Sejarah Lahan Hutan di Desa Sukasari

37 buah-buahan. Para penggarap mendapatkan 75 dan Perhutani mendapatkan 25 . Hak dan Kewajiban peserta PHBM yang dituangkan dalam Perjanjian Pengelolaan Sumberdaya Hutan antara Perum Perhutani KPH Banten dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH Sukakarya yaitu : 1. Kewajiban Peserta PHBM a. Memelihara tanaman Mahoni dan tanaman pertaniannya b. Menyetorkan 25 hasil tanaman pertaniannya kepada Perhutani sebagai hak bagi hasil. c. Menjaga keamanan tanaman hutan dan tanaman pertaniannya. d. Melaporkan setiap tindakan pelanggaran hukum kepada pihak yang berwenang. e. Bersama-sama Perhutani melakukan pemantauan dan penilaian terhadap keberhasilan tanaman pokok mahoni dan tanaman pertanian secara periodik. 2. Hak peserta PHBM a Memperoleh informasi mengenai segala bentuk kegiatan dan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan dari pihak Perhutani. b. Bersama Perhutani menyusun rencana teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang menjadi obyek kerjasama. c. Memperoleh upah pelaksanaan kegiatan sesuai tarif yang berlaku di Perum Perhutani sesuai kegiatan yang ada. d. Mendapat pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang menjadi obyek kerjasama, minimal dua bulan satu kali. e. Memperoleh 75 dari hasil tanaman pertanian yang ditanam peserta PHBM. f. Memperoleh bibit tanaman mahoni untuk keperluan kegiatan penyulaman di lokasi penanaman. 3. Kewajiban Perum Perhutani : a. Memberikan informasi mengenai segala bentuk kegiatan dan kebijakan pengelolaaan sumberdaya hutan kepada peserta PHBM. 38 b. Bersama peserta PHBM menyusun rencana teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang menjadi obyek kerjasama. c. Menyerahkan upah pelaksanaan kegiatan yang menjadi hak peserta PHBM sesuai tarif yang berlaku di Perum Perhutani sesuai kegiatan yang ada. d. Melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang menjadi obyek kerjasama. e. Menyerahkan bibit tanaman mahoni untuk keperluan kegiatan penyulaman di lokasi penanaman. 4. Hak Perum Perhutani a. Memperoleh kondisi tanaman pokok dan tanaman pertanian yang terpelihara dan terjaga dengan baik. b. Memperoleh 25 hasil tanaman pertanian yang ditanam peserta PHBM c. Memperoleh informasi dari peserta PHBM mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan kondisi tanaman mahoni dan tanaman pertanian yang menjadi obyek kerjasama. d. Memperoleh laporan mengenai segala bentuk kejadian dan pelanggaran hukum yang terjadi dalam kawasan hutan Negara yang terikat dalam perjanjian itu. e. Memperoleh laporan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan peserta PHBM. Dalam pelaksanaan bagi hasil di Desa Sukasari, ada keterangan tambahan, yaitu dari 25 yang disetorkan ke Perhutani dibagi lagi menjadi 10 untuk Perhutani, 10 untuk LMDH, dan 5 untuk desa. Namun, sampai sekarang dari pihak desa Kepala Desa belum pernah menerima bagi hasil tersebut untuk pembangunan desa. Hal ini dikarenakan administrasi yang tidak jelas dan rapih di LMDH Sukakarya.

