Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

50  Tahap kedua, siswa menerima kartu indeks secara acak Lampiran 6, Gambar 15.  Tahap ketiga, guru mengarahkan siswa untuk mencari pasangan kartu sesuai pertanyaan jawaban yang tertera pada kartu. Dua orang siswa nampak bertanya kepada guru. Siswa lain tetap sibuk mencari pasangan kartu yang sesuai. Seluruh siswa terlihat sangat bersemangat mencari pasangan kartu disertai juga dengan suara yang kencang Lampiran 6, Gambar 16.  Tahap empat, guru mengarahkan siswa yang sudah menemukan pasangan kartu untuk duduk berpasagan. Pada tahap ini, siswa perempuan yang harus berpasangan dengan siswa laki-laki terlihat malu untuk duduk berpasangan Lampiran 6, Gambar 17. 3 Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup, siswa ditugaskan untuk mengisi nama sendiri dan nama pasangan pada kartu untuk memudahkan presentasi pada pertemuan selanjutnya. Guru menugaskan siswa untuk membaca materi di rumah. Mata pelajaran IPA berada di jam pelajaran pertama dan kedua sehngga tidak ditutup dengan doa Lampiran 6, Gambar 18. 51 2 Pertemuan Kedua pada Siklus I Pertemuan kedua pada sikus I dilaksanakan pada Sabtu, 23 Januari 2016 dengan melanjutkan materi batuan yang keluar pada saat gunung api meletus. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ketiga dan keempat dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pukul 08.10-09.20. 1 Kegiatan awal Kegiatan awal dilakukan dengan memberi kartu pengenal berupa nomor presensi kepada siswa. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingat materi pelajaran. Siswa menjawab secara bersahutan. 2 Kegiatan Inti Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi batuan yang keluar saat gunung api meletus dan guru berkeliling untuk memantau siswa Lampiran 6, Gambar 19. Sebelum membagikan kartu indeks sesuai nama siswa, guru kembali membacakan petunjuk penggunaan kartu indeks dan menjelaskan bahwa saat ini hanya akan dilakukan tahap terakhir yaitu presentasi hasil mencocokan kartu indeks Lampiran 6, Gambar 20. Siswa diarahkan untuk duduk tenang, pasangan siswa yang duduk paling tenang disilakan untuk 52 presentasi pertama Lampiran 6, Gambar 22. Guru melemparkan pertanyaan kepada siswa lain setiap pasangan siswa selesai presentasi untuk membuktikan kebenaran pasangan kartu indeks Lampiran 6, Gambar 23. 3 Kegiatan Penutup Siswa ditugaskan mengumpulkan kartu indeks, kemudian guru membacakan aturan pengisian soal evaluasi Lampiran 6, Gambar 24 dan 25. Dua orang siswa menawarkan diri untuk membagikan soal evaluasi. siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi diperbolehkan untuk istirahat. Pelajaran tidak ditutup dengan doa dan salam karena setelah jam istirahat akan kembali dilanjutkan dengan mata pelajaran lain Lampiran 6, Gambar 26.

