d. Public Service Announcements Ini adalah bentuk iklan layanan masyarakat yang biasanya ditempatkan
ditengah-tengah suatu acara. Iklan layanan masyarakat biasanya dimuat atas permintaan pemerintah ataupun LSM Lembaga Swadaya Masyarakat untuk
menggalang solidaritas masyarakat terhadap suatu peristiwa atau masalah sosial. Dalam kondisi pasar yang memiliki banyak sekali pilihan, satu-satunya sumber
informasi bagi konsumen adalah iklan. Namun, karena keterbatasan daya ingat manusia, maka sebuah iklan harus memuat pesan yang sederhana serta memiliki daya tarik
tersendiri bagi masyarakat.
II.3.7. Kelebihan dan Kelemahan Iklan
Periklanan memiliki beberapa kelebiha dan kelemahan, antara lain:
a. Kelebihan Periklanan
1. Periklanan dapat mencapai sejumlah besar pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya rendah per penayangan.
2. Periklanan memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali, sedangkan calon pembeli dapat membandingkan pesan yang diterima dari beberapa pesaing.
3. Karena sifat publik dari periklanan, konsumen cenderung memandang produk yang diiklankan sebagai baku dan sah. Pembeli mengetahui bahwa produk yang
diiklankan akan dipahami dan diterima oleh khalayak. 4. Perusahaan yang bersangkutan dapat mendramatisasi produknya lewat seni
menggunakan gambar, cetakan, suara dan warna.
b. Kelemahan periklanan
1. Walaupun dapat menjangkau khalayak yang banyak dengan cepat, periklanan tidak menyertakan manusia dan tidak dapat membujuk seperti wiraniaga.
Universitas Sumatera Utara
2. Pada umumnya periklanan hanya menyampaikan komunikasi satu arah dengan pemirsanya dan pemirsa tidak merasa harus memperhatikan dan memberi reaksi.
Periklanan memerlukan biaya mahal. Walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan di surat kabar dan radio dilakukan dengan anggaran kecil, namun bentuk-
bentuk iklan seperti iklan di televisi memerlukan anggaran yang besar Kasali.1995:45.
II.4. Kanker Serviks
Kanker Serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina
dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. kanker serviks disebabkan infeksi HPV Human Papilloma Virus atau virus
papiloma manusia Kanker leher rahim merupakan jenis kanker paling banyak pengidapnya di
Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan Negara kedua di dunis setelah Cina yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Hampir semua 99 kanker leher
rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus HPV. Infeksi human papilloma
virus adalah sesuatu yang sangat mudah terjadi Astana,2009:29
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrinning sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di
negara berkembang Azis,dkk,2006:442.
Universitas Sumatera Utara
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang. Resiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat
bervariasi hingga sulit untuk dipahami. Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah
kanker payudara. Sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia reproduktif. Hampir
80 kasus berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker serviks merupakan penyebab utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastis
semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smir oleh Papinikolau. Namun, sayang hingga saat ini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang,
hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi. Registrasi kanker adalah upaya yang tepat untuk mengetahui insiden kanker
serviks dan penggunaannya akhir-akhir ini semakin popular. Namun, di negara berkembang registrasi kanker ini tidak berjalan dengan baik, sehingga sulit mendapat
data yang akurat mengenai kanker ini apalagi bila kita menginginkan data kasus prainvasif.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif dan dan sekaligus
prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemotrapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi itu. Namun, tentu saja
terapi ini masih bersifat “simptomatis” karena belum menyentuh dasar penyebab kanker
Universitas Sumatera Utara
yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar seperti vaksinasi atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian. Penelitian vaksinasi HPV tipe 16 dan 18 saat
ini telah memasuki fase III. Nantinya vaksinasi ini diharapkan bukan hanya sebagai upaya pencegahan, melainkan juga sebagai upaya terapi Azis,dkk,2006:443.
Saat ini pilihan terapi sangat bergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran.
Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal
disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.
