Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK

BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN

RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI

LUHUR 1 KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Matematika

Oleh :

Fransisca Adi Kusuma Wardani NIM : 09 1414 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK

BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN

RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI

LUHUR 1 KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Matematika

Oleh :

Fransisca Adi Kusuma Wardani NIM : 09 1414 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

SKRIPSI

PEI\TINGKATAN MOTWASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAIY

TERBIMBING DAI{ PEMBERIAN KTIIS PAI}A SUB POKOK

BAHASAN LUAS PERMUKAAI\I DAI\{ VOLT]ME BAI\GUN

RUANG SISI DATAR DI KELAS YIII C SMP PANGT]DI

LUIilUR 1 KLATEN

Oleh:

Ftansisca Adi Kucrnr lYerdani

w14rff7

Telalt disetujui oleh :

Pembimbing

/--,-'\Al/

t1


(4)

PEhINGKATAFI MOTTVASI DAN HASIL BELAJAB SISWA DENGAN METODE PEI!{BELAJARAN PENEMUAII TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN

DAN VOLUME BANGTIN RUANG SISI I'ATAR DI KELAS VIil C SMP PATTGT'DI LUHUR 1 KLATEN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Fransisca Adi Kusuma Wardani

NIM: 491414057

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal:22 Agustus 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat

Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

Susunan Panitia Penguji NamaLengkap

Drs. Aufridus Atmadi, M. Si.

Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S. Pd. Drs. A. Sardjan4 M.Pd.

Ch. Enny Murwaningtyas, S.Si., M.Si. Dr. Marcellinus Andv Rudhito. S. Pd.

Yogyakarta, 22 Agustus 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharrrra

Dekan.


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Life is an opportunity, benefit from it. Life is beauty, admire it.

Life is a dream, realize it. Life is a challenge, meet it.

Life is a duty, complete it. Life is a game, play it. Life is a promise, fulfill it. Life is sorrow, overcome it.

Life is a song, sing it. Life is a struggle, accept it. Life is a tragedy, confront it.

Life is an adventure, dare it. Life is luck, make it.

Life is too precious, do not destroy it. Life is life, fight for it.”


(6)

Saya t'ngnyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak mernuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakart4 22 Agustus 2013


(7)

PTJBLIKASI KARYA ILMAII UNTUK I(EPENTINGAN AKADE1WIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma : NAMA : FRANSISCA ADI KUSUMA. WARDANI

NIM :091414057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul :

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Sisws dengan Metude Pembelaiaran PenemuanTerbimbing dan Pemberian Kuis pada Sub Polak Bahasan Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIil C SMP Pangudi

Luhur I Klaten

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan namasaya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : -- Agustus 2013 Yang menyatakan,

n t l

A V

Qw

Fransisca Adi Kusuma Wardani


(8)

vii

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN

DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Fransisca Adi Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, dengan jumlah siswa 42 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) peneliti 2) angket motivasi belajar siswa 3) Lembar Kerja Siswa 4) tes hasil belajar materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten ditunjukkan dengan keaktifan mengikuti kegiatan, usaha dan bekerja dengan sebaik – baiknya, kecenderungan untuk mengerjakan tugas dan tantangan, kecenderungan untuk mengerjakan tugas secara mandiri, keinginan kuat untuk maju, berorientasi pada masa depan, dan ulet dan tekun dalam kesulitan. 2) Kriteria hasil belajar yang dicapai siswa yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, yaitu kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten berdasarkan tes hasil belajar luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar adalah sangat tinggi dengan nilai rata – rata 85,41 dan simpangan bakunya adalah 18,25, sedangkan untuk kriteria hasil belajar yang dicapai siswa yang tidak melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, yaitu kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten berdasarkan tes hasil belajar luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar adalah tinggi dengan nilai rata – rata 73,17 dan simpangan bakunya adalah 24,24, maka hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis lebih baik dari pada kelas yang tidak melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis.

Kata Kunci : Peningkatan, Motivasi, Hasil Belajar, Metode Penemuan Terbimbing, Kuis, Luas Permukaan dan Volume.


(9)

viii

ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF MOTIVATION AND STUDENTS LEARNING OUTCOMES WITH LEARNING METHOD OF GUIDED DISCOVERY AND GIVING QUIZ IN THE SURFACE AREA AND VOLUME SPACE

FLAT SIDE UP SUB MATERIAL IN CLASS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Fransisca Adi Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2013

This research aims to determine the enhancement of motivation and learning outcomes of students with learning methods guided discovery and the provision of a quiz in the surface area and volume space flat side up sub material in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

The subjects were VIII C students of SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, with the number of students 42 students. This study uses a type of kualitatif kuantitatif research. This study conducted five meetings. Instruments used are 1) research 2) students' motivation questionnaire 3) Student Worksheet 4) the test of students learning outcomesin material surface area and volume up space flat side.

The results showed that 1) using the method of guided discovery learning and administering quizzes to increase student motivation in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten indicated by the activity following the activity, business and work with the best - well, the tendency to perform tasks and challenges, the tendency to tasks independently, a strong desire to move forward, future-oriented, and tenacious and diligent in trouble. 2) the learning outcomes achieved by students who carry out guided discovery learning method and administering quizzes, in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten based achievement test surface area and volume of figures with the flat side is very high with a mean value - average 85,41 and the standard deviation is 18,25, whereas the criteria for learning outcomes achieved by students who do not perform learning using guided discovery method and giving a quiz, the class VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten based achievement test surface area and volume of a flat side is up high with a mean value – average is 73,17 and the standard deviation is 24,24, then the student learning outcomes at the material surface area and volume up space on the flat side of the implementing class guided discovery learning method and administering quizzes better than the class that does not implement the learning using guided discovery method and provision quiz.

Key Words : The Enhancement, Motivation, Learning Outcomes, Method of Guided Discovery, Quiz, Surface Area and Volume.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat berlimpah yang Tuhan Yesus Kristus berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu melimpahkan berkat- Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan berbagai pengalaman yang berharga.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. A. Sardjana, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada


(11)

x

penulis dengan sabar. Terima kasih atas motivasi, masukan, kritik selama penyusunan skripsi.

5. Bapak Dominikus Arief Budi P.,S.Si., M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik atas segala perhatian dan bantuannya.

6. Seluruh dosen dan staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah membimbing penulis selama studi di Pendidikan Matematika.

7. Ibu Atik Triastuti selaku guru matematika SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, terima kasih atas segala kesempatan, nasihat, masukan, serta bimbingan selama penelitian.

8. Adik – adik kelas VIII C David, Bunga, Dio, Monic, Ajeng, Prana, dkk, dan juga siswa – siswa kelas VIII A dan VIII B terima kasih untuk kerjasamanya. 9. Kedua orangtuaku, Mbak Rosa, Mas Nico, Mas Domi, dan seluruh saudara

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kasih sayang dan perhatian yang sungguh luar biasa.

10. Partner belajarku Marcellinus Kurniawan, terima kasih untuk segala bantuan dan semangat yang diberikan.

11. Teman – teman seperjuangan (angkatan 2009) Caeci, Rio, Fany, Grasia, Intan, Ka’o, Beni, Deni, Ika, dan teman – teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan kita.


