahui pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks terhadap peningkatan kesadaran mahasiswa FISIP USU

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel X (Iklan Kanker Serviks) berpengaruh terhadap variabel Y(Peningkatan Kesadaran). Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi dan komunikasi Massa, Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat tentang Bahaya Kanker Serviks,Kanker Serviks, Kesadaran, Televisi sebagai Media Yang Digunakan Untuk Iklan, dan Teori S-O-R.

.Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FISIP USU stambuk 2006 sampai dengan 2009 dari seluruh populasi dengan jumlah 1053 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus Toro Tamane dengan presis 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni menjadi 91 orang. Dengan teknik penarikan sample menggunakan Purposive Sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

. Dalam menganalisis data penelitian digunakan tabel tunggal dan tabel silang sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan Koefisien Korelasi Product Moment, dan hasil pengujian menunjukkan hubungan bahwa hipotesis (Ha) diterima, dan diperoleh Rs = 0,388, dan jika dilihat dalam skala Guilford yaitu terdapat hubungan yang rendah tapi pasti dari nilai koefisien korelasi .Artinya bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.4.2.Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Kerangka Teori ... 7

1.5. 1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 7

1.5.1.1. Komunikasi ... 7

1.5.1.2. Komunikasi Massa ... 8

1.5.2. Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat ... 9

1.5.2.1. Iklan... 9

1.5.2.2. Iklan Layanan Masyarakat ... 13

1.5.3. Kanker Serviks ... 15

1.5.4. Kesadaran ... 16

1.5.5. Televisi yang Digunakan sebagai Media Iklan... 19

1.5.6. Tepri S-O-R ... 20

1.6 Kerangka konsep ... 23

1.7 Model Teoritis ... 23

1.8 Operasional Variabel ... 24

1.9 Defenisi Operasional ... 26

1.10 Hipotesis ... 29


(6)

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 31

II.1.2. Ruang Lingkup Komunikasi ... 32

II.2. Komunikasi Massa ... 35

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa ... 35

II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa ... 37

II.2.3. Efek Komunikasi Massa ... 39

II.3. Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat ... 40

II.3.1. Definisi Iklan ... 40

II.3.2. Sejarah Iklan ... 41

II.3.3. Tujuan Iklan ... 42

II.3.4. Fungsi Iklan ... 43

II.3.5. Jenis-Jenis Iklan ... 44

II.3.6. Bentuk-Bentuk Iklan Televisi ... 45

II.3.7. Kelebihan dan Kelemahan Iklan ... 47

II.4. Kanker Serviks... 48

II.4.1. Peranan HPV ... 50

II.4.2.Gejala dan Tanda Kanker Serviks ... 52

II.4.3. Stadium ... 54

II.4.4. Diagnosis Kanker Serviks... 56

II.4.5. Terapi Kanker Serviks ... 57

II.5. Kesadaran ... 59

II.6. Televisi sebagai Media yang Digunakan untuk Iklan ... 63

II.6.1. Kelemahan Televisi sebagai Media Iklan ... 66

II.6.2. Teknik Penyajian Iklan Televisi ... 67

II.6.3. Format Iklan Televisi ... 68

II.6.4. Peralatan yang Dipakai dalam Amunisi Iklan Televisi ... 69

II.7. Teori S-O-R ... 70

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 74

III.1. Metode Penelitian ... 74

III.2. Populasi dan Sampel ... 75

III.2.1. Populasi ... 75 III.2.2. Sampel


(7)

III.3. Teknik Penarikan Sampel ... 79

III.4. Teknik Pengumpulan Data ... 79

III.4.1. Teknik Analisa Data... 80

III.5. Uji Hipotesa ... 81

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 83

IV.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 83

IV.1.1. Sejarah Perkembangan FISIP USU ... 83

IV.1.2. Visi dan Misi FISIP USU ... 88

IV.1.3 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU ... 88

IV.2. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 89

IV.2.1. Tahap Awal ... 89

IV.1.3. Pengumpulan Data ... 90

IV.3. Teknik Pengumpulan Data ... 90

IV.4 Analisa Tabel Tunggal... 91

IV.4.1. Karateristik Responden ... 92

IV.4.2. Iklan Bahaya Kanker Serviks ... 95

IV.4.3. Peningkatan Kesadaran ... 100

IV.5. Analisa Tabel Silang... 109

IV.6. Uji Hipotesa ... 113

IV.7. Pembahasan ... 116

BAB V PENUTUP ... 129

V.1. Kesimpulan... 129

V.2. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1.1 Operasional Variabel ... 25

Tabel 1.2 Distribusi Sampel ... 78

Tabel 1.3 Karateristik Responden Usia ... 92

Tabel 1.4 Karakteristik Responden Angkatan ... 93

Tabel 1.5 Karakteristik Responden Menonton TV ... 93

Tabel 1.6 Responden pernah Menonton Iklan Kanker Serviks ... 94

Tabel 1.7 Frekuensi Menonton dalam Sehari ... 95

Tabel 1.8 Figur Iklan Kanker Serviks ... 95

Tabel 1.9 Durasi Iklan Kanker Serviks ... 96

Tabel 1.10 Kejelasan Bahasa Iklan Kanker Serviks ... 97

Tabel 1.11 Penyajian Iklan dari Segi Daya Tarik ... 98

Tabel 1.12 Penyajian Iklan dari Segi Fungsi Iklan ... 99

Tabel 1.13 Tingkat Pengetahuan Dasar Tentang Kanker Serviks ... 100

Tabel 1.14 Peningkatan Pengetahuan Kanker Serviks ... 101

Tabel 1.15 Tingkat Perhatian Responden ... 102

Tabel 1.16 Minat Mengerti Iklan Kanker Serviks ... 102

Tabel 1.17 Minat Mencari Informasi kanker Serviks ... 103

Tabel 1.18 Informasi Iklan Kanker Serviks………...…………. 104

Tabel 1.19 Tingkat Pemahaman secara Keseluruhan ... 105

Tabel 1.20 Niat Melakukan Pencegahan Sedini Mungkin ... 106

Tabel 1.21 Pertimbangan Melakukan Pencegahan ... 107

Tabel 1.22 Tindakan Melakukan Pencegahan ... 107

Tabel 1.23. Faktor-Faktor yang Ditingkatkan ... 108

Tabel 1.24 Hubungan Antara Figur dan Perhatian ... 110

Tabel 1.25 Hubungan Antara Kejelasan Bahasa dan Minat Mengerti ... 111

Tabel 1.26 Hubungan Antara Durasi dan Minat Mencari Informasi ... 112

Tabel 1.27 Correlations ... 116


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Teori S-O-R ... 22 Gambar 2 Model Teoritis ... 24


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

- Kuisioner Penelitian

- Tabel Skor Data Mentah Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU

- Tabel Fotron Cobol

- Tabel Nilai-Nilai r Product Moment - Surat Penelitian

- Lembar Catatan Bimbingan Skripsi - Biodata


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional antara Iklan Layanan Masyarakat Kanker Serviks di Televisi Swasta dengan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif mahasiswa FISIP USU menonton Iklan layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks dan untuk mengetahui pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks terhadap peningkatan kesadaran mahasiswa FISIP USU

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel X (Iklan Kanker Serviks) berpengaruh terhadap variabel Y(Peningkatan Kesadaran). Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi dan komunikasi Massa, Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat tentang Bahaya Kanker Serviks,Kanker Serviks, Kesadaran, Televisi sebagai Media Yang Digunakan Untuk Iklan, dan Teori S-O-R.

.Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FISIP USU stambuk 2006 sampai dengan 2009 dari seluruh populasi dengan jumlah 1053 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus Toro Tamane dengan presis 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni menjadi 91 orang. Dengan teknik penarikan sample menggunakan Purposive Sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

. Dalam menganalisis data penelitian digunakan tabel tunggal dan tabel silang sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan Koefisien Korelasi Product Moment, dan hasil pengujian menunjukkan hubungan bahwa hipotesis (Ha) diterima, dan diperoleh Rs = 0,388, dan jika dilihat dalam skala Guilford yaitu terdapat hubungan yang rendah tapi pasti dari nilai koefisien korelasi .Artinya bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara Iklan Bahaya Kanker Serviks dan Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan di bidang teknologi informasi tampaknya sudah semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Komunikasi informasi tampaknya sudah merupakan kebutuhan pokok manusia dan telah menjadi studi yang penting pada saat ini. Salah satu bentuknya dapat kita lihat yaitu komunikasi massa dimana merupakan proses komunikasi yang menggunakan media massa seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan majalah, yang dalam hal ini pesan yang disampaikan khusus ditujukan kepada massa dan untuk kepentingan massa dimana pesan tersebut terdiri dari cerita maupun iklan.

Perkembangan media komunikasi yang semakin meningkat menimbulkan semakin tingginya minat masyarakat untuk lebih berkompetisi menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar kepada pemberi pesan, dalam hal ini penyampaian pesan dalam bentuk iklan tentunya merupakan suatu langkah yang sangat tepat, baik itu melalui media cetak maupun media elektronik.

Dalam segala aspek kehidupan kita selalu sebagai objek sasaran iklan, ini terbukti mulai terbitnya matahari, kita telah dibangunkan oleh penyiar radio seiring dengan munculnya beberapa jingle iklan. Iklan memang telah memasuki seluruh bagian dari kehidupan masyarakat, mulai dari sebuah rumah yang terletak jauh di perkampungan hingga ke perumahan mewah di pusat kota telah ditembus oleh iklan, pada dasarnya boleh dikatakan bahwa kehidupan seperti sekarang ini sangat tergantung


(13)

pada iklan.

Biasanya iklan selalu dikaitkan oleh kegiatan yang bersifat komersial, tetapi sesuai dengan perkembangannya iklan juga diarahkan kegiatan yang bersifat non komersial. Iklan non komersial merupakan kegiatan untuk hal-hal yang sifatnya sosial yang salah satu bentuknya adalah iklan layanan masyarakat yang pada umumnya menyangkut masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat antara lain : masalah pemukiman kumuh, demam berdarah, lingkungan hidup, bahaya aids, bahaya kanker serviks, polusi udara, sopan santun di jalan, narkotika, seks bebas, pemanasan global, sosialisasi pemakaian gas, dan lain sebagainya, dengan harapan agar masyarakat mau bersama-sama mengatasi masalah tersebut.

Di negara-negara, iklan telah dimanfaatkan untuk menggerakkan solidaritas masyarakat terhadap masalah yang mereka hadapi yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum (Kasali 1993:20). Iklan yang dimaksud adalah iklan layanan masyarakat yang dalam hal ini untuk memperbaiki masalah-masalah yang menyangkut kebiasaan masyarakat atau perubahan nilai.

Di Indonesia sendiri iklan layanan masyarakat pertama kali dipelopori oleh Biro Iklan Intervisa pada tahun 1968 yang bertujuan untuk menanggulangi masalah mercon (petasan) yang saat itu banyak menimbulkan korban cacat maupun kematian. Kemudian diikuti oleh Biro Iklan Matahari yang mengikrarkan pentingnya kesehatan ibu dan anak (Kasali 1993:204). Memang banyak pihak yang menduga bahwa pihak media seringkali keberatan memberi tempat bagi iklan layanan masyarakat karena iklan ini tidak mendatangkan keuntungan materi.

Iklan layanan masyarakat yang dijadikan penelitian ini adalah iklan mengenai bahwa penyakit kanker serviks yang akhir-akhir ini penderitanya sudah begitu mengkhawatirkan banyak pihak terutama di kalangan perempuan.


(14)

Iklan kanker serviks merupakan iklan layanan masyarakat yang mengajak masyarakat umum untuk mengetahui dan cara mengobati akan kanker serviks. Dalam hal ini khususnya pada perempuan yang berusia 35-55 tahun, namun dapat pula muncul pada perempuan dengan usia yang lebih muda, yang disampaikan melalui media televisi swasta karena diasumsikan media ini lebih efektif untuk menyampaikan pesan.

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga. Berbagai jenis kasus baru ditemukan, namun jenis kanker manakah yang paling tinggi prevalensinya, khususnya di kalangan perempuan serta cara untuk mencegahnya.Belakangan ini mulai marak terdengar berita-berita mengenai kanker seviks, kanker serviks (cervical cancer) adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks merupakan bagian rahim yang berhubungan dengan vagina. Kanker Serviks merupakan kanker nomor dua yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia. Dan juga merupakan kanker kedua yang paling sering menyebabkan kematian.

Data yang didapat dari Yayasan Kanker Indonesia pada tahun 2007 menyebutkan bahwa setiap tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Total 2,2 juta perempuan di seluruh dunia menderita kanker serviks. Di Indonesia sendiri, diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Tingginya angka ini biasanya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kanker serviks. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini (Astana, 2009:5). Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV (Human Papilloma Virus), yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks


(15)

menurut organisasi kesehatan dunia (WHO). Infeksi ini merupakan faktor resiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu.Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun).

Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu pasangan saja.

Penyebab dari kanker ini adalah virus yang dikenal sebagai Human Papilloma Virus (HPV), yaitu sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak bahaya , tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV nya. HPV tipe resiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker. Tipe HPV yang beresiko rendah hampir tidak beresiko, tapi dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah pada kanker serviks. Dan dapat berkembang tanpa terkontrol dan dapat menjadi tumor. Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebakan infeksi virus HPV yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".


(16)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

"Apakah ada hubungan antara penayangan iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks di televisi dengan peningkatan kesadaran terhadap bahaya kanker serviks pada Mahasiswa Fisip USU?".

1.3 Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih jelas serta lebih spesifik, maka diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau menjelaskan hubungan antara iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks dan peningkatan kesadaran mahasiswa.

2. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa FISIP USU Regular angkatan 2006-2009 yang tercatat masih aktif kuliah dan pernah menonton iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks.

3. Mahasiswa FISIP USU Regular angkatan 2006-2009 yang berjenis kelamin perempuan.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2010 – selesai

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui hubungan antara iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks terhadap peningkatan kesadaran di kalangan mahasiswa FISIP USU.


(17)

serviks terhadap peningkatan kesadaran di kalangan mahasiswa FISIP USU.

c. Untuk mengetahui tanggapan di kalangan mahasiswa FISIP USU antara iklan iklan layanan masyarakat dengan peningkatan kesadaran.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti mengenai bahaya kanker serviks setelah melihat iklan layanan masyarakat yang ada di Televisi.

b. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada mahasiswa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu komunikasi.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan masalah penelitian.


(18)

1.5 Kerangka Teori

Dalam penelitian teori berperan sebagai landasan berfikir untuk mendukung pemecahan suatu permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sangat berkaitan erat dengan pengertian teori yakni serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan antar konsep (Singarimbun 1991:77).

Dalam penelitian ini,teori yang relevan adalah Komunikasi dan komunikasi Massa, Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat tentang Bahaya Kanker Serviks,Kanker Serviks, Kesadaran, Televisi sebagai Media Yang Digunakan Untuk Iklan, dan Teori S-O-R.

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.1.1 Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya “sama”,

communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau pesan dianut secara sama (Mulyana,2005:40).

Menurut Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication

memunculkan istilah science of communication yang didefenisikan sebagai upaya yang ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy,2003:13).

Sebuah definisi singkat yang dibuat oleh Harold D.Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “ Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara,2006:18). Paradigma Laswell menunjukkan bahwa kepada komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan


(19)

tersebut, yakni : • Komunikator • Pesan

• Media • Komunikan • Efek

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media / saluran dan

menimbulkan efek (Effendy,2003:10)

1.5.1.2 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media massa (mass media communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau film.

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka (Nurudin,2003:1). Komunikasi massa dapat juga didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya misal melalui alat-alat yang mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara,2003:36).

Komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan merupakan pesan yang


(20)

mengandung kepentingan publik.

1.5.2 Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat 1.5.2.1 Iklan

Mengenai pengertian iklan, Wright memberikan definisi iklan seperti yang dikutip oleh Aloliliweri (1992:20) " Iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting, alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informatif persuasif".

Periklanan sudah dimulai sebelum Gutenberg menemukan sistem percetakan di tahun 1450, dimana iklan dikenal dalam bentuk pesan berantai. Pesan tersebut digunakan untuk membantu kelancaran proses dagang yang kala itu masih mengenal sistem barter. Saat ini, periklanan telah memasuki industri modern khususnya di negara-negara maju. Perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan periklanan di berbagai belahan bumi. Kegiatan produksi barang yang dilakukan secara besar-besaran mengharuskan pihak produsen memperkenalkan produk secara aktif kepada calon konsumennya melalui periklanan.

Hal diatas menunjukkan kepada kita bahwasannya iklan merupakan informasi tentang suatu barang yang dikenakan biaya dalam pembuatan dan penempatannya.Untuk lebih jelasnya lagi , penulis mengambil batasan pengertian iklan menurut AMA ( American Marketing Association) : Iklan merupakan setiap bentuk penyajian dan promosi mengenai gagasan barang dan jasa kepada khalayak dengan sponsor yang lebih jelas dan ada pembayarannya (Aloliliweri,1992:23). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi, kognisi, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan brand. Peter dan Olson


(21)

(2000:181-182) menyatakan pada prakteknya iklan telah dianggap sebagai image management

(manajemen citra) yakni menciptakan dan memelihara citra dan makna daalam benak konsumen. Tantangan besar yang dihadapi iklan dalam mengembangkan pesan / informasi dalam iklan adalah menangkap perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat. Bermacam-macam cara dilakukan oleh iklan dalam mengkomunikasikan barang atau produk yang dipasarkan. Ada yang menggunakan motto atau slogan yang mudah diingat dan dihafal oleh konsumen atau melalui pendekatan cultural yaitu dengan menggunakan public figure atau tokoh yang dikenal oleh masyarakat sebagai model iklannya.

Ada banyak media yang digunakan daam periklanan mulai dari media cetak hingga elektronik. Masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Banyak orang maupun instansi yang tertarik beriklan di media cetak. Hal ini dikarenakan ongkos iklannya yang tidak semahal ongkos iklan di media elektronik seperti televisi. Namun jika memperhitungkan kualitas dan tingkat keefektifannya, iklan televisi menjadi salah satu pilihan yang mampu memberi nilai lebih bagi si pemasang iklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi sifatnya audio visual (gabungan penglihatan, bunyi, dan gerak) sehingga mampu menggelitik panca indera untuk menghasilkan atensi penontonnya yang tinggi (Sulaksana, 2003:98). Pemasang iklan bisa berpuas diri dengan kualitas gambar yang bercerita dan dikemas secara lebih hidup dan menarik. Hal ini dilakukan agar konsumen tertarik terhadap barang atau produk yang diiklankan (Kasali, 1995:9).

Menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2007:4) klasifikasi periklanan dapat dibedakan menjadi:

1. Periklanan Produk 2. Periklanan Eceran


(22)

3. Periklanan Korporasi 4. Periklanan Bisnis-ke-Bisnis 5. Periklanan Politik

6. Periklanan Direktori

7. Periklanan Respon Langsung 8. Periklanan Pelayanan Masyarakat 9. Periklanan Advokasi

Fungsi periklanan ini kemudian lebih lanjut dijelaskan oleh Liliweri (1997:47-52), dalam bukunya Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan.

Fungsi-fungsi tersebut antara lain: 1. Fungsi Pemasaran

Dalam hal ini iklan berfungsi untuk:

a. Mengidentifikasi produk dan menjelaskan perbedaannya dengan produk lain. b. Mengkomunikasikan informasi mengenai produk.

c. Merangsang dan akhirnya berakibat pada peningkatan penggunaan produk serta rasa cinta dan kedekatan terhadap produk.

2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi dalam iklan meliputi:

a. Memberikan penerangan dan informasi mengenai suatu barang dan jasa serta gagasan yang lebih dahulu diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak lain agar ikut mengetahuinya.

b. Memberikan pesan yang berbau pendidikan dalam arti mempunyai efek jangka panjang, mengedepankan suatu gagasan.


(23)

Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, banyak pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.

4. Fungsi Sosial

Iklan mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seuruh dunia. Misalnya iklan dapat digerakkan dengan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan kepada bangsa-bangsa kekurangan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang akan suatu peristiwa, fenomena sosial yang terjadi kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.

1.5.2.2 Iklan Layanan Masyarakat

Tetapi dengan perkembangannya di masa kini, maka iklan tidaklah semata-mata bersifat komersil. Jadi pengertian komersil atau non komersil dilihat dari ada tidaknya pembayaran terhadap ruang dan waktu, dalam hal ini juga iklan bertujuan memperkenalkan produk atau jasa tertentu. Sedangkan iklan non komersial merupakan iklan yang tidak memperkenalkan produk dan jasa tertentu

Pesan dalam suatu iklan yang disampaikan merupakan suatu stimulus/dorongan yang disampaikan pihak komunikator dengan harapan dapat mempengaruhi konsumen dalam bentuk respon/tanggapan yang diinginkan komunikator (Kottler. 1981:475).

Pengertian iklan layanan masyarakat menurut Astrid S.Susanto merupakan pengumuman tentang berbagai pelayanan masyarakat, tidak disebarluaskan melalui pembelian ruang dan waktu dan setiap kegiatan pelayanan masyarakat dilaksanakan oleh suatu kegiatan non profit / tidak mencari keuntungan (Susanto,1989:203). Bovee dan Arens membedakan iklan produk (komersil) dengan non komersil sebagai berikut:


(24)

Iklan Produk (Komersil)

• Menciptakan laju penjualan

• Meningkatkan kesetiaan pada suatu merek • Merubah kebiasaan pembeli

• Meningkatkan penggunaan barang • Mengkomunikasikan perihal produk • Memperbaiki image suatu barang

• Menginformasikan kepada publik mengenai produk baru • Mengingatkan orang untuk membeli kembali

Iklan Non Komersil

• Merangsang penelitian atas suatu informasi • Merubah kebiasaan aktifitas

• Mengurangi pemborosan sumber daya alam • Mengkomunikasikan kebijakan pemerintah • Memperbaiki sikap masyarakat

• Menginformasikan jalan keluar

Untuk itu iklan layanan masyarakat dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka komunikasi yang dirancang harus seefektif mungkin agar pesan mudah diterima oleh komunikan.

Komunikasi yang efektif menurut Ton Kurtapati (1981:20) adalah sebuah komunikasi efektif pertama-tama harus menarik perhatian komunikan. dan untuk dapat menarik perhatian itu tidaklah tergantung kepada bentuknya semata-mata akan tetapi juga kepada isinya, dalam hal ini iklan juga merupakan salah satu bentuk dari spesialisasi komunikasi dan merupakan suatu proses dimana terdapat unsur-unsur komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.

Dengan adanya iklan layanan masyarakat yang berhubungan dengan kanker serviks kiranya masyarakat terutama kalangan remaja akan meningkat kesadaran akan


(25)

bahaya kanker serviks. Dengan menginformasikan bahaya kanker serviks maka pengetahuan tentang kanker serviks dapat semakin meningkat dan masyarakat mampu mencegahnya sedini mungkin. Dengan pendekatan melalui iklan layanan masyarakat yang dibuat sederhana dan dimengerti masyarakat terutama kalangan mahasiswa yang menjadi responden diharapkan kesadaran akan kanker serviks semakin meningkat.

1.5.3 Kanker Serviks

Kanker Serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. kanker serviks disebabkan infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kandiloma akuminatum. hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu yang lama. Sebaliknya,kebanyakan infeksi infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. Resiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat bervariasi hingga sulit untuk dipahami (Azis,dkk,2006:442).

Menurut para ahli kanker, kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker. Tetapi biarpun demikian, di wilayah Australia barat saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker leher rahim setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini.


(26)

Layaknya semua kanker,kanker serviks atau kanker leher rahimterjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil resiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup dan juga pola makan agar terhindar dari penyakit yang banyak membunuh wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.

1.5.4 Kesadaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesadaran adalah suatu keadaan tahu, mengerti dan merasa. Dengan kata lain, kesadaran adalah suatu keadaan dimana individu mengadakan pemahaman terhadap apa yang ditangkapnya melalui panca indera yaitu mengenal, mengerti dan merasa tentang dirinya atau juga keadaan sekitarnya.

Menurut Hsu ( Koenjaraningrat, 1990:125), kesadaran adalah fikiran, perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka atau disadari oleh individu kepada sesamanya dalam lingkungannya yang berupa rasa senang, rasa puas, dan rasa benci dari pengetahuan yang dipahami oleh seseorang.