c. Observasi Tindakan Sikus I

1 Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pada pertemuan pertama, secara keseluruhan guru melaksanakan pelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pada RPP. Guru cukup menguasai pelajaran dengan model active learning tipe index card matching karena sebelumnya sudah dilakukan diskusi langkah kerja dan simulasi sederhana. guru menyiapkan 53 ruang belajar, media pembelajaran, dan membawa RPP yang disusun. Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik dan runtut, mulai dari menyiapkan siswa untuk belajar, melakukan apersepsi yang sesuai dan mengaitkan dengan pengalaman siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru terlihat menguasai kelas dengan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk memastikan siswa tetap terkondisikan. Kegiatan inti, guru membimbing diskusi kelompok kecil secara bergantian, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan merespon pertanyaan siswa. Memasuki langkah index card matching guru sesekali bertanya kepada peneliti “apakah saya sudah melakukan dengan baik?”. Pada pertemuan ini langkah index card matching dilakukan sampai langkah ke empat yaitu mencari pasangan kartu indeks dan duduk berdekatan sesuai pasangan. Saat proses pembelajaran berlangsung guru kurang memanfaatkan papan tulis untuk menulis materi-materi yang dianggap penting, guru menyampaikan secara lisan kepada siswa. Pada jam istirahat, guru dan peneliti melakukan diskusi untuk merefleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pada pertemuan kedua, guru lebih percaya diri untuk melaksanakan pembelajaran. Guru mengajak siswa 54 mengingat materi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca kembali materi batuan yang keluar saat gunung api meletus. Guru membagikan kartu indeks sesuai dengan nama siswa yang terdapat pada kartu. Sebelum membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil mencari pasangan kartu indeks, siswa diarahkan untuk duduk tenang. Guru membimbing presentasi hasil mencari pasangan kartu indeks. Guru melempar pertanyaan kepada siswa lain setiap pasangan siswa selesai melakukan presentasi untuk mengonfirmasi kecocokan kartu. Guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan kartu indeks, kemudian membacakan petunjuk pengisian soal evaluasi. Pada kegiatan penutup ini guru melewatkan satu kegiatan yaitu membimbing siswa membuat kesimpulan. Selama proses pembelajaran guru menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang baik dan jelas. 2 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pada penelitian ini peneliti membuat kartu tanda pengenal berupa nomor presensi siswa untuk memudahkan peneliti dalam mengamati aktivitas siswa. Peneliti yang bertindak sebagai observer mengajak dua orang teman 55 observer untuk bekerja sama mengamati aktivitas siswa dan guru. Observer satu mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3, observer dua mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 4, kelompok 5, dan kelompok 6 serta observer tiga mengobservasi aktivitas guru. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I menunjukan adanya peningkatan dari pra tindakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pada butir –butir indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. Hasil observasi pada aktivitas visual menunjukkan bahwa 27 dari 30 siswa yang hadir membaca materi pelajaran. Saat dibagikan LKS, 28 siswa membaca isi dari LKS dengan sungguh-sungguh. Setelah dibagikan kartu indeks, seluruh siswa mengamati kartu dengan sungguh- sungguh untuk mencari pasangan yang sesuai dengan petunjuk. Hasil observasi aktivitas lisan menunjukkan bahwa 25 siswa melakukan aktivitas diskusi dalam kelompok dengan baik, ketika guru membuat pertanyaan atau pernyataan ada 8 siswa yang menaggapi. Saat diberi 56 kesempatan bertanya hanya 2 siswa yang melakukan aktivitas bertanya terkait hal-hal yang kurang jelas kepada guru. Pada kegiatan presentasi, seluruh siswa melakukan presentasi hasil mencocokan kartu dengan baik dan menggunakan bahasa yang jelas. Namun, siswa perempuan yang berpasangan dengan laki-laki Nampak malu-malu dengan suara pelan saat presentasi. Hasil observasi aktivitas mendengarkan menunjukkan bahwa seluruh siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, 23 siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi dan 30 siswa mendengarkan petunjuk penggunaan kartu indeks dengan sungguh-sungguh. Namun, karena antusias yang tinggi dalam mencari pasangan kartu, siswa berpindah-pindah dan membuat keributan dengan membaca isi kartu dengan suara kencang agar dapat segera menemukan pasangan kartu. Ketika guru membimbing presentasi, 8 siswa yang duduk di kelompok depan bergurau dengan teman dan tidak mendengarkan presentasi. Ketika ada siswa yang menyampaikan pertanyaan, hanya 4 siswa yang memperhatikan. Hasil observasi aktivitas menulis menunjukkan bahwa siswa 24 siswa menulis jawaban LKS. Siswa 57 menulis jawaban pada LKS secara bergantian dalam kelompok masing-masing.aktivitas menulis inti-inti materi dilakukan oleh 26 siswa, sisanya hanya membaca. Hasil observasi aktivitas mental menunjukan bahwa 23 siswa menjawab pertanyaan pada LKS. Seluruh siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan yang cocok dengan kartu indeks masing-masing, siswa berpindah-pindah sembari mencocokan isi kartu indeks dengan teman yang ditemuinya. Pada kegiatan mental selanjutnya yaitu mengerjakan soal evaluasi,seluruh siswa mengerjakan sendiri dengan sungguh-sungguh.

