26 d. Siswa yang telah menemukan pasangan kartu, diarahkan untuk
duduk bersama. e. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,
arahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu indeks.
5. Keunggunlan dan kelemahan
Setiap model belajar memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri dalam penerapannya. Berikut ini keunggunalan dan
kelemahan model active learning tipe index card match a. Keunggulan
Keunggulan dari model active learning tipe index card matching antara lain:
1 menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar,
2 materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa,
3 mampu menciptakan suasana belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar,
4 mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar, dan
5 penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.
27 b. Kelemahan
Kelemahan model active learning tipe index card matching yaitu:
1 Guru harus meluangkan waktu lebih 2 Membutuhkan waktu yang lama untuk persiapan.
3 Suasana kelas menjadi gaduh saat siswa mencari pasangan kartu.
4 Guru harus mampu mengelola kelas. SekolahDasar.Net, 2013.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa penerapan index card match ini dapat membantu dalam meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Kelemahan model ini cenderung pada persiapan yang dilakukan oleh guru. Guru harus meluangkan
waktu untuk mendesain kartu indeks yang sesuai dengan materi.
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Anak pada hakikatnya secara aktif membangun pikirannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang berada pada lingkungan fisik dan sosialnya
Jean Piaget dalam Suharjo, 2006:35. Masing-masing anak memiliki karakteristik tersendiri. Dengan adanya karakteristik yang khas ini, maka
anak didik memiliki variasi kelebihan dan kekurangan, serta memiliki kebutuhan, cita-cita, kehendak, perasaan, kecenderungan, dan motivasi
yang berbeda TIM Dosen IKIP Malang melalui Suharjo, 2006:36.
28 Siswa sekolah dasar berusia antara 6-12 tahun Suharjo, 2006:37.
Otak anak pada usia ini memiliki kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan antar neuron. Oleh sebab itu, untuk terus meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif anak, proses pematangan otak harus diiringi dengan peluang untuk mengalami suatu dunia yang lebih luas.
Dalam hal ini pendidikan harus memberikan lebih banyak kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang
memungkinkan otaknya berkembang Desmita, 2011:94.
Minat anak pada usia sekolah dasar tertuju pada macam-macam aktivitas, semakin banyak ia berbuat maka makin bergunalah aktivitas
tersebut bagi usaha pengembangan kepribadiannya Abu Ahmadi dan Munawar Soleh, 2005: 117. Sedangkan menurut Desmita 2011:35 anak
usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung. Pada usia ini perkembangan motorik anak lebih halus, lebih
sempurna dan terkoordinasi dengan baik Desmita, 2011:79. Siswa kelas V SD berada pada usia antara 10-12 tahun. Untuk memperhalus
keterampilan motorik pada usia ini dibutuhkan berbagai aktivitas fisik, seperti permainan informal Desmita, 2011:80.
Kegiatan belajar mengajar dikelas perlu didesain dengan model pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa sekolah dasar
khususnya siswa kelas V untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan model active
learning tipe index card matching. Dengan model ini, siswa melakukan kegiatan mencocokan kartu indek sesuai dengan pasangannya. Sehingga
dalam kegiatan belajar mengajar siswa dapat melihat, berbuat sesuatu,