II.4.1. Peranan HPV
Virus HPV termasik famili papovavirus suatu virus DNA. Virus ini menginfeksi membrane basalis pada daerah metaplasia dan zona transformasi serviks. Setelah
menginfeksi sel epitel serviks sebagai upaya untuk berkembang biak, virus iniakan meninggalkan sekuensi genomnya pada sel inang. Genom HPV berupa episomal
bentuk ingkaran dan tidak terintegrasi dengan DNA inang dijumpai pada CIN dan berinegrasi dengan DNA inang pada kanker invasive. Pada percobaan invitro HPV
terbukti mampu mengubah sel menjadi immortal. Dewasa infeksi HPV cenderung terus meningkat dan terus dilakukan usaha-
usaha untuk mengidentifikasi tipe virus ini. Dari hasil pemeriksaan sekuensi DNA yang berbeda hingga saat ini dikenal lebih dari 200 tipe HPV. Kebanyakan infeksi HPV
bersifat jinak. Tiga puluh diantaranya ditularkan melelui hubungan seksual dengan masing-masing kemampuan mengubah sel epitel serviks. Tipe resiko rendah seperti
tipe 6 dan 11 berhubungan dengan kandiloma dan displasia ringan. Sebaliknya, tipe
Universitas Sumatera Utara
resiko tinggi seperti tpe 16, 18, 31, 33, dan 35 berhubungan dengan displasia sedang sampai karsinoma insitu.
Hubungan antara infeksi HPV dengan kanker serviks pertama kali dicetuskan oleh Harold zur Hassen pada tahun 1980. Hubungan antara infeksi HPV dan kanker
serviks tampaknya jauh lebih kuat jika disbanding dengan merokok dan kanker paru- paru.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung. Pemakaian kondom tidak cukup aman untuk mencegah penyebaran virus ini karena kondom hanya menutupi sebagian organ
genital saja sementara labia, skrotum, dan daerah anal tidak terlindungi. Tipe virus resiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan ptrotein E
6
dan E
7
yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb epitel serviks. p53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan
siklus sel. Dengan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya. Ikatan
E
6
dan E
7
serta adanya mutasi DNA merupakan dasar utama terjadinya kanker Azis,dkk,2006:444.
II.4.2. Gejala dan Tanda Kanker Serviks
Perlu dimasyarakatkan upaya pengenalan kasus secara dini melelui program skrining. Tingkat keberhasilan pengobatan sangat baik pada stadium dini dan hampir
tidak terobati bila rumor telah menyebar sampai dinding panggul atau organ disekitarnya seperti rectum dan kandung kemih. Pemeriksaan pap smir bertujuan untuk
mengenali adanya perubahan awal sel epitel serviks hingga dapat dilakukan tindakan pencegahn terjadinya kanker invasivf. Pap smir ini menjadikankanker serviks sebagai
suatu penyakit yang dapat dicegah.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana lazimnya pencegahan terhadap sesuatu jenis penyakit, perlu diwaspadai adanya faktor resiko dan ketersediaan sarana diagnostik serta
penatalaksanaan kasus sedini mungkin. Lesi kanker serviks yang sangat dini ini dikenal sebagai servikal intraepithelial neoplasia Cervical Intraepithelial Neoplasia = CIN
yang ditandai dengan adanya perubahan displastik epitel serviks. Kecepatan pertumbuhan kanker ini tidak sama dari satu kasus lainnya.
Sayangnya bagaimana mekanisme keadaan ini dapat terjadi belum dapat dijelaskan. Namun, pada penyakitnya uang pertumbuhannya sangat lambat bila diabaikan sampai
lama juga tidak mungkin terobati. Sebaliknya, tumor yang tumbuh dengan cepat bila dikenali secara dini hasil pengobatannya lebih baik. Semakin dini penyakit dapat
dikenali dan dilakukan terapi yang adekuat, semakin memberi hasil terapi yang sempurna.
Walaupun tela terjadi invasi sel tumor ke dalam stroma, kanker serviks masih mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda dini kanker serviks tidak spesifik seperti
adanya sekret vagina yang agak banyak dan kadang-kadang dengan bercak perdarahan. Umumnya tanda yang sangat minimal ini sering diabaikan oleh penderita.
Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang, atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Dengan makin
tumbuhnya penyakit tanda semakin jelas. Perdarahan menjadi semakin banyak, lebih sering, dan berlangsung lebih lama. Namun, terkadang keadaan ini diartikan penderita
sebagai perdarahan haid yang sering dan banyak. Juga dapat dijumpai sekret vagina yang berbau terutama dengan masa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena
pertumbuhan tumor yang cepat tidak diimbangi pertumbuhan pembuluh darah angiogenesis agar dapat mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan
bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan non spesifik.
Universitas Sumatera Utara
Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar keluar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat dijumpai tanda lain seperti nyeri yang
menjalar ke pinggul atau kaki. Hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul, atau nervus skiatik. Beberapa pennderita mengeluhkan nyeri berkemih, hematuria,
perdarahan rectum sampai sulit berkemih dan buang air besar. Penyebaran ke kelenjar getah bening tungkai bawah dapat menimbulkan oedema tungkai bawah, atau terjadi
uremia bila teah terjadi penyubatan kedua ureter Azis dkk,2006:445.
