5. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

2. Mata Pencaharian Sebagian besar penduduk Desa Sukasari bermatapencaharian sebagai buruh tani, yaitu sekitar 17,92 703 orang, petani sebanyak 615 orang 15,68 , buruh sebanyak 524 orang 13,36, pedagang sebanyak 405 orang 10,32 pengrajin 305 orang7,78 , PNS 15 orang 0,38 , Sopir 40 orang 1,02 , penjahit 5 orang 0,13 , peternak 27 orang 0,69 . Tabel 3 menunjukkan komposisi penduduk Desa Sukasari menurut mata pencaharian pokok. Tabel 3 Kondisi penduduk Desa Sukasari menurut mata pencaharian pada tahun 2006 No Jenis Pekerjaan Jumlah orang Persentase 1 Buruh Tani 703 17,92 2 Petani 615 15,68 3 Pedagang 405 10,32 4 Pengrajin 305 7,78 5 Buruh 524 13,36 6 PNS 15 0,38 7 Sopir 40 1,02 8 Penjahit 5 0,13 9 Peternak 27 0,69 10 Belum bekerja 1.057 26,94 11 Tidak bekerja 227 5,78 Jumlah 3.923 100,00 Sumber : Data potensi Desa Sukasari tahun 2006 3. Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk di Desa Sukasari sebagian besar adalah tidak tamat SDMI. Penduduk Desa Sukasari yang tidak tamat SDMI sebanyak 752 orang atau sekitar 19,17 dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Sukasari. tamat SDMI sebanyak 520 orang 13,26, tamat SLTPMTs 337 orang 8,59 , tamat SLTAMA 279 orang 7,11 , tamat D1 sebanyak 5 orang 0,13 , tamat D2 sebanyak 9 orang 0,23 , tamat S1 sebanyak 6 orang 0,15 , dan usia 7 – 15 tahun yang masih sekolah berjumlah 992 orang 25,29 . Kondisi ini digambarkan pada Tabel 4. Di Desa Sukasari terdapat fasiltas pendidikan formal yaitu 4 unit Sekolah Dasar dan 1 unit Madrasah Ibtidaiyah. Selain itu juga terdapat 1 unit TK, 3 unit lembaga pendidikan agama Islam dan 1 unit taman baca. Untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP dan SLTA masyarakat harus menempuh jarak sekitar 3 km ke Kecamatan Jiput, karena di Desa Sukasari tidak ada SLTP. Tabel 4 Tingkat pendidikan penduduk Desa Sukasari tahun 2006 No Pendidikan Jumlah orang Persentase 1 Usia dibawah 7 tahun yang belum sekolah 468 11,93 2 Usia 7-45 tahun yang tidak sekolah 149 3,80 2 Tidak tamat SDMI 805 20,52 3 Tamat SDMI 631 16,08 4 Tamat SLTPMTs 737 18,79 5 Tamat SLTAMA 559 14,25 6 Tamat D1 5 0,13 7 Tamat D2 9 0,23 8 Tamat S1 6 0,15 9 Usia 7 – 15 tahun yang masih sekolah 554 14,12 Total 3.923 100,00 Sumber : Data potensi Desa Sukasari tahun 2006 4. Kondisi Kesehatan, Perumahan, dan MCK Selain pangan dan pendidikan, kesehatan juga merupakan indikator utama untuk mengukur tingkat kesejahteraan manusia, baik kesehatan pribadi maupun kesehatan lingkungan. Kesehatan masyarakat Desa Sukasari cukup baik, dilihat dari tidak adanya Kejadian Luar Biasa KLB, tidak adanya ibu melahirkan yang meninggal, dan imunisasi yang dilakukan setiap bulan di Desa Sukasari. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Sukasari adalah posyandu 7 unit . Tenaga medis yang ada yaitu bidan desa 1 orang, dukun beranak terlatih 2 orang .Untuk penyakit yang ringan biasanya masyarakat cukup mengonsumsi obat-obatan yang tersedia di warung-warung kecil, sedangkan untuk penyakit yang cukup parah, mereka harus berobat ke dokter umum yang letaknya sekitar 3 km dari Desa Sukasari, yaitu di Desa Sukaraja. Kondisi perumahan di Desa Sukasari umumnya sudah memiliki kontruksi yang permanen rumah yang ditembok sampai atas dan berlantai tembok. Kebutuhan air untuk keperluan hidup sehari-hari seperti Mandi Cuci Kakus MCK maupun keperluan masak dan minum, masih tergantung pada sumber mata air dari Gunung Aseupan. Untuk tipe rumah yang permanen umumnya mereka sudah memiliki sarana MCK tersendiri yang sudah berada di dalam rumah dengan tetap memanfaatkan sumber mata air pegunungan yang disalurkan melalui selang – selang plastik. Jarak mata air pegunungan ke rumah penduduk sekitar 1 - 3 Km. Sedangkan untuk rumah semi permanen rumah yang hanya ditembok hingga jendela dan berlantai tanah atau tembok dan tidak permanen rumah yang dindingnya terbuat dari bilik bambu anyaman bambu dan berlantai tanah atau tembok, mereka menggunakan sarana MCK yang tidak permanen hanya terbuat dari kayu dan bambu serta berada di luar rumah dan ada beberapa responden yang menggunakan saranan MCK umum. Tabel 5 menunjukkan karakteristik tipe rumah penggarap lahan PHBM. Tabel 5 Karakteristik tipe rumah penggarap lahan PHBM Tipe Rumah Jumlah Responden Persentase Tidak permanen 8 26,67 Semi Permanen 3 10,00 Permanen 19 63,33 Jumlah 30 100,00 Sumber : Data potensi Desa Sukasari tahun 2006 5. Agama dan kepercayaan Penduduk Desa Sukasari seluruhnya beragama Islam 100. Prasarana peribadatan yang tersedia yaitu Mesjid sebanyak 9 buah , Musholla sebanyak 16 buah, dan tempat perkumpulan keagamaan berupa Majelis Ta’lim ada 10 buah. 6. Kelembagaan Masyarakat Pemerintahan Desa dikepalai oleh seorang Kepala Desa yang dibantu seorang sekretaris dan kepala urusan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa dapat dilihat pada Lampiran 2. Di Desa Sukasari juga sudah dibentuk BPD Badan Perwakilan Desa. Selain itu terdapat 17 Kelompok Tani Hutan yang tergabung dalam LMDH Lembaga Masyarakat Desa Hutan . Lembaga perokonomian yang sudah terbentuk yaitu Koperasi Karya Mulia. Namun, karena baru terbentuk bulan Maret tahun 2007, koperasi ini belum aktif. Alasannya karena kepala Koperasi Karya Mulia adalah seorang mandor Perhutani yang cukup sibuk pada pekerjaannya sehingga belum sempat mengaktifkan koperasi tersebut.

