14
salah, tetapi untuk  dapat  diterima sebagai  suatu  kebenaran harus dapat dibuktikan secara umum deduktif.
4. Konsisten dalam Sistemnya
Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari beberapa  aksioma  dan  memuat  beberapa  teorema.  Ada  sistem-sistem  yang
berkaitan,  ada  pula  sistem-sistem  yang  dapat  dipandang  lepas  satu  dengan lainnya.  Sitem-sistem  aljabar  dengan  sistem-sistem  geometri  dapat
dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam sistem aljabar, terdapat pula beberapa  sistem  lain  yang  lebih  ―kecil‖  yang  berkaitan  antara  yang  satu
dengan yang lainnya. Demikian pula di dalam sistem geometri. Contoh :
Di dalam aljabar terdapat contoh aksioma dalam group, sistem aksioma dalam ring, sistem aksioma dalam lapangan  field , dan lain-lain. Di dalam
geometri, terdapat sistem geometri netral, sistem geometri insidensi, sistem geometri Euclid, sisitem geometri Lobachevski, dan lain-lain.
Di dalam masing-masing sistem, berlaku ketaatasasan atau konsistensi. Artinya, dalam setiap sistem tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema
ataupun  definisi  harus  menggunakan  istilah  atau  konsep  yang  telah ditetapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam
hal nilai kebenarannya. Antara sistem atau struktur yang satu dengan sistem atau  struktur  yang  lain  tidak  mustahil  terdapat  pernyataan  yang  saling
kontradiksi.
5. Memiliki Simbol yang Kosong Arti
Di  dalam  matematika,  banyak  sekali  terdapat  simbol  baik  yang  berupa huruf  Latin, huruf Yunani,  maupun simbol-simbol  khusus  lainnya. Simbol-
simbol  tersebut  membentuk  kalimat  dalam  matematika  yang  biasa  disebut model  matematika.  Model  matematika  dapat  berupa  persamaan,
pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu ada pula model matematika yang berupa gambar pictorial seperti bangun-bangun geometrik, grafik, maupun
diagram.
15
Contoh : Model matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x, y, dan
z  berarti  bilangan.  Secara  sederhana,  bilangan-bilangan  yang  biasa digunakan dalam pembelajaranpun bebas dari arti atau makna real. Bilangan
tersebut dapat berarti panjang, jumlah barang, volume, nilai uang, dan lain- lain tergantung  pada konteks penerapan bilangan tersebut.
Jadi,  secara  umum,  model  atau  simbol  matematika  sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan
konteks  tertentu.  Secara  umum,  hal  ini  pula  yang  membedakan  simbol matematika  dengan  simbol  yang  bukan  matematika.  Kosongnya  arti  dari
model- model  matematika  itu  merupakan  ―kekuatan‖  matematika,  yang
dengan sifat tersebut, ia bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan, dari masalah tekhnis, ekonomi, hingga ke bidang psikologi.
6. Memerhatikan Semesta Pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol matematika, bila kita  menggunakannya  seharusnya  kita  memperhatikan  pula  lingkup
pembicaraannya.  Lingkup  atau  sering  disebut  semesta  pembicaraan  bisa sempit  bisa  pula  luas.  Bila  kita  berbicara  tentang  bilangan-bilangan,  maka
simbol-simbol  tersebut  menunjukkan  bilangan-bilangan  pula.Begitu  pula bila  kita  berbicara  tentang  transformasi  geometris  seperti  translasi,  rotasi,
dan  lain-lain,  maka  simbol-simbol  matematikanya  menunjukkan  suatu transformasi pula.  Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaiannya suatu
soal  atau  masalah,  juga  ditentukan  oleh  semesta  pembicaraan  yang digunakan.
Contoh : Dalam  semesta  himpunan  bilangan  bulat,  terdapat  model  2  x  =  3.
Adakah  penyelesaiannya?  Apabila  diselesaikan  dengan  menggunakan  cara biasa tanpa menghiraukan semesta pembicaraannya, maka diperoleh x = 1,5.
Tetapi  1,5  bukan  termasuk  bilangan  bulat.  Jadi,  dalam  hal  ini  dapat dikatakan bahwa model tersebut tidak memiliki penyelesaian dalam semesta