Universitas Sumatera Utara
11.4.3. Stadium
Setelah diagnosis kanker serviks ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi, dilanjutkan dengan penentuan stadium.
Stadium kanker serviks ditentukan melalui pemeriksaan klinik dan sebaiknya pemeriksaan dilakukan dibawah pengaruh anesthesia umum. Stadium tidak dipengaruhi
adanya penyebaran penyakit yang ditemui setelah tindakan bedah atau setelah diberi tindakan terapi. Penentuan stadium ini harus mempunyai hubungan dengan kondisi
klinis, didukung oleh bukti-bukti klinis , dan sederhana. Penentuan stadium kanker serviks menurut FIGO masih berdasarkan pada
pemeriksaan klinis praoperatif ditambah dengan foto toraks serta sistoskopi dan rektoskopi. Penggunaan alat Bantu diagnostic seperti CT scan, MRI, ataupun PET tidak
dijadikan standar karena sebagian kasus berada di Negara berkembang dengan fasilitas peralatan kesehatan yang masih minim. Sekali stadium ditetapkan tidak boleh berubah
lagi walau apapun hasil akhir terapi yang diberikan. Temuan dengan pemeriksaan CT scan, MRI, atau PET tidak mengubah stadium,
tetapi dapat digunakan sebagai informasi untuk rencana terapi yang akan dilakukan. Kecurigaan adanya anak sebar ke kelenjar getah bening pelvis atau para aorta
adenopati jangan dilanjutkan dengan biopsi kelenjar karena terlalu berbahaya. Stadium Ia yang hanya dapat diketahui dari pemeriksaan mikroskopik, ke dalam
invasi sel tumor ke stroma dikur dari membran basalis atau permukaan kelenjar dari mana tumor ini berasal. Adanya invasi sel tumor ke dalam pembuluh darah atau limfe
tidak mempengaruhi stadium. Stadim kanker serviks menurut FIGO 2000 Aziz dkk,2006:447
Stadium 0 : karsinoma insitu, karsinoma epithelial.
Universitas Sumatera Utara
Stadium I : karsinoma masih terbatas di serviks penyebaran ke korpus
uteri diabaikan. Stadium Ia
: invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung walau
dengan invasi yang sangat superfisial dikelompokkan sebagai stadium Ib. Kedalaman invasi ke stroma tidak lebih dari 5 mm
dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7 mm. Stadium Ia1
: invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ia2 : invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm tapi
kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm. Stadium Ib
: lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari Ia. Stadium Ib1
: besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm. Stadium Ib2
: besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm. Stadium II
: telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 13 bawah atau Infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium Iia : telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium.
Stadium Iib : infitrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding
panggul. Stadium III
: telah melibatkan 13 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis atau
gangguan fungsi ginjal dimasukkan ke dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa : keterlibatan 13 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum
Mencapai dinding panggul.
Universitas Sumatera Utara
Stadium IIIb : perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis
atau gangguan fungsi ginjal. Stadium IV
: perluasan ke luar organ reproduktif. Stadium Iva
: keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum. Stadium Ivb
: metastase jauh atau keluar dari rongga panggul.
II.4.4. Diagnosis Kanker Serviks
Diagnosis kanker serviks diperoleh melalui pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi. Pada dasarnya dijumpai lesi seperti kanker secara kasat mata harus dilakukan
biopsi walau hasil pemeriksaan pap smir masih dalam batas normal. Sementara itu, biopsi lesi yang tidak kasat mata dilakukan dengan bantuan kolposkopi.
Kecurigaan adanya lesi yang tidak kasat mata didasarkan dari hasil pemeriksaan sitologi serviks pap smir. Diagnosis kanker serviks hanya berdasarkan pada hasil
pemerikasaan histopatologi jaringan biopsi. Hasil pemeriksaan sitologi tidak boleh digunakan sebagai dasar penetapan diagnosis.
Biopsi dapat dilakukan secara langsung tanpa bantuan anesthesia dan dapat dilakukan secara rawat jalan. Perdarahan yang terjadi dapat diatasi dengan penekanan atau
meninggalkan tampon vagina. Lokasi biopsi sebaiknya dapat diambil dari jaringan yang masih sehat dan hindari biopsi jaringan nekrosis pada lesi besar. Bila hasil biopsi
dicurigai adanya mikroinvasi, dilanjutkan dengan konisasi. Konisasi dapat dilakukan dengan pisau cold knife atau dengan elektrokauter Aziz dkk,2006:447-448.