4.6. Sarana dan Prasarana Desa

Sarana dan prasarana yang cukup penting di Desa Sukasari antara lain terdiri dari sarana dan prasarana transportasi, ibadah, olah raga, kesehatan, dan pendidikan. Untuk sarana transportasi terdiri dari jalan desa, jalan antar kecamatan, jembatan desa, jembatan antar desakecamatan. Sarana transportasi belum ada angkutan umum di Desa Sukasari, sehingga untuk menempuh perjalanan antar desakecamatan penduduk menggunakan jasa ojek. Aksesibilitas Desa Sukasari sudah sangat baik dengan kondisi jalan beraspal yang menjangkau sebagian besar wilayah kampung dan jalan ini juga menjadi jalan alternatif menuju Pantai Carita. Sarana transportasi umum seperti angkutan kota angkot belum menjangkau ke desa ini. Angkot hanya sampai di Kecamatan Menes saja. Untuk dapat masuk ke Desa Sukasari harus menggunakan ojek atau kendaraan pribadi. Jalan desa terdiri dari jalan aspal sepanjang empat km yang menghubungkan antara Desa Banjarwangi dan Desa Sukaraja dalam kondisi baik, jalan makadam sepanjang satu km dalam kondisi baik. Untuk jembatan desa terdapat jembatan beton sebanyak lima unit empat unit dalam kondisi baik dan satu unit dalam kondisi rusak. Sedangkan jembatan antar desakecamatan terdapat jembatan beton sebanyak satu unit dalam kondisi baik. Selain itu terdapat tiga pangkalan ojek. Sarana penerangan sudah menggunakan jasa PLN. Namun, keterbatasan masih dapat dilihat untuk pengadaan penerangan jalan umum, baik itu jalan utama dan jalan setapak yang menghubungkan rumah – rumah penduduk yang tidak terletak di jalan utama atau jalan desa. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat menggunakan senter untuk beraktifitas di luar rumah pada malam hari. Sarana telekomunikasi berupa telepon selular sudah menjangkau Desa Sukasari, bahkan sudah ada pemancar Indosat yang didirikan di kampung Kadu Kupa pada saat dilakukan penelitian. Media komunikasi yang telah dapat diakses oleh penduduk Desa Sukasari antara lain media elektronik, baik berupa radio ataupun televisi, bahkan ada salah seorang warga yang sudah memiliki antena parabola. 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sejarah Lahan Hutan di Desa Sukasari

Desa Sukasari secara administratif termasuk wilayah hutan Resort Pemangkuan Hutan RPH Mandalawangi. Faktor geografis ini menyebabkan interaksi antara masyarakat Desa Sukasari dengan wilayah hutan milik Perum Perhutani tergolong kuat. Interaksi tersebut dapat bersifat positif misalnya hubungan mitra kerja dalam kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat PHBM atau juga dapat bersifat negatif yang dapat mengancam kelestarian hutan misalnya penebangan pohon oleh masyarakat. Hutan negara di Desa Sukasari memiliki luas 67,6 ha yang terdiri dari satu petak yaitu petak 43 dengan 3 anak petak a, b dan c. Namun, tidak semua lahan hutan Desa Sukasari dijadikan lahan garapan PHBM. Lahan yang digarap oleh masyarakat seluas 60,46 dari luas hutan di Desa Sukasari. Penggarapan lahan hutan di Desa Sukasari yang masuk ke dalam RPH Mandalawangi pada petak 43 a, b dan c sudah dimulai sejak tahun 1960. Hal ini terbukti dari adanya satu responden yang menyatakan telah menggarap di hutan sejak tahun 1960. Lahan yang digarap ditanami dengan tanaman buah – buahan seperti duren yang menghasilkan buah yang bisa dikonsumsi dan dijual untuk menambah pendapatan keluarga. Menurut salah seorang warga pada tahun 1955 sampai 1965, Partai Komunis Indonesia PKI masuk ke kampung-kampung dan juga memprovokasi masyarakat agar menggarap lahan hutan dengan menanami tanaman pangan seperti palawija, padi dan singkong. Selanjutnya, PKI membentuk suatu perkumpulan dengan anggotanya adalah petani – petani penggarap. Perkumpulan ini dinamakan Barisan Tani Indonesia BTI. Kemudian petani – petani yang masuk ke dalam BTI diperintahkan oleh PKI untuk melakukan penggarapan lahan milik negara dan menjadikannya lahan pertanian. Setelah PKI ditumpas tahun 1966, PKI dan seluruh organisasi dibawahnya juga dibubarkan termasuk BTI. Kemudian pada tahun 1972, dilakukan rehabilitasi hutan dengan penanaman mahoni oleh petugas kehutanan. Konflik penggunaan lahan