Kerangka Penelitian LANDASAN TEORI

34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian korelasional, yaitu penelitian dengan ciri adanya hubungan korelasi antar dua variabel Supratiknya, 1998 dalam Sutrisnawati, 2009. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu workplace spirituality dan employee engagement. Peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan workplace spirituality dan employee engagement.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini akan diteliti 2 variabel, yaitu : 1. Variabel bebas : workplace spirituality yang memiliki 3 dimensi, yaitu meaningful work, sense of community dan alignment with organizational values. 2. Variabel tergantung : employee engagement

C. Definisi Operasional

1. Workplace Spirituality Workplace spirituality adalah kerangka dari nilai organisasi yang dibuktikan dengan adanya budaya organisasi yang mendorong pengalaman transenden karyawan melalui proses pekerjaan dan perasaan terhubung dengan orang lain yang menghasilkan perasaan lengkap dan bahagia Giacalone Jurkiewicz, dalam Miller Ewest, 2011. 3 dimensi workplace spirituality yang akan diukur adalah meaningful work, sense of community, dan alignment with organizational values. Meaningful work adalah aspek individu, dimana karyawan mencari makna dan tujuan mendalam dari pekerjaan yang dilakukan. Sense of community adalah aspek hubungan dengan orang lain, dimana karyawan mencari perasaan terhubung dengan orang lain dalam lingkungan kerja. Alignment with organizational value adalah aspek organisasi, dimana karyawan mencari kesamaan nilai antara dirinya dengan organisasi tempatnya bekerja. Semakin tinggi skor setiap dimensi workplace spirituality menunjukkan semakin tinggi tingkat workplace spirituality, sebaliknya semakin rendah skor setiap dimensi menunjukkan semakin rendah tingkat workplace spirituality. 2. Employee Engagement Employee engagement adalah kondisi positif dan pemenuhan karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan, dikarakteristikkan oleh adanya giat vigor, dedikasi dedication dan penyerapan absorption Schaufeli dan Baker, 2004. Employee engagement akan diukur dengan skala psikologis employee engagement yang dikembangkan oleh peneliti. Skala ini akan mengukur 3 aspek employee engagement, yaitu giat vigor, dedikasi dedication, dan penyerapan absorption. Giat vigor adalah tingginya tingkat energi dan upaya dalam bekerja. Dedikasi dedication adalah mengikat diri secara emosional dan intelektual pada pekerjaan. Penyerapan absorption adalah kondisi perhatian yang penuh dengan upaya mental tinggi karena senang dengan sesuatu. Semakin tinggi skor total pada skala employee engagement menunjukkan semakin tinggi tingkat employee engagement. Sebaliknya semakin rendah total skor menunjukkan semakin rendah tingkat employee engagement.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang sudah berstatus sebagai karyawan tetap. Hal ini dikarenakan karyawan tetap diharapkan sudah cukup lama mengalami workplace spirituality dalam organisasi dan sudah memiliki employee engagement. Subjek pada penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu peneliti sudah menentukan karakteristik subjek berdasar ciri dan sifat populasi sebelumnya Winarsunu, dalam Sutrisnawati,2009. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan ciri dan sifat subjek yang peneliti tentukan adalah karyawan dari perusahaan yang memiliki karakteristik organisasi spiritual, yaitu organisasi yang memiliki kesadaran akan tujuan yang kuat, fokus pada pengembangan individu, adanya kepercayaan dan respek, praktik kerja manusiawi, dan adanya toleransi bagi ekspresi karyawan.

E. Metode dan Alat Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode penyebaran skala. Skala yang digunakan adalah skala yang dikembangkan oleh peneliti mengacu pada landasan teori yang ada. Pengambilan data akan dilakukan dengan menggunakan 2 skala, yaitu skala workplace spirituality dan skala employee engagement. Skala workplace spirituality dan skala employee engagement menggunakan skala Likert, yaitu subjek diminta menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam kontinum terhadap pertanyaan yang disusun peneliti Supratiknya, 2014. Item dalam skala berisi pernyataan favorable dan unfavorable. Item favorable adalah item yang jika subjek menjawab iya, hal ini menunjukkan sikap positif subjek terhadap objek terkait. Sementara itu, item unfavorable adalah item yang jika diiyakan oleh subjek, menunjukkan sikap negatif terhadap objek Anderson, 1990 dalam Supratiknya, 2014. Skala yang digunakan akan tersusun dari dua bagian. Bagian pertama berisi identitas dan petunjuk pengisian, sedangkan bagian kedua berisi petanyaan dan pilihan jawaban. Jawaban yang subjek pilih menggambarkan tingkat persetujuan subjek. Jawaban pada skala ini hanya