Indeks Kesukaran Teknik Pengujian Instrumen

68 Hasil perhitungan reliabilitas soal evalusai siklus I memperoleh hasil reliabilitas sebesar 0,830 tergolong dalam kualitas tinggi, sehingga instrumen soal evalusi siklus II tidak akan diganti.

3.7.3 Indeks Kesukaran

Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilits juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah, sedang, dan sukar proporsinya seimbang Sudjana, 2008: 135. Rumus yang digunakan untuk menghitung kesukaran soal menurut Sudjana 2008: 37. Keterangan : I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana 2008, 137 sebagai berikut : Tabel 3.21 Tabel indeks kesukaran Indeks Kesukaran Kategori – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Berdasarkan tabel tersebut kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Di peroleh kriteria tersebut dilihat dari hasil indeks kesukarannya. I = 69 Tabel 3.22 Indeks kesukaran Soal Nilai Kriteria Soal 1 0,73 Mudah Soal 2 0,11 Sukar Soal 3 0,75 Mudah Soal 4 0,79 Mudah Soal 5 0,70 Sedang Soal 6 0,38 Sedang Soal 7 0,93 Mudah Soal 8 0,41 Sedang Soal 9 0,45 Sedang Soal 10 0,57 Sedang Soal 11 0,68 Sedang Soal 12 0,80 Mudah Soal 13 0,57 Sedang Soal 14 0,73 Mudah Soal 15 0,86 Mudah Soal 16 0,29 Sukar Soal 17 0,00 Sukar Soal 18 0,54 Sedang Soal 19 0,80 Mudah Soal 20 0,50 Sedang Soal 21 0,21 Sukar Soal 22 0,59 Sedang Soal 23 0,38 Sedang Soal 24 0,63 Sedang Soal 25 0,50 Sedang Soal 26 0,64 Sedang Soal 27 0,46 Sedang Soal 28 0,43 Sedang Soal 29 0,36 Sedang Soal 30 0,46 Sedang Soal 31 0,38 Sedang Soal 32 0,27 Sukar Soal 33 0,32 Sedang Soal 34 0,30 Sukar Soal 35 0,48 Sedang Soal 36 0,59 Sedang Soal 37 0,43 Sedang Soal 38 0,36 Sedang Soal 39 0,34 Sedang Soal 40 0,25 Sukar Soal yang tergolong dalam kategori mudah yaitu nomer 1, 3, 4, 7, 12, 14, 15, 19. Soal yang termasuk dalam kategori sedang yaitu 5, 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39 . Soal yang termasuk dalam kategori sukar yaitu, 2, 16, 17, 21, 32, 34, 40 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut. 70 Tabel 3.23 Indeks kesukaran Soal Nilai Kriteria Soal 1 0,60 Sedang Soal 2 0,74 Mudah Soal 3 0,34 Sedang Soal 4 0,64 Sedang Soal 5 0,43 Sedang Soal 6 0,64 Sedang Soal 7 0,64 Sedang Soal 8 0,28 Sukar Soal 9 0,47 Sedang Soal 10 0,66 Sedang Soal 11 0,26 Sukar Soal 12 0,83 Mudah Soal 13 0,62 Sedang Soal 14 0,40 Sedang Soal 15 0,79 Mudah Soal 16 0,75 Mudah Soal 17 0,30 Sukar Soal 18 0,68 Sedang Soal 19 0,30 Sukar Soal 20 0,64 Sedang Soal 21 0,49 Sedang Soal 22 0,53 Sedang Soal 23 0,74 Mudah Soal 24 0,47 Sedang Soal 25 0,77 Mudah Soal 26 0,45 Sedang Soal 27 0,83 Mudah Soal 28 0,43 Sedang Soal 29 0,32 Sedang Soal 30 0,55 Sedang Soal 31 0,62 Sedang Soal 32 0,51 Sedang Soal 33 0,43 Sedang Soal 34 0,81 Mudah Soal 35 0,83 Mudah Soal 36 0,68 Sedang Soal 37 0,64 Sedang Soal 38 0,68 Sedang Soal 39 0,70 Sedang Soal 40 0,77 Mudah Soal yang tergolong dalam kategori mudah yaitu nomer 2, 12, 15, 16, 23, 25, 27, 34, 35, 40. Soal yang termasuk dalam kategori sedang yaitu nomer1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39. Soal yang termasuk dalam kategori sukar yaitu pada nomer 8, 11, 17, 19. 71

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa keaktifan belajar siswa yang diperoleh dari observasi atau pengamatan. Data kuantitatif digunakan untuk penilaian prestasi belajar siswa. Perubahan yang terjadi dapat diketahui dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah diberi tindakan yang berkaitan dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada kelas II di SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn. 3.8.1 Penghitungan Keaktifan Data keaktifan siswa diperoleh peneliti berdasarkan hasil observasimenggunakan lembar observasi kekatifan. Observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum tindakandigunakan untuk menentukan kondisi awal keaktifan yang dimiliki oleh siswa.Peneliti juga melakukan observasi terhadap kekatifan siswa ketika berlangsungnyatindakan untuk menentukan data kekatifan. Data keaktifan sebelum dan ketika tindakan pada lembar observasi keaktifan dibandingkan untuk melihat adanya peningkatan atau tidak datakeaktifan yang dimilikioleh siswa. Langkah-langkah menghitung keaktifan siswa adalah sebagai berikut : 1. Menghitung skor keaktifan setiap siswa. Skor yang diberikan pada siswa 1 - 3. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah 1x, skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah lebih dari 1x. 2. Menghitung jumlah skor keaktifan siswa seluruh kelas. 3. Menghitung skor rata-rata keaktifan.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan media audio-visual untuk siswa kelas II SD N Kledokan.

0 0 2

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas II SDN Kledokan.

0 5 275

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02.

0 3 354

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012/ 2013.

0 0 179

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 214

Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 239

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012 2013

0 2 177

Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II

0 0 237