akhirnya siswa akan lebih memaknai pembelajaran yang berproses melalui perkembangan mentalnya sendiri. Dengan melibatkan siswa sebagai
pemeran utama, maka siswa akan lebih aktif dan tertarik dalam menjalani proses pembelajaran dan bukan hanya duduk diam dan mendengarkan
ceramah dari guru, khususnya pelajaran IPA. Inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai individu yang telah mempunyai pengetahuan
awal yang nantinya akan mereka bangun sendiri selama berproses dalam inkuiri, yaitu berbasis kontruktivis. Hal inilah yang diharapkan dapat
merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA, yang diharapkan pula nantinya akan berpengaruh lebih baik pada prestasi siswa.
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing
digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa keas IV SD Negeri Plaosan 1. Dalam hal ini metode inkuiri terbimbing
digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA. Inkuiri terbimbing merupakan metode yang terdiri dari
tahap-tahap meliputi orientasi, merumuskan masalah, pengajuan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis dan menyimpulkan. Tahap-tahap
inkuiri terbimbing tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat berproses dalam pembelajaran melalui pengalaman berinteraksi
langsung dengan lingkungannya yang pada akhirnya dapat menemukan makna. Interaksi langsung dengan lingkungannya tersebut menyebabkan
siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Proses dalam metode inkuiri terbimbing yang merangsang
keaktifan siswa tersebut memberi siswa pengalaman belajar melalui proses mental dan fisiknya sendiri. Maka, dengan pengalaman secara langsung
dalam pembelajaran siswa dapat lebih memahami dan menemukan makna dalam pembelajaran. Malalui pemahaman materi dalam pembelajaran
dengan pengalaman langsung, maka siswa akan lebih bisa mengingatnya dan berdampak lebih baik pada prestasi belajarnya. Maka dengan cara
seperti itu inkuiri terbimbing merangsang keaktifan yang berdampak lebih baik pada prestasi belajar siswa.
BAB III METODOLOGI
3.1 Jenis penelitian
Penelitian menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian Tindakan
Kelas dilaksanakan untuk meningkatkan dan
memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan atau riset tindakan secara umum dimaksudkan sebagai riset yang dilakukan oleh
seseorang yang sedang praktik dalam suatu pekerjaan, untuk digunakan dalam pengembangan pekerjaan itu sendiri Suparno, 2008: 5. Pelitian Tindakan
Kelas bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan.
Sedangkan menurut Arikunto 2008: 91 penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas. Dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan suatu
penelitian yang disertai suatu tindakan yang sengaja dimunculkan sebagai usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan proses maupun hasil dalam
pembelajaran di kelas oleh orang yang sedang praktik dalam kelas tersebut, dalam hal ini adalah guru.
Penelitian ini mengacu pada Kemmis dan Taggart dalam Arikunto, 2008:16 yang meliputi empat tahap yaitu:
3.1.1 Perencanaanmenyusun rancangan tindakan Dalam tahap penyusunan rancangan ini ditentukan titik atau fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
42