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi pada sikus I bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru dan peneliti melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan, evaluasi, dan diskusi dengan guru ada beberapa hal yang dapat direfleksikan agar pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model active learning tipe index card matching di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa. Ditinjau dari kualitas proses pembelajaran IPA dengan model active learning tipe index card matching mengalami 58 peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya partisipasi siswa secara aktif dan keantusiasan siswa mengikuti tahap-tahap pembelajaran dengan model active learning tipe index card matching pada siklus I. Namun masih ada beberapa siswa yang bergurau saat diminta untuk mengikuti tahap-tahap pembelajaran. Hasil keaktifan siswa diperoleh dari perhitungan butir indikator keaktifan siswa pada setiap pertemuan Lampiran 2, halaman 107. Persentase keaktifan siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari pra tindakan. Akan tetapi, beberapa indikator keaktifan peningkatannya belum mencapai ≥75. Pada penelitian ini ditetapkan bahwa penelitian dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan ≥75. Berikut ini diagram peningkatan kekatifan siswa dari pra tindakan hingga siklus I. Gambar 05. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan siswa pada Siklus I 32,26 11,61 20,00 43,55 0,00 91,40 58,71 70,32 80,65 72,90 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pra Tindakan Siklus I Aktivitas Per se nt as e 59 Diagram diatas menunjukkan bahwa pada siklus I keseluruhan aspek sudah mengalami peningkatan dari pra tindakan. Aktivitas visual mengalami peningkatan dari 32,26 menjadi 91,40. Aktivitas lisan mengalami peningkatan dari 11,61 menjadi 58,71. Aktivitas mendengarkan mengalami peningkatan dari 20 menjadi 70,32. Aktivitas menulis mengalami peningkatan dari 43,35 menjai 80,65. Kegiatan mental mengalami peningkatan dari 0 menjadi 72,90. Persentase aktivitas lisan, mendengarkan dan mental belum dapat disebut berhasil karena belum mencapai ≥75 . Pada penelitian ini ditetapkan bahwa penelitian dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan ≥75. Pada siklus I masih terdapat kendala dan hambatan yang dighadapi peneliti dan guru selama melakukan tindakan. Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan, berikut merupakan temuan refleksi siklus I dan rencana perbaikan. 60 Tabel 05. Refleksi Siklus I dan Rencana Perbaikan No. Temuan Refleksi Rencana Perbaikan 1. Guru mengaku takut melakukan kesalahan ketika melakukan tahapan index card matching . Melakukan simulasi dan diskusi sebelum melaksanakan tindakan di kelas. 2. Siswa yang mendapatkan pasangan kartu dengan siswa lawan jenis merasa malu dan meminta guru untuk bertukar pasangan kartu. Siswa yang mendapatkan pasangan kartu dengan siswa lawan jenis diberi penguatan oleh guru bahwa ini adalah sebuah permainan. 3. Siswa sangat bersemangat sehingga sulit untuk tidak mengeluarkan suara yang kencang saat mencari pasangan kartu. Sebelum mencari pasangan kartu indeks, guru dan siswa membuat perjanjian untuk tidak bersuara terlalu kencang. Jika ada yang melanggar maka akan diberi sanksi berupa teguran sampai ditulis di papan ribut. 4. Guru belum menggunakan papan tulis sebagai media untuk mencatat pokok materi. Guru mencatat materi pokok di papan tulis, untuk memudahkan pemahaman siswa. 5. Guru melewatkan satu langkah pada kegiatan penutup pembelajaran yaitu membimbing siswa membuat kesimpulan, sehingga peneliti belum dapat mengobservasi siswa saat membuat kesimpulan Melakukan simulasi dan diskusi sebelum melaksanakan tindakan di kelas. 6. Persentase aktivitas lisan, mendengarkan, dan mental sudah meningkat namun belum mencapai ≥75. Diasakan siklus II untuk meningkatkan persentase tiap-tiap aktivitas.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I yang belum mencapai target keberhasilan penelitian. Pada siklus II juga dirancang penelitian dengan menggunakan model active learning tipe index card matching pada pelajaran IPA 61 materi pelapukan batuan. Perbedaan siklus I dan siklus II penambahan beberapa kegiatan. Hal ini berdasarkan pertimbangan hasil refleksi siklus I. Sama seperti siklus I, siklus II dimulai dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP materi pelapukan batuan. 1 Pada tahap perencanaan tindakan peneliti dan guru berkolaborasi menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa. 2 Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, dan lembar evaluasi. Soal evaluasi disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari guru kelas. 3 Meyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban sebagai media pembelajaran dalam active learning tipe index card matching. 4 Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keaktifan siswa dan mengamati aktivitas guru selama pembelajaran IPA berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk hal-hal yang terjadi selama proses tindakan yang tidak terekam oleh lembar observasi. 62 5 Menyiapkan kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru selama tindakan. 6 Peneliti dan guru melakukan simulasi langkah model active learning tipe index card matching sebelum memberikan tindakan kepada siswa.