5.2. Sosialisasi PHBM dan Bentuk Kegiatannya.

Pelaksanaan PHBM di Desa Sukasari ini diawali dengan pembentukan Kelompok Tani Hutan KTH yang merupakan penggarap – penggarap lahan hutan, pada bulan Agustus 2004. Kemudian pada tanggal 14 September 2004 dibentuklah Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH yang diikuti oleh masyarakat penggarap, 39 Badan Perwakilan Desa BPD, aparat desa, Kepala RPH Mandalawangi, dan tokoh agama Ust. Abdurrohim di MI Madrasah Ibtidaiyah Bojong Hejo. Pada tanggal 7 Desember 2004 dibuat perjanjian kerjasama PHBM antara Perum Perhutani KPH Banten dengan LMDH Sukakarya yang disaksikan oleh Kepala Desa Sukasari dan Camat Menes. Kegiatan PHBM yang dilakukan oleh para penggarap dimulai dari pengolahan tanah, penanaman, dan pemeliharaan yang meliputi kegiatan penyulaman tanaman pokok, pemangkasan, penyiangan dilanjutkan dengan pemanenan dan pemasaran hasil selain tanaman pokok yaitu mahoni. Dalam kegiatan penanaman, pihak Perhutani memberikan ketentuan jarak tanam untuk tanaman mahoni sebesar 6m x 2m, sedangkan untuk tanaman musiman tidak diberikan ketentuan mengenai jarak tanaman oleh Perhutani. Pada tahap pemeliharaan, para penggarap jarang sekali melakukan pemupukan, karena keterbatasan dana untuk membeli pupuk. Pada tahap ini, para penggarap lebih banyak melakukan penyiangan dan pemangkasan. Untuk pemanenan tanaman musiman yang diperoleh oleh penggarap umumya dijual dan hanya sedikit yang dikonsumsi. Responden tidak ada yang menjual hasil panen buah - buahan dengan sistem ijon, mereka menjual hasilnya langsung kepada pemborong yang berada di kampung mereka.

5.3. Karakteristik PHBM di Desa Sukasari

Para penggarap menggunakan pola kebun campuran dalam mengelola lahan garapan PHBM. Status lahan garapan PHBM adalah milik negara. Jumlah responden yang memiliki lahan garapan dari pemberian saudaranya yaitu satu orang. Responden lain sebanyak 29 orang memperoleh lahan berdasarkan siapa yang lebih dahulu menggarap lahan, maka orang tersebut berhak untuk mengelolanya. Tidak ada responden yang melakukan jual beli lahan garapan karena mereka sudah mengerti bahwa lahan garapan tersebut adalah milik negara sehingga tidak bisa diperjualbelikan. Pengelolaan lahan garapan PHBM rata-rata dilakukan sendiri tanpa menggunakan tenaga kerja tambahan, selain itu ada yang mempekerjakan orang lain 40 untuk membersihkan lahan garapan dengan cara mengupah kuli. Namun, hal itu terjadi karena pemilik lahan tersebut adalah perempuan. Lahan garapan di Desa Sukasari terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 500 mdpl. Jarak lahan garapan PHBM dari rumah responden cukup beragam antara 1 km-5 km. Topografi sebagian besar lahan garapan PHBM adalah curam, meskipun ada beberapa responden yang lokasi lahan garapannya cukup landai. Gambar 1 Lahan garapan PHBM. Jenis tanaman yang ditanam pada lahan garapan PHBM didominasi oleh tanaman pokok mahoni daun besar Swietenia macrophilla dan mahoni daun kecil Swietenia mahagoni dimana jumlah mahoni daun kecil Swietenia mahagonilebih banyak. Selain tanaman pokok, tanaman musiman yang ditanam oleh masyarakat didominasi oleh tanaman melinjo Gnetum gnemon dan kopi Coffea robusta. Selain itu para penggarap juga menanam cengkeh Sygizium aromaticum, petai Parkia speciosa, pisang Musa paradisiaca, jengkol Pithecellobium jiringa dan durian Durio zibethinus. Secara umum para penggarap PHBM mengkombinasikan antara tanaman keras atau tahunan yaitu mahoni, sengon, puspa, mahoni afrika, atau durian dengan tanaman musiman seperti melinjo, kopi, cengkeh, durian, pisang, jengkol, petai, dan cokelat. Para penggarap ada yang menanam tanaman tersebut dengan jarak tanam teratur, tetapi juga ada beberapa responden yang menanam tanaman dengan jarak yang tidak teratur. Para penggarap hanya berusaha memaksimalkan lahan yang ada.