II.4.5. Terapi Kanker Serviks
Setelah diagnosis kanker serviks ditegakkan, harus ditentukan terapi apa yang tepat untuk setiap kasus. Secara umum jenis terapi yang dapat diberikan bergantung
Universitas Sumatera Utara
pada usia dan keadaan umum penderita, luasnya penyebaran, dan komplikasi lain yang menyertai. Untuk ini, diperlukan pemeriksaan fisik yang seksama. Juga diperlukan kerja
sama yang baik antara ginekologi onkologi dengan radio terapi dan patologi anatomi. Pada umumnya kasus stadium lanjut stadium IIb, III, dan IV dipilih
pengobatan radiasi yang diberikan secara intrakaviter dan eksternal, sedangkan stadium awal dapat diobati melalui pembedahan atau radiasi.
Terapi tunggal apakah berupa radiasi atau operasi merupakan pilihan bila kanker serviks dapat didiagnosis dalam stadium dini. Namun, sayang tidak sedikit penderita
kanker serviks dating berobat setelah stadium lanjut dimasa terapi yang efektif menjadi persoalan.
Pada dasarnya untuk stadium lanjut IIb, III dan IV diobati dengan kombinasi radiasi eksterna dan intrakaviter brakhiterapi. Kombinasi radiasi ini untuk
mendapatkan dosis cukup pada titik A. berbagai perangkat radiasi dapat digunakan untuk menghasilkan kekuatan radiasi sesuai dengan kebutuhan. Teknologi radiasi
eksterna dimulai tahun 1954 dengan ditemukannya alat radiasi Cobalt 60 yang sudah memberikan energi 1 cm dibawah kulit. Akhir-akhir ini lebih disenangi linear accelator
yang menghasilkan energi foto dan mulai memberi energi 3-4 cm di bawah kulit. Kombinasi pemberian sisplatin mingguan bersamaan dengan radiasi
memberikan respons yang cukup baik. Akan tetapi, bila terjadi kekambuhan baik local maupun jauh, setelah terapi kemoradiasi ini biasanya usaha pengobatan lain sering
gagal. Banyak penelitian tentang pemberian kemotrapi baik tunggal maupun kombinasi
untuk mengobati penderita kanker serviks stadium lanjut atau kasus berulang yang tidak mungkin dilakukan tetapi operatif atau radiasi. Kombinasi antara bleomisin, sisplatin,
dan ifosfamid tampaknya memberi respons yang lebih baik, tetapi efek samping pada
Universitas Sumatera Utara
sistem syaraf pusat cukup mengganggu. Klinik Mayo melaporkan pemberian kombinasi kemotrapi metotreksat – visblatin – doksorubisin dan sisplatin memberikan hasil hasil
yang lebih baik dengan efek samping yang lebih ringan. Harapan hidup penderita akan menjadi lebih baik bila setelah pemberian
neoajuvan kemoterapi ini dapat dilanjutkan dengan operasi radikal. Evaluasi respon kemoterapi neoajuvan ini dengan bantuan MRI karena MRI dapat membedakan antara
gambaran jaringan fibrosis dan jaringan tumor. Akhir-akhir ini ada kecenderungan pembedahan kanker ginekologik menjadi
kurang agresif dengan tujuan mengurangi kecacatan dan mempertahankan fungsi organ genital. Kanker serviks stadium Ia1 cukup hanya konisasi, sedangkan untuk stadium
lainnya fungsi reproduksi terpaksa dikorbankan. Pada tahun 1994 D’Argent memperkenalkan teknik operasi radikal kanker
serviks stadium dini dengan mempertahankan uterus. Operasi radikal ini dikenal sebagai trakhelektomi radikal, dilakukan pada penderita kanker serviks stadium dini yang masih
ingin hamil. Pada saat trakhelektomi radikal dilakukan melalui vagina dan limpadenektomi dengan bantuan laparoskop. Trakhelektomi ini dapat juga dilakukan
melalui abdominal dengan cara dan peralatan yang sama seperti operasi histerektomi radikal biasa. Bahkan, pendekatan perabdominal terasa lebih sederhana karena operator
tidak perlu mendapatkan pelatihan khusus disamping jaringan parametrium yang diambil lebih banyak. Serviks dipotong setinggi orifisium uteri internum. Radikal
trakhelektomi ini diindikasikan untuk stadium Ia
2
dan Ib
1
IIa dengan lesi kurang 2 cm dan tidak ada anak sebar pada kelenjar getah bening pelvis Azis,dkk,2006:448-449.
