Teori Belajar Konstruktivisme Kajian Teori

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat Sedangkan Sudjana 2009:39 mengungkapkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1 faktor Intrinstik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis, 2 Faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berasal dari luar siswa atau lingkungan seperti guru, media, teman pergaulan, dan lain-lain Uraian diatas menunjukan bahwa selain dari individu siswa sendiri prestasi belajar juga dipengaruhi oleh berbagai aspek yang ada dilingkungan siswa itu sendiri. Aspek tersebut meliputi orang dan atau lingkungan yang sering berinteraksi dengan mereka seperti orang tua, guru, teman, dan lain-lain. Maka proses belajar yang baik akan berdampak baik pada prestasi belajar siswa.

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

The construction of meaning is a continuous and active process Driver and Bell, 1986. Berdasarkan pendapat ahli tersebut terungkap bahwa konstruktivisme berarti terus menerus dan berproses secara aktif. Seperti yang dikembangkan oleh Piaget, bahwa pengetahuan itu akan bermakna apabila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa itu sendiri Suyono dan Hariyanto: 2011. Sejak kecil, siswa selalu memiliki rasa ingin tahu dan ingin selalu mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan struktur kognitifnya. Pengetahuan yang mereka peroleh mereka akan berusaha untuk selalu memperbaharui dan di ubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Maka sebagai tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akmodasi Wina Sanjaya, 2006. West dan Pines dalam Samatowa, 2010: 54 mengungkapkan bahwa menurut pandangan kontruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar. Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus pada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran Hanafiah Suhana: 2009. Rancangan belajar konstruktivisme menurut Tytler dalam Suyono dan Haryanto: 2011 antara lain: 1 memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dalam bahasanya sendiri, 2 memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif, 3 memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru, 4 memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang dimiliki siswa, 5 mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, 6 menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Rancangan belajar konstruktivisme seperti yang diungkapkan ahli tersebut menunjukan bahwa konstruktivisme dapat mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Berdasarkan yang telah terurai di atas dapat dikatakan juga bahwa konstruktivisme merupakan sebuah proses belajar dimana individu membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi fisik dan sosial.

2.1.4 Inkuiri