BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Pada masa sekarang ini, dunia usaha telah mengalami proses transformasi dari era kompetisi industri bergeser menjadi era kompetisi informasi. Pada era
informasi ini, perusahaan dapat mengembangkan hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan inovasi produk dan pelayanan, memproduksi produk dengan
kualitas dan harga yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan memobilisasi kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan persaingan. Untuk mengantisipasi
persaingan yang semakin ketat pada era informasi ini, kinerja perusahaan menjadi salah satu kunci utama kesuksesan di dalam bersaing.
Pada akhir tahun 2009, pihak manajemen PT. Putra Tunas Megah mengeluhkan adanya penurunan kinerja keuangan perusahaan. Penjualan dan
biaya operasional tahunan perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya meningkat, tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan keuntungan bersih
perusahaan. Keluhan pelanggan karena terlambatnya pengiriman dan ketidaksesuaian spesifikasi permintaan produk sterilizer door diduga pihak
manajemen menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kinerja keuangan perusahaan. Permasalahan ini tidak saja dapat menyebabkan produktivitas
perusahaan menurun, tetapi juga menyebabkan beralihnya pelanggan ke
Universitas Sumatera Utara
perusahaan pesaing yang pada akhirnya akan dapat menurunkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Produktivitas perusahaan biasanya diukur dari kinerja keuangan tahunan. Apabila keuntungan bersih meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
maka kinerja perusahaan dianggap meningkat juga. Namun, pengukuran kinerja berdasarkan perspektif keuangan merupakan pengukuran kinerja yang bersifat
parsial, yang belum representatif dan komprehensif, sehingga permasalahan seperti mengapa kinerja keuangan perusahaan menurun tidak dapat terdeteksi .
Aspek- aspek seperti kegiatan operasional perusahaan dan pelanggan tidak memiliki suatu standar kinerja, sehingga perusahaan tidak dapat menilai
bagaimana kinerja perusahaan berdasarkan aspek tersebut. Memiliki suatu metode pengukuran kinerja yang mampu mengukur
kinerja perusahaan secara menyeluruh menjadi latar belakang penelitian ini. Pihak manajemen menginginkan adanya suatu metode pengukuran kinerja yang mampu
menilai kinerja perusahaan secara menyeluruh. Adapun metode pengukuran kinerja yang dimaksud adalah dengan menggunakan Balanced Scorecard.
Balanced scorecard mengintegrasikan pengukuran keuangan hasil dari kegiatan perusahaan dan pengukuran operasional yang merupakan pendorong dari kinerja
keuangan di masa yang akan datang. Dengan Balanced Scorecard kinerja perusahaan dapat dilihat dari empat perspektif, yaitu perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan. Penyusunan Balanced Scorecard juga dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan pokok berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
1. Apakah perusahaan dapat melakukan perbaikan dan penciptaan nilai tambah
secara berkesinambungan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. 2.
Proses bisnis apa yang harus ditingkatkan atau diperbaiki perusahaan perspektif proses bisnis internal.
3. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan perspektif
pelanggan. 4.
Bagaimana penampilan keuangan perusahaan di mata pemegang saham perspektif keuangan.
Apabila PT. Putra Tunas Megah dapat memiliki suatu sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi Balanced scorecard, maka hal tersebut dapat menjadi
suatu upaya peningkatan produktivitas perusahaan dan sebagai antisipasi di dalam menghadapi persaingan pada era sekarang ini.
1.2. Rumusan Masalah