II.5. Kesadaran
Universitas Sumatera Utara
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat kepada keadaan yang sebenarnya, keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali
dari pingsannya, siuman, bangun dari tidur ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan
tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang
diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan.
Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan jawaban untuk
eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang lain. Begitupula, tentang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang
membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap
realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup yang sadar dengan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri
sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sebagai entitas yang terpisah serta memiliki kesadaran akan jangka hidup
yang pendek, akan fakta ia dilahirkan diluar kemauannya dan akan mati diluar keinginannya. Kesadaran manusia ia akan mati mendahului orang-orang yang
disayanginya, atau sebaliknya bahwa yang ia cintai akan mendahuluimya , kesadaran akan kesendirian, keterpisahan, akan kelelamahan dalam menghadapi kekuatan alam
dan masyarakat. Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia.
Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio
Universitas Sumatera Utara
ada-begitu-saja atau berhadapan dengannya. Situasi dimana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi ada-bagi-dirinya. Bahwa kesadaran saya akan sesuatu
juga menyatakan adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan
sesuatu yang saya sadari ada jarak antara saya dengan objek yang saya lihat.
Kesadaran sebagai keadaan sadar, bukan merupakan keadaan yang pasif melainkan suatu proses aktif yang terdiri dari dua hal hakiki; diferensiasi dan integrasi.
Meskipun secara kronologis perkembangan kesadaran manusia berlangsung pada tiga tahap; sensansi pengindraan, perrseptual pemahaman, dan konseptual pengertian.
Secara epistemology dasar dari segala pengetahuan manusia tahap perseptual. Sensasi tidak begitu saja disimpan di dalam ingatan manusia, dan manusia tidak mengalami
sensasi murni yang terisolasi. Sejauh yang dapat diketahui pengalaman indrawi seorang bayi merupakan kekacauan yang tidak terdeferensiasikan
http:id.wikipedia.org .
Kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan
interaksi kita dengan orang lain.
Manfaat kesadaran diri :
a. Memahami diri dalam relasi dengan orang lain b. Menyusun tujuan hidup dan karir
c. Membangun relasi dengan ora d.
Memahami nilai-nilai keberagaman e. Memimpin orang lain secara efektif
f. Meningkatkan produktivitas
Universitas Sumatera Utara
g. Meningkatkan kontribusi pada perusahaan, masyarakat dan keluarga
http:rhytem82.multiply.com .
Kesadaran diri perlu ditingkatkan karena : 1. Musuh Terbesar Kita Adalah Diri Sendiri
Banyak hal yang dapat membuat kita lengah dan kurang waspada. Terjebak dalam rutinitas, berada di zona nyaman atau sikap yang terlalu bergantung pada orang lain. Hal
itu membuat kita tidak siap menghadapi situasi darurat atau perubahan yang mendadak. Sebaliknya, sikap ambisi tak terkendali juga bisa membuat lupa diri dan berakibat fatal.
2. Situasi Di Sekitar Kita Berubah Setiap Saat Kehidupan kita bagaikan orbit alam semesta. Ketika bumi berputar pada porosnya, ia
juga beredar mengelilingi matahari. Hidup kita berubah, situasi di sekitar juga berubah. Hidup adalah perubahan dan hidup adalah perjuangan. Perubahan selalu membawa
dinamika dan perjuangan selalu membutuhkan kewaspadaan. Perubahan bisa menjadi sebuah kemajuan, jika diwaspadai dan disikapi dengan positif. Tapi perubahan akan
menjadi musuh dan penghambat bagi kita yang tidak pernah mengantisipasi dan mewaspadainya.
3. Kesadaran Diri Membangun Rasa Tanggung Jawab Kesadaran diri berarti mengetahui dengan tepat apa yang sedang kita alami. Kesadaran
diri menimbulkan respons dan sikap antisipasi. Sehingga kita mempersiapkan diri dengan baik menghadapi situasi yang sedang dan yang akan terjadi. Kesadaran diri
secara positif membangun sikap tanggung jawab dalam diri kita. Hanya seorang yang bersedia mengambil tanggung jawablah yang mampu memenangkan peperangan.
Universitas Sumatera Utara
Cara meningkatkan kesadaran diri : 1. Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi.
2. Melatih kepekaan untuk memahami situasi. 3. Belajar berkonsentrasi dan bersikap fokus.
4. Selalu mengevaluasi diri dan kondisi di sekitar kita. 5. Memiliki nilai-nilai pribadi sebagai tolak ukur kehidupan
http:catur.dosen.akprind.ac.id .
II.6. Televisi Sebagai Media Yang Digunakan Untuk Iklan