Dalam pengertian psikologi, kesadaran diawali dengan melihat terminologi istilah pribadi yang berarti sendiri atau mandiri. Maka didapatkan pengertian kesadaran


(27)

diri adalah manusia dimana dengan akal budi yang dimilikinya mengetahui apa yang dilakukan dan mengapa ia melakukannya. Tinjauan psikologi tentang kesadaran dikaji melalui suatu aliran yang dinamakan psikoanalisis yaitu aliran psikologi yang menekankan analisis struktur kejiwaan manusia yang relatif stabil dan menetap. Aliran ini dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939).

Menurut Antonius Atosokhi Gea dalam bukunya Relasi Dengan Diri Sendiri, mendefinisikan kesadaran sebagai pemahaman terhadap kekhasan fisik, kepribadian, watak dan tempramennya ; mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya dan punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya (Koenjaraningrat, 1990:127).

Dari pengertian diatas, maka kesadaran dapat diartikan sebagai pemahaman diri secara utuh mengenai jati diri yang memberikan ruang lingkup yang seluas-luasnya untuk bertindak dan berbuat sejalan dengan apa yang dikehendaki dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Menurut Magnis Suseno (Koenjaraningrat, 1990:128), ada hubungan yang erat antara kesadaran dan sikap moral, walaupun diakui bahwa keduanya tidak identik. Kesadaran juga sangat berhubungan dengan “semangat dan sikap batin” yang tetap dalam diri seseorang atau kelompok orang yang termuat didalamnya nilai-nilai moral. Kesadaran mengandaikan adanya suatu sikap “kehendak batin” sebagai sebuah tuntutan kodrat yang harus direalisasikan dalam rangka pengembangan pengetahuan.

Kesadaran merupakan bagian dari pengaruh kognitif yang ditimbulkan. Pada tahap ini seseorang dibuat menjadi mengerti atau tahu akan sesuatu hal, akan tetapi adanya kesadaran belum tentu ada tindakan, sebab sebelumnya harus didahului dengan adanya suatu pertimbangan yang disadari oleh perasaan emosi (efek efektif). Sesudah fase itu disertai dengan adanya sikap yang pasti maka timbul lah suatu tindakan (efek konatif).


(28)

Kesadaran adalah langkah awal dari terwujudnya maksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan oleh iklan bahaya kanker serviks. Peningkatan kesadaran berarti kesadaran dimana seseorang tidak hanya mengetahui masalah bahaya kanker serviks tetapi juga mewujudkan pengetahuan dengan berusaha melakukan pencegahan sedini mungkin. Dengan dibuatnya iklan bahaya kanker serviks kiranya dapat menggugah kesadaran para mahasiswa akan pentingnya mengantisipasi dan mereduksi peningkatan kanker serviks.

Menurut Hurlock (1998:73) dalam bukunya Psikologi Perkembangan ada tiga tahap kesadaran, yaitu:

1. Tahap Kesadaran Potensial

Keadaan dimana sesorang belum mempunyai kesadaran atau kesadarannya masih sangat minim.

2. Tahap Kesadaran Semu

Kesadaran dimana seseorang mengetahui persis dan memahami suatu masalah berdasarkan penemuan indera dan akalnya. Tetapi pengetahuan yang dimilikinya itu belum membentuk suatu niat atau keinginan untuk melaksanakan apa yang diketahuinya (sudah ada kesadaran dalam diri, tetapi belum diwujudkan).

3. Tahap Kesadaran Kritis

Dimana pemahaman dan pengetahuan seseorang tentang suatu masalah disertai adanya keinginan yang kuat untuk melaksanakan pemahaman tersebut. Jelasnya sudah ada tindakan atas kesadaran yang dimilikinya.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kesadaran dalam penelitian ini adalah memahami akan bahaya kanker serviks yang dapat terjadi pada setiap perempuan dan dapat dicegah sedini mungkin dengan melakukan tindakan berupa pap smear,


(29)

vaksinansi, dan lain-lain serta menghindari hal-hal yang dapat memicu kanker serviks.

1.5.5 Televisi sebagai Media Yang Digunakan Untuk Iklan

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata,yaitu "tele" yang berarti jauh dan "vision" yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy,1993:192). Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakin bahwa media cetak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya sementara media elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam gambaran sebuah "Perkampungan Global" (Fidler,2003:146).

Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan dengan media yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik, serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian khlayak lebih baik. Selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya.Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.

Menurut Effendy (2002:21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya


(30)

bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen.

Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas (Darwanto,2005:26). Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga, dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain.

1.5.6 Teori S-O-R

S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog seperti Parlov, Shiner dan hull. Teori ini dilandasi oleh suatu anggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stumulus tertentu. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan akan dapat berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya.

Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikolog yang kemudian menjadi teori komunikasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah ( Efendy,1993:254) :

1. Stimulus (S) : pesan 2. Organism (O) : komunikan 3. Response (R) : efek

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how”, bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap yang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis dan Kelly mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel yang


(31)

penting, yaitu : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan

Bagan 1. Teori S-O-R

Bagan diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya, komunikan mengerti, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Model ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, yakni tentang iklan bahaya kanker serviks dan peningkatan kesadaran di kalangan mahasiswa FISIP USU, dapat dirumuskan sebagai berikut:

Stimulus

Organism : - Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Response

Stimulus: Iklan Bahaya Kanker

Serviks

Organism : Mahasiswa FISIP USU


(32)

Gambar diatas menerangkan bahwa stimulus yang dimaksud adalah iklan bahaya kanker serviks. Sedangkan mahasiswa FISIP USU yang telah diberi rangsangan oleh iklan bahaya kanker serviks merupakan komunikan atau disebut juga dengan

organism. Peningkatan kesadaran merupakan efek atau response yang terjadi sebagai akibat iklan bahaya kanker serviks yang diperhatikan oleh komunikan.

1.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah ada dapat ditentukan pernyataan-pernyataan yang bersifat konseptual. Kerangka konsep merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena alami (Singarimbun, 1983:17).

Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebasa adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lainbahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi,2001:57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan layanan masyarakat "bahaya kanker serviks". 2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atupun muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 2001:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Respons:

Munculnya Peningkatan Kesadaran


(33)

peningkatan kesadaran.

1.7 Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dibuat suatu model teoritis sebagai berikut :

Bagan 2. Model Teoritis

Dari model teoritis diatas dapat diketahui hubungan antara variabel bebas (x) yaitu iklan bahaya kanker serviks terhadap variabel terikat (y) pada peningkatan kesadaran.

1.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu

VARIABEL BEBAS (X) Iklan Bahaya Kanker

Serviks

VARIABEL TERIKAT (Y) Peningkatan Kesadaran


(34)

Tabel 1.1. Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks

1. Figur Iklan 2. Durasi Iklan 3. Daya Tarik Pesan a. Isi Pesan

• merangsang peneliti atas suatu informasi

• merubah kebiasaan aktifitas

• mengurangi pemborosan sumber daya alam

• mengkomunikasikan kebijakan pemerintah

• memperbaiki sikap

masyarakat

• menginformasikan jalan keluar

b. Tata gambar c. Slogan

4. Fungsi Iklan : a. Fungsi Pemasaran

• Mengidentifikasi/menjelaskan perbedaan produk.

• Mengkomunikasikan informasi produk.

• Merangsang peningkatan

penggunaan produk. b. Fungsi Komunikasi

• Memberikan penerangan dan informasi suatu barang dan jasa.

• Memberikan pesan yang berbau pendidikan.

c. Fungsi Sosial 2. Variabel Terikat (Y)

Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU

1. Pengetahuan a. Perhatian

b. Minat untuk mengerti c. Mengerti / Paham 2. Niat 3. Pertimbangan 4. Tindakan Karakteristik Responden 1. Usia 2. Angkatan

3. Frekuensi menonton


(35)

Definisi Operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya ( Bulaeng, 2004:60). dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) tentang Iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks, terdiri dari:

1. Figur Iklan

Adalah artis / tokoh terkenal yang dipilih untuk berperan dalam iklan kanker serviks yang mewakili iklan layanan masyarakat tersebut.

2. Durasi Iklan adalah lama waktu yang digunakan dalam iklan kanker serviks. 3. Daya Tarik Pesan yaitu bagaimana iklan ini dikemas, mulai dari penyampaian isi

pesan sampai dengan cara penyajian isi pesan tersebut sehingga mampu menarik minat khalayak.

a. Isi pesan adalah makna yang tersirat atau kandungan pesan yang disampaikan dalam iklan kanker serviks dengan bahasa dan kata-kata/ kalimat yang mudah dimengerti sehingga memiliki kesamaan arti antara komunikator dengan komunikannya. Isi pesan terdiri dari :

• merangsang peneliti atas suatu informasi adanya keinginan peneliti untuk menggali lebih dalam lagi tentang kanker serviks tersebut.

