Moeslichatoen 2004:137 mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan
pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian terdapat
hubungan yang erat antara proses pemperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus
diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan itu yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung.
Pembelajaran berbasis proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep ”learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar
dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan
yang terdiri atas serangkain tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek didukung teori belajar
kontruktivisme yang menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas tujuan yang ingin dicapai sebagai subyek yang berada di dalam konteks
suatu masyarakat di dalam pekerjaan itu dilakukan dengan perantara di kelas bertumpu pada kegiatan aktif dalam bentuk melakukan suatu doing dari pada
kegiatan pasif ”menerima” transfer pengetahuan dari pengajar. Filosofi belajar kontruktivistisme menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan
baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya Moeslichatoen, 2004: 139.
Menurut Nur M. 2000: 8 teori kontruktivistik merupakan suatu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan, bahwa guru tidak
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa melainkan siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan
kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa lebih sabar menggunakan strategi mereka untuk belajar.
Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak
tangga tersebut.
c. Ciri Pembelajaran Berbasis Proyek PBL
Pembelajaran berbasis proyek PBL dan keunikannya yang ditemukan dari sejumlah literatur dan hasil penelitian, Thomas menetapkan
lima kriteria diantaranya: 1
Keterpusatan centrality Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah pusat atau inti
kurikurum, bukan pelengkap kurikurum, di dalam proyek adalah strategi pembelajaran, pembelajaran mengalami dan belajar konsep-konsep inti
suatu disiplin ilmu melalui proyek.
2 Berfokus pada pertanyaan atau masalah
Proyek dalam PBL adalah berfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong pelajar menjalani dengan kerja keras konsep-konsep dan
prinsip inti atau pokok dari disiplin.
3 Investigasi kontruktif atau desain
Proyek melibatkan pelajaran dalam investigasi konstruktif, investigasi mungkin berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan
masalah, pemecahan masalah, deskoveri, atau proses pembangunan model, akan tetapi aktivitas inti dari proyek ini harus meliputi trasformasi
dan konstruksi pengetahuan.
4 Berbasis otomomi pebelajaran
Dalam PBL lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek, proyek adalah reaslistik,
karakteristik proyek memberikan keontentikan pada pelajar. 5
Bersifat realistis Pembelajaran berbasis proyek melibatkan tantangan kehidupan nyata,
berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik bukan simulatif dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang
sesungguhnya http:googel.ciri-ciri pembelajaran berbasis proyek.com.
d. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek terutama dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan
memecahkan masalah dalam penugasan proyek belajar peranan orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalamanan nyata atau simulasi,
dan menjadi pembelajar yang otomom dan mandiri. Urain rincian terhadap ketiga tujuan ini diuraikan sebagai berikut:
1 Metode proyek merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk
memberikan pengalaman belajar agar anak didik memperoleh keterampilan dalam memecahkan persoalan sehari-hari lebih baik.
2 Melalui pembelajaran berbasis proyek diharapkan siswa mendapat
kesempatan untuk menggunakan kemampuan, keterampilan dan minat
serta kebutuhannya terpadu dengan kemampuan dalam mencapai tujuan kelompok.
3 Pembelajaran berbasis proyek diharapkan dapat memberi pengalaman
belajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan penalaran, karena proyek merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah.
4 Metode proyek bertujuan mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan siswa dengan siswa lain dalam kelompok, yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir, merasakan dan bertindak lebih
kepada tujuan kelompok dari pada diri sendiri. 5
Metode proyek memberi peluang kepada tiap anak untuk berperan serta dalam pemecahan masalah yang dihadapi dengan memilih bagian
pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan, keterampilan, kebutuhan dan minat masing-masing Moeslichatoen, 2004; 143.
Dari beberapa tujuan pembelajaran berbasis proyek di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek diharapkan dapat membantu
siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan memecahkan masalah dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang
otonom dan mandiri.
e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Berbasis Proyek
Menurut Moursund 1997 dalam Made Wena 2009: 147 beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut: