31
Berdasarkan penjelasan dimensi-dimensi iklim organisasi di atas,maka dimensi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi menurut Stinger,
yaitu struktur
structure, standar-standar
standards, tanggung
jawab responsibility, penghargaan recognition, dukungan support, komitmen
commitment. Selain iklim organisasi, self efficacy juga memiliki pengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan. Menurut Spector 1985, salah satu aspek yang mengukur kepuasan kerja adalah sifat pekerjaan nature of work, yang artinya dibutuhkan self
efficacy dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sesuai.
2.2.3 Pengukuran Iklim Organisasi
Pengukuran iklim organisasi didasarkan pada beberapa factor yang dikemukakan oleh Stinger Wirawan, 2007, yaitu structure, standards, responsibility, recognition,
support, dan commitment. Dimensi-dimensi ini dikembangkan oleh peneliti sendiri sehingga didapatkan sebanyak 50 item.
2.3. Self Efficacy
2.3.1. Pengertian Self Efficacy
Kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu tidak hanya didasari oleh pengetahuan dan wawasan mengenai suatu hal. Bagaimana seseorang bertingkah laku
dalam berbagai macam situasi tergantung pada individu yang bersangkutan, lingkungan, dan keadaan kognisinya, terutama faktor kognitif yang berhubungan
dengan keyakinannya bahwa ia mampu atau tidak mampu untuk berperilaku sesuai dengan harapannya dalam berbagai situasi.
32
Bandura 1986 mendefinisikan self efficacy sebagai penilaian individu tentang kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai jenis tindakan yang sudah direncanakan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah
keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk melakukan suatu tugas dalam kondisi apapun, dengan mengontrol dirinya dan semua hal di lingkungannya.
Bandura juga menyebutkan bahwa self efficacy mengacu pada perasaan yang memadai efisien dan kompeten dalam berperilaku menghadapi hidup.
Menurut Bandura, self efficacy menentukan apakah kita akan menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa kita dapat bertahan saat menghadapai kesulitan atau
kegagalan, dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan dalam satu tugas tertentu mempengaruhi perilaku kita dimasa depan. Self efficacy yang positif adalah
keyakinan untuk mampu melakukan perilaku yang dimaksud. Dari beberapa pengertian mengenai self efficacy di atas, maka peneliti mengacu pada
pengertian self efficacy yang dikemukakan oleh Bandura 1986 yang mendefinisikan self efficacy sebagai penilaian individu tentang kemampuannya untuk mengatur dan
melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai jenis tindakan yang sudah direncanakan.
2.3.2. Perkembangan Self Efficacy pada Individu
Sejak kecil sudah dapat mempelajari hal-hal yang terjadi di sekelilingnya, melalui panca indera yang dimiliki, hal itu terjadi melalui pengalaman belajar sosial tersebut,
individu dapat menetapkan pola-pola perilaku yang dibentuk sejak kecil. Aktivitas
33
yang dilakukan tidak lepas dari pengalaman mencoba, berhasil dan gagal trial and error. Pertumbuhan fisik dan psikis yang terus berkembang, mendorong
perkembangan penilaian self efficacy. Ada dua mekanisme dalam perkembangan self efficacy, yang pertama adalah modeling, yaitu dimana individu menggunakan suatu
cara memperkirakan kemungkinan keberhasilannya dalam suatu aktivitas. Melalui pengalaman meniru yang memerlukan suatu kemampuan kognitif, individu dapat
membandingkan kemampuannya dengan individu lain. Mekanisme yang kedua adalah kepekaan reaksi-reaksi internal dalam tubuh terhadap luapan emosi. Individu
belajar menafisrkan perasaan-perasaan tersebut dari ketakutan dan kecemasan. Adaapun tahap perkembangan self efficacy dalam diri individu terdiri dari
empat tahap, yaitu : a. Tahap kanak-kanak childhood
Pada tahap ini, bayi mulai mengembangkan self efficacy dari latihan-latihan yang dilaksanakannya karena pengaruh lingkungan dan perkembangan fisiknya.
Kemampuan sosial dan berbahasa yang mulai berkembang dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama orang tuanya.
b. Tahap remaja adolescence Remaja mulai membangun kompetensi baru dan melakukan penilaian terhadap
kemampuannya. Bandura menuliskan bahwa keberhasilan pada tahap ini tergantung pada tingkat self efficacy yang terbangun selama masa kanak-kanak.
34
c. Tahap dewasa adulthood Bandura membagi tahap dewasa menjadi dewasa muda dan dewasa madya. Self
efficacy yang tinggi penting untuk meraih keberhasilan dari pengalamannya. Seseorang yang memiliki self efficacy rendah tidak memiliki keseimbangan dalam
situasi tertentu dan memungkinkan untuk terjadinya kegagalan. Pada masa dewasa madya juga seseorang rentan terkena stress yang diakibatkan oleh
pekerjaan, keluarga maupun kehidupan sosialnya dalam Schultz Wadsworth, 2005. Untuk itu, factor lingkungan ditempat ia bekerja juga mempengaruhi
perkembangan self efficacy. d. Masa tua old age
Mengukur self efficacy di masa tua terbilang sult. Karena pada masa ini seseorang mengalami kelelahan dalam pekerjaan dan mengalami penurunan kemampuan.
Mengingat subjek penelitian adalah karyawan maka tahap perkembangan self efficacy yang akan digunakan adalah tahap dewasa adulthood.
2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy