Memberikan peluang untuk berkembang dan mau sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Dengan adanya proses
interaksi maka akan memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran
berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
2.1.4.4.2 Kelemahan
Dalam metode inkuiri siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk
mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode ini akan
mengecewakan. Ada kritik, bahwa proses metode inkuiri terlalu mementingkan
proses pengertian
saa, kurang
memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam IPA
2.1.5.1 Hakekat IPA
Hendro Darmojo dalam Samatowa, 2010: 2 IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tetang alam semesta denga segala
isinya. IPA atau sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah Samatowa, 2010: 3. Sedangkan
Winaputra dalam Samatowa , 2010: 3 mengungkapkan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk
hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
Uraian diatas menunjukan bahwa IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sistem alam semesta yang
diperoleh dari pengumpulan data, observasi dan memecahkan masalah melalui langkah atau metode ilmiah. IPA juga merupakan jalan untuk
memecahkan masalah atau menemukan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang muncul dari fenomena-fenomena alam muncul disekitar.
2.1.5.2 Pendidikan IPA SD
Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan Badan Satuan Nasional Pendidikan [BSNP]: 2007. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pendidikan IPA
khususnya di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari tentang alam, meliputi dirinya sendiri maupun
lingkungannya dan proses lebih lanjut untuk kehidupan sehari-harinya. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA dilaksanakan
secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja
dan bersikap
ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecapakan hidup BSNP: 2006.
Oleh karena
itu pembelajaran
IPA di
Sekolah
DasarSDMadrasah IbtidaiahMI memerlukan penekanan pada
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah KTSP BSNP:
2007. Tujuan mata pelajaran IPA di SDMI agar siswa memiliki
kemampuan untuk memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannNYA;
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat; mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menajaga dan melestarikan lingkungan alam; meningkatkan kesadaran
untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. BSNP: 2007
Standar minimum secara rasional yang harus dicapai siswa SDMI terdapat dalam Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD,
SK dan KD juga menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum. Di kelas IV khususnya di semester genap, terdapat 5 SK dan 14 KD yang
meliputi gaya, bentuk energi, perubahan kenampakan bumi, perubahan lingkungan fisik, sumber daya alam dan teknologi KTSP BSNP: 2007.
Dilihat dari pokok bahasan di setiap SD dan KD di kelas IV semester genap, akan sangat menarik jika siswa berproses dengan pengalaman
langsung dalam pembelajaran. Dalam SK memahami pengaruh perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, terdapat
materi yang berhubungan langsung dengan lingkungan alam, baik lingkungan di sekitar siswa maupun lingkungan yang jauh dari jangkauan
fisik siswa. Dalam kompetensi ini, siswa diminta untuk menemukan macam-macam pengaruh lingkungan fisik dan akibatnya. Perubahan
lingkungan fisik yang meliputi meliputi hujan, angin, dan gelombang laut mempengaruhi alam yang dapat menyebabkan perubahan alam yyang
meliputi erosi, abrasi, banjir dan longsor. Oleh karena itu akan lebih baik jika dalam penyampaian materi di
kompetensi tentang lingkungan fisik ini menggunakan inkuiri maupun inkuiri terbimbing seperti yng terdapat dalam ungkapan pada KTSP
BSNP 2007 yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecapakan hidup. Dengan
menggunakan inkuiri maka siswa akan melakukan penyelidikan dalam proses pembelajaran yang natinya akan menemukan jawaban berdasarkan
rumusan masalah yang ada, serta menguji hipotesis yang telah siswa buat
untuk menemukan jawaban dari mengui hipotesa tersebut melalui pengalaman langsung. Sehingga dengan pengalaman langsung tersebut
siswa akan lebih memahami dan memaknai apa yang telah ia temukan melalui proses mentalnya sendiri. Inkuiri terbimbing bisa dilakukan
dengan berinteraksi langsung dengan alam maupun secara tidak langsung dengan gambar, video, atau artikel. Pengumpulan data dan pengujian
hipotesis yang dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan angin dan air beserta seperangkat medianya untuk mengetahui apa penyebab
dan bagaimana erosi, abrasi, banjir dan tanah longsor tersebut.
2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas PTK