Hasi kegiatan Observasi kegiatan Guru

65 Pada pembelajaran siklus ke II hasil belajar siswa pada konsep energi dan penggunaannya meningkat yaitu sebanyak 96 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan obeserver pada setiap pertemuan di setiap siklus yang dapat dilihat dari pedoman observasi siswa. Pada siklus I aktivitaskegiatan observasi siswa dalam kategori baik. Namun masih terlihat siswa belum terbiasa dengan penerapan pendekatan konstruktivisme. Setelah dilanjutkan dengan pembelajaran pada siklus II ternyata motivasi siswa untuk belajar menjadi sangat baik. Hal ini senada dengan hasil penelitian orang lain yaitu Amanah 2012 dimana disimpulkan proses pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep energi dan perubahannya . Hal ini ditunjukan oleh hasil uji t yaitu thitung 5-.461 ttabel 2.086. Adapun jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 orang 95. 1 Berdasarkan hasil penelitian Sri Putri Pujiarsih, 2011 disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pendekatn konstruktivisme piagetterhadap penguasaan konsep IPA siswa pada materi pokok kalor. 2 Hasil penelitian Palupi Purnamawati 2010 menunjukan bahwa terdapat pengaruh pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa. terbukti dari perhitungan uji hipotesis statistik, dimana diperoleh thitung t-tabel, sebesar 7, 905 2,00. Selain itu ditunjukan pula dari perbandingan sekor rata –rata kemampuan berpikir kreatif, dimana kelompok siswa yang mengunakan pendekatan konstruktivisme lebih tinggi rata – ratanya dari pada kelompok siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori. 3 1 Amanah Pengaruh Pendekatan Kontruktuvisme Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Sumber Energi. Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA:Fakultas Tarbiyyah UIN Syarif Hidayatullah, 2012 ,h.63 2 Sri Putri Pujiarsih. Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme Piaget Terhadap Penguasaan Konsep IPA Pada Materi Pokok Kalor Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA: Fakultas Tarbiyyah UIN Syarif Hidayatullah 2011 ,h.56 3 Palupi Purnamawati. Pengaruh pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa. Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA: Fakultas Tarbiyyah UIN Syarif Hidayatullah 2010,h.66 66 Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah atau metode pembelajaran yang hanya meliputi siswa datang, duduk dan menulis materi yang telah dituliskan dipapan tulis atau yang didikte oleh guru, mendengarkan guru menjelaskan materi dan mengerjakan tugas. Metode ini kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba, mencari dan mengalami sendiri dalam proses pembelajaran. Maka dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada, karena sesuai dengan karakteristik kontruktivisme itu sendiri. yaitu melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih kreatif dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena pada dasarnya model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme ini sifatnya lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka.Menurut pengamatan observer kegiatan observasi guru pada setiap pertemuan di setiap siklus dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA pada konsep energi dan kegunaannya sangat baik. Hal ini menunjukan guru melakukan aktivitas mengajarnya dengan baik. Pembelajaran terus berubah dari waktu ke waktu ke arah yang positif. Merubah peran pembelajaran yang senantiasa berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru selayaknya menjadi fasilitator, mediator, pembimbing dan pengarah bagi keberhasilan peserta didiknya. Pendekatan konstruktivisme dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa dalam belajar IPA. Untuk itu guru perlu memahami bahwa : 1 siswa perlu diberi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan menumbuhkan semangat belajar. Setiap siswa terlahir dengan kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Memberikan soal atau masalah yang sesuai dengan kemampuan siswa akan menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat dan motivasi yang tinggi pada diri siswa. Jika dalam tugas individu nilai yang diperoleh masih jauh dari harapan, maka guru wajib melakukan remedial. 2 Tanamkan anggapan bahwa semua siswa dapat mengkonstrukssi pemahaman sendiri tentang IPA. 67 Seluruh siswa terlahir cerdas dengan kemampuan adaptasi masing- masing, mereka dibekali rasa penasaran yang akan membuat mereka aktif mencari dan terus mencoba segala sesuatu yang baru. 3 Berusaha untuk menterjemahkan sesuatu yang rumit menjadi sesuatu yang mudah dimengerti oleh siswa. Tugas pembelajaran hendaknya dibuat sesuai dengan konteks kehidupan siswa, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut. 4 Hukuman dapat mematikan kreatifitas siswa. Kegagalan maupun kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. Memberi hukuman pada siswa ketika mereka melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tugas IPA, justru membuat siswa semakin enggan untuk belajar IPA.