(12)

xi

12. Semua pihak yang telah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan dan bagi pembaca.

Yogyakarta, 4 Agustus 2013

Penulis

Fransisca Adi Kusuma Wardani


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8


(14)

xiii

F. Tujuan Penelitian ... 10

G. Manfaat Hasil Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. LANDASAN TEORI ... 12

A. Belajar Matematika ... 12

B. Metode Penemuan Terbimbing ... 14

C. Kuis ... 20

D. Motivasi Belajar Matematika ... 22

E. Hasil Belajar Matematika ... 25

F. Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar ... 28

G. Kerangka Berpikir ... 36

H. Hipotesis ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Desain Penelitian ... 40

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 45

H. Indikator Keberhasilan ... 48


(15)

xiv

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN,

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 53

B. Hasil Penelitian ... 66

C. Analisis Hasil Penelitian... 71

D. Pembahasan ... 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Butir Angket ... 43

Tabel 3.2 Skor untuk Setiap Alternatif Jawaban ... 45

Tabel 3.3 Kriteria Skor yang Diperoleh dalam Angket ... 46

Tabel 3.4 Kriteria Ketercapaian Hasil Belajar ... 48

Tabel 4.1 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Pertama... 72

Tabel 4.2 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Kedua ... 73

Tabel 4.3 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Ketiga ... 75

Tabel 4.4 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Keempat ... 77

Tabel 4.5 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Kelima ... 79

Tabel 4.6 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Keenam ... 80

Tabel 4.7 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Ketujuh ... 81

Tabel 4.8 Skor Motivasi Tiap Pernyataan ... 82

Tabel 4.9 Kriteria Skor yang Diperoleh dalam Angket ... 97

Tabel 4.10 Kriteria Ketercapaian Hasil Belajar ... 97

Tabel 4.11 Nilai Tes Hasil Belajar Kelas VIII B dan VIII C ... 98

Tabel 4.12 Tabel Pendistribusian Nilai Tes Hasil Belajar Kelas VIII B dan VIII C ... 99


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus ... 28

Gambar 2.2 Jaring - Jaring Kubus... 28

Gambar 2.3 Balok ... 29

Gambar 2.4 Jaring - Jaring Balok ... 29

Gambar 2.5 Prisma ... 30

Gambar 2.6 Jaring - Jaring Prisma ... 30

Gambar 2.7 Limas ... 31

Gambar 2.8 Jaring - Jaring Limas ... 31

Gambar 2.9 Balok ... 32

Gambar 2.10 Kubus ... 32

Gambar 2.11 Prisma ... 33

Gambar 2.12 Balok ... 33

Gambar 2.13 Limas ... 35

Gambar 2.14 Seperenam Kubus ... 35

Gambar 4.1 Foto Alat Peraga ... 58

Gambar 4.2 Foto Siswa dalam Kelompok ... 59

Gambar 4.3 Foto Alat Peraga ... 59

Gambar 4.4 Grafik Skor Motivasi ... 83

Gambar 4.5 Grafik Rata - Rata Skor Motivasi ... 84 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Rata - Rata Tes Hasil Belajar


(18)

xvii

Kelas VIII B dan VIII C ... 94 Gambar 4.7 Diagram Batang Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Kelas


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Silabus... 109

Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa ... 134

Lampiran A.4 Soal Tes Awal ... 163

Lampiran A.5 Soal - Soal Kuis ... 170

Lampiran A.6 Kisi - Kisi Tes Akhir ... 178

Lampiran A.7 Soal Tes Akhir ... 179

Lampiran A.8 Kisi - Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 184

Lampiran A.9 Angket Motivasi Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran ... 185

Lampiran A.10 Angket Motivasi Belajar Siswa Sesudah Pembelajaran .. 188

Lampiran B.1 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Awal ... 191

Lampiran B.2 Analisis Validitas Tes Awal... 192

Lampiran B.3 Analisis Reliabilitas Tes Awal ... 202

Lampiran B.4 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Akhir ... 203

Lampiran B.5 Analisis Validitas Tes Akhir ... 205

Lampiran B.6 Analisis Reliabilitas Tes Akhir ... 212

Lampiran B.7 Hasil Kuis Kelas VIII C ... 214

Lampiran B.8 Hasil Tes Awal dan Hasil Tes Akhir ... 216


(20)

xix

Lampiran B.10 Uji Selisih Dua Rata - Rata (Tes Akhir) ... 219

Lampiran C.1 Contoh Jawaban Kuis ... 220

Lampiran C.2 Contoh Jawaban LKS ... 226

Lampiran C.3 Contoh Jawaban Tes Akhir ... 240

Lampiran C.4 Contoh Pengisian Angket Motivasi Belajar Sebelum Pem - belajaran ... 248

Lampiran C.5 Contoh Pengisian Angket Motivasi Belajar Sesudah Pem - belajaran ... 252

Lampiran C.6 Transkrip Wawancara Motivasi Belajar Sesudah Pembela - jaran ... 256

Lampiran C.7 Foto - Foto Hasil Penelitian ... 272


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang didalamnya terkandung empat komponen utama, yaitu siswa, guru, instrumental (media dan materi pembelajaran), dan lingkungan belajar. Keempat komponen belajar ini pada prinsipnya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut yaitu berupa perubahan ke arah yang lebih baik dari dalam diri siswa setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan inilah yang menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan. Keberhasilan proses pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun luar diri siswa. Motivasi siswa untuk belajar, merupakan salah satu faktor yang sedikit banyak berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran. Dikatakan demikian karena motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar (Sardiman, 2009 : 75). Adanya motivasi inilah menggerakkan siswa untuk semangat dalam belajar yang ditujukan dari rasa senang terhadap kegiatan pembelajaran tersebut. Siswa yang memiliki motivasi yang baik terhadap kegiatan belajar yang dilakukannya akan berpengaruh baik pula terhadap hasil


(22)

belajar yang diperolehnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi keberhasilan siswa di dalam belajar. Dengan demikian, untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran maka diperlukan adanya motivasi yang baik dari dalam diri siswa tersebut.

Secara umum masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sehingga proses pembelajaran di kelas hanya diarahkan untuk menghafal informasi - informasi ilmu. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingat itu dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari - hari. Akibatnya, ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis dan miskin aplikasi.

Proses pembelajaran di kelas, para siswa pada umumnya diarahkan untuk mengingat, menghafal, dan menimbun informasi dimana para siswa lebih menguasai teori - teori materi pelajaran dibandingkan dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari (Wina Sanjaya, 2007 : 1). Dalam hal ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu kegiatan belajar dan mengajar yang diarahkan untuk pembentukan mental, penciptaan lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi pengembangan kognitif siswa dan membantunya agar lebih sadar terhadap proses berpikirnya, misalnya dalam hal kemampuan dasar siswa, pengetahuan, sikap, dan motivasinya.

Berhasil atau tidaknya pencapaian pembelajaran banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa (Slamet, 2003 : 82).


