melakukan kegiatan perambahan dengan menanami lahan hutan dengan tanaman pangan. Kegiatan tersebut terus berlangsung sehingga masyarakat melakukan
penebangan liar untuk tujuan memperoleh kayu, tetapi selain itu masyarakat juga ingin mendapatkan lahan pertanian yang lebih luas.
Dalam upaya mempertahankan kelestarian hutan dan mengatasi masalah perambahan di Desa Sukasari pada tahun 2004, PHBM telah dikembangkan
dengan bentuk pembinaan terhadap masyarakat sekitar hutan oleh Perum Perhutani. Tingkat pendidikan masyarakat di sekitar hutan sebagian besar tidak
tamat SD sehingga banyak penggarap PHBM yang belum dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Mereka belum memahami bahwa pengelolaan
PHBM dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi apabila dalam pengelolaannya didasarkan prinsip-prinsip manajemen usahatani. Penelaahan
PHBM dalam pembentukan pendapatan penggarap khususnya di wilayah Desa Sukasari belum diketahui secara rinci sehingga memerlukan penelitian yang lebih
mendalam agar diketahui secara rinci seberapa besar kontribusi PHBM dalam struktur pendapatan masyarakat.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pendapatan PHBM tahun 2007.
2. Untuk mengetahui kontribusi PHBM terhadap pendapatan total rumah tangga peserta PHBM tahun 2007.
3. Untuk memprediksi pendapatan PHBM setelah tahun 2007.
I.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan informasi dan saran kepada Perhutani bagi
penyusunan kebijakan dan usaha pengembangan PHBM. 2.
Mengetahui peranan PHBM dalam pemenuhan kebutuhan hidup para penggarap PHBM.
3. Memberikan motivasi kepada para penggarap untuk memelihara
tanaman yang ada di lahan garapan PHBM secara intensif. 4.
Sebagai bahan acuan bagi penelitian – penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah PHBM di Perhutani
Istilah kehutanan sosial diterjemahkan dari social forestry dan telah dikenal oleh para rimbawan sejak Kongres Kehutanan sedunia VII tahun 1978.
Wiersum dalam Pujo 2003 mendefinisikan social forestry sebagai suatu nama kolektif untuk berbagai strategi pengelolaan hutan yang memperhatikan distribusi
hasil-hasil hutan yang adil untuk memenuhi kebutuhan berbagai kelompok dalam masyarakat, mengaktifkan organisasi dan masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya hutan. Tujuan
pengembangan social forestry
menurut Perum Perhutani 1990 dalam Pujo 2003 adalah untuk menjamin keberhasilan reforestasi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar hutan . Secara garis besar perkembangan pengelolaan program – program kehutanan sosial di Perum
Perhutani adalah sebagai berikut: 1. Prosperity Approach 1972-1981
Prosperity Approach adalah program pembangunan hutan yang
mengikutsertakan masyarakat terutama untuk mengembalikan potensi dan fungsi hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan – kegiatan
pada program ini yaitu kegiatan tumpangsari, pembangunan basecamp, pengembangan perlebahan rakyat, penanaman hijauan pakan ternak, pengadaan
kaptering tempat penampungan air dari mata air dan penyaluran ke rumah
penduduk air dan pengembangan checkdam. 2. Program Pembangunan Masyarakat Desa Hutan 1982-1985
Pembangunan Masyarakat Desa Hutan PMDH adalah program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan hutan dimana masyarakat
diperlakukan sebagai obyek dan subyek dalam pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kegiatan – kegiatan dalam program ini
melanjutkan program – program prosperity approach dan beberapa program baru yaitu bantuan ternak, bantuan bibit tanaman dan penanaman tanaman obat.