Penyakit Sosial
127 A. PENGERTIAN PENYAKIT SOSIAL
Berbagai perilaku individu terkait erat satu sama lainnya dalam setiap kelompok atau masyarakatnya. Masyarakat adalah suatu
kelompok sosial yang terdiri atas kumpulan beberapa individu yang hidup bersama dan menjalin interaksi sosial dalam suatu daerah
dalam jangka waktu yang relatif lama.
Masyarakat dapat diibaratkan sebagai tubuh, di mana keadaan masing-masing organ berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
tubuh. Demikian halnya masyarakat, di mana perilaku individu yang merupakan bagian dari masyarakat menentukan bagaimana
keadaan masyarakat secara kesuluruhan. Misalnya kebiasaan warga masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya akan
membentuk situasi lingkungan masyarakat yang bersih, sehat, rapi, dan indah. Sebaliknya, jika masing-masing warga masyarakat tidak
peduli dengan keadaan lingkungannya, maka situasi lingkungan masyarakat tersebut diwarnai dengan egoisme dan ketidakter-
aturan. Masyarakat yang harmonis terbentuk dari perilaku masing- masing warga masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-
norma sosial yang berlaku. Keharmonisan kehidupan masyarakat akan menciptakan suasana masyarakat yang sehat dan teratur.
Seperti halnya dengan tubuh yang selalu menghadapi kemungkinan adanya berbagai jenis penyakit yang berpengaruh
terhadap kesehatan, di tengah masyarakat juga terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat merongrong kondisi keharmonisan dan
keteraturan sosial. Hal-hal yang dapat mengakibatkan situasi lingkungan masyarakat yang tidak sehat disebut sebagai penyakit
sosial. Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan berperilaku sejumlah warga masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan warga masyarakat.
B. MACAM-MACAM PENYAKIT SOSIAL
Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial, sehingga
menghasilkan perilaku menyimpang. Beberapa kebiasaan warga masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial
antara lain kebiasaan minum-minuman keras, berjudi, menyalah- gunakan narkoba, penyakit HIVAIDS, penjaja sex komersial
PSK, dan sebagainya.
1. Minum-Minuman Keras
Minuman keras atau sering disingkat miras adalah minuman yang mengandung alkohol. Minuman beralkohol dikategorikan
menjadi tiga golongan berdasarkan kadar alkohol yang terkadung di dalamnya, yaitu:
Sumber: Jawa Pos,
17 Januari 2008
Gambar 7.1
Kerja bakti merupakan salah satu
kebiasaan positif yang mampu membentuk
solidaritas sosial sehingga terbentuk masyarakat yang
rukun dan bersatu padu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Galeri Pengetahuan Sosial 2
128
alkohol sebanyak 1 sampai 5 . b. Minuman beralkohol golongan B, mempunyai kadar alkohol
lebih dari 5 sampai 20 . c. Minuman beralkohol golongan C, mempunyai kadar alkohol
lebih dari 20 sampai 55 . Alkohol termasuk zat adiktif, yakni zat yang penggunaannya
dapat menimbulkan ketergantungan. Di samping itu, alkohol juga termasuk golongan depresan yang dapat memperlambat aktivitas
otak dan sistem saraf. Sifat alkohol yang antiseptik sebagai larutan pelawan kuman sering dipergunakan oleh tenaga medis dokter,
perawat, bidan untuk membersihkan peralatan yang akan diper- gunakan untuk kegiatan pengobatan, misalnya alat suntik, mencu-
ci peralatan operasi bedah, mensterilkan ruangan, dan sebagainya.
Masyarakat Eropa adalah kelompok masyarakat yang terbiasa meminum minuman beralkohol untuk menghangatkan tubuh guna
melawan dinginnya lingkungan. Akan tetapi, mereka meminum alkohol tidak lebih dari satu gelas kecil sloki berukuran 10 ml dan
hanya beberapa teguk saja, itu pun dilakukan tidak setiap saat.
Minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat menimbulkan mabuk bahkan tak sadarkan diri, karena alkohol
berpengaruh terhadap kerja dan fungsi susunan saraf. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kerusakan
pada organ hati dan otak serta menimbulkan efek ketergantungan.
Orang yang kecanduan alkohol akan menunjukkan gejala- gejala seperti mual, gelisah, gemetar, sukar tidur. Pengaruh alkohol
mengakibatkan perilaku emosional, tak terkendali, dan agresif. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa banyak pelaku tindak kriminal
selalu diawali dengan meminum minuman keras, sehingga tindakannya bisa di luar batas perikemanusiaan.
2. Judi