Pembahasan PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,

D. Pembahasan

1. Aktivitas Siswa Sardiman 1986:94 berpendapat bahwa aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental Sanjaya, 2010:170. Menurut Schunk 2012:2 aktivitas belajar melibatkan penguasaan dan pengubahan pengetahuan, keterampilan, strategi, keyakinan, sikap, dan perilaku. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan aktivitas adalah suatu prinsip atau azas yang penting dalam interaksi belajar yang berupa aktivitas fisik maupun psikis dan melibatkan penguasaan dan pengubahan pengetahuan, keterampilan, strategi, keyakinan, sikap, dan perilaku. Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Misalnya siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmupengetahuan itu dengan baik Slameto, 2010. Hal ini juga sesuai dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang berfokus pada keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu, diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah. Aktivitas siswa diamati melalui observasi yang dilakukan oleh observer dan selanjutnya diberi skor sesuai dengan aktivitas yang sesuai. Aktivitas siswa pada penelitian ini diamati pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan II, III, IV, dan V. Berikut ini adalah rata-rata jumlah skor aktivitas siswa dalam bentuk pada setiap pertemuan yaitu meliputi pertemuan II, III, IV, dan V. Tabel 4.17 Jumlah Skor Setiap Jenis Aktivitas Siswa pada Pertemuan II, III, IV, dan V No Indikator Aktivitas Jumlah Skor Aktivitas pada Pertemuan II III IV V 1 Melakukan aktivitas visual 36 23 27 27 2 Melakukan aktivitas lisan 187 203 196 224 3 Melakukan aktivitas mendengarkan 51 49 48 57 4 Melakukan aktivitas menulis dan menggambar 121 122 119 117 5 Melakukan aktivitas motorik 60 59 61 60 6 Melakukan aktivitas mental 91 98 101 98 7 Melakukan aktivitas emosional 80 73 85 94 Rata-rata Jumlah Skor Aktivitas Siswa dalam 67,31 67,42 68,49 72,80 Berdasarkan tabel 4.17, dapat diketahui mengenai jumlah skor aktivitas siswa dan rata-rata jumlah skor aktivitas pada pertemuan II, III, IV, dan V. Uraian penjelasannya adalah sebagai berikut. a Untuk jenis aktivitas visual jumlah skor aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 36 menurun menjadi 23 pada pertemuan III, juga menurun pada pertemuan IV dari jumlah semula 36 menjadi 27, dan tetap berjumlah 27 pada pertemuan V. b Untuk jenis aktivitas lisan jumlah skor aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 187 meningkat menjadi 203 pada pertemuan III, juga meningkat pada pertemuan IV dari jumlah semula 187 menjadi 196, dan kembali meningkat pada pertemuan V dari jumlah semula 187 menjadi 224. c Untuk jenis aktivitas mendengarkan jumlah skor aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 51 menurun menjadi 49 pada pertemuan III, juga menurun pada pertemuan IV dari semula 51 menjadi 48, namun meningkat pada pertemuan V dari semula 51 menjadi 57. d Untuk jenis aktivitas menulis dan emnggambar jumlah skor aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 121 meningkat menjadi 122 pada pertemuan III, namun menurun pada pertemuan IV dari semula 121 menjadi 119, dan kembali menurun pada pertemuan V dari semula 121 menjadi 117. e Untuk jenis aktivitas motorik jumlah skor aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 60 menurun menjadi 59 pada pertemuan III, namun meningkat pada pertemuan IV dari semula 60 menjadi 61, dan tetap berjumlah sama dari semula yaitu 60 pada pertemuan V. f Untuk jenis aktivitas mental jumlah skor aktivitas siswa mengalami peingkatan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 91 meningkat menjadi 98 pada pertemuan III, meningkat lagi pada pertemuan IV dari semula 91 menjadi 101, dan kembali meningkat