b. Tindakan Siklus II

1 Pertemuan Petama pada Siklus II Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan hari Rabu, 27 Januari 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu pukul 07.00- 08.10. Guru sebagai pengajar, peneliti sebagai observer 1, dan dua orang teman peneliti sebagai observer 2 dan observer 3. 1 Kegiatan awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, kartu indeks, dan lembar evaluasi serta melakukan diskusi tentang pelaksanaan pembelajaran. Guru menyiapkan siswa untuk memasuki ruang kelas, berdoa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru melakukan presensi kehadiran siswa sekaligus memberikan kartu pengenal berupa nomor presensi. 63 Guru dan siswa mengingat pelajaran sebelumnya dan mengaitkan materi batuan yang keluar saat gunung api meletus dengan materi pelapukan batun. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan guru tentang pelapukan batuan Lampiran 6, Gambar 27. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pelajaran Lampiran 6, Gambar 28. 2 Kegiatan inti Guru menggali pengetahuan siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan. Guru membagikan materi pelapukan batuan Lampiran 6, Gambar 29. Siswa ditugaskan untuk membaca materi pelapukan batuan dan berdiskusi bersama kelompok Lampiran 6, Gambar 30 dan 31. Siswa menuliskan hasil diskusi pada LKS Lampiran 6, Gambar 32. Guru membimbing siswa dalam diskusi dan pengisian LKS Lampiran 6, Gambar 33. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas kemudian guru menjelaskan materi dan menulis inti materi di papan tulis Lampiran 6, Gambar 34, 35, dan 36. 64 Guru mengumumkan bahwa pelajaran hari ini masih menggunakan kartu indeks. Selanjutnya masuk ke tahapan index card matching, yaitu:  Tahap pertama, guru menyampaikan petunjuk penggunaan kartu indeks. Ada salah satu siswa yang menyatakan bahwa dirinya masih ingat petunjuk penggunaan kartu indeks. Guru mengocok kartu indeks agar tercampur antara pertanyaan dengan jawaban sambil menyampaikan bahwa ketika mencari pasangan kartu indeks, siswa tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan suara yang kencang Lampiran 6, Gambar 37.  Tahap kedua, guru membagikan kepada siswa secara acak. Siswa diminta untuk menganggat kartu indeks yang didapatkan kemudian diarahkan untuk mengamati isi dari kartu indeks yang didapatkan Lampiran 6, Gambar 38.  Tahap ketiga, siswa disilakan untuk mulai mencari pasangan kartu indeks. Guru memperingati siswa untuk tidak mengeluarkan suara kencang dengan memanggil nama siswa Lampiran 6, Gambar 39. 65  Tahap keempat, guru mengarahkan siswa untuk duduk dengan teman yang membawa pasangan kartu. Kemudian guru mengarahkan siswa mengangkat kartu indeks masing-masing untuk memfokuskan siswa Lampiran 6, Gambar 40 dan 41. 3 Kegiatan penutup Pada kegiatan ini, siswa ditugaskan untuk memberi nama pada kartu indeks untuk memudahkan pembagian kartu pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya siswa mengumpulkan kartu indeks kepada guru. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi pelapukan batuan di rumah. Pertemuan pertama pada sikus II tidak ditutup dengan doa karena akan dilanjutkan dengan pelajaran lainnya. 2 Pertemuan Kedua pada Siklus II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan hari Kamis, 24 Januari 2016 pada jam pelajaran ketiga dan keempat dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu pukul 08.10-09.20. perpindahan jadwal IPA atas permintaan guru, karena pada hari Sabtu, 30 Januari 2016 akan diselenggarakan. 66 1 Kegiatan awal Pertemuan kedua pada siklus II diawali dengan memberikan tanda pengenal berupakartu yang berisi nomor presensi pada masing-masing siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi pelapukan batuan. Siswa diberi kesempatan untuk membaca kembali materi pelapukan batuan. 2 Kegiatan inti Siswa menerima kartu indeks masing-masing dan ditugaskan untuk mencocokan kembali kartu indeks dengan pasangannya. Siswa diberi kesempatan untuk mencari pasangan kartu indeks jika dirasa kurang sesuai Lampiran 6, Gambar 42. Guru menyiapkan siswa untuk presentasi. Presentasi dimulai oleh siswa yang duduk tenang dan siap Lampiran 6, Gambar 43. Setelah masing-masing pasangan membacakan hasil menocokkan kartu indeks, guru melemparkan pertanyaan kepada siswa lain untuk mengonfirmasi kecocokan antara jawaban dan pertanyaan kartu indeks Lampiran 6, Gambar 44. 3 Kegiatan penutup Siswa diminta untuk mengumpulkan kartu indeks. Guru memandu siswa untuk membuat 67 kesimpulan Lampiran 6, Gambar 45. Selanjutnya siswa menyimak aturan pengerjaan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu Lampiran 6, Gambar 46. Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi diperbolehkan mengumpulkan dan kembali duduk ketempat semula. Setelah seluruh siswa mengumpulkan, guru menutup pelajaran dengan salam dan siswa diperbolehkan istirahat.

