Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

19

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak faktor yang telah diteliti sebagai faktor-faktor yang mungkin menentukan kepuasan kerja. Salah satunya menurut Blum d alam As’ad, 2003, faktor-faktor tersebut adalah: a. Faktor individu, yang meliputi: umur, kesehatan, watak, dan harapan. b. Faktor sosial, meliputi: hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berekreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan. c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman bekerja, kesempatan untuk maju, penghargaan, hubungan social dalam menyelesaikan konflik antar manusia, dan perlakuan yang adil, baik menyangkut pribadi maupun tugas. Sedangkan Menurut Robbins 2009, faktor penentu kepuasan kerja adalah sebagai berikut : a. kerja yang secara mental menantang Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka serta menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Kerja yang secara mental menantang dituntut memliki self efficacy yang tinggi, karena 20 jika karyawan dapat mampu menyelesaikan tugas dengan baik, maka ia akan mendapatkan kepuasan dari hasil yang didapat. b. Upah yang adil dan kesempatan promosi Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagal adil, tidak meragukan, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila upah dinilai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan dalam bekerja. Namun tidak semua orang hanya menginginkan uang, ada sebagian orang yang bersedia menerima uang yang lebih kecil untuk bekerja di lokasi yang diinginkan atau pada karyawan yang kurang menuntut. Sesungguhnya kunci yang menautkan upah dengan kepuasan kerja bukanlah pada jumlah mutlak yang dibayarkan, tetapi lebih pada persepsi keadilan. Sama halnya pula, karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang adil. Promosi memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawab yang lebih banyak, dan status social yang meningkat. Oleh karena itu, keputusan promosi yang adil akan menimbulkan kepuasan kerja. c. Rekan kerja yang mendukung Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga berarti kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan juga determinan dari kepuasan. Umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan 21 meningkat bila penyelia atasan langsung bersifat ramah dan memahami, memberikan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka. Rekan kerja yang mendukung merupakan bagian dari iklim organisasi. Jika rekan kerja dan atasan ramah dan saling mendukung, maka akan tercipta iklim organisasi yang baik dan harmonis. d. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli dengan lingkungan kerja, baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Karyawan lebih menyukai keadaan fisik sekitar yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur, cahaya, suara bising, dan faktor-faktor lingkungan lain yang seharusnya bersifat sedang-sedang saja atau cukup. e. Kesesuaian antara pribadi-pekerjaan Holland berkesimpulan bahwa kesesuaian antara pribadi pekerja dengan pekerjaan akan membuat kepuasan kerja tinggi pada pekerja. Orang-orang yang tipe kepribadiannya kongruen dengan pekerjaan yang telah mereka pilih, umumnya mempunyai bakat dan kemampuan yang tetap untuk memenuhi tuntutan atas pekerjaan mereka sehingga akan berhasil dan dengan demikian dapat menimbulkan kepuasan kerja. Penyesuaian dengan pekerjaan ini selain karena memiliki bakat dan kemampuan, juga didukung oleh self efficacy yang memadai. 22

2.1.5. Pengukuran Kepuasan Kerja