Definisi Workplace Spirituality Workplace Spirituality

melibatkan hubungan mental, emosi dan spiritual antara karyawan dalam organisasi. Hal ini membentuk dalamnya perasaan terhubung antar individu, adanya dukungan, kebebasan berekspresi dan penyayoman. Sense of community dikarakteristikkan dengan adanya perasaan terhubung dengan rekan kerja, karyawan mendukung satu sama lain, dan terhubung dengan tujuan bersama Milliman, Czaplewski Ferguson, 2003. c Alignment with organizational values Aspek ketiga dalam workplace spirituality adalah alignment with organizational values yang mewakili level organisasi, dimana individu mengalami perasaan kesamaan yang kuat antara nilai individu dengan misi dan tujuan organisasi Milliman, Czaplewski Ferguson, 2003. Alignment with organizational values mencakup konsep bahwa karyawan berkeinginan utnuk bekerja di organisasi dengan tujuan yang tidak hanya menjadi perusahaan yang baik, namun menjadi organisasi yang memiliki etika atau integritas dan berkontribusi lebih besar daripada perusahaan biasa, yaitu kesejahteraan karyawan, pelanggan dan masyarakat. Alignment with organizational values dikarakteristikkan dengan adanya perasaan terhubung dengan tujuan organisasi, mengidentifikasi diri dengan misi dan nilai organisasi, dan adanya perhatian organisasi terhadap karyawan Milliman, Czaplewski Ferguson, 2003.

4. Definisi dan Karakteristik Organisasi Spiritual

Robbins dan Judge 2005 menyatakan bahwa organisasi yang mendukung spiritualitas di tempat kerja disebut dengan organisasi spiritual. Robbins dan Judge 2005 mengidentifikasi karakteristik kultur yang ada dalam organisasi spiritual, yaitu: a. Kesadaran akan tujuan yang kuat Organisasi spiritual akan mendasarkan budaya organisasi pada tujuan yang bermakna. Keuntungan organisasi bukanlah nilai utama, namun terilhami oleh tujuan yang diyakini penting dan bermakna. b. Fokus terhadap pengembangan individu Organisasi spiritual menyadari makna dan nilai pada setiap manusia. Hal ini menjadikan organisasi tidak hanya sekedar menyediakan pekerjaan, namun mencoba menciptakan budaya dimana karyawan dapat belajar dan bertumbuh. c. Kepercayaan dan respek Ciri organisasi spiritual adalah adanya sikap saling percaya, jujur, dan terbuka. Hal ini dapat menjadikan karyawan tidak takut untuk mengakui kesalahan mereka. d. Praktik kerja yang manusiawi Organisasi spiritual menerapkan jadwal kerja fleksibel, imbalan berbasis kelompok dan organisasi, penyempitan kesenjangan gaji dan status, jaminan hak pekerja, pemberdayaan karyawan, dan keamanan kerja.