11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan bisa dimaknai sebagai
proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin
lemah, terpinggirkan dan tertindas. Melalui proses pemberdayan diasumsikan bahwa kelompok sosial masyarakat terbawah sekalipun bisa
saja terangkat dan muncul menjadi bagian masyarakat menengah dan atas. Hal ini bisa terjadi kalau saja mereka diberi kesempatan dan
mendapat bantuan dan difasilitasi pihak lain yang punya komitmen untuk itu. Kelompok miskin di suatu pedesaan misalnya, tidak akan
mampu melakukan proses pemberdayaan sendiri tanpa bantuan atau difasilitasi pihak lain. Harus ada kelompok atau seseorang, suatu
lembaga yang bertindak sebagai agen pemberdayaan bagi mereka Imam Syafe’i, 2006: 7.
Menurut Fredian Tony N 2014: 90 pemberdayaan secara konseptual pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok,
ataupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka. Berdasarakan pendapat Fredian ini, pemberdayaan juga diartikan sebagai proses yang berkelanjutan yaitu usaha yang dilakukan
12 untuk mengkontrol kehidupan dan mengusahakan masa depan yang
lebih baik. Pemberdayaan merupakan proses dari, oleh dan untuk masyarakat,
dimana masyarakat diberikan stimulus untuk bisa mandiri sehingga dapat meningkatan taraf hidupnya. Dalam konsep ini masyarakat di
tempatkan sebagai subyek pemberdayaan yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kemandirian dan taraf hidupnya.
Pemberdayaan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pendidikan. Menurut Kusnadi 2007: 78, pemberdayaan adalah
setiap usaha pendidikan yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaranpengertian dan kepekaan pada warga masayarakat terhadap
perkembangan sosial, ekonomi, dan atau politik sehingga pada akhirnya warga masyarakat memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kedudukanya dalam masyarakat, atau menjadi masyarakat yang berdaya.
UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional membagi jalur pendidikan di Indonesia menjadi tiga jalur yaitu
pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur tersebut mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat adalah pendidikan
non formal. Pendidikan nonformal yang dilaksanakan secara terstuktur dan berjenjang di luar pendidikan formal atau sekolah memang melayani
orang-orang yang belum berdaya untuk bisa berdaya.