pada pertemuan V dari semula 91 menjadi 98. g Untuk jenis aktivitas emosional jumlah skor aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu semula pada pertemuan II sebanyak 80 menurun menjadi 73 pada pertemuan III, namun meningkat pada pertemuan IV dari semula 80 menjadi 85, dan kembali meningkat pada pertemuan V dari semula 80 menjadi 94. Berdasarkan tabel 4.17 juga dapat diketahui rata-rata skor aktivitas siswa. Rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan, yaitu mula- mula pada pertemuan II rata-rata skor aktivitas siswa sebesar 67,31 meningkat menjadi 67,42 pada pertemuan III atau meningkat sebesar 0,11 dan meningkat lagi pada pertemuan IV menjadi 68,49 atau meningkat sebesar 1,18 dari pertemuan II dan meningkat sebesar 1,07 dari pertemuan III. Rata-rata skor aktivitas kembali meningkat pada pertemuan V yaitu menjadi 72,80 atau meningkat sebesar 5,49 dari pertemuan II dan meningkat sebesar 4,31 dari pertemuan IV. Tabel 4.18 Kriteria Aktivitas Siswa Jumlah Skor Aktivitas Kriteria Aktivitas Siswa ≤ 20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Cukup 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat Tinggi Budi, 2001: 53 Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa pada pertemuan II rata- rata skor aktivitas sebesar 67,31 dari rata-rata skor maksimal yang dapat dicapai 100. Pada pertemuan III rata-rata skor aktivitas sebesar 67,42 dari rata-rata skor maksimal yang dapat dicapai 100, pertemuan IV rata- rata skor aktivitas sebesar 68,49 dari rata-rata skor maksimal yang dapat dicapai 100, dan pada pertemuan V rata-rata skor aktivitas sebesar 72,80 dari rata-rata skor maksimal yang dapat dicapai 100. Rata-rata skor aktivitas pada pertemuan II sampai V termasuk dalam kriteria tinggi yaitu terletak pada interval 61 – 80. Dari catatan lapangan dan hasil wawancara peneliti memetik poin- poin penting, di antaranya: a Siswa tertarik dengan pembelajaran dengan penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah, terlihat siswa tampak antusias dan bersemangat. Selain itu, siswa juga mempersiapkan dengan membawa sendiri dan menggunakan buku dan alat tulis yang diperlukan selama proses pembelajaran. b Pendekatan pembelajaran berbasis masalah juga merangsang siswa untuk menjadi aktif, seperti bekerja sama berdiskusi, menyampaikan idependapat, maju ke depan kelas menyampaikan hasil pekerjaan kelompok, mengajukan pertanyaan baik kepada teman atau guru, dan memberikan jawabantanggapan atas pertanyaan yang diajukan guru atau teman. c Siswa juga berlatih untuk saling menghargai dan menghormati, yaitu siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi pelajaran atau hal lainnya, mendengarkan idependapat teman yang lain selama berdiskusi, dan memperhatikan selama siswa mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas. d Siswa juga berusaha untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diberikan dengan baik guna memahami materi pelajaran. Dari seluruh penjelasan di atas, menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah secara baik. Dilihat dari jumlah skor aktivitas yang dilakukan setiap siswa pada masing-masing pertemuan tergolong aktif, yaitu dengan kriteria aktivitas yang tinggi dan menunjukkan adanya peningkatan skor aktivitas siswa dari pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II hingga pertemuan V. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar dapat membangun aktivitas siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 2. Hasil Belajar Siswa Nana Sudjana 2011:22 berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Sanjaya 2010:13, hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Sehingga hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diuraikan meliputi tes kemampuan awal, kuis I, kuis II, dan tes hasil belajar. Berikut inidipaparkan mengenai hasil belajar siswa yang dilihat dari beberapa kriteria: a Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kriteria Tingkat Penguasaan Berikut ini adalah tabel mengenai banyaknya jumlah siswa pada tes kemampuan awal TKA, kuis I, kuis II, dan tes hasil belajar THB. Tabel 4.19 Jumlah Siswa Ditinjau dari Hasil Tes Tingkat Penguasaan Kriteria Banyaknya Jumlah Siswa TKA Kuis I Kuis II THB 81 – 100 Sangat Baik 2 13 14 12 66 – 80 Baik 4 1 8 9 56 – 65 Cukup 6 15 1 6 46 – 55 Kurang 6 - 4 3 – 45 Sangat Kurang 13 2 4 1 Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui mengenai jumlah siswa siswa ditinjau dari hasil tes kemampuan awal, kuis I, kuis II, dan tes hasil belajar. Dari tabel diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai dengan dengan kriteria sangat baik dengan interval 81 – 100, baik dengan interval 66 – 80, cukup dengan interval 56 – 65, kurang dengan interval 46 -65, dan sangat kurang dengan nilai di bawah 46. Berikut ini adalah uraian penjelasannya: a. Pada tes kemampuan awal, jumlah siswa yang mendapat nilai dengan kriteria sangat baik berjumlah 2 siswa, untuk kriteria baik berjumlah 4 siswa, untuk kriteria cukup berjumlah 6 siswa, untuk kriteria kurang berjumlah 6 siswa, sedangkan untuk kriteria sangat kurang berjumlah 13 siswa. b. Pada kuis I, jumlah siswa yang mendapat nilai dengan kriteria sangat baik berjumlah 13 siswa, untuk kriteria baik berjumlah 1 siswa, untuk kriteria cukup berjumlah 15 siswa, tidak ada siswa untuk kriteria kurang, sedangkan untuk kriteria sangat kurang berjumlah 2 siswa. c. Pada kuis II, jumlah siswa yang mendapat nilai dengan kriteria sangat baik berjumlah 14 siswa, untuk kriteria baik berjumlah 8 siswa, untuk kriteria cukup berjumlah 1 siswa, untuk kriteria kurang berjumlah 4 siswa, sedangkan untuk kriteria sangat kurang berjumlah 4 siswa. d. Pada hasil belajar, jumlah siswa yang mendapat nilai dengan kriteria sangat baik berjumlah 12 siswa, untuk kriteria baik berjumlah 9 siswa, untuk kriteria cukup berjumlah 6 siswa, untuk kriteria kurang berjumlah 3 siswa, sedangkan untuk kriteria sangat kurang berjumlah 1 siswa. b Hasil Belajar Siswa BerdasarkaRata-rata Nilai Hasil Belajar Hasil belajar siswa dirangkum dalam tabel berikut. Tabel 4.20 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada TKA, Kuis I, Kuis II, dan THB Rata-rata Hasil Belajar Siswa TKA 52,71 Kuis I 76,13 Kuis II 76,45 THB 76,57 Berdasarkan tabel 4.20, dapat diketahui mengenai rata-rata hasil belajar pada tes kemampuan awal, kuis I, kuis II, dan tes hasil belajar. Pada tabel terlihat bahwa antara tes kemampuan awal, kuis I, kuis II, dan tes hasil belajar mengalami peningkatan. Bila dilihat pada tes kemampuan awal rata-rata hasil belajar yang dicapai masih kurang. Akan tetapi, pada kuis I dan kuis II, rata-rata hasil belajar yang diperoleh sudah baik, yaitu 76,13 dan 76,45. Pada tes hasil belajar dapat dilihat bahwa rata-rata dari tes hasil belajar mencapai 76,57. Walaupun tidak meningkat jauh bila dibandingkan dengan kuis I dan kuis II, namun hasil tes hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibanding tes kemampuan awal. Sehingga hasil tes hasil belajar dapat dikatakan baik. c Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Selain itu, hasil belajar siswa juga diamati dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal KKM bidang studi matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai ≥ 75. Pada tabel 4.20 dijelaskan mengenai jumlah siswa dengan nilai yang mencapai KKM. Tabel 4.21 Jumlah Siswa dengan Nilai yang Mencapai KKM KKM ≥ 75 TKA Kuis I Kuis II THB Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah 4 12,90 14 45,16 20 64,52 18 58,06 Sisanya 75 27 87,10 17 54,84 