Kelompok Tani Hutan KTH

5. Meningkatkan kesejahteraan anggota, merupakan tujuan akhir dibentuknya KTH.

2.9. Rumahtangga Petani

Saharudin 1985 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dimana biasanya mereka tinggal disitu dan makan dari satu dapur. Anggota rumahtangga biasanya terdiri dari suami, istri, anak-anak, famili dan anggota lain bukan famili termasuk pembantu rumahtangga, sedangkan yang dimaksud kepala rumahtangga adalah orang yang bertanggungjawab terhadap rumahtangga tersebut. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluannya sendiri. Orang yang tinggal di rumahtangga ini disebut anggota rumahtangga, sedangkan yang bertanggungjawab atau dianggap bertanggungjawab terhadap rumahtangga adalah kepala rumahtangga Biro Pusat Statistik,1990 Rumahtangga merupakan unit terkecil pengambil keputusan, karena hampir mirip dengan perusahaan jika ditinjau dari teori permintaan tenaga kerja. Seorang anggota keluarga akan bekerja, pasti harus melihat pertimbangan anggota lain. Dengan kata lain suplai tenaga kerja ditentukan secara simultan dalam rumahtangga untuk mencapai kepuasan maksimum dengan sumberdaya terbatas Becker,1976 dalam Hardjanto,1996.

2.10. Pendapatan Rumahtangga

Pendapatan rumahtangga adalah kumpulan dari pendapatan anggota- anggota rumahtangga dari masing-masing kegiatan. Menurut BPS 1993 pada sebagian rumahtangga pertanian, usaha pertanian masih merupakan penghasilan, tetapi bagi sebagian rumahtangga petani yang lain, usaha selain pertanian lebih menunjang kebutuhan hidupnya. Pendapatan rumahtangga pertanian tidak hanya berasal dari usaha pertanian tetapi juga berasal dari luar sektor tersebut seperti perdagangan, industri, pengangkutan dan sebagainya. BPS 1993 menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah atau wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Ilmu ekonomi menyebutkan bahwa pendapatan dari suatu rumahtangga dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. pendapatan nominal dari suatu rumahtangga yaitu pendapatan yang diukur dengan unit uang; 2. pendapatan riil dari suatu rumahtangga yaitu daya beli dari pendapatan berupa uang yaitu jumlah barang - barang dan jasa yang dapat dibeli dengan pendapatan tersebut. Yayasan Penelitian Survei Agro Ekonomi 1986 menyatakan bahwa sumber pendapatan rumahtangga digolongkan menjadi dua sektor, yaitu sektor pertanian dan sektor non pertanian. Pendapatan rumahtangga sektor non pertanian bersumber dari tiga jenis kegiatan yang cukup dominan yaitu industri rumah tangga, perdagangan dan berburuh. Pendapatan rumahtangga atau pengeluaran per kapita menurut Saragih 1993, termasuk nilai dari konsumsi hasil produksi sendiri, merupakan variabel yang cukup dapat dipertanggungjawabkan sebagai pengukur kesejahteraan. Namun, kondisi ini masih kurang dapat menangkap faktor-faktor yang menggambarkan karakteristik kesejahteraan seperti kesehatan, tingkat ”melek huruf”, harapan hidup, tingkat pengetahuan dasar, kesempatan kerja, kondisi perumahan dan aksesibilitas masyarakat. Pengukuran yang lebih baik adalah dengan melihat tingkat pengeluaran, seperti pangan, dengan jenis – jenis kalori, protein dan non pangan seperti pakaian, perumahan, rekreasi dan partisipasi dalam kegiatan sosial. Pengukuran ini akan lebih bermakna jika dilengkapi dengan analisis atas variabel – variabel lain yang menggambarkan perbedaan kondisi rumahtangga, pola konsumsi, mata pencaharian dan lokasi.

2.11. Produksi dan Produktivitas

Menurut Reijntjes 1986 produktivitas usahatani adalah hasil per satuan lahan, tenaga kerja, modal misalnya ternak dan uang, waktu atau input lainnya misalnya energi, air dan unsur hara. Produktivitas usahatani diukur berdasarkan hasil total biomassa, hasil komponen – komponen tertentu misalnya gabah, jerami, kandungan protein serta hasil ekonomis atau keuntungan. Menurut Gasperz 1998 dalam Purwanto 2004, produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggungjawab untuk penciptaan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi itu. Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik yang sangat erat dengan teknologi. Fungsi produksi menurut Swastha 2000 dalam Purwanto 2004 merupakan suatu persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input- input. Secara sederhana hubungan antara input dan output diformulasikan dalam fungsi produksi sebagai berikut : Q = f X 1 , X 2 , X, .......X n Keterangan : Q = Tingkat Produksi X 1, X 2 , X n = Faktor-faktor input yang digunakan Produktivitas menurut Swastha 2002 dalam Purwanto 2004 adalah sebuah konsep yang meggambarkan hubungan antara hasil jumlah barang dan jasa yang diproduksi dengan sumberdaya jumlah tenaga kerja, modal, tanah dan energi yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Ravianto 1990 dalam Purwanto 2004 mengartikan produktivitas sebagai ukuran tingkat efisiensi dan kualitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan output dengan sumberdaya yang digunakan input, secara sederhana dapat diformulasikan sebagai berikut : P = Keterangan : P = Produktivitas I O O = Output I = Input Pengertian produktivitas secara umum yaitu produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan. Selain itu, disebutkan juga bahwa terdapat perbedaan antara pengertian produksi dan produktivitas. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi tersebut.