Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat

95 pendekatan Education of Justice yang di kemukakan oleh Kindervater dalam Kusnadi 2007: 222. Pendekatan ini menekankan pada terciptanya situasi yang memungkinkan warga masyarakat tumbuh dan berkembang analisisnya serta memiliki motivasi untuk ikut berperan serta. Layanan pemberdayaan di sentra pertanian menciptakan situasi yang memungkinkan masyarakat untuk bekembang dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan petani. Keberadaan layanan yang ada juga akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

c. Proses Layanan Pemberdayaan Masyarakat

Sentra pertanian merupakan salah satu sentra di Rumah Pintar “Pijoengan” yang memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat khususnya petani. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui sentra pertanian di Rumah Pintar “Pijoengan” merupakan sebuah layanan pemberdayaan. Sentra pertanian yang merupakan pengembangan sentra dilatarbelakangi kurang berdayanya petani di Desa Srimartani. Sentra pertanian memiliki tujuan agar petani Desa Srimartani dapat berdaya melalui layanan-layanan dan program dari sentra pertanian. Layanan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Rumah Pintar “Pijoengan” khusunya untuk petani dilakukan terus menerus dengan layanan- layanan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Isbandi Rukminto Adi 2008: 84 yang menyatakan pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses adalah suatu kegiatan yang be 96 rkesinambungan on-going sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Pemberdayaan masyarakat melalui sentra pertanian di Rumah Pintar “Pijoengan” juga merupakan suatu proses pemberdayaan yang tidak akan berakhir pada suatu program, baik program yang dilakukan dengan bantuan pemerintah maupun non pemerintah. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat di sentra pertanian akan terus berlangsung selama masyarakat ada dan mau berusaha memberdayakan dirinya sendiri. Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh sentra pertanian sesuai dengan ciri-ciri pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal menurut Kindevater dalam Mustofa Kamil 2012. Berikut penjelasan ciri-ciri pemberdayaan masyarkat melalui pendidikan nonfromal dengan pemberdayaan yang dilakukan di sentra pertanian a small group structure, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di sentra pertanian mengunakan kelompok-kelompok kecil dari petani yang sudah mengikuti pelatihan mengajari petani lain. Dalam ciri yang pertama ini menekankan pada kebersamaan langkah dari petani untuk berkembang b Transfer of responsbility, sentra pertanian juga memberikan tangungjawab petani dalam layanan pemberdayaan. Seperti layanan penyediaan traktor pertanian yang diberikan tanggung jawab untuk petani untuk mengelolanya mulai dari perencanaan. 97 c Participant leadership, dalam pemberdayaan masyarakat di sentra pertanian kepemimpinan kelompok dipegang oleh petani sendiri. Sentra pertanian sebatas memfasilitasi dan tidak bisa mengatur secara struktural, d Agent as facilitator, tutor di sentra pertanian sesuai dengan prinsip pembelajaran orang dewasa hanya sebatas sebagai fasilitator. e Democratic and non hierencenchical relationship and prosseses, pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat di sentra pertanian berdasarkan musyawarah petani. f Integration of reflection and action, dalam pemberdayaan masyrakat ada kesamaan langkah antara petani dan Rumah Pintar “Pijoengan” untuk mencapai tujuan bersama yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat. g Methods which encourage self-reliance, metode pemberdayaan masyarakat yang dipilih dapat menumbuhkan rasa percaya diri bagi petani khusunya dengan pendampingan-pendampingan yang dilakukan. h Improvement of social, economic, and or political standing , bahan belajar yang ada di sentra pertanian tentu mengarah pada kebutuhan hidup sehari- hari petani. Sentra pertanian memang mengedepankan pengetahuan praktis yang bisa dipraktekan masyarakat langsung oleh masyarkat. Sebagaimana disebutkan oleh Wilson dalam Sumaryadi dalam Ali anwar Y tentang empat tahapan dalam proses pemberdayaan masyarakat, yaitu tahap awal berupa penyadaran awakening, tahap kedua sudah mengarah kepada pemahaman understanding, tahap ketiga sudah menuju pada ranah pemanfaatan harnessing dan tahap yang terakhir yaitu menjadikan proses-