17
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian formatif, nilai ulangan tengah semester subsumatif, dan nilai ulangan semester
sumatif. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran
matematika. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satu bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari
seperangkat soal yang harus dijawab oleh para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan
harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai
bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.
7
Dengan demikian, hasil belajar matematika dapat diartikan sebagai hasil akhir yang telah dicapai oleh peserta didik yang ditandai dengan adanya
suatu bentuk perubahan dari ranah : kognitif yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses pembelajaran.
3. Jenis-jenis Hasil Belajar Matematika
Pendidikan sebagai sebuah proses belajar memang tidak cukup dengan sekedar mengejar masalah kecerdasannya saja. Berbagai potensi anak didik
atau subyek belajar lainnya juga harus mendapatkan perhatian yang proporsional agar berkembang secara optimal. Karena itulah aspek atau
factor rasa atau emosi maupun ketrampilan fisik juga perlu mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.
Sejalan dengan pengertian kognitif, afektif dan psikomotorik tersebut, kita juga mengenal istilah cipta, rasa, dan karsa yang dicetuskan oleh tokoh
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Konsep ini juga mengakomodasi berbagai potensi anak didik. Baik menyangkut aspek cipta yang berhubungan dengan
otak dan kecerdasan, aspek rasa yang berkaitan dengan emosi dan perasaan, serta karsa atau keinginan maupun ketrampilan yang lebih bersifat fisik.
7
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, PT Rajawali Pers, 2011, cet.1 hal.277.
18
Konsep kognitif, afektif, dan psikomotorik dicetuskan oleh Benyamin Bloom pada tahun 1956. Karena itulah konsep tersebut juga dikenal dengan
istilah Taksonomi Bloom. Pengertian kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam Taksonomi
Bloom ini membagi adanya 3 domain, ranah atau kawasan potensi manusia belajar. Dalam setiap ranah ini juga terbagi lagi ke dalam beberapa tingkatan
yang lebih detail. Ketiga ranah itu meliputi :
1. Kognitif Proses Berfikir
Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah.
Menurut Bloom tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian : a. Pengetahuan knowledge
mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting
adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar. Contoh : siswa dapat menyebutkan beberapa contoh bilangan bulat positif
dan bilangan bulat negatif. b. Pemahaman comprehension
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang
rendah. Contoh : siswa dapat mengerti dan memahami hasil penjumlahan antara
bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. c. Penerapan application
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan