39
mereka lebih banyak digunakan untuk mengintegrasikan berbagai konsep yang terdapat dalam materi.
3. Menimbulkan motivasi belajar siswa karena adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas
4. Hubungan lebih positif, hal ini mencakup hubungan akademik secara perseorangan atau kelompok, menghormati perbedaan dan pandangan
antar siswa. Dengan saling mendengarkan pendapat, maka akan dapat meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan bersosialisasi serta
kemampuan mengatasi kesulitan. Sedangkan menurut Wina Sanjaya keuntungan atau keunggulan
pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran adalah : 1. Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
menggantungkan diri pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber,dan belajar dari siswa yang lain. 2. Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3. Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
dapat menerima segala perbedaan. 4. Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan
setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 5. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
40
interpersonal yang positif. mengembangkan keterampilan me-manage waktu,dan sikap positif terhadap sekolah.
6. Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktek memecahkan masalah tanpa rasa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang
dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. 7. Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan
siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.
21
Di dalam bukunya yang berjudul ‖ Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif‖ Trianto, M.Pd. mengatakan, bahwa ada enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Secara lengkap fase-fase
dalam pembelajaran seperti ini dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini
22
:
Tabel 2 Fase
Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar. Fase 2
Menyajikan atau menyampaikan Guru menyajikan informasi kepada
siswa baik
dengan jalan
mendemonstrasikan peragaan atau
21
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2006, Cet. Ke 1, Hal. 249
– 250.
22
Trianto, M.pd. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta, Kencana-2010. Cet.2. Hal.70-71
41
informasi lewat bahan bacaan teks.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan transisiperubahan secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar Guru
membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5 Mengevaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan
atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari
cara-cara untuk
menghargai, baik dari upaya maupun dari hasil belajar individu dan
kelompok
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Sebagai metode pembelajaran tentunya pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa ahli dalam Depdiknas
menegaskan dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Lebih meningkatkan pencerahan waktu untuk tugas;
42
2. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan siswa Student Center;
3. Mendidik siswa untuk lebih bersosialisasi dengan orang lain; 4. Memperbaiki kehadiran;
5. Motivasi belajar tinggi; 6. Hasil belajar lebih tinggi:
Sedangkan kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Suarjana adalah :
1. Bagi guru a. Sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi prestasi akademik b. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi siswa cukup banyak sehingga
siswa melewati waktu yang sudah ditetapkan bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat terealisasikan sesuai dengan
kurikulum apabila ada guru yang belum berpengalaman 2. Bagi Siswa
Siswa yang mempunyai kemampuan tinggi belum terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada temannya yang membutuhkan bantuan.
Selain itu semua, pembelajaran kooperatif juga membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas dan membutuhkan perabot
yang bisa dipindahkan. Menurut Noornia terdapat banyak model pembelajaran kooperatif
yang berhasil dikembangkan peneliti-peneliti pendidikan dan telah diterapkan pada beragam pembelajaran diantaranya adalah:
43
1. STAD Student Teams-Achievement Divisions merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja sama
kelompok dan tanggung jawab kelompok untuk mencapai ketuntasan belajar dengan melibatkan peran tutor sebaya.
2. JIGSAW merupakan pembelajaran kooperatif yang anggota kelompoknya diberi tugas berbeda satu dengan yang lainnya
dari sebuah tema yang dibahas, kemudian tes diberikan secara menyeluruh agar semua kelompok mengetahui semua pokok
bahasan. 3. Teams Games Turnament TGT merupakan bentuk
pembelajaran kooperatif dimana setelah siswa belajar secara individual, untuk selanjutnya dalam kelompok masing-masing
anggota kelompok mengadakan turnamen atau lomba dengan anggota
kelompok lainnya
sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
4. Investigation Group IG merupakan suatu pembelajaran kooperatif
dimana semua
anggotanya dituntut
untuk merencanakan apa yang diteliti dan bersama-sama kelompok
membuat rencana pemecahannya. Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa terdapat bermacam-
macam model pembelajaran kooperatif. Retno Dwi Suyanti menyatakan, walaupun metode pembelajaran kooperatif berbeda-beda, tetapi semua
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif learning pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pembelajaran secara tim, karena tim adalah merupakan tempat untuk mencapai tujuan dalam kelompok secara kooperatif. Tim juga harus
mampu membuat siswa mencapai tujuan belajar.
44
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif yang menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif harus
dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan termasuk segala ketentuan- ketentuan yang sudah disepakati bersama.
3. Kemauan untuk bekerjasama dalam rangka mencapai keberhasilan secara kelompok.
4. Keterampilan bekerjasama yang kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mendorong siswa agar
mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
23
6. Tahapan-tahapan atau Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model TGT
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Kahfi disusun dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detail
kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan pembelajaran menggambarkan hal-hal yang perlu dipersiapkan dan rencana kegiatan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT secara rinci akan diuraikan di bawah ini:
A. Pra kegiatan pembelajaran TGT: 1. Persiapan
a. Materi Materi dalam pembelajaran kooperatif model TGT dirancang
sedemikian rupa untuk pembelajaran berkelompok, oleh karena itu, guru harus mempersiapkan work sheet yaitu materi yang
23
Suyanti R.D., Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010, hal. 98-100.
45
akan dipelajari pada saat belajar kelompok, dan lembar jawaban dari work sheet tersebut. Selain itu guru juga harus
mempersiapkan soal-soal turnamen. b. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok
Guru harus mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi 4- 5 kelompok yang kemampuannya heterogen. Cara pembentukan
kelompok dilakukan dengan mengurutkan siswa dari atas kebawah dan dari bawah keatas berdasarkan kemampuan
akademiknya, dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi empat bagian yaitu kelompok tinggi, sedang 1,
sedang 2, dan rendah. Kelompok-kelompok yang akan dibentuk diusahakan berimbang baik dalam hal kemampuan akademik
maupun jenis kelamin dan rasnya, pada kerja kelompok ini guru bertugas sebagai fasilitator yaitu berkeliling bila ada kelompok
yang ingin bertanya tentang work sheet. Pada kerja kelompok tersebut diperlukan waktu 40 menit, kemudian diadakan validasi
kelas artinya hasil kerja kelompok dicocokkan bersama dari soal work sheet tersebut.
2. Membagi siswa kedalam meja turnamen Dalam pembelajaran kooperatif model TGT tiap meja turnamen
terdiri dari 4-5 siswa yang sifatnya homogen dan berasal dari kelompok yang berlainan.
Gambaran dari pembagian siswa dalam meja turnamen dapat dilihat dalam gambar diagram berikut ini :