11 35,48 13 41,94 Berdasarkan tabel 4.21, dapat diketahui jumlah dan presentase siswa yang memiliki nilai tes kemampuan awal, kuis I, kuis II, dan tes hasil belajar yang mencapai ≥ KKM. Pada tes kemampuan awal terlihat bahwa banyak siswa yang mencapai ≥KKM ada 4 siswa atau sebesar 12,90 dari keseluruhan siswa dan 27 siswa atau sebesar 87,10 dari keseluruhan siswa yang tidak mencapai KKM. Pada kuis I terlihat bahwa banyak siswa yang mencapai ≥KKM ada 14 siswa atau sebesar 45,16 dari keseluruhan siswa dan 17 siswa atau sebesar 54,84 dari keseluruhan siswa yang tidak mencapai KKM. Pada tes kuis II terlihat bahwa banyak siswa yang mencapai ≥KKM ada 20 siswa atau sebesar 64,52 dari keseluruhan siswa dan 11 siswa atau sebesar 35,48 dari keseluruhan siswa yang tidak mencapai KKM. Sedangkan pada tes hasil belajar terlihat bahwa banyak siswa yang mencapai ≥KKM ada 18 siswa atau sebesar 58,06 dari keseluruhan siswa dan 13 siswa atau sebesar 41,94 dari keseluruhan siswa yang tidak mencapai KKM. Berdasarkan tabel 4.21, di atas dapat dikatakan pula: • Pada kuis I mengalami jumlah peningkatan yaitu semula pada tes kemampuan awal berjumlah 4 siswa naik menjadi 14 siswa yang nilainya mencapai ≥ KKM atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 32,26. • Pada kuis II juga mengalami jumlah peningkatan yaitu semula pada tes kemampuan awal berjumlah 4 siswa naik menjadi 20 siswa yang nilainya mencapai ≥ KKM atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 51,62. • Pada tes hasil belajar juga mengalami jumlah peningkatan yaitu semula pada tes kemampuan awal berjumlah 4 siswa naik menjadi 18 siswa yang nilainya mencapai ≥ KKM atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 45,16. d Peningkatan Hasil Belajar Pada penelitian ini hasil belajar siswa dapat diamati hasil tes kemampuan awal sampai dengan tes hasil belajar, namun peningkatan hasil belajar hanya dilihat pada hasil tes kemampuan awal dan tes hasil belajar. Tabel 4.22 Perbandingan Perolehan Nilai TKA dan THB Siswa TKA THB Keterangan S 1 12 58.75 Meningkat S 2 28 62.5 Meningkat S 3 24 85 Meningkat S 4 54 78.75 Meningkat S 5 56 61.25 Meningkat S 6 40 73.75 Meningkat S 7 40 53.75 Meningkat S 9 48 57.5 Meningkat S 10 44 80 Meningkat S 11 44 63.75 Meningkat S 12 44 43.75 Menurun S 13 44 71.25 Meningkat S 14 100 100 Tetap S 16 64 88.75 Meningkat S 17 40 71.25 Meningkat S 18 64 100 Meningkat S 19 84 100 Meningkat S 20 52 100 Meningkat S 21 48 81.25 Meningkat S 23 72 77.5 Meningkat S 24 36 81.25 Meningkat S 27 52 100 Meningkat S 29 80 75 Menurun S 30 40 46.25 Meningkat S 31 40 50 Meningkat S 32 60 61.25 Meningkat S 33 64 76.25 Meningkat S 34 76 77.5 Meningkat S 35 48 97.5 Meningkat S 37 64 100 Meningkat S 38 72 100 Meningkat Rata- rata 52.71 76.57 Dari tabel 4.22, dapat dilihat bahwa terdapat 12 siswa atau sebesar 38,71 dari keseluruhan siswa dengan nilai tes hasil belajar masuk dalam kriteria sangat baik yaitu berkisar 81 – 100 dan 9 siswa atau sebesar 29,03 dari keseluruhan siswa yang memperoleh nilai tes hasil belajar dengan kriteria baik yaitu berkisar antara 66 – 80 dan rata-rata meningkat. Namun ada seorang siswa atau sebesar 3,23 dari keseluruhan siswa yang nilainya termasuk dalam kriteria sangat kurang yaitu nilai yang kurang dari 45. Dari tabel terlihat ada 2 siswa yang nilainya turun meski tidak secara signifikan yaitu masih berada dalam kriteria yang sama dengan nila tes kemampuan awal yaitu 1 siswa masih dalam kriteria sangat kurang dan siswa lainnya tetap dalam kriteria baik. Ada 1 siswa yang dengan nilai yang tetap dari semula yaitu sama dengan nilai tes kemampuan awal yaitu nilai 100. Berdasarkan nilai tes kemampuan awal dan tes hasil belajar, peneliti mengamati bahwa sebagian besar siswa mengalami kemajuan dalam belajar, hal ini terlihat dengan jumlah siswa yang nilainya meningkat. Namun ada 2 siswa yang mengalami penurunan bila dilihat dari tes kemampuan awal, hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal dan kurang atau tidak melakukan aspek tertentu pada aktivitas. Sedangkan siswa dengan nilai tepat dikarenakan siswa memang memiliki kemampuan yang tinggi dengan nilai dari semula yaitu 100. Secara keseluruhan hasil belajar siswa sudah cukup baik. Karena jumlah siswa yang tuntas lebih dari 58 dari keseluruhan siswa. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar dapat membangun hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 3. Pembahasan Hasil Analisis Pendekatan pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik karena dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran ini terpusat pada siswa dan alur pembelajaran dari awal hingga akhir menuntut siswa untuk aktif. Hal ini dapat dilihat pada setiap pertemuan yang meliputi pertemuan II, III, IV, dan IV, jumlah skor aktivitas siswa semakin meningkat. Penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah juga membangun hasil belajar siswa yaitu pada tes kemampuan awal rata-rata hasil belajar siswa mencapai 52,71 dari nilai maksimum 100 dan pada tes hasil belajar rata-rata mencapai 76,57 dari nilai maksimum 100. Hasil belajar yang meningkat ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang dari awal aktif semakin meningkatkan aktivitas mereka dalam pembelajaran pada pertemuan-pertemuan berikutnya, begitupun untuk siswa yang semula kurang aktif juga tergerak untuk meningkatkan aktivitas mereka dan menunjukkan hasil belajar yang semakin baik pula. 4. Kelemahan dalam Penelitian Selama proses pembelajaran matematika dengan sub pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah terdapat beberapa kelemahan yang dialami peneliti, antara lain: a. Proses pengamatan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan lima observer dirasa masih kurang karena masing-masing observer mengamati siswa yang berbeda pula. b. Pada pergantian jam pelajaran, siswa sering berjalan-jalan dan meninggalkan kelas. Oleh karena itu, setiap memulai pembelajaran peneliti masih harus menertibkan siswa terlebih dulu yang mengakibatkan waktu yang digunakan peneliti dalam melakukan pembelajaran pun berkurang. c. Masih ada siswa yang malas untuk berdiskusi baik dalam kelompok dan kelas dan memilih untuk mengobrol sehingga peneliti harus sering menegur dan memperingatkan. d. Peneliti masih mengalami kesulitan dalam penguasaan kelas sehingga situasi kelas terkesan ramai. Walaupun dalam hal ini siswa ramai berdiskusi tentang permasalahan-permasalahan yang diberikan di LKS tetapi ada juga siswa yang terganggu dengan situasi kelas yang ramai. 123

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 0 2

Analisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 1 157

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mendiagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remediasi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar.

0 2 229

Minat belajar dan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar pada kelas VIII B semester genap tahun ajaran 2012/2013 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 1 315

Pemanfaatan metode pembelajaran Blended Learning yang dilengkapi dengan aplikasi edmodo pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016

2 31 349

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

0 1 260

Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

0 1 297

Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 37 237

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

0 27 295

Upaya membangun aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar - USD Repository

0 16 264