• merubah kebiasaan aktifitas yaitu mengganti atau meninggalkan kebiasaan yang ada selama ini di masyarakat yang dapat terkena kanker serviks seperti seringnya mencuci vagina dengan antiseptik yang tidak dianjurkan oleh dokter, kebiasaan merokok, seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi, hubungan seksual pertama dilakukan pada


(36)

usia dini, berganti-ganti pasangan atau mitra seksual, kebiasaan makanan yang banyak mengandung lemak,penggunaan pil KB yang terlalu lama. • mengurangi pemborosan sumber daya alam yaitu dengan mengurangi

pemakaian zat-zat kimia yang memicu terinfeksinya kanker serviks.

• mengkomunikasikan kebijakan pemerintah yaitu menyampaikan pesan yang ada di dalam iklan kanker serviks kepada masyarakat.

• memperbaiki sikap masyarakat yaitu merubah perilaku masyarakat khususnya kalangan perempuan agar dapat mencegah kanker serviks.

• menginformasikan jalan keluar yaitu memberi petunjuk bagaimana cara mencegah dan mengobati kanker serviks.

b. Tata gambar adalah suatu bentuk penataan gambar dalam iklan kanker serviks yang dapat menarik minat khalayaknya.

c. Slogan adalah untaian bahasa atau kata-kata di dalam iklan kanker serviks yang mampu menarik minat komunikannya.

4. Fungsi Iklan yaitu manfaat yang dapat diambil dari suatu tayangan iklan. a. Fungsi Pemasaran

Dalam hal ini iklan berfungsi untuk:

• Mengidentifikasi atau membedakan iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks dengan iklan layanan masyarakat lainnya.

• Mengkomunikasikan informasi mengenai iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks.

• Merangsang penonton agar memiliki kedekatan dengan iklan layanan

masyarakat bahaya kanker serviks yang akhirnya berakibat pada peningkatan kesadaran pada bahaya kanker serviks.


(37)

Fungsi komunikasi dalam iklan meliputi:

• Memberikan penerangan dan informasi mengenai iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks yang lebih dahulu diketahui oleh satu pihak dan kepada pihak lain agar ikut mengetahuinya.

• Memberikan pesan yang berbau pendidikan tentang iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks yang mempunyai efek jangka panjang, mengedepankan suatu gagasan.

c. Fungsi Sosial

Iklan mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seuruh dunia. Misalnya iklan layanan masyarakat bahaya kanker serviks yang diharapkan penonton dapat mengerti dan meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker serviks.

2. Variabel Terikat (Y) tentang Peningkatan Kesadaran Mahasiswa FISIP USU terdiri dari:

1. Pengetahuan yang terdiri dari :

a. Perhatian (attention) adalah adanya perhatian responden saat menyaksikan iklan bahaya kanker serviks dari televisi swasta.

b. Minat untuk mengerti adalah suatu keadaan dimana responden mempunyai niat, kemauan / keinginan untuk mengerti bahaya kanker serviks.

c. Mengerti / Pemahaman yaitu pengetahuan yang timbul dalam diri responden tentang kanker serviks.

2. Niat adalah adanya keinginan yang timbul untuk melaksanakan pencegahan kanker serviks sedini mungkin.

3. Pertimbangan adalah perasaan emosi yang didahului sebelum adanya tindakan, dimana keadaan untuk melakukan tindakan atau tidak melakukan pencegahan


(38)

kanker serviks tersebut.

4. Tindakan adalah suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan ketertarikan terhadap pencegahan kanker serviks.

5. Karakteristik Responden terdiri dari : a. Usia yaitu tingkatan umur dari responden

b. Angkatan yaitu tahun dimana responden dinyatakan diterima sah sebagai mahasiswa USU. Seluruh responden terdiri dari angkatan tahun 2006, 2007,2008, dan 2009.

c. Frekuensi menonton, seberapa sering responden menonton iklan bahaya kanker serviks.

1.10 Hipotesis

Suatu hipotesa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Menurut Fred N. Kerlinger, hipotesa adalah pernyataan yang merupakan terkaanmengenai hubungan antara dua variabel atau lebih (Sumantri, 1990:13).

Hipotesa yang diajukan penulis dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara iklan layanan masyarakat "bahaya kanker serviks" terhadap peningkatan kesadaran di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Ha : Terdapat hubungan antara iklan layanan masyarakat "bahaya kanker serviks" terhadap peningkatan kesadaran di kalangan mahasiswa FISIP USU.


(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

II.1.2. Pengertian Komunikasi

Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan hidup secara berkelompok, dimana didalamnya manusia menjalin hubungan dengan sesamanya. Manusia mutlak membutuhkan sesamanya dan untuk menjalin hubungan dengan manusia lainnya dibutuhkanlah suatu komunikasi.

Theodore Herbert ( Arifin,1992:24) menyatakan komunikasi adalah sebuah proses yang didalamnya arti pengetahuan yang dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencari beberapa tujuan khusus. Dari definisi diatas menunjukkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain bisa menimbulkan media serta menimbulkan efek.

Pengertian komunikasi berasal dari perkataan Latin Communicatio. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang berarti sama; sama disini maksudnya adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh komunikan. Jika terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi yaitu komunikator dan komunikan itu, dengan kata lain komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi (Effendy,2004:9).

Menurut Carl I.Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa yang dijadikan objek ilmu


(40)

komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum ( public attitude) ysng dalam ehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang amat penting. Hal ini membuat Hovland mendefinisikan pengertian komunikasi secara khusus yaitu proses mengubah perilaku orang lain ( communication is the process to

modify the behaviour of other individuals) ( Effendy,2000:9,10).

II.1.2. Ruang Lingkup Komunukasi

Ruang lingkup komunikasi terdiri dari beberapa bagian ( Effendy,1990:6-9) sebagai berikut :

1. Komponen Komunikasi

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message)

c. Media (media)

d. Komunikan (communicant)

e. Efek (efect)

2. Proses Komunikasi a. Proses secara primer b. Proses secara sekunder 3. Bentuk Komunikasi

3.1. Komunikasi Persona (personal communication)

a. Komunikasi intra personal (intra personal communication)

b. Komunikasi antar personal (inter personal communication)

3.2. Komunikasi Kelompok

a) Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication)

a. Ceramah

b. Diskusi Panel (Panel Discussion)

c. Simposium d. Forum e. Seminar f. Kuliah

b) Komunikasi Kelompok Besar (large group communication / public speaking)

a. Komunikasi massa (mass communication)


(41)

c. Penerangan d. Radio

e. Public Relation

f. Televisi g. Advertising

h. Film

3.3. Komunikasi Medio (medio communication)

a. Surat b. Telepon c. Pamflet d. Poster e. Spanduk 4. Sifat Komunikasi

a. Tatap muka (face to face)

b. Bermedia (mediated)

c. Verbal (verbal)

 Lisan (oral)

 Tulisan/cetak (written/printed)

d. Non verbal (non verbal)

 Kial/isyarat badaniah (gestural)

 Bergambar (pictorial)

5. Metode Komunikasi

a. Jurnalistik (journalism)

 Jurnalistik cetak (printed journalism)

 Jurnalistik komunikasi (electronic journalism)

 Jurnalistik radio (radio journalism)

 Jurnalistik televisi (televise journalism)

b. Hubungan masyarakat (public relation)

c. Periklanan (advertising)

d. Pameran (exhibition)

e. Publisitas (publicity)

f. Propaganda (propagation)

g. Pegang urat syaraf (phsycology warfare)


(42)

6. Teknik Komunikasi

a. Komunikasi informative (informative communication) b. Komunikasi persuasif

c. Komunikasi intruktif/koersif d. Hubungan manusiawi

7. Tujuan Komunikasi

a. Perubahan sikap b. Perubahan pendapat c. Perubahan perilaku

Proses dari sebuah komunikasi terbagi ke dalam dua tahapan yaitu: a. Proses Komunikasi secara Primer

Dimana proes penyampaian pikiran atau gagasan seseorang pada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, sinyal, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan (Effendy,2000:11).

b. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunkator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sarananya berada ditempat relatif jauh atau jumlahnya relatif banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Hal ini disebabkan karena bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang tampak tidak dapat dipisahkan. Seolah-olah tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi (Effendy,2000:16).