(23)

Kemudian juga tidak lepas dari guru dalam menerapkan metode yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Sejalan dengan era globalisasi yang menuntut adanya penyesuaian bagi setiap insan untuk dapat bertahan hidup diperlukan kinerja pembelajaran yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pembelajaran yang dimaksud sangat diperlukan untuk terciptanya manusia yang cerdas dan peka terhadap setiap perubahan dan perkembangan zaman dengan berbagai aspek kehidupan yang menyertainya (E. Mulyasa, 2005 : 11).

Proses pembelajaran harus dapat dipertanggung jawabkan sebagai proses perkembangan jangka panjang, dapat mudah dilihat dengan jelas disini, peran guru sangat diperlukan. Dalam interaksi edukatif, unsur guru dan siswa harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaktif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan.

Banyak diantara siswa yang berpendapat bahwa belajar matematika itu susah, karena matematika itu banyak rumus dan sulit untuk dipahami. Pendapat itu tentu saja tidak tepat, matematika adalah ilmu pasti yang perlu dipelajari dan dipraktekkan secara langsung. Hal negatif yang sering dilakukan oleh siswa, menurut pengalaman pribadi adalah ketika mereka akan menghadapi ulangan, mereka hanya belajar semalam sebelum ulangan. Untuk mempelajari matematika, tentu itu tidak cukup. Belajar matematika membutuhkan banyak latihan untuk dapat memahami materi itu sendiri, tidak cukup hanya dengan membaca.


(24)

Guru harus memahami hakikat dari materi pembelajaran yang diajarkan untuk mengembangkan kreativitas yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan siswa sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Menanggapi keadaan seperti itu, seorang guru dituntut untuk pandai berpikir kreatif dalam menentukan metode dan cara dalam melaksanakan tugas mengajar siswa supaya tercapai dan terpenuhi apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memberikan kuis pada siswa setiap awal atau akhir pembelajaran agar pelajaran yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya dapat diingat dan tidak terlupakan begitu saja. Dengan pemberian kuis, juga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Jadi mereka belajar tidak hanya pada saat akan ulangan saja.

Metode Penemuan Terbimbing dan pemberian kuis diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dengan diadakanya kuis baik pada awal pembelajaran ataupun diakhir pembelajaran, siswa akan terlebih dahulu mempelajari materi baik yang telah disampaikan maupun yang akan disampaikan, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien. Metode Penemuan Terbimbing dalam pembelajaran kali ini akan menggunakan LKS yang akan menjadi salah satu alat bantu untuk membantu siswa dalam pembelajaran.


(25)

Berdasarkan pengalaman peneliti yang pernah bersekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika di sekolah tersebut, guru masih menggunakan metode konvensional, kadang menggunakan metode PMRI. Dalam proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru memberikan catatan pada siswa, diberikan contoh soal dan pembahasannya, serta latihan soal untuk dikerjakan siswa lalu dibahas secara bersama - sama. Komunikasi yang terjalin di kelas hanya terfokus satu arah dan monoton, sehingga kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran.

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII, siswa tersebut memaparkan bahwa pelajaran matematika itu kurang menarik, bahkan jika siswa tersebut mengalami kesulitan dia akan menyerah begitu saja dan tidak ada motivasi untuk mengerjakan soal. Siswa tersebut juga mengatakan bahwa dia hanya tiduran jika guru sedang menjelaskan materi. Siswa lain mengatakan bahwa mereka sering terbalik - balik dalam menggunakan rumus luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas), itu berarti bahwa siswa hanya menghafalkan rumus saja tanpa memahami konsep. Apabila dari awal ditanamkan konsep dari suatu materi, tanpa menghafal, mereka akan paham dengan sendirinya. Beberapa dari mereka juga menyebutkan bahwa mereka hanya belajar jika akan menghadapi ulangan saja. Dari wawancara tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan


(26)

penelitian di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten mengenai materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. SMP ini berada di bawah pengawasan Yayasan Pangudi Luhur. Lokasi sekolah ini berada di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 28 Klaten, 57432.

Pada beberapa penelitian tujuan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat tercapai seperti meningkatnya hasil belajar siswa. Menurut Hengki (2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan prisma dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan juga meningkatkan minat dalam proses pembelajaran. Menurut Kunthi (2010) mengungkapkan bahwa dengan metode kuis dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran bentuk akar. Dari keduanya, peneliti menggabungkan kedua metode tersebut untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten dengan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Kuis ini dapat diberikan pada setiap awal atau akhir pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis diharapkan dapat menambah daya ingat siswa pada materi - materi yang telah disampaikan serta dapat meningkatkan


(27)

motivasi dan hasil belajar siswa akan suatu pelajaran khususnya pelajaran matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul, diantaranya:

1. Kurang tertariknya siswa terhadap pelajaran matematika, sehingga materi yang disampaikan mudah terlupakan.

2. Siswa kurang aktif / pasif dalam mengikuti pelajaran.

3. Pembelajaran yang terfokus kepada guru, terlalu didominasi oleh guru. 4. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.

5. Belum adanya kesadaran siswa untuk belajar dan mengulang pelajaran yang telah disampaikan.

6. Kurangnya aktivitas siswa di kelas.

7. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013. Pembatasan masalah tersebut dilakukan untuk membuat penelitian berjalan dengan lebih terarah.


(28)

D. Rumusan Masalah

1. Apakah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten?

2. Apakah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten?

E. Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul penelitian. Adapun batasan istilah yang dimaksud adalah :

1. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).

2. Discovery (penemuan) terpimpin / terbimbing, yaitu pelaksanaan discovery

yang dilakukan atas petunjuk dari guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ketitik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya (Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009 : 77). 3. Kuis adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas berupa

soal - soal atau pertanyaan - pertanyaan kepada siswa. Kuis ini bisa diberikan di awal atau di akhir pembelajaran.


(29)

4. Motivasi belajar adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah aktivitas seseorang. Motivasi itulah yang membimbing sesorang kearah tujuannya (Hasan Galunggung, 2005 : 33), yang dimaksud motivasi belajar dalam hal ini adalah keadaan psikologi siswa sebagai daya penggerak yang menimbulkan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran matematika. Pengukuran motivasi dibatasi pada beberapa aspek, yaitu : rasa senang, perhatian, rasa tertarik, rasa ingin tahu, dan antusiasme atau kemauan.

5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Mulyono Abdurrahman, 2003 : 37). Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai - nilai, pengertian - pengertian, sikap - sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Berdasarkan dari batasan istilah di atas maka yang dimaksud dengan judul adalah adanya peningkatan pada motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII C di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing yang diikuti dengan pemberian kuis diakhir pembelajaran pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas).


(30)

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, yaitu :

1. Bagi Guru

a. Memberikan kontribusi tentang adanya metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar

b. Sebagai informasi untuk melakukan variasi metode dalam pembelajaran matematika

2. Bagi Siswa

a. Membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa b. Menambah pengetahuan siswa dan meningkatkan daya ingat siswa pada


(31)

3. Bagi Peneliti

Membantu memberikan pengalaman dalam menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai lebih efektif dan efisien dan dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran, khususnya matematika.

H. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, dan batasan istilah. Selain itu dikemukakan juga mengenai tujuan dan manfaat penelitian beserta dengan sistematika penulisan.

Bab II memaparkan beberapa teori yang menjadi landasan dalan penelitian. Teori - teori yang digunakan adalah pengertian dari belajar matematika, metode penemuan oleh Bruner, kuis, motivasi belajar dan hasil belajar, materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar, kerangka berpikir serta hipotesis.

Bab III dalam skripsi ini, mengenai metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, serta metode analisis data.

Bab IV memaparkan pelaksanaan kegiatan penelitian, hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan hasil penelitian.


(32)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberitahukan kepada seseorang supaya diketahui (diturut), dan mendapatkan awalan sehingga artinya menjadi berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu / berlatih / berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Sardiman A. M (2005 : 20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain - lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan indvidu yang relatif tetap dan ditunjukkan dengan pengetahuan, perubahan sikap, kecakapan dan kebiasaan yang terdapat pada individu yang belajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika memiliki arti ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.


(33)

Di bawah ini disajikan beberapa definisi atau pengertian tentang matematika menurut R. Soedjadi (1999/2000 : 7) :

1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.

4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta - fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur - struktur yang logik. 6. Matematika adalah pangetahuan tentang aturan - aturan yang ketat.

Menurut pendapat para ahli, dalam Herman Hudojo (1990) mengungkapkan pendapat J. Bruner bahwa belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur - struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan - hubungan antara konsep - konsep dan struktur - struktur suatu materi sehingga menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika adalah suatu usaha yang dilakukan dengan tujuan mencari tahu tentang konsep -konsep dan struktur matematika dalam materi tertentu dengan pengindraan langsung agar konsep tersebut dapat dibangun secara sempurna bagi yang mempelajarinya.


(34)

B. Metode Penemuan Terbimbing

J. Bruner merupakan tokoh yang mempopulerkan model belajar penemuan. Model ini melibatkan keaktifan siswa dalam memahami konsep - konsep, sedangkan guru hanya mendorong siswa agar memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan konsep - konsep untuk diri mereka sendiri.

Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, sehingga belajar dengan penemuan akan memberikan hasil yang paling baik. Lebih lanjut Bruner mengatakan bahwa belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.

Menurut Herman Hudojo, menemukan berarti menghasilkan sesuatu untuk pertama kali dengan menggunakan imajinasi, pikiran, atau eksperimen. Penemuan dalam belajar matematika berarti kegiatan menghasilkan suatu ide matematika, suatu aturan, atau suatu cara penyelesaian masalah untuk pertama kali. Ide matematika yang ditemukan pertama kali oleh siswa akan lebih dipahami dan diingat. Maka dari itu, penemuan digunakan sebagai salah satu metode dalam belajar matematika. Lebih lanjut, Herman Hudojo menyebutkan metode penemuan sebagai suatu cara penyampaian topik - topik matematika sedemikian hingga proses belajar memungkinkan siswa menemukan sendiri pola - pola atau struktur - struktur matematika melalui serentetan pengalaman - pengalaman belajar yang lampau. Dengan metode penemuan terbimbing diharapkan siswa secara aktif terlibat di dalam menemukan suatu prinsip dasar sendiri, ia akan memahami konsep lebih baik, ingat lebih lama dan akan


(35)

mampu menggunakannya ke dalam konteks yang lain, serta membawa anak ingin mengetahui lebih lanjut hubungan - hubungan yang lain.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Discovery (penemuan) terpimpin / terbimbing, yaitu pelaksanaan discovery yang dilakukan atas petunjuk dari guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ketitik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.

Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak dalam Satrio Wahono (2012), model penemuan terbimbing digunakan untuk mengajarkan konsep (kategori dengan karakteristik - karakteristik yang sama) dan generalisasi (hubungan antar konsep). Beberapa generalisasi dianggap berlaku bagi semua kasus dan secara umum disebut prinsip atau hukum. Generalisasi lainnya secara manasuka diturunkan oleh manusia dan disebut aturan - aturan akademis. Model ini juga dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010: 19 - 20), Discovery learning

adalah belajar mencari atau menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya adalah demikian :


(36)

a. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.

b. Problem Statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.

c. Data Collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan , membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.

d. Data Processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification atau Pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.


(37)

f. Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.

Langkah - langkah yang harus diperhatikan dalam metode Discovery

menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009 : 78) adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa;

b. Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari; c. Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari;

d. Menentukan peran yang akan dilakukan masing - masing peserta didik;

e. Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan;

f. Mempersiapkan setting kelas;

g. Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan;

h. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan;

i. Menganalisis sendiri atas data temuan;

j. Merangsang terjadinya dialog interaksi antar peserta didik;

k. Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan penemuan;

l. Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip - prinsip dan generalisasi atas hasil temuan.


(38)

Kelebihan dari Metode Penemuan Terbimbing menurut Herman Hudojo adalah sebagai berikut :

a. Siswa ikut berpartisipasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya sebab ia berpikir tidak sekedar mendengarkan informasi atau menelan seonggok ilmu pengetahuan yang telah siap di”loloh”kan.

b. Siswa benar - benar dapat memahami suatu konsep atau rumus sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan rumus itu.

c. Metode ini memungkinkan pengembangan sifat ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu dari para siswa.

d. Dengan merasa menemukan sendiri, siswa merasa puas dan dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik terpenuhi. Hal ini mengakibatkan siswa ingin menemukan lebih lanjut.

e. Dengan metode penemuan terbimbing guru tetap mempunyai kontak pribadi dengan murid.

f. Terdapat bukti bahwa siswa - siswa yang memperoleh pengetahuan melalui metode penemuan adalah lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks (Cooney, 1957, hal. 169).

g. Metode ini membatasi guru untuk menambah materi baru bila ternyata siswa masih belum memahami materi yang sedang dipelajari.


(39)

Kelemahan dari Metode Penemuan Terbimbing menurut Herman Hudojo adalah sebagai berikut :

a. Metode ini merupakan metode yang memakan banyak waktu. Jadi lambat. Selain itu juga belum ada kepastian, apakah siswa akan tetap bersemangat menemukan.

b. Tidak semua guru mempunyai semangat dan kemampuan mengajar dengan metode ini. Lagi pula bagi guru yang pekerjaannya sudah “sarat muatan”nya, metode tersebut dirasakan terlalu berat.

c. Tidak setiap anak dapat diharapkan sebagai seorang “penemu”. Ketidaksiapan intelektual anak harus diperhitungkan. Apabila bimbingan guru tidak sesuai dengan kesiapan intelektual anak akan merusak struktur kognitifnya. Demikian pula, apabila bimbingan itu terlampau banyak akan mematikan inisiatif anak.

d. Metode ini tidak dapat digunakan untuk setiap topik matematika. e. Kelas harus kecil sebab metode ini memerlukan perhatian guru

terhadap masing - masing individu anak didik.

Kelebihan dari Metode Penemuan Terbimbing menurut Markaban adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari -

temukan).


(40)

d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannnya.

Kelemahan dalam metode Penemuan Terbimbing menurut Markaban adalah sebagai berikut :

a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa merasa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik - topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan Model Penemuan Terbimbing.

C. Kuis

Dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 : 189) proses pembelajaran, sudah seharusnya diadakan evaluasi guna mengetahui hasil pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wan dan Gerald W.Brown. dikatakan bahwa


(41)

Jadi, menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana (1983:1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atas segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Berbeda dengan pendapat tersebut, Roestiyah N. K (1989 : 85) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas - luasnya, sedalam - dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

Tujuan khusus dari evaluasi adalah sebagai berikut : a. Merangsang kegiatan siswa.

b. Menemukan sebab - sebab kemajuan atau kegagalan.

c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.

d. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.

e. Untuk memperbaiki mutu pelajaran / cara belajar dan metode mengajar. Salah satu pemberian evaluasi yaitu dengan pemberian kuis (evaluasi kecil). Kuis adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas berupa soal - soal atau pertanyaan - pertanyaan kepada siswa. Kuis ini bisa diberikan di awal atau di akhir pembelajaran.


(42)

D. Motivasi Belajar Matematika

Aspek psikologi yang berperan penting terhadap pencapaian hasil belajar seseorang salah satunya adalah motivasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi terhadap suatu pembelajaran akan berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Dengan demikian, motivasi yang ada dalam diri siswa akan berdampak pada hasil belajar yang diperolehnya.

Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar (Sardiman, 2009 : 75). Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku dan keinginan untuk belajar lebih semangat.

Menurut Nanang Hanafiah, motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (diving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dari dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Motivasi memiliki dua komponen, yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan


(43)

psikologi. Komponen luar adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi komponen dalam ialah kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai (Oemar Hamalik, 2001 :159).

Menurut Sardiman (2009), motivasi belajar ada 2 yaitu : a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dorongan dari luar (Sardiman, 2009 : 89). Guru dapat meningkatkan motivasi intrinsik dalam pembelajaran di ruang kelas dengan cara membangkitkan siswa agar memiliki perhatian dan keinginan dalam belajar suatu materi, dan menunjukkan dengan rasa kepuasan dan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajarinya (Robert E. Slavin, 2005 : 346). b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang diinginka dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak di luar tingkah laku tersebut (Sardiman, 2009 : 90 - 91).

Menurut Sardiman (2009 : 83), motivasi belajar yang ada pada diri seseorang memiliki ciri - ciri antara lain : tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam - macam masalah, lebih senang bekerja, cepat bosan dengan hal - hal yang rutin, dapat


(44)

mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepas yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Menurut Uno (2006 : 31) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita - cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa belajar dengan baik. Apabila seseorang memiliki ciri - ciri tersebut diatas, maka dikatakan telah memiliki motivasi belajar yang sangat baik (Putera Melawai, 2010).

Adapun fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2009 : 84), yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perubahan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan - perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan - perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika yaitu suatu keadaan dimana dari dalam diri siswa timbul suatu dorongan atau ketertarikan dalam mempelajari matematika, sehingga berpengaruh terhadap sikap siswa baik di dalam maupun di luar pembelajaran


(45)

dan juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui adanya motivasi siswa selama pembelajaran menggunakan metode Penemuan Terbimbing dan pemberian kuis.

E. Hasil Belajar Matematika

Mulyono Abdurrahman (2003 : 37) “Mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai - nilai, pengertian - pengertian, sikap - sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit ketiga aspek ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun, dalam penelitian ini hanya mengamati hasil belajar siswa dari aspek koginitif saja.

Kompetensi aspek kognitif adalah kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan mengingat kembali atau mengenal terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir. Menurut Bloom, kompetensi aspek kognitif terdiri atas enam jenjang kemampuan dari rendah ke tinggi, yaitu: pengetuahuan (knowledge) C1, pemahaman (Comprehension) C2, aplikasi (application) C3, analisis (analysis) C4, sintesis (Synthesis) C5, evaluasi (evaluation) C6.

Menurut Nana Sudjana (2004 : 50 - 53), keenam kategori jenjang kognitif di atas, akan dijabarkan sebagai berikut :


(46)

a. Pengetahuan (Knowledge) C1

Mendapatkan kembali pengetahuan dari memori yang sudah lama yaitu mengenal dan mengingat kembali. Dimensi ini berupa pengetahuan yang sifatnya faktual dan pengetahuan yang perlu diingat lainnya seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, rumus - rumus, dan lain - lain. Dari sudut respon belajar siswa, pengetahuan ini perlu dihafal dan diingat dengan membacanya berulang - ulang.

b. Pemahaman (comprehension) C2

Mengkonstruksi arti dari pesan pembelajaran, meliputi komunikasi lisan, tertulis,dan grafis yaitu menginterprestasi, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menerangkan. Dimensi ini berupa pemahaman dalam menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

c. Aplikasi (application) C3

Melaksanakan atau menggunakan suatu prosedur dalam suatu situasi tertentu, yaitu menjalankan dan melaksanakan atau menggunakan. Dimensi ini berupa kesanggupan menerapkan, mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.

d. Analisis (analysis) C4

Menguraikan suatu materi menjadi bagian - bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian - bagian tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya dan dengan struktur atau tujuan keseluruhan. Terdiri dari mendeferensiasi, mengorganisasi, dan menghubungkan.


(47)

e. Sintesis (synthesis) C5

Berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) untuk lebih dikembangkan, seperti menciptakan, menggabungkan, mengkategorikan, menyimpulkan, dst.

f. Evaluasi (evaluation) C6

Kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan

judgement yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya, seperti mengkritik, mendukung, menyarankan, memberikan pendapat, dst.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika merupakan suatu kemampuan yang diperoleh siswa melalui proses belajar dan pembelajaran. Kemampuan tersebut terdiri dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif yaitu berupa pemahaman siswa terhadap suatu konsep, kemampuan afektif yaitu berupa sikap siswa selama kegiatan pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik berupa keterampilan atau kecakapan siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pada penelitian ini hanya memfokuskan hasil belajar untuk aspek kognitif saja pada empat tingkatan dimensi proses kognitif yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), dan C4 (analisis). Pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis ini juga lebih menekankan kerjasama untuk mencapai peningkatan akademik yang tinggi dengan diadakannya suatu tournament / kuis, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab individual untuk memahami suatu materi untuk keberhasilan kelompoknya.


(48)

F. Luas Permukaan

1. Luas Permukaa a. Luas Permu

Gamba

Gamba Oleh karena berbentuk pe Luas permu

an dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar

aan

mukaan Kubus

bar 2.1

bar 2.2

ena kubus memiliki enam buah bidang da persegi, maka :

mukaan kubus = 6 luas persegi = 6

=


(49)

b. Luas Permu Gamba panjang = permukaan

Bidang alas Luas b Bidang depa Luas b Bidang kiri s Luas b

mukaan Balok

bar di bawah merupakan gambar balok = p, lebar = l, dan tinggi = t. Untuk m an balok, perhatikan jaring - jaring balok beriku

Gambar 2.3

Gambar 2.4

as sama dan sebangun dengan bidang atas, mak s bidang alas dan atas = 2 2 .

pan sama dan sebangun dengan bidang belakan s bidang depan dan belakang = 2 2

i sama dan sebangun dengan bidang kanan, mak s bidang kiri dan kanan = 2 2 .

k dengan ukuran menentukan luas

ikut.

aka:

ang, maka:

2 .


(50)

Jadi, luas per

c. Luas Permu

Gamba Karena dengan ala

panjang. L bidang - bid Luas permu = luas alas + = luas alas + = (2 luas = (2 luas Jadi, untuk

Luas perm

= (2 luas

permukaan balok = 2 2 2

=

mukaan Prisma (tegak)

bar 2.5 Gambar 2.6

ena pada prisma tegak, rusuk - rusuk tegakn alas, maka bidang - bidang tegak prisma berb . Luas permukaan prisma diperoleh dengan men bidang pada permukaannya, yaitu sebagai berik mukaan prisma

as + luas bidang atas + luas bidang - bidang tega as + luas alas +

as alas ) +

as alas ) + (keliling alas tinggi ) uk setiap prisma (tegak) berlaku rumus:

rmukaan prisma (tegak)

as alas ) + (keliling alas tinggi )

aknya tegak lurus

erbentuk persegi

enjumlahkan luas rikut.


(51)

d. Luas Permu

Gamba Luas permu = luas ∆

= luas ∆

= luas alas + Dengan segi-n dap segitiga - se Jadi, untuk

Luas perm

= luas alas

mukaan Limas

bar 2.7 Gambar 2.8

mukaan limas O.ABC

+ luas ∆ + luas ∆ + luas ∆

+ (luas ∆ + luas ∆ + luas ∆ ) as + jumlah luas segitiga bidang tegak

gan cara yang sama, maka diperoleh bahwa apat ditentukan dengan menjumlahkan luas

segitiga yang merupakan bidang - bidang tegak uk setiap limas berlaku rumus :

rmukaan limas

las + jumlah luas segitiga bidang tegak

)

a luas permukaan as alas dan luas gaknya.


(52)

2.Volume

a. Volume Bal

Rumus adalah :

Oleh karen dinyatakan

b. Volume Ku

Gamba alok

Gambar 2.9

us volume balok dengan panjang = p, lebar =

atau

rena merupakan luas alas, maka volum an sebagai berikut.

!" # " " " $%&&$

Kubus

bar 2.10

= l, dan tinggi = t,


(53)

Kubus

panjang, leb

volume kubu

= = Dengan dem

Rumus volu

c.Volume Pri

Gamba Prisma dan dan tinggi ya Volume pris

Volume pris

us merupakan balok istimewa, yaitu balok

lebar, dan tingginya sama. Oleh karena itu ubus dapat diperoleh dari volume balok dengan

'

emikian, dapat ditarik kesimpulan berikut.

olume kubus dengan panjang = s adalah :

= atau (

Prisma

bar 2.11 Gambar 2.12

n balok memiliki volume yang sama , luas a

yang sama pula, sehingga dapat dinyatakan seb risma segitiga = volume balok

= luas alas balok tinggi bal = luas alas prisma tinggi pr

risma segitiga = luas alas tinggi

k dengan ukuran itu, rumus untuk an cara berikut ini.

s alas yang sama, sebagai berikut.

balok i prisma


(54)

Atau )

Untuk menentukan volume prisma yang alasnya bukan berbentuk segitiga, dapat dilakukan dengan cara membagi prisma tersebut menjadi beberapa prisma segitiga. Misalnya saja untuk prisma segienam beraturan. Untuk menentukan volumenya, prisma tersebut dibagi menjadi enam buah prisma segitiga yang sama dan sebangun, sehingga, Volume prisma segi enam = 6 volume prisma segitiga

= 6 luas segitiga alas tinggi = (6 luas segitiga alas) tinggi = luas segi enam tinggi

= luas alas tinggi

Oleh karena setiap prisma segi banyak dapat dibagi menjadi beberapa buah prisma segitiga, maka dapat disimpulkan bahwa untuk setiap

prisma berlaku :

Volume prisma = luas alas tinggi

Atau )

d.Volume Limas

Rumus volume limas dapat dibuktikan berdasarkan rumus volume bangun ruang lain, yaitu volume kubus atau volume prisma.


(55)

Gamba Gambar di dengan keem Dalam kubu Masing - m tingginya set

Jika volume limas sama d ini.

Volume 6 lim 6V =

= ( = ( = L 6V = 2 V = * V = +

'

bar 2.13 Gambar 2.14

di atas menunjukkan suatu kubus yang panja eempat diagonal ruangnya saling berpotongan

bus tersebut ternyata terdapat enam buah lim

masing limas tersebut beralaskan bidang a setengah panjang rusuk kubus.

me masing - masing limas adalah V , maka vol a dengan volume kubus, sehingga diperoleh hu

limas = volume kubus

( )

( ) +

* 2 , dan

+ *

L 2

2Lt

*-. / + ',

njang rusuknya s

an pada satu titik.

limas yang sama.

g alas kubus dan

olume enam buah hubungan berikut


(56)

Volume limas = 0

( " " " × $%&&$ Atau V = 0

()

G. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran menjadi suatu hal yang penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang berakhir pada pencapaian hasil belajar siswa. Pembelajaran matematika selama ini yang dilakukan guru di dalam kelas, kurang menciptakan adanya suatu kerja sama dan persaingan yang positif antar siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika yang lebih inovatif dapat membantu guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Salah satunya dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat menciptakan proses pembelajaran dengan suasana baru di kelas. Pembelajaran matematika menjadi lebih efektif dan menyenangkan dengan adanya suatu kerjasama dan persaingan positif dalam belajar. Metode penemuan terbimbingdan pemberian kuis juga dapat memotivasi siswa untuk lebih rajin belajar, karena dengan diadakannnya kuis dalam pembelajaran akan mendorong siswa untuk mempersiapkan materi untuk pertemuan berikutnya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai karena siswa lebih termotivasi untuk belajar dan hasil belajar yang diperoleh pun akan lebih maksimal.


(57)

H. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, disusun hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat peningkatan terhadap motivasi belajar siswa setelah adanya pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dalam belajar matematika.

2. Terdapat peningkatan terhadap hasil belajar siswa setelah adanya pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dalam belajar matematika.


(58)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian campuran dari kualitatif dan kuantitatif, karena data yang diperoleh adalah data dalam bentuk angka dan uraian. Peneliti akan mendeskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data bentuk uraian kualitatif, sedangkan data yang menunjukkan angka - angka akan dianalisi secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, data motivasi akan dilihat dari catatan lapangan, dokumentasi, dan instrument pengamatan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Sedangkan, untuk mengetahui hasil belajar akan dianalisis secara kuantitatif.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui adakah peningkatan antara siswa dengan atau tanpa pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis terhadap motivasi dan hasil belajar matematika, maka dalam penelitian ini digunakan dua kelompok. Kedua kelompok tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran seperti biasanya dalam hal ini berupa pembelajaran konvensional. Setelah itu, kedua kelompok tersebut diukur variabel terikatnya. Pengembangannya untuk


(59)

mengukur hasil belajar siswa adalah dengan cara melakukan satu kali pengukuran kemampuan awal (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah diberikan perlakuan (treatment) dilakukan pengukuran lagi (posttest). Sedangkan, untuk mengukur motivasi siswa adalah dengan cara melakukan dua kali pengukuran, sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan menggunakan angket motivasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : April - Mei 2013

Tempat : SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN Kelas VIII C pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012 / 2013

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 42 siswa, yang terdiri dari 22 siswa dan 20 siswi. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang berdasarkan perbedaan kemampuan akademik. SMP ini berada di bawah pengawasan Yayasan Pangudi Luhur. Lokasi sekolah ini berada di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 28 Klaten, 57432.

Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII C di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada sub pokok bahasan luas


(60)

permukaan dan volume bangun ruang sisi datar dengan metode penemuan terbimbingdan pemberian kuis .

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa.

E. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada sub pokok bahasan / materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar melalui penerapan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis. Prosedur penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan. Dalam perencanaan ini, peneliti mengembangkan rencana pembelajaran.


(61)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan desain pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran Penemuan Terbimbing ini meliputi :

a. Tahap mengajar

1) Peneliti memberikan kegiatan pembuka 2) Peneliti mengajarkan materi pelajaran b. Tahap pembelajaran

1) Siswa memperhatikan penjelasan materi dari peneliti 2) Siswa mengerjakan LKS

3) Siswa mengerjakan soal - soal latihan c. Tahap Evaluasi

1) Siswa mengerjakan kuis 2) Siswa mengerjakan tes


(62)

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Peneliti

Peneliti merupakan instrumen dalam penelitian kualitatif karena peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya (Lexy J. Moleong, 2011 : 168). Peneliti juga ikut membantu guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian (Lexy J. Moleong, 2011 : 168).

b. Angket

Pedoman wawancara / angket disusun untuk menanyakan dan mengetahui hal - hal yang tidak dapat / kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu, untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis. Angket terdiri dari 20 pernyataan, dinyatakan dalam bentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pedoman penskoran untuk setiap kriteria adalah Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Contoh pedoman penskoran butir angket dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :


(63)

Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Butir Angket

Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

Pernyataan Positif 3 2 1 0

Pernyataan Negatif 0 1 2 3

c. Soal - soal

Soal yang dimaksud dalam hal ini adalah pertanyaan yang digunakan pada saat pemberian kuis di setiap akhir subbab selesai dan juga soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai alat bantu siswa dalam menemukan rumus luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Selain itu, LKS juga berguna untuk menuntun siswa dalam pembelajaran dan melatih pengetahuan siswa dengan mengerjakan soal latihan pada halaman terakhir di LKS. LKS yang telah disediakan ini dikerjakan secara kelompok, masing - masing kelompok terdiri dari 3 siswa. LKS dapat dilihat pada lampiran A.3.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Angket

Angket dibagikan kepada semua siswa kelas VIII C sebelum diberikan treatment dan sesudah diberikan treatment. Data dari angket ini untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi.


(64)

b. Soal - soal

Instrumen yang berupa tes / soal digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi Arikunto, 2010 : 266). Untuk mengukur kemampuan dasar antara lain : tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes minat, tes bakat khusus, dan sebagainya. Khusus untuk tes hasil belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tes buatan guru, dan (2) tes terstandar. Soal - soal diberikan pada siswa kelas VIII C saat kuis berlangsung dan juga saat tes awal dan tes akhir.

c. Wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi lebih jelas tentang motivasi belajar siswa. Pemilihan subjek dipilih secara random berdasarkan skor angket motivasi yang diperoleh siswa dengan skor angket tetap, turun, atau naik setelah mengikuti pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis.

d. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan berupa daftar nama siswa, daftar nilai siswa, foto kegiatan pembelajaran, dan rekaman. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Dokumentasi foto dan rekaman untuk memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung.


(65)

G. Teknik Analisis Data

Data hasil angket, kuis, dan tes dianalisis sebagai berikut: 1. Angket Motivasi Belajar

Angket dalam penelitian ini terdiri dari butir positif dan negatif. Hasil angket mengenai respon siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan langkah sebagai berikut:

a. Masing - masing butir angket dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diteliti. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 4 aspek.

b. Setiap butir diberi skor kemudian skor - skor tersebut dijumlahkan berdasarkan aspek yang diteliti. Pedoman pemberian skor untuk butir positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Skor untuk setiap alternatif jawaban

Respon

Skor

Pernyataan positif Pernyataan negatif

Selalu (SL) 3 0

Sering (SR) 2 1

Jarang (J) 1 2

Tidak Pernah (TP) 0 3

c. Menghitung skor siswa untuk setiap aspek.

d. Menghitung presentase rata - ratanya dengan rumus :


(66)

Keterangan:

P : prosentase skor total setiap aspek

S : jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap aspek

St : jumlah skor total maksimum pada setiap aspek

Rata-rata skor yang telah diperoleh dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kriteria skor yang diperoleh dalam angket

Rata-rata skor yang diperoleh (%) Kriteria

66, 68 ≤ ≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ ≤ 66,67 Sedang

0 ≤ ≤ 33,33 Rendah

Kriteria penskoran berdasarkan total nilai maksimal dibagi dengan tiga kriteria, sehingga di peroleh rata- rata skor seperti pada Tabel 3.3.

Dari skor motivasi sebelum pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dan sesudah pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis akan diamati apakah motivasi belajar siswa akan meningkat, tetap, atau tidak meningkat. Selain skor motivasi akan dianalisis pula apakah motivasi belajar meningkat, sama saja, atau tidak meningkat melalui hasil wawancara terhadap beberapa siswa yuang telah dipilih secara acak. 3. Hasil Kuis dan Tes

Pemberian skor tiap soal dalam kuis dan tes didasarkan pada pedoman penilaian kemampuan menyelesaikan masalah matematika menurut Polya


(67)

yang dikutip Daniel Muijs dan David Reynold (2008), yaitu sebagai berikut:

a. Memahami masalah, dilihat dari siswa menulis apa yang telah diketahui dan apa yang ditanyakan

b. Merencanakan penyelesaian, yaitu menemukan bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut

c. Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana langkah kedua yaitu melaksanakan prosedur dalam mencari solusi

d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh yaitu melihat kembali jawaban atau solusi yang telah ditemukan dan menginterpretasikan jawaban ke dalam konteks masalah.

Selanjutnya hasil kuis dan tes dianalisis dengan menghitung rata-ratanya menggunakan rumus:

=∑

Keterangan :

R : nilai rata - rata

xi : nilai masing - masing siswa

n : banyaknya siswa

Setelah semua data dideskripsikan secara kuantitaif dan dianalisis secara triangulasi dari 2 sumber data (angket, kuis dan tes) seperti diatas, maka langkah yang terakhir adalah penarikan kesimpulan atau upaya pencarian makna data, misalnya : apakah indikator keberhasilan belajar sudah tercapai atau belum, pemberian kuis dalam pembelajaran


(1)

269

Wawancara Guru

Peneliti : Selamat pagi bu? Guru : Selamat pagi mb Sisca.