c. Observasi Siklus II

1 Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pada pertemuan pertama siklus II, secara keseluruhan guru melaksanakan pelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pada RPP dan lebih percaya diri dibandingkan dengan siklus I. Guru menguasai pelajaran dengan model active learning tipe index card matching karena sebelumnya sudah dilakukan diskusi langkah kerja dan simulasi sederhana. guru menyiapkan ruang belajar, media pembelajaran, dan membawa RPP yang disusun. Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik dan runtut, mulai dari menyiapkan siswa untuk 68 belajar, melakukan apersepsi yang sesuai dan mengaitkan dengan pengalaman siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru terlihat menguasai kelas dengan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk memastikan siswa tetap terkondisikan. Kegiatan inti, guru membimbing diskusi kelompok kecil secara bergantian, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan merespon pertanyaan siswa. Saat memasuki langkah index card matching guru sudah mantap melakukan tahapan-tahapan Pada pertemuan ini langkah index card matching dilakukan sampai langkah ke empat yaitu mencari pasangan kartu indeks dan duduk berdekatan sesuai pasangan. Guru sudah melakukan perbaikan beberapa aktivitas sesuai hasil refleksi siklus I. Guru menulis materi pokok pada papan tulis. Pada jam istirahat, guru dan peneliti melakukan diskusi untuk merefleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pada pertemuan kedua, guru melaksanakan pembelajaran dengan runtut. Guru mengajak siswa mengingat kembali materi pelapukan batuan, 69 kemudian menugaskan siswa untuk membaca materi pelapukan batuan. Guru membagikan kartu indeks sesuai nama yang tertulis pada kartu indeks dan membacakan aturan penggunaan kartu indeks. Siswa diminta untuk mengangkat kartu yang didapatkan. Guru membimbing presentasi, dan mendampingi siswa yang mendapat pasangan lawan jenis agar tidak malu untuk mempresentasikan hasil mencocokan kartu. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan materi pelajaran. Guru menugaskan siswa mengumpulkan kartu indeks dan menjelaskan petunjuk pengerjaan soal evaluasi. Guru menugaskan kepada siswa untuk tetap membaca materi pelajaran di rumah. selama proses pembelajaran, guru menggunakan bahasa Indonesia dan sesekali menggunakan bahasa Jawa yang baik dan jelas. Guru menutup pelajaran dengan salam. 2 Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pada penelitian ini peneliti membuat kartu tanda pengenal berupa nomor presensi siswa untuk memudahkan peneliti dalam mengamati aktivitas siswa. Peneliti yang bertindak sebagai observer 70 mengajak dua orang teman observer untuk bekerja sama mengamati aktivitas siswa dan guru. Observer satu mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3, observer dua mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 4, kelompok 5, dan kelompok 6 serta observer tiga mengobservasi aktivitas guru. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan dan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pada butir –butir indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. Hasil observasi pada aktivitas visual menunjukkan bahwa 30 dari 30 siswa yang mengikuti pelajaran membaca materi pelajaran pelapukan batuan. Seluruh siswa membaca isi LKS di masing-masing kelompok. Saat dibagikan kartu indeks, seluruh siswa mengamati isi kartu indeks yang didapatkan Lampiran 2, halaman108. Hasil observasi aktivitas lisan menunjukkan bahwa seluruh siswa melakukan diskusi dengan 71 kelompok. Ketika guru bertanya dan memberi kesempatan bertanya, 24 siswa menanggapi pertanyaan guru. Pada kegiatan presentasai seluruh siswa melakukan presentasi materi