pengajaran atau siswa dilatih cara mengerjakan soal latihan dengan media yang ada dengan bimbingan guru.
6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini siswa dievaluasi oleh
guru mengenai sampai sejauh mana tujuan pengajaran yang dicapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu
dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
C. Hakikat PKn
1. Pengertian PKn
PKn merupakan kependekan dari Pendidikan Kewarganegaraan. Konsep pendidikan dan kewarganegaraan memiliki pengertian tersendiri.
Konsep pendidikan dalam arti luas dapat berarti, “Suatu proses untuk
mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan nilai, sikap, dan keterampilannya. Pendidikan mencakup
kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih ”.
33
Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan
konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
34
Mendidik yaitu usaha yang lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dan
lain-lain. “Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang
bermanfaatbagi perkembangan kemampuan intelektual manusia. Melatih merupakan suatu usaha untuk memberi sejumlah keterampilan tertentu,
yang dilaksanakan secara berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak”.
35
33
Ine Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, h. 39
34
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta, kencana Prenada Media Group, 2013, h.223
35
Opcit.
Konsep kewrganegaraan citizhenship dapat diketahui dari pendapat para tokoh pendidikan kewarganegaraan dan berdasarkan
penjelasan dalam kurikulum 2006 Depdiknas. Pendapat para tokoh dapat diketahui dari kutipan-kutipan
Winataputra dan Ine Kusuma Aryani mengenai penegrtian PKn. Menurut Best dalam Winataputra menjelas
kan, “Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran dalam rangka membentuk pendidikan watak atau
karakter, dan pendidikan etika atau kebajikan.” “Chresore dalam Winataputra menjelaskan pendidikan kewarganegaraan dijadikan bidang
pengajaran yang lebih khusus, yaitu kewarganegaraan yang berkenaan dengan mata pencaharian, kemasyarakatan, dan perekonomian.”
36
Kewarganegaraan sebagai suatu studi tentang pemerintahan yang dilaksanakan di sekolah yang merupakan mata pelajaran tentang
bagaimana pemerintahan demokrasi dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagaimana warga negara seyogyanya melaksanakan hak dan
kewajibannya secara
sadar dan
penuh tanggung
jawab.
37
“Kewarganegaraan sebagai suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah
dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.”
38
“Kewarganegaraan merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga siswa menjadi warga negara yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih
dan diorganisasikan atas dasar konsep- konsep politik”.
39
Menurut Chamim dalam Ine Kusuma Aryani berpendapat, “Pendidikan kewarganegaraan civic education bagi bangsa Indonesia
berarti pendidikan pengetahuan, sikap, mental, nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, sehingga terwujud warga masyarakat
36
Ibid., h. 130
37
Ine Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, h. 41
38
Ibid.,
39
Ibid., h. 42.