Galeri Pengetahuan Sosial 2
302
Dalam perekonomian Indonesia, peran koperasi sangat penting karena:
a. Koperasi berdasarkan atas asas kekeluargaan sehingga sangat sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,
b. Koperasi sesuai dengan golongan ekonomi lemah yang merupa- kan mayoritas penduduk Indonesia.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya koperasi belum dapat berperan secara maksimal dalam sistem perekonomian
kerakyatan. Hal tersebut disebabkan karena adanya banyak kendala yang dihadapi oleh koperasi, antara lain:
a. masih lemahnya modal koperasi; b. tidakkurang profesionalnya para pengurus dan pegawai
koperasi; c. kurang kompaknya kerja sama antara pengurus, pengawas,
pegawai, dan anggota koperasi; d. kurangnya mendasarkan diri pada prinsip-prinsip ekonomi dan
bisnis dalam pengelolaan koperasi. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka pemerintah melaku-
kan berbagai macam usaha di antaranya dengan mengeluarkan undang-undang koperasi yang baru, yaitu UU No. 25 Tahun 1992
agar masyarakat mempunyai pemahaman yang benar terhadap koperasi.
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha dan sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat, sehingga koperasi harus kuat dan dapat memupuk modal sebagaimana badan usaha lainnya
melalui usaha pengerahan modal, baik dari anggota maupun nonanggota. Dengan modal yang kuat, koperasi dapat mengem-
bangkan usahanya dalam melakukan kegiatan ekonomi, baik kegiatan produksi, konsumsi, maupun distribusi. Selain itu koperasi
harus ditangani secara profesional dan terbuka.
D. SEKTOR USAHA INFORMAL SEBAGAI KENYATAAN EKONOMI
Selain ketiga pelaku ekonomi formal di atas BUMN, BUMS, dan koperasi dalam kehidupan perekonomian di Indonesia, terdapat
usaha-usaha informal, yaitu bidang usaha dengan modal kecil, alat produksi yang terbatas, dan tanpa bentuk badan hukum. Ciri-ciri
usaha informal antara lain sebagai berikut. 1. Aktivitasnya tidak terorganisir secara baik karena timbulnya
tidak melalui perencanaan yang matang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian Indonesia
303
2. Pada umumya tidak memiliki izin resmi dari pemerintah. 3. Pola kegiatannya tidak teratur atau tidak tetap, baik tempat
maupun waktujam kerja. 4. Modal dan peralatan serta perputaran usahanya relatif kecil.
Sektor usaha informal antara lain sebagai berikut. 1. Pedagang Kaki Lima , yaitu pedagang yang menjajakan
barang dagangannya di tempat-tempat strategis, seperti pinggir jalan, di perempatan jalan, di bawah pohon yang rindang, dan
lain-lain. Barang yang dijual biasanya makanan, minuman, pakaian, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya.
Tempat penjualan pedagang kaki lima relatif permanen, yaitu berupa kios-kios kecil atau gerobak dorong atau yang lainnya.
Ciri-cirisifat pedagang kaki lima: a. Pada umumnya tingkat pendidikannya rendah.
b. Memiliki sifat spesialis dalam kelompok barangjasa yang
diperdagangkan. c. Barang yang diperdagangkan berasal dari produsen kecil
atau hasil produksi sendiri. d. Pada umumnya modal usahanya kecil, berpendapatan ren-
dah, dan kurang mampu memupuk dan mengembangkan modal.
e. Hubungan pedagang kaki lima dengan pembeli bersifat komersial.
Adapun peranan pedagang kaki lima dalam perekonomian antara lain:
a. Dapat menyebarluaskan hasil produksi tertentu. b. Mempercepat proses kegiatan produksi karena barang yang
dijual cepat laku. c. Membantu masyarakat ekonomi lemah dalam pemenuhan
kebutuhan dengan harga yang relatif murah. d. Mengurangi pengangguran.
Kelemahan pedagang kaki lima: a. Menimbulkan keruwetan dan kesemrawutan lalu-lintas.
b. Mengurangi keindahan dan kebersihan kotawilayah. c. Mendorong meningkatnya urbanisasi.
d. Mengurangi hasil penjualan pedagang toko,
2. Pedagang Keliling, yaitu pedagang yang menjual barang