dengan menggunakan bahasa lisan yang jelas. Hasil observasi aktivitas mendengarkan menunjukkan bahwa seluruh siswa mendengarkan tujuan pelajaran dan penjelasan guru terkait materi pelapukan batuan. Seluruh siswa juga mendengarkan petunjuk penggunaan kartu indeks dari guru. Hasil observasi aktivitas menulis menunjukkan bahwa 27 siswa mencatat inti pelajaran dan 26 siswa menulis LKS dalam kelompok secara bergantian, siswanya hanya membantu teman dengan membacakan jawaban. Hasil aktivitas mental menunjukkan bahwa seluruh siswa menjawab pertanyaan pada LKS dengan baik. Seluruh siswa aktif mencari pasangan kartu indeks dengan berpindah-pindah untuk mencari isi pasangan kartu yang sesuai. Karena antusias yang tinggi dan ingin cepat menemukan pasangan, beberapa siswa membaca isi kartu dengan 72 kencang, namun hal itu tidak berlangsung lama karena mendapat teguran dari guru. Kegiatan yang terakhir yaitu mengerjakan soal evaluasi, seluruh siswa megerjakan soal evaluasi secara individu.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Refleksi tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru dan peneliti melakukan evaluasi untuk menentukan kelanjutan siklus. Ditinjau dari kualitas proses pembelajaran IPA dengan model active learning tipe index card matching mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya partisipasi siswa secara aktif dan keantusiasan siswa mengikuti tahap-tahap pembelajaran dengan model active learning tipe index card matching pada siklus II. Hasil keaktifan siswa diperoleh dari perhitungan butir indikator keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Persentase keaktifan siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari pra tindakan dan siklus I. Pada siklus II setiap indikator sudah mencapai peningkatan ≥75. Hal ini menunjukkan bahwa model active learning tipe index card matching berhasil meningkatkan keaktifan 73 siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Demakijo 1. Berikut ini diagram peningkatan persentase keaktifan siswa pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Gambar 06. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Diagram diatas menunjukkan bahwa pada siklus II Keseluruhan aspek mengalami peningkatan dari pra tindakan dan siklus I. Aktivitas visual mengalami peningkatan dari 91,40 menjadi 96,77. Aktivitas lisan mengalami peningkatan dari 58,71 menjadi 89,03. Aktivitas mendengarkan mengalami peningkatan dari 70,32 menjadi 93,55. Aktivitas menulis mengalami peningkatan dari 80,65 menjadi 32,26 11,61 20,00 43,55 0,00 91,40 58,71 70,32 80,65 72,90 96,77 89,03 93,55 85,48 93,55 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pra Tindakan Siklus I Siklus II Aktivitas Per se nt as e 74 85,48. Aktivitas mental mengalami peningkatan dari 72,90 menjadi 93,55. Seluruh aktivitas pada siklus II mengalami peningkatan mencapai ≥75. Dari perolehan tersebut, penelitian ini dikatakan berhasil dan siklus dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Mata pelajaran IPA di sekolah dasar ditekankan pada pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat Sri Sulistyorini, 2007:39. Oleh karena itu, IPA untuk anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya Srini M. Iskandar, 1997:1. John S. Richardson dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligi 1993:12 menyarankan menggunakan tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar suatu kegiatan IPA dapat berhasil. Ketujuh prinsip itu adalah 1 prinsip keterlibatan siswa secara aktif, 2 prinsip belajar berkesinambungan, 3 prinsip motivasi, 4 prinsip multi saluran, 5 prinsip penemuan, 6 prinsip totalitas, 7 prinsip perbedaan individual. Agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar maka guru harus memilih