(43)

II.2. Komunikasi Massa

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umumnya agar sukar untuk didefinisikan. Kemudian definisi yang kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya ; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita (Ardianto,2003:11).

Komunikasi massa adalah suatu studi yang mempelajari media massa, pesan-pesan yang dikirim, khalayak yang menjadi sasaran dan efek terhadap khalayak. Menurut Charles Wright (Effendy.2000:81), komunikasi massa memilki tiga sifat yaitu:

1. Menjangkau khalayak sasaran, yaitu masyarakat luas yang majemuk dan tidak dikenal.

2. Pesan-pesan serempak dikirim dan diterima khalayak yang saling berbeda karateristik pada waktu yang sama di tempat yang berbeda.

3. Komunikator berbentuk organisasi yang kompleks. Terdapat beberapa ciri-ciri dari komunikasi massa yaitu:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way communication), yaitu tidak dapat terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, misalnya seorang wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui bagaimana tanggapan pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkannya.

2. Komunikasi kepada komunikasi massa melembaga, dimana media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan suatu lembaga (institusi atau


(44)

organisasi). Sebagai contoh penyiar televisi atau wartwan surat kabar, dikatakan komunikator melembaga (istitusionalized communicator) atau (organized communicator) karena media yang mereka pergunakan adalah suatu lembaga dimana dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijaksanaan (policy) surat kabar atau stasiun televisi yang diwakilinya. Mereka tidak mempunyai kebebasan individual. Ungkapan kebebasan mengemukakan pendapat (freedom of expression) atau (freedom of opinion) merupakan kebebasan yang terbatas (restricted freedom).

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, dimana pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan untuk kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau sekelompok orang tertentu. Hal inilah yang membedakan media massa dengan media nir-massa, seperti surat kabar kampus, telepon, telegram, surat, radio telegrafi atau radio citizen band (semua ditujukan kepada sekelompok tertentu). 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, yaitu kemampuannya

untuk menimbulkan keserempakan (stimultanity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan yang disebarkan.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, dimana khalayaknya merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju dalam keberadaannya yang terpencar-pencar antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikannya juga berbeda dalam hal seperti : jenis kelamin, agama, pekerjaan, ideologi, usia, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup dan cita-cita (Liliweri.2001:300).


(45)

Komunikasi massa adalah suatu proses yang melibatkan peranan komunikator secara profesional melalui penggunaan teknologi pembagi pesan yang melampaui jarak dan mempengaruhi khalayak. Sedangkan fungsi komunikasi menurut Effendy (2000:55) adalah :

a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence)

II.2.2. Fungsi Komunukasi Massa

Lebih dalam lagi mengenai komunukasi massa yang diartikan sebagai kegiatan individu atau kelompok dalam proses tukar-menukar data, fakta dan ide; maka komunikasi massa juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

a. Informasi : kegiatan dalam pengumpulan, penyebaran berita, penyimpanan data, gambar, fakta, opini sehingga orang bisa mengerti dan mengetahui segala sesuatu di luar dirinya ataupun dalam lingkungannya sehingga dapat mengambil keputusan yang benar.

b. Sosialisasi : memungkinkan orang untuk bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat sehingga sadar akan fungsi dan peranan sosialnya dalam tatanan masyarakat tersebut.

c. Motivasi : mendorong orang untuk bertindak dan bersikap dalam mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar melalui media massa.

d. Bahan Diskusi : menyediakan fakta atau saling bertukar informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.


(46)

e. Pendidikan : membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas sehingga mendorong perkembangan intelektual seseorang yang sangat diperlukan dalam semua bidang kehidupan.

f. Memajukan Kebudayaan : media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataupun bahan-bahan cetakan. Hal ini berguna untuk pelestarian dan kemajuan kebudayaan masing-masing negara.

g. Hiburan : media massa menuangkan sifat estetikanya dalam bentuk lagu, lirik, bunyi maupun gambar dan bahasa, sehingga mampu membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

h. Integrasi : media massa memungkinkan individu atau kelompok untuk saling kenal dan menghargai kondisi dan pandangan serta keinginan orang lain. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.

II.2.3. Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi massa diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Efek Kognitif (Cognitive Effect)

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi jelas. Contoh pesan komunikasi yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan, dan lainnya (Effendy,2004:318).


(47)

Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dan dalam efek kognitif akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melelui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

b. Efek Afektif (Affective Effect)

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Dimana efek ini berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya meemberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, sedih, genbira, marah dan sebagainya (Effendy,2004:318) c. Efek Konatif (Behavioral Effect)

Efek konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya dan usaha, tekad yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan dan kebiasaan berperilaku. Karena berebentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung diatas maka efek konatif sering disebut juga sebagai efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan atau efek afektif (Effendy,2004:319).

II.3. Iklan dan Iklan Layanan Masyarakat 11.3.1. Definisi Iklan

Secara Etimologi iklan berasal dari bahasa latin yakni “ad-vere” yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Sedangkan kata advertensi dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris yakni “advertising” (Liliweri,1997:17).


(48)

Pesan yang disampaikan dalam sebuah iklan merupakan suatu stimulus atau dorongan yang disampaikan pihak komunikator dengan harapan dapat mempengaruhi konsumen dalam bentuk respon atau tanggapan yang diinginkan komunikator. Dengan demikian agar suatu iklan dapat menjangkau khalayaknya maka harus dipilih media yang tepat, dimana informasi yang disebarkan dapat ditopang oleh kualitas penayangannya.

Iklan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat sehingga hampir setiap perusahaan memanfaatkan iklan dalam memperkenalkan produk barang dan jasanya sekaligus mendorong masyarakat untuk memiliki atau membelinya, yang pada akhirnya memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan tersebut, dalam hal ini disebut iklan komersil.

Namun ada juga iklan yang tidak bersifat komersil dimana iklan ini bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat agar mau berpartisipasi, ataupun bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Iklan ini biasanya berupa pesan-pesan sosial yang penting dalam membangun masyarakat. Iklan seperti ini disebut dengan iklan layanan masyarakat.

II.3.2. Sejarah Iklan

Iklan telah dikenal dalam peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Sebelum ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg pada tahun 1450. pesan berantai ini berguna untuk membantu kelancaran jual beli secara barter. Iklan muncul sejak tahun 3200 SM di Mesir. Pada waktu itu orang Mesir telah menemukan teknik stensil yang masih sangat primitif. Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa iklan berawal dari zaman Romawi kuno di tahun 600 SM. Thales, seorang ahli ilmu politik, matematika dan astronomi yang mengadu nasib sebagai ahli nujum untuk meramal


(49)

terjadinya gerhana matahari. Ramalan ini kemudian diumumkan dan dikenal dengan istiah “Town Cries” yang berseru secara berulang-ulang ditengah keramaian. Town Cries ini juga digunakan oleh pedagang dan mereka mendapat upah untuk pekerjaan tersebut. Mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal iklan.

Sedangkan lebih maju dari peradaban lisan, manisia mulai menggunakan tulisan sebagai alat penyampaian pesan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya gambar dinding tentang rencana penyelenggaraan pesta pertarungan gladiator.

Untuk iklan yang dicetak lebih modern dibuat dalam bahasa Inggris yang terbit di London tahun 1477 dalam bentuk brosur. Iklan surat kabar dimuat pertama sekali pada tahun 1625 di London.

Sementara itu sejak sejarah iklan di Indonesia berawal saat Gubernur jendral Jan Pieyter Zoen menerbitkan surat kabar iklan yang disebut “memories des nouvelis” yang memuat keputusan sang Gubernur yang perlu diketahui masyarakat secara tepat dan luas. Kemudian pada tanggal 10 November 1983 dibentuklah Asosiasi Perusahaan Media Luar Ruang Indonesia (AMLI) yang menampung aspirasi sejumlah perusahaan yang menangani iklan outdoor (www.iklantv.com).

II.3.3. Tujuan Iklan

Hal yang paling mendasar dalam kegiatan periklanan adalah bagaimana mengkomunikasikan pesan-pesan dengan cara menarik perhatian khalayak dan mengubah serta mempengaruhi sikap mereka sesuai dengan keinginan. Menurut Rhenald Kasali (1995:61), aspek terpenting dalam manajemen adalah membentuk tujuan. Sebab tanpa tujuan yang baik tidaklah mungkin mampu untuk mengarahkan dan mengendalikan keputusan. Tantangan dalam kegiatan periklanan dewasa ini adalah membawa konsep manajemen efektif pada proses periklanan.


(50)

Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat dikatakan tujuan periklanan adalah untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan khalayak akan suatu produk ataupun gagasan-gagasan tertentu dan disesuaikan dengan teknik dan cara-cara tertentu pula.

II.3.4. Fungsi Iklan

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bisnis yang sifatnya non-personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi yang diemban media massa lainnya.

Definisi dan klasifikasi hanya memberikan sebuah bahasa umum untuk mengembangkan pemahaman tentang periklanan. Efek periklanan pada sebuah organisasi bisa jadi dramatic dan juga perlu dieksplorasi ( Lee & Johnson, 2007:10). 1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “ informasi”; ia mengomunikasikan

informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Ia memberi tahu konsumen tentang produk-produk baru.

2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif’; ia coba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.


(51)

II.3.5. Jenis-Jenis Iklan

Menurut Bittner dalam Liliweri (1997:31) secara umum iklan terdiri dari dua jenis,yaitu:

1. Iklan Standar

Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan

Memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan ini adalah untuk merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai. Iklan standar bersifat komersil atau profit.

2. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non-profit. Jadi iklan ini tidak mencapai keuntungan akibat penerangannya kepada khalayak. Iklan ini bertujuan memberikan info dan penerangan serta pendididkan kepada masyarakat dalam rangka mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.

Mendel dalam Jefkins (1996:48) membagi jenis-jenis iklan atas enam bagian besar yaitu :

1. Product Reputation Advertising : iklan yang bertujuan untuk mempromosikan pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan.

2. Coorporate Advertising

a. Patronage Advertising : iklan yang tidak mempromosikan kualitas suatu barang, melainkan lebih mengutamakan unsur-unsur pendukung di dalamnya.

b. Public Relation Advertising : iklan yang bertujuan untuk meningkatkan reputasi dan nama baik perusahaan.


(52)

c. Public Service Advertising : iklan yang bertujuan untuk mempromosikan isu-isu non kontraversial yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat.

3. Commercial Advertising

a. Consumer Advertising : iklan yang ditujukan untuk mempromosikan barang-barang konsumsi. Consumer Advertising terbagi atas National Advertising (iklan barang berskala nasional) dan Retail Advertising (iklan barang berskala lokal).

b. Business Advertising : iklan yang ditujukan untuk pengelolaan usaha. 4. Non Commercial Advertising : iklan tak berbayar berupa pemberitahuan kepada

khalayak umum dan menyangkut hajat hidup orang banyak.

5. Prinory Demand Advertising : iklan yang ditujukan untuk permintaan barang dan jasa yang cakupannya luas.

6. Selective Demand Advertising : iklan yang ditujukan untuk permintaan barang yang lebih spesifik.

II.3.6. Bentuk-Bentuk Iklan Televisi

Menurut Widjaja (1996:75) bentuk-bentuk iklan televisi sangat tergantung pada bentuk siarannya, apakah merupakan bagian dari suatu kongsi atau sindikat, jaringan lokal, kabel, atau bentuk lainnya. Ada beberapa bentuk iklan di televisi, antara lain :


(53)

a. Pensponsoran

Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak sponsor bersedia membiayai seluruh biaya produksi plus fee untuk televisi. Sponsor telah memberikan dampak yang kuat bagi para pemirsa, khususnya karena peranan pengiklan yang benar-benar menjaga mutu dan isi program serta siaran sponsornya.

b. Partisipasi

Bentuk iklan ini memiliki sedikit perbedaan dari bentuk iklan lainnya, namun akan dapt mengurangi beban biaya dan resiko. Melalui iklan sepanjang 15, 30, atau 60 detik, iklan dapat disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots). Baik untuk acara tetap maupun tidak tetap, pengiklan dapat membeli waktu yang tersedia. Pendekatan ini lebih fleksibel karena dapat memilih jangkauan pasar khalayak sasaran, jadwal dan anggaran.

c. Spot Announcements

bentuk ketiga dari siaran televisi adalah mengacu pada pengertian bahwa announcements iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara. Iklan spot 10, 20, 30, atau 60 detik dijual di stasiun-stasiun, baik untuk pengiklan local maupun nasional. Pengiklan lokal biasanya cenderung memanfaatkan bentuk iklan ini.


(54)

d. Public Service Announcements

Ini adalah bentuk iklan layanan masyarakat yang biasanya ditempatkan ditengah-tengah suatu acara. Iklan layanan masyarakat biasanya dimuat atas permintaan pemerintah ataupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas masyarakat terhadap suatu peristiwa atau masalah sosial. Dalam kondisi pasar yang memiliki banyak sekali pilihan, satu-satunya sumber informasi bagi konsumen adalah iklan. Namun, karena keterbatasan daya ingat manusia, maka sebuah iklan harus memuat pesan yang sederhana serta memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

II.3.7. Kelebihan dan Kelemahan Iklan

Periklanan memiliki beberapa kelebiha dan kelemahan, antara lain: a. Kelebihan Periklanan

1. Periklanan dapat mencapai sejumlah besar pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya rendah per penayangan.

2. Periklanan memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali, sedangkan calon pembeli dapat membandingkan pesan yang diterima dari beberapa pesaing.

3. Karena sifat publik dari periklanan, konsumen cenderung memandang produk yang diiklankan sebagai baku dan sah. Pembeli mengetahui bahwa produk yang diiklankan akan dipahami dan diterima oleh khalayak.

4. Perusahaan yang bersangkutan dapat mendramatisasi produknya lewat seni menggunakan gambar, cetakan, suara dan warna.

b. Kelemahan periklanan

1. Walaupun dapat menjangkau khalayak yang banyak dengan cepat, periklanan tidak menyertakan manusia dan tidak dapat membujuk seperti wiraniaga.


(55)

2. Pada umumnya periklanan hanya menyampaikan komunikasi satu arah dengan pemirsanya dan pemirsa tidak merasa harus memperhatikan dan memberi reaksi. Periklanan memerlukan biaya mahal. Walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan di surat kabar dan radio dilakukan dengan anggaran kecil, namun bentuk-bentuk iklan seperti iklan di televisi memerlukan anggaran yang besar (Kasali.1995:45).

II.4. Kanker Serviks

Kanker Serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. kanker serviks disebabkan infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau virus papiloma manusia

Kanker leher rahim merupakan jenis kanker paling banyak pengidapnya di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan Negara kedua di dunis setelah Cina yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Hampir semua (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi human papilloma virus adalah sesuatu yang sangat mudah terjadi (Astana,2009:29)

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrinning sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang (Azis,dkk,2006:442).


(56)

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.

Resiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat bervariasi hingga sulit untuk dipahami.

Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker serviks merupakan penyebab utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastis semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smir oleh Papinikolau. Namun, sayang hingga saat ini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi.

Registrasi kanker adalah upaya yang tepat untuk mengetahui insiden kanker serviks dan penggunaannya akhir-akhir ini semakin popular. Namun, di negara berkembang registrasi kanker ini tidak berjalan dengan baik, sehingga sulit mendapat data yang akurat mengenai kanker ini apalagi bila kita menginginkan data kasus prainvasif.

Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif dan dan sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemotrapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi itu. Namun, tentu saja terapi ini masih bersifat “simptomatis” karena belum menyentuh dasar penyebab kanker


(1)

10. Menurut anda, bagaimana penyajian Iklan Layanan masyarakat Bahaya Kanker Serviks dari segi fungsi iklan :

No. Segi Penilaian Tidak Menarik

Kurang

menarik Menarik

Sangat menarik

1

Fungsi Pelayanan publik : 1. Identifikasi pelayanan

publik

2. Mengkomunikasikan informasi layanan publik

2

Fungsi komunikasi : 1. Memberikan

penerangan suatu layanan publik 2. Memberikan pesan

yang berbau pendidikan 3 Fungsi Sosial

III. Variabel Tingkat Kesadaran Mahasisiwa FISIP USU akan Bahaya Kanker Serviks.

11. Apakah sebelumnya anda memiliki pengetahuan dasar tentang kanker serviks? 1. Tidak Mengetahui

2. Kurang Mengetahui 3. Mengetahui

4. Sangat Mengetahui

12. Setelah menonton Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks, apakah pengetahuan anda bertambah?

1. Tidak Bertambah 2. Kurang Bertambah 3. Bertambah

4. Sangat Bertambah

13. Apakah anda memberi perhatian pada saat Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks ditayangkan?

1. Tidak Perhatian 2. Kurang Perhatian 3. Perhatian

4. Sangat Perhatian

15

16

17

18

19

20

21

23 22


(2)

14. Apakah anda memiliki minat untuk mengerti isi pesan yang terkandung dalam iklan tersebut?

1. Tidak Berminat 2. Kurang Berminat 3. Berminat

4. Sangat Berminat

15. Apakah anda memiliki minat untuk mencari informasi yang lebih banyak dan lebih lanjut tentang Iklan Bahaya Kanker Serviks tersebut?

1. Tidak Berminat 2. Kurang Berminat 3. Berminat

4. Sangat Berminat

Kalau anda memiliki minat untuk mencari informasi yang lebih banyak, mengapa? ……… ……… 16. Dari manakah anda mendapat informasi tentang iklan bahaya kanker serviks

tersebut?

No. Informasi Tidak

Menarik

Kurang

Menarik Menarik

Sangat Menarik

1 Televisi

2 Media Cetak

3 Radio

4 Teman

17. Apakah anda memahami apa yang dimaksud oleh iklan tersebut secara keseluruhan? 1. Tidak Paham

2. Kurang Paham 3. Paham

4. Sangat Paham

18. Setelah menonton Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks, apakah anda memiliki niat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin?

1. Tidak Memiliki 2. Kurang Memiliki 3. Memiliki

4. Sangat Memiliki

Kalau anda memiliki niat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin, mengapa? 24

25

31 30

26

27

28


(3)

……… ……… ……… 19. Setelah menonton Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks, apakah anda

memiliki pertimbangan untuk melakukan pencegahan sedini mungkin? 1. Tidak Memiliki

2. Kurang Memiliki 3. Memiliki

4. Sangat Memiliki

20. Setelah menonton Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Kanker Serviks, apakah anda memiliki tindakan untuk melakukan pencegahan sedini mungkin?

1. Tidak Memiliki 2. Kurang Memiliki 3. Memiliki

4. Sangat Memiliki

Kalau anda memiliki tindakan, mengapa?

………. ……… 21. Menurut anda, faktor apa lagi yang perlu ditingkatkan dalam penyajian Iklan

Layanan Masyarakat bahaya Kanker Serviks agar dapat menyentuh dan menarik perhatian khalayak?

No. Faktor Setuju Tidak Kurang Setuju Setuju

Sangat Setuju 1 Mempergunakan kata-kata

umum dalam masyarakat 2 Isi pesan harus

sederhana, tema yang mudah dicerna, serta isi yang lebih detail.

3 Penyampaian pesan tidak bertele-tele dan bersifat menggurui

4 Perlu ditampilkan

tokoh-tokoh yang sudah terkenal

22. Saran apa yang dapat anda berikan untuk dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa akan bahaya kanker serviks melalui iklan layanan masyarakat tersebut?

23. Saran apa yang anda dapat berikan buat Televisi swasta dalam hal memperkenalkan bahaya kanker serviks kepada masyarakat dan mereduksi penularannya?

34

35

36

37 32


(4)

Nomor Iklan Bahaya Peningkatan

X2 Y2 XY

Responden

Kanker Serviks

(x) Kesadaran (y)

0 1 36 49 1296 2401 1764

0 2 38 49 1444 2401 1862

0 3 43 40 1849 1600 1720

0 4 50 50 2500 2500 2500

0 5 43 51 1849 2601 2193

0 6 45 51 2025 2601 2295

0 7 45 48 2025 2304 2160

0 8 41 50 1681 2500 2050

0 9 46 51 2116 2601 2346

1 0 42 44 1764 1936 1848

1 1 31 47 961 2209 1457

1 2 43 45 1849 2025 1935

1 3 46 55 2116 3025 2530

1 4 45 48 2025 2304 2160

1 5 42 47 1764 2209 1974

1 6 40 44 1600 1936 1760

1 7 46 56 2116 3136 2576

1 8 36 50 1296 2500 1800

1 9 42 46 1764 2116 1932

2 0 41 49 1681 2401 2009

2 1 38 47 1444 2209 1786

2 2 38 50 1444 2500 1900

2 3 48 51 2304 2601 2448

2 4 38 42 1444 1764 1596

2 5 41 44 1681 1936 1804

2 6 38 42 1444 1764 1596

2 7 43 59 1849 3481 2537

2 8 31 55 961 3025 1705

2 9 42 53 1764 2809 2226

3 0 50 51 2500 2601 2550

3 1 34 53 1156 2809 1802

3 2 38 54 1444 2916 2052

3 3 39 43 1521 1849 1677

3 4 43 46 1849 2116 1978

3 5 43 46 1849 2116 1978

3 6 29 41 841 1681 1189

3 7 45 49 2025 2401 2205

3 8 45 53 2025 2809 2385

3 9 47 50 2209 2500 2350

4 0 35 48 1225 2304 1680

4 1 40 47 1600 2209 1880

4 2 36 48 1296 2304 1728

4 3 42 47 1764 2209 1974

4 4 28 43 784 1849 1204

4 5 31 47 961 2209 1457

4 6 43 45 1849 2025 1935

4 7 43 41 1849 1681 1763

4 8 50 50 2500 2500 2500


(5)

5 0 45 52 2025 2704 2340

5 1 45 50 2025 2500 2250

5 2 41 52 1681 2704 2132

5 3 46 51 2116 2601 2346

5 4 42 44 1764 1936 1848

5 5 38 43 1444 1849 1634

5 6 41 45 1681 2025 1845

5 7 38 43 1444 1849 1634

5 8 41 50 1681 2500 2050

5 9 38 47 1444 2209 1786

6 0 38 51 1444 2601 1938

6 1 48 51 2304 2601 2448

6 2 29 41 841 1681 1189

6 3 45 49 2025 2401 2205

6 4 45 53 2025 2809 2385

6 5 47 49 2209 2401 2303

6 6 35 48 1225 2304 1680

6 7 36 49 1296 2401 1764

6 8 38 50 1444 2500 1900

6 9 42 51 1764 2601 2142

7 0 50 50 2500 2500 2500

7 1 43 50 1849 2500 2150

7 2 45 50 2025 2500 2250

7 3 45 48 2025 2304 2160

7 4 39 50 1521 2500 1950

7 5 46 52 2116 2704 2392

7 6 42 46 1764 2116 1932

7 7 31 48 961 2304 1488

7 8 43 44 1849 1936 1892

7 9 45 54 2025 2916 2430

8 0 45 48 2025 2304 2160

8 1 42 47 1764 2209 1974

8 2 40 43 1600 1849 1720

8 3 46 55 2116 3025 2530

8 4 38 47 1444 2209 1786

8 5 38 52 1444 2704 1976

8 6 48 51 2304 2601 2448

8 7 29 40 841 1600 1160

8 8 45 48 2025 2304 2160

8 9 45 53 2025 2809 2385

9 0 47 50 2209 2500 2350

9 1 35 48 1225 2304 1680

3747 4409 156691 214959 182241


(6)

B I O D A T A

Nama : HABIBAH HANUM SEMBIRING DEPARI

NIM : 080922063

Tempat/tanggal lahir : Kabanjahe, 20 April 1985 Anak : Ketiga dari 4 bersaudara

Alamat : Jl Gitar No. 25 P. Bulan Medan

1992 – 1998 SD ST Yoseph Tigabinanga RIWAYAT PENDIDIKAN

1998 – 2001 SLTPN 1 Tigabinanga 2001 – 2004 SMUN 1 Tigabinanga

2004 – 2007 Diploma III Politeknik LP3I Medan 2007 – 2010 Mahasiswa FISIP USU

• H. SOELAIMAN SEMBIRING DEPARI NAMA ORANG TUA

• NORMA KEMBAREN

• EF.DEBORAH SEMBIRING DEPARI NAMA SAUDARA

• HAGEL TETRA SEMBIRING DEPARI • ZULKIFLY SEMBIRING DEPARI