78 hasil belajar siswa ini terjadi karena setiap siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran, sehingga materi yang dipelajari akan cepat dipahami. Pembelajaran aktif adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, jadi siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan
belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan lebih baik Nana Sudjana, 1996:20. Hal ini mendukung hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa peningkatan keaktifan siswa juga perpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model active learning tipe index card matching dalam pembelajaran IPA
di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan Warsono dan Hariyanto 2013:12
active learning mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang apat
dilakukannya selama
pembelajaran. Keterlibatan
siswa dalam
pembelajaran membuat pelajaran lebih bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dalam pembelajaran bertujuan untuk
menjadikan siswa lebih memahami materi dan pelajaran lebih menyenangkan yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar. Dalam
penelitian ini, perbaikan yang diakukan guru selama tindakan dapat terlihat dari meningkatnya keaktifan siswa setiap siklus.
79
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman memiliki keterbatasan yang perlu diungkapkan yaitu:
aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran IPA menggunakan model active learning tipe index card matching kurang menunjukkan adanya
keterampilan proses IPA.
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan penggunaan model active learning tipe index card match
dalam pelajaran IPA khususnya materi perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan cara
mencocokkan kartu soal dengan kartu jawaban dapat meningkatkan keaktifan siswa. Model ini dapat melibatkan siswa secara aktif di dalam
proses pembelajaran. Tahap pertama guru membacakan aturan penggunaan kartu indeks,
kemudian mengocok kartu indeks hingga tercampur antara kartu soal dengan jawaban. Tahap kedua guru membagikan kartu indeks kepada
siswa secara acak. Tahap ketiga siswa dipersilakan untuk mencari pasangan kartu indeks yang sesuai. Tahap keempat siswa diarahkan untuk
duduk bersama sesuai dengan pasangan kartu. Langkah kelima siswa mempresentasikan hasil mencocokkan kartu indeks.
Kegiatan tersebut membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase
keaktifan siswa dari pra tindakan hingga siklus II. Pada siklus I, keaktifan siswa sudah meningkat namun peningkatan persentase pada tiga butir
indikator pengamatan keaktifan siswa belum mencapai ≥75 sehingga
dibutuhkan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II seluruh indikator pengamatan
pengamatan keaktifan siswa telah mencapai ≥75. Hal ini
81 menandakan bahwa penelitian ini telah berhasil dan siklus dihentikan.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat diihat dari peningkatan ketuntasan KKM yang mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai sikus
II. Pada pra tindakan rata-rata nilai siswa 48,26, pada siklus I rata-rata nilai siswa mencapai 81,77, dan pada siklus II rata-rata nilai siswa berhasil
mencapai 90,48.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Model active learning tipe index card match dapat dijadikan salah satu cara melaksanakan model pembelajaran inovatif di sekolah.
2. Bagi guru
Penggunaan model active learning tipe index card match dalam pembelajaran IPA hendaknya dijadikan alternatif untuk meningkatkan
keaktifan siswa dan diharapkan guru selalu kreatif dan inovatif dalam mengemas pembelajaran seperti model active learning tipe index card
match sehingga dapat meningkatkan keaktifan yang nantinya
berpengaruh pada prestasi belajar. 3.
Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding bagi peneliti lainnya yang berminat untuk meneliti
masalah ini lebih luas.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi KTSP. Jakarta: Kemendiknas.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Edi Eryanto. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match pada Siswa Kelas VIIB
SMP Negeri 3 Gondangrejo Tahun Ajaran 20122013. Diakses melalui http:eprints.ums.ac.id247072502_NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
pada 26 Oktober 2015 pukul 10.40.
Eko Putro Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Fitri Yuliawati, Jamil Suprihatiningrum, dan M. Agung Rokhimawan. 2012. Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidikan Profesional.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kagilis. 1993. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Masnur Muslich. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Melvin L. Silberman. 2001. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M. Ngalim Purwanto. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
83 Nana Sudjana. 1996. Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nana Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Novia Muktiani. 2013. Penggunaan Model Kooperatif Tipe Index Card Match
dalam Peningkatan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangrena 01 Maos Tahun 2013. Diakses melalui Respository.uksw.edu
pada 5 November 2015 pukul 23.28.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Srini M. Iskandar. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Depdikbud. Sri Sulistyorini. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana. Stephen Kemmis dan Robin McTaggart. 1990. The Action Research Planner.
Victoria: Deaking University Press. Suharjo. 2006. Mengenal pendiidkan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta:
Depdiknas. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Usman Samatowa. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Indeks. Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdikbud. Uswatun Uriah. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ICM untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar. Diakses melalui http:digilib.unila.ac.id128421ABSTRAK.pdf pada 23 Oktober 2015
pukul 10.15.