investigatif dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama tahap ini, guru meminta siswa untuk merekonstruksikan
pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai tahap pelajaran Arends, 2008.
5. Hambatan Ada beberapa hambatan yang yang dapat muncul selama proses
belajar dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah : a. Hambatan yang paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya siswa
dan pengajar dengan metode ini. Siswa dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, yaitu pemberian materi terjadi secara
satu arah Suyatno, 2009. b. Kurangnya waktu. Proses pembelajaran berbasis masalah terkadang
membutuhkan waktu yang lebih banyak. Siswa terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan. Sementara, waktu
pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah harus disesuaikan dengan beban kurikulum Suyatno, 2009.
D. Aktivitas Siswa
1. Pengertian Aktivitas Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, proses belajar siswa harus dapat mendorong siswa untuk beraktivitas melakukan sesuatu.
Sardiman 2007 berpendapat bahwa aktivitas merupakan prinsip atau azas
yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Menurut Sanjaya 2011, aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Menurut Schunk 2012 aktivitas belajar melibatkan penguasaan dan
pengubahan pengetahuan, keterampilan, strategi, keyakinan, sikap, dan perilaku.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan aktivitas adalah suatu prinsip atau azas yang penting dalam interaksi belajar yang berupa
aktivitas fisik maupun psikis dan melibatkan penguasaan dan pengubahan pengetahuan, keterampilan, strategi, keyakinan, sikap, dan perilaku.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Misalnya ketika guru berceramah, siswa menghayati materi pelajaran yang dituturkan melalui proses menyimak dan meragukan tentang segala
sesuatu yang dituturkan, sehingga dari keraguan itu memunculkan keinginan siswa untuk memperdalam materi pelajaran Sanjaya, 2010.
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan
aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.
Misalnya siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia
memiliki ilmupengetahuan itu dengan baik Slameto, 2010.
2. Macam-Macam Aktivitas Menurut Paul D. Diedrich dalam Sardiman, 2007 kegiatan siswa
yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: a.
Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening
activities, sebagai
contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin. e.
Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
E. Hasil Belajar