Ketenagakerjaan
285
dalam proses produksi barangjasa di perusahaan.Upaya ini dilaku- kan dalam rangka menguasai keterampilan dan keahlian tertentu.
3. Perbaikan Gizi dan Kesehatan
Perbaikan gizi dan kesehatan dimaksudkan untuk mendukung ketahanan fisik dalam bekerja dan meningkatkan kecerdasan tenaga
kerja dalam menerima pengetahuan baru dan meningkatkan semangat kerja.
B. PERMASALAHAN TENAGA KERJA DI INDO- NESIA
Berbagai permasalahan mengenai tenaga kerja di Indone- sia antara lain:
1. Jumlah Angkatan Kerja yang Tidak Sebanding dengan Kesempatan Kerja
Jika kita mengikuti perkembangan dunia pendidikan, khusus- nya di perguruan tinggi kita dapat menemukan fakta sedemikian
banyak para sarjana yang dihasilkan dari perguruan tinggi. Adakalanya sebuah perguruan tinggi dalam satu tahun mewisuda
lulusan sarjana dua angkatan yang masing-masing angkatan bisa mencapai ratusan sarjana. Padahal di Indonesia sendiri ada puluhan
perguruan tinggi yang berarti menghasilkan ratusan bahkan ribuan lulusan sarjana yang dicetak setiap tahunnya. Mereka para lulusan
sarjana adalah calon-calon tenaga kerja yang siap bersaing di pasaran tenaga kerja. Namun sayangnya hal tersebut sungguh tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Dengan demikian, tidak sepenuhnya ribuan sarjana yang dihasilkan perguruan tinggi tersebut dapat tersalurkan dalam dunia
kerja. Ini merupakan permasalahan yang pelik, bukan saja bagi yang bersangkutan, melainkan juga bagi pemerintah. Ketidak-
tertampungan calon tenaga kerja pada dunia kerja merupakan bentuk permasalahan yang serius di berbagai negara.
2. Mutu Tenaga Kerja yang Relatif Rendah
Meskipun banyak lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan, namun seringkali lowongan tersebut tidak
bisa terpenuhi karena kriteria yang diharapkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan kemampuan calon tenaga kerja yang ada.
Seringkali perusahaan menghendaki tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Padahal tidak semua calon tenaga kerja yang
melamar memiliki pengalaman yang disyaratkan tersebut.
Sumber: Radar Jogja, 19
Januari 08
Gambar 17.1
Suasana balai latihan kerja di suatu bengkel.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Galeri Pengetahuan Sosial 2
286
Seringkali orang dalam mencari pekerjaan memperhitungkan lokasi tempat pekerjaan. Bahkan ada sebagian masyarakat yang
rela memperoleh pekerjaan seadanya yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki hanya karena tertarik dengan lokasi
pekerjaan tersebut. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan persebaran tenaga kerja tidak merata. Hal ini erat kaitannya dengan
pola pikir tradisional yang memegang erat falsafah “
makan tidak makan asal berkumpul “, di mana orang merasa berat meninggal-
kan kampung halamanannya .
4. Pengangguran
Ketidakmampuan calon tenaga kerja memperoleh pekerjaan menimbulkan pengangguran. Kondisi ini memang sangat mem-
prihatinkan karena potensi yang sebenarnya ada tidak dapat tersalurkan secara tepat.
Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja mengakibatkan tidak semua angkatan kerja dapat
diserap oleh lapangan kerja sehingga mengakibatkan pengang- guran. Hal ini lebih diperparah dengan banyaknya tenaga kerja
yang terkena pemutusan hubungan kerja PHK.
Pengangguran menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan sosial, antara lain:
1 Rendahnya pendapatan per kapita penduduk. 2 Meningkatnya kemiskinan.
3 Meningkatnya angka kriminalitas yang dipicu kesulitan ekonomi. 4 Merosotnya moral yang ditandai dengan meningkatnya pelaku
tindak asusila bermotifkan ekonomi. Kecenderungan memper- oleh uang dalam jumlah besar dengan melakukan prostitusi.
5 Kondisi keamanan yang tidak terjamin akibat dari meningkatnya angka kriminalitas.
6 Rendahnya kualitas kehidupan masyarakat. 7 Merebaknya kawasan
slum lingkungan kumuh.
5. Kurang Sesuainya Kemampuan Tenaga Kerja dengan Pekerjaannya