Gejala dan Tanda Kanker Serviks

resiko tinggi seperti tpe 16, 18, 31, 33, dan 35 berhubungan dengan displasia sedang sampai karsinoma insitu. Hubungan antara infeksi HPV dengan kanker serviks pertama kali dicetuskan oleh Harold zur Hassen pada tahun 1980. Hubungan antara infeksi HPV dan kanker serviks tampaknya jauh lebih kuat jika disbanding dengan merokok dan kanker paru- paru. Infeksi terjadi melalui kontak langsung. Pemakaian kondom tidak cukup aman untuk mencegah penyebaran virus ini karena kondom hanya menutupi sebagian organ genital saja sementara labia, skrotum, dan daerah anal tidak terlindungi. Tipe virus resiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan ptrotein E 6 dan E 7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb epitel serviks. p53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan siklus sel. Dengan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya. Ikatan E 6 dan E 7 serta adanya mutasi DNA merupakan dasar utama terjadinya kanker Azis,dkk,2006:444.

II.4.2. Gejala dan Tanda Kanker Serviks

Perlu dimasyarakatkan upaya pengenalan kasus secara dini melelui program skrining. Tingkat keberhasilan pengobatan sangat baik pada stadium dini dan hampir tidak terobati bila rumor telah menyebar sampai dinding panggul atau organ disekitarnya seperti rectum dan kandung kemih. Pemeriksaan pap smir bertujuan untuk mengenali adanya perubahan awal sel epitel serviks hingga dapat dilakukan tindakan pencegahn terjadinya kanker invasivf. Pap smir ini menjadikankanker serviks sebagai suatu penyakit yang dapat dicegah. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana lazimnya pencegahan terhadap sesuatu jenis penyakit, perlu diwaspadai adanya faktor resiko dan ketersediaan sarana diagnostik serta penatalaksanaan kasus sedini mungkin. Lesi kanker serviks yang sangat dini ini dikenal sebagai servikal intraepithelial neoplasia Cervical Intraepithelial Neoplasia = CIN yang ditandai dengan adanya perubahan displastik epitel serviks. Kecepatan pertumbuhan kanker ini tidak sama dari satu kasus lainnya. Sayangnya bagaimana mekanisme keadaan ini dapat terjadi belum dapat dijelaskan. Namun, pada penyakitnya uang pertumbuhannya sangat lambat bila diabaikan sampai lama juga tidak mungkin terobati. Sebaliknya, tumor yang tumbuh dengan cepat bila dikenali secara dini hasil pengobatannya lebih baik. Semakin dini penyakit dapat dikenali dan dilakukan terapi yang adekuat, semakin memberi hasil terapi yang sempurna. Walaupun tela terjadi invasi sel tumor ke dalam stroma, kanker serviks masih mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda dini kanker serviks tidak spesifik seperti adanya sekret vagina yang agak banyak dan kadang-kadang dengan bercak perdarahan. Umumnya tanda yang sangat minimal ini sering diabaikan oleh penderita. Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang, atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Dengan makin tumbuhnya penyakit tanda semakin jelas. Perdarahan menjadi semakin banyak, lebih sering, dan berlangsung lebih lama. Namun, terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai perdarahan haid yang sering dan banyak. Juga dapat dijumpai sekret vagina yang berbau terutama dengan masa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena pertumbuhan tumor yang cepat tidak diimbangi pertumbuhan pembuluh darah angiogenesis agar dapat mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan non spesifik. Universitas Sumatera Utara Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar keluar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat dijumpai tanda lain seperti nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki. Hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul, atau nervus skiatik. Beberapa pennderita mengeluhkan nyeri berkemih, hematuria, perdarahan rectum sampai sulit berkemih dan buang air besar. Penyebaran ke kelenjar getah bening tungkai bawah dapat menimbulkan oedema tungkai bawah, atau terjadi uremia bila teah terjadi penyubatan kedua ureter Azis dkk,2006:445. Universitas Sumatera Utara

11.4.3. Stadium