Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

Galeri Pengetahuan Sosial 2 78 Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 Gambar 5.2 Lambang VOC. 4 Ditemukannya kompas. Alat ini digunakan sebagai penunjuk arah, sehingga para penjelajah tidak lagi bergantung pada kebiasaan alam. Untuk menentukan arah, biasanya mereka berpedoman pada bintang, sehingga jika angkasa tertutup awan mereka tidak dapat meneruskan pelayarannya. Dengan kompas, mereka bebas berlayar ke arah manapun tanpa gangguan, baik siang maupun malam. e. Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan bangsa T urki Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki pada tahun 1453 menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan men- dapatkan rempah-rempah. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah dengan mela- kukan penjelajahan-penjelajahan samudra.

2. Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

a. Pelayaran Cornelis de Houtman Pada tahun 1595 Belanda berangkat dari Eropa di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun 1956 dengan mendarat di Banten. Sejak pelayaran de Houtman, maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya persaingan antara para pedagang Belanda. Para pedagang berusaha mendapatkan rempah-rempah di Indonesia untuk secepatnya memenuhi muatan kapalnya. Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indone- sia meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memperoleh untung, sedang di Eropa harga rempah-rempah makin merosot, karena makin banyak tersedia di pasaran Eropa. Hal ini berpengaruh juga terhadap harga rempah-rempah di tanah air di kemudian hari. b. Pembentukan VOC Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang Belanda dan persaingan pedagang Belanda dengan Portugis, maka pedagang Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi dagang yang bernama VOC Vereenidge Oost Indishe Com- pagnie pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah badan yang bersifat partikelir, di mana para pedagang Belanda bergabung di dalamnya. Tujuan VOC di Indonesia antara lain: 1 Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting. 2 Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. 3 Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah. Sumber: Indonesian Heritage, 2005 Gambar 5.1 Lada adalah salah satu rempah-rempah yang menjadi incaran bangsa- bangsa Eropa. Di unduh dari : Bukupaket.com Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat 79 Agar VOC dapat berkembang dengan baik, pemerintah Belanda memberikan hak Octroi istimewa, yaitu hak untuk dapat bertindak sebagai suatu negara. Hak-hak tersebut antara lain: 1 Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah timur sampai ujung selatan Amerika. 2 Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan. 3 Hak memiliki mata uang sendiri. 4 Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan- kerajaan lain di daerah kekuasaan monopoli perdagangannya. Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkem- bangan VOC sangat pesat. Perdagangan-perdagangan Portugis di Indonesia dapat didesak. Sebagai bukti keberhasilan itu pada tahun 1605, VOC berhasil menguasai benteng ketahanan Portugis di Ambon, kemudian namanya diganti menjadi Benteng Victoria. Dengan adanya peristiwa tersebut, kekuasan Portugis di Maluku terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor-Timur. c. Persaingan dagang Belanda dengan Inggris Mengetahui taktik perdagangan Belanda dengan membentuk persekutuan dagang VOC, maka Inggris juga mendirikan kongsi dagang yang dinamakan EIC East Indian Company pada tahun 1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia. Inggris mengetahui bahwa Belanda menduduki Indonesia, maka Inggris berniat merebut Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut di bawah pimpinan Lord Minto sebagai gubernur jenderal Inggris di Calkuta, didirikan ekspedisi Inggris untuk merebut kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di tanah Indonesia, sehingga kekuasan Inggris di Indone- sia berada di bawah pimpinan Raffles sampai tahun 1816. Berdasarkan konvensi London Convention of London tahun 1814, Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda karena dianggap tidak ada untungnya. Adapun isi pokok dari Konvensi London ialah: 1 Indonesia dikembalikan kepada Belanda. 2 Jajahan-jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana tetap di tangan Inggris. 3 Cochain di Pantai Malabar diambil oleh Inggris dan Bangka diserahkan pada Belanda sebagai gantinya. Sumber: Indonesia Heritage, 2002 Gambar 5.3 Thomas Stanford Raffles. Di unduh dari : Bukupaket.com Galeri Pengetahuan Sosial 2 80 a. Pembubaran VOC Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC. Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah: 1 Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi. 2 Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas. Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah: 1 Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. 2 Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga. Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799 VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda. b. Pemerintaham Herman W . Daendels Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795, Belanda diubah namanya menjadi republik Bataaf dan diperintah oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte. Di samping itu, pemerintah Prancis mengkhawatirkan keadaan di Pulau Jawa sebagai daerah jajahan Belanda akan direbut oleh Inggris yang saat itu tidak berhasil dikuasai oleh Prancis. Oleh karena itu, pada tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W. Daendels ke Pulau Jawa. Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas memperta- hankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda. Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh Daendels, antara lain: 1 Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia. 2 Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. 3 Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon. Di unduh dari : Bukupaket.com Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat 81 4 Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang kurang lebih 1.100 km. 5 Membangun benteng-benteng pertahanan. Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut Daendels menerapkan sistem kerja paksa rodi. Selain menerapkan kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut antara lain: 1 Mengadakan penyerahan hasil bumi contingenten. 2 Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pe- merintah Belanda dengan harga murah verplichte leverantie. 3 Melaksanakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban yang dibe- bankan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi. 4 Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina. Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam, sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi. Ia juga dijuluki Tuan Besar Guntur atau Jenderal Mas Galak. Tindakan Daendels ini di mata orang Belanda sendiri ternyata sangat dibenci. Daendels juga menjual tanah milik negara kepada pengusaha swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang negara. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811. Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani Kapitulasi Tuntang 11 September 1811. Isi Perjanjian Tuntang adalah: 1 Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia Tenggara harus diserahkan kepada Inggris. 2 Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris. 3 Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Isi pokok Perjanjian Tuntang tersebut membawa pengaruh langsung bagi bangsa Indonesia, yaitu wilayah Nusantara diserahkan kepada EIC Inggris yang bermarkas di Calcuta In- dia. Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan Inggris. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 Gambar 5.4 Herman W. Daendels. Di unduh dari : Bukupaket.com Galeri Pengetahuan Sosial 2 82 Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19 Oktober 1811. Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia: a. Di bidang ekonomi Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa: 1 Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten pajakpenyerahan diganti dengan sistem sewa tanah land- rente. 2 Semua tanah dianggap milik negara, maka petani harus membayar pajak sebagai uang sewa. Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah mengalami kegagalan karena: 1 Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah, karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama. 2 Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah petani. 3 Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles. 4 Masyarakat desa belum mengenal sistem uang. b. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial Dalam bidang ini, Raffles menetapkan kebijakan berupa: 1 Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogja- karta dan Surakarta. 2 Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan. 3 Melarang perdagangan budak. c. Di bidang ilmu pengetahuan Dalam bidang pengetahuan, Raffles menetapkan kebijakan berupa: 1 Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk meng- adakan berbagai penelitian ilmiah di Indonesia. 2 Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi. 3 Raffles menulis buku “ History of Java ” dan merintis pem- bangunan Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari berbagai penjuru dunia. Sumber: Indonesia Heritage, 2002 Gambar 5.5 Nama bunga Rafflesia Arnoldi diambil dari nama Thomas Stanford Raffles dan asistennya Arnoldi. Di unduh dari : Bukupaket.com Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat 83 Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama sebab Peme- rintahan Napoleon di Prancis pada tahun 1814 jatuh. Akibat berakhirnya kekuasan Louis Napoleon 1814, maka diadakan Konfe- rensi London. Isi Konferensi London antara lain: 1 Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dahulu direbut Inggris. 2 Penyerahan Indonesia oleh Inggris kepada Belanda berlangsung tahun 1816. 3 Jhon Fendall diberi tugas oleh pemerintah Inggris untuk menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda. Belanda menerima penyerahan Inggris melalui Komisi Jenderal yang terdiri dari 3 orang, yaitu Elaut, Van der Cappelen, dan Buykes. Sejak saat itu terjadi perubahan kekuasaan di Indo- nesia dari tangan Inggris ke tangan Belanda. Belanda menunjuk Van Der Cappelen sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda.

5. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda Johanes Van Den Bosch