model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif melakukan aktivitas belajar sehingga siswa mampu mempelajari suatu pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Salah satu model yang 75 dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa yaitu active learning tipe index card matching. Active learning dipandang dapat menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran sehingga dapat mengubah cara belajar yang berpusat pada guru teacher center menjadi belajar yang berpusat pada siswa student center. Tahap pertama dalam model active learning tipe index card matching adalah siswa menyimak penjelasan guru tentang petunjuk index card matching dengan butir indikator pengamatan dari aspek aktivitas mendengarkan yaitu mendengarkan penjelasan arahanpetunjuk penggunaan index card kartu indeks. Selanjutnya, tahap model active learning tipe index card matching yaitu siswa menerima kartu indeks secara acak dan mengamati isi dari kartu indeks dengan butir indikator pengamatan dari aspek aktivitas visual yaitu mengamati media berupa kartu indeks dan aspek aktivitas mental yaitu mencari pasangan kartu indeks yang sesuai serta aspek aktivitas lisan yaitu menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan bertanya menggunakan bahasa yang jelas. Tahap ketiga, siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu duduk berdekatan dengan teman yang memegang kartu yang sesuai dengan miliknya. Siswa kembali mencocokkan pasangan kartu, jika dirasa belum cocok siswa kembali mencari kartu indeks lain. Aktivitas tersebut masuk pada aspek aktivitas mental yaitu mencocokkan ini pada pasangan kartu indeks. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil mencari dan mencocokkan pasangan kartu indeks dengan butir pengamatan aspek 76 aktivitas lisan yaitu mempresentasikan hasil mencocokan kartu indeks dan aspek aktivitas mendengar yaitu mendengarkan presentasi dari teman. Kemudian guru melemparkan pertanyaan kepada siswa lain untuk mengonfirmasi kebenaran pasangan kartu, siswa menjawab pertanyaan guru dengan butir pengamatan aspek aktivitas lisan yaitu menanggapi pertanyaanpertnyataan guru. Pada aktivitas presentasi ini juga diamati penggunaan bahasa yang jelas oleh guru dan siswa. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar muncul jika siswa melakukan aktivitas, seperti berpartisipasi dalam tugas belajar , mengajukan pertanyaan, berpendapat dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa diatas sesuai dengan kegiatan belajar menurut Paul D.Dierich dalam Oemar Hamalik 2001: 172, belajar terbagi dalam 8 kelompok yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan metrik, kegiatan mental, dan kegiatan emosional. Kegiatan atau aktivitas yang terdapat dalam model active learning tipe index card matching tersebut dapat memunculkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dikarenakan langkah-langkah pada model active learning tipe index card matching terdapat aktivitas yang melibatkan siswa untuk berpikir dalam berdiskusi, menyelesaikan LKS, mencocokkan isi pada kartu, mempresentasikan hasil mencocokkan kartu sehingga menumbuhkan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam membahas materi. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, 77 penggunaan model active learning tipe index card matching dalam pembelajaran IPA di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini dibuktikan dengan data hasil pengamatan keaktifan siswa pra tindakan sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus II setiap aktivitas yang diamati mengalami peni ngkatan ≥75. Persentase paling tinggi 96,77 yaitu pada aktivitas visual, hal ini dikarenakan masing-masing siswa mendapatkan materi yang wajib dibaca untuk memudahkan siswa mengisi LKS dan mengikuti langkah index card matching. Persentase tertinggi kedua 93,55 yaitu pada aktivitas mental dan mendengarkan, siswa sangat berantusias dan ingin tahu terhadap kartu indeks yang dibawa oleh guru menyebabkan siswa menyimak dengan baik setiap penjelasan dan arahan guru serta ikut aktif dalam proses pembelajaran. Persentase tertinggi ketiga 89,03 yaitu aktivitas lisan, siswa dengan berani mempresentasikan pasangan kartu yang di peroleh, aktif menanggapi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan guru ketika pelajaran berlangsung. Terakhir dengan persentase 85,48 yaitu aktivitas menulis, setiap pertemuan siswa memiliki tugas untuk menyelesaikan LKS, evaluasi dan mencatat inti-inti materi. Pencapaian hasil belajar yang lebih baik juga dibuktikan dengan nilai rata-rata perolehan siswa pada pra tindakan mencapai 48,26, pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 81,77, kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 90,48 Lampiran 7, halaman 145. Peningkatan 78 hasil belajar siswa ini terjadi karena setiap siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga materi yang dipelajari akan cepat dipahami. Pembelajaran aktif adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, jadi siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan lebih baik Nana Sudjana, 1996:20. Hal ini mendukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan keaktifan siswa juga perpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model active learning tipe index card matching dalam pembelajaran IPA di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan Warsono dan Hariyanto 2013:12 active learning mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang apat dilakukannya selama pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran membuat pelajaran lebih bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dalam pembelajaran bertujuan untuk menjadikan siswa lebih memahami materi dan pelajaran lebih menyenangkan yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar. Dalam penelitian ini, perbaikan yang diakukan guru selama tindakan dapat terlihat dari meningkatnya keaktifan siswa setiap siklus.

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan belajar ips materi permasalahan sosial melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas iv mi. “fathurrachman” jakarta selatan

0 4 125

Peningkatan keaktifan belajar IPS materi permasalahan social melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas IV MI. “Fathurrachman” Jakarta Selatan

0 3 125

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DI KELAS V SD NEGERI 064037 MEDAN T.A. 2011/2012.

0 2 20

“PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MACTH DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA Penerapan Strategi Index Card Macth dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas IV SD N 3 Kahuman Polanharjo Klaten Tahu

0 1 14

“PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MACTH DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA Penerapan Strategi Index Card Macth dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas IV SD N 3 Kahuman Polanharjo Klaten Tahu

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TURNAMENTS (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEPURUN.

0 1 240

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 GAMPING SLEMAN.

0 6 275

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

5 36 148

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PAIRED STORYTELLING SISWA KELAS VA SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

2 20 247

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MENGGUNAKAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SD N KAREN.

0 2 246