Peneliti : Langsung saja ya bu. Sebelumnya ibu sudah pernah menggunakan metode penemuan terbimbing belum?

Guru : Belum.

Peneliti : Ibu biasanya memakai metode apa di kelas?

Guru : Seringnya sih pakai metode konvensional, kadang juga memakai PMRI, itu karena pernah mengikuti workshop di Sanata Dharma bersama Pak Marpaung.

Peneliti : Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran menggunakan Metode Penemuan Terbimbing?

Guru : Menurut saya, metode tersebut positif. Dapat menambah varisasi metode pembelajaran di kelas. Dan saya rasa siswa menjadi senang dengan adanya metode baru di kelas.

Peneliti : Menurut ibu, apakah pembelajaran menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dapat melibatkan siswa secara aktif? Guru : Saya melihat dengan Metode Penemuan Terbimbing, siswa

sangat terlibat di dalamnya. Siswa jelas aktif, apalagi saat presentasi didepan. Mereka sangat tertarik dan sangat positif. Karena dengan konvensional mereka mungkin merasa takut dengan guru. Apa ada hubungannya dengan guru yang tua jadi mereka tidak enjoy dan dengan mbak Sisca yang masih muda jadi mereka lebih enjoy?

Peneliti : Hehehe …. Masa ada hunbungannya dengan tua dan muda bu? Peneliti : Menurut ibu, apakah dengan metode penemuan terbimbing dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika?


(2)

Guru : Tentu meningkat ya motivasinya. Terlihat dari mereka mau mengerjakan LKS dalam kelompok, mereka bisa diskusi dalam kelompok dan belajar bersama.

Peneliti : Lalu, bagaimana dengan pendapat ibu mengenai kuis disetiap akhir pembelajaran matemtika? Apakah cukup efektif atau bagaimana?

Guru : Sebetulnya efektif, kuis bisa dipakai untuk mengukur pemahaman siswa, ketika mereka menerima materi. Sisi negatifnya tidak bisa setiap saat membuat kuis, karena memerlukan waktu banyak untuk kuis itu sendiri.

Peneliti : Menurut ibu kelebihan dan kekurangan dari Metode Penemuan Terbimbing dan Kuis?

Guru : Kelebihan dari Metode Penemuan Terbimbing adalah siswa dapat menemukan sendiri rumusnya, mencoba mengerjakan latihan soal, menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari. Kelemahan dari Metode Penemuan Terbimbing yaitu memakan waktu yang banyak. Kalau kuis kekurangannya adalah waktu kurang efektif jika setiap di akhir pembelajaran harus ada kuis. Kelebihannya adalah mereka langsung test. Jadi, terlihat apakah siswa menguasai materi atau tidak.

Peneliti : Untuk kedepannya apakah ada kemungkinan Ibu akan menggunakan metode tersebut?

Guru : Kemungkinan ada. Cuma kendalanya adalah 1. Waktu. 2. Kami sudah mempunyai RPP dan juga target waktu. Kalau memang waktu sisa, dan ada planning, ada prepare tidak masalah.

Peneliti : Begitu saja bu. Terima Kasih Guru : Iya, mbak. Sama – sama.


(3)

Lampiran C.7

Peneliti memb

Antusiasme siswa me kelompok

Foto – Foto Penelitian

mbimbing siswa. Siswa diskusi dalam k

Siswa meng

engerjakan PR di papan tulis Siswa menjelas

271

m kelompok

engerjakan tes

laskan hasil kerja


(4)

(5)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN

DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Fransisca Adi Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, dengan jumlah siswa 42 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) peneliti 2) angket motivasi belajar siswa 3) Lembar Kerja Siswa 4) tes hasil belajar materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten ditunjukkan dengan keaktifan mengikuti kegiatan, usaha dan bekerja dengan sebaik – baiknya, kecenderungan untuk mengerjakan tugas dan tantangan, kecenderungan untuk mengerjakan tugas secara mandiri, keinginan kuat untuk maju, berorientasi pada masa depan, dan ulet dan tekun dalam kesulitan. 2) Kriteria hasil belajar yang dicapai siswa yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, yaitu kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten berdasarkan tes hasil belajar luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar adalah sangat tinggi dengan nilai rata – rata 85,41 dan simpangan bakunya adalah 18,25, sedangkan untuk kriteria hasil belajar yang dicapai siswa yang tidak melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, yaitu kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten berdasarkan tes hasil belajar luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar adalah tinggi dengan nilai rata – rata 73,17 dan simpangan bakunya adalah 24,24, maka hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis lebih baik dari pada kelas yang tidak melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis.

Kata Kunci : Peningkatan, Motivasi, Hasil Belajar, Metode Penemuan Terbimbing, Kuis, Luas Permukaan dan Volume.


(6)

viii ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF MOTIVATION AND STUDENTS LEARNING OUTCOMES WITH LEARNING METHOD OF GUIDED DISCOVERY AND GIVING QUIZ IN THE SURFACE AREA AND VOLUME SPACE

FLAT SIDE UP SUB MATERIAL IN CLASS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Fransisca Adi Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2013

This research aims to determine the enhancement of motivation and learning outcomes of students with learning methods guided discovery and the provision of a quiz in the surface area and volume space flat side up sub material in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

The subjects were VIII C students of SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, with the number of students 42 students. This study uses a type of kualitatif kuantitatif research. This study conducted five meetings. Instruments used are 1) research 2) students' motivation questionnaire 3) Student Worksheet 4) the test of students learning outcomes in material surface area and volume up space flat side.

The results showed that 1) using the method of guided discovery learning and administering quizzes to increase student motivation in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten indicated by the activity following the activity, business and work with the best - well, the tendency to perform tasks and challenges, the tendency to tasks independently, a strong desire to move forward, future-oriented, and tenacious and diligent in trouble. 2) the learning outcomes achieved by students who carry out guided discovery learning method and administering quizzes, in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten based achievement test surface area and volume of figures with the flat side is very high with a mean value - average 85,41 and the standard deviation is 18,25, whereas the criteria for learning outcomes achieved by students who do not perform learning using guided discovery method and giving a quiz, the class VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten based achievement test surface area and volume of a flat side is up high with a mean value – average is 73,17 and the standard deviation is 24,24, then the student learning outcomes at the material surface area and volume up space on the flat side of the implementing class guided discovery learning method and administering quizzes better than the class that does not implement the learning using guided discovery method and provision quiz.

Key Words : The Enhancement, Motivation, Learning Outcomes, Method of Guided Discovery, Quiz, Surface Area and Volume.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan metode pembelajaran Blended Learning yang dilengkapi dengan aplikasi edmodo pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

1 13 351

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 0 2

Pemanfaatan metode pembelajaran Blended Learning yang dilengkapi dengan aplikasi edmodo pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016

2 31 349

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

0 1 260

Upaya membangun aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar.

0 1 266

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten.

0 4 322

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar ditinjau dari sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

4 30 178

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI SIKAP DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP PANGUDI LUHUR GANTIWARNO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sa

0 0 176

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

0 27 295

Upaya membangun aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar - USD Repository

0 16 264