Target dan Realisasi Kredit

52 realisasi dana kredit menunjukkan kinerja sudah efektif karena penyaluran kredit mikro selalu meningkat selama tiga tahun terakhir.

2. Non Performing Loan NPL

Non Performing Loan NPL adalah salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank, karena NPL yang tinggi adalah indikator gagalnya bank dalam mengelola bisnis antara lain timbul masalah likuiditas ketidakmampuan membayar pihak ketiga, rentabilitas utang tidak bisa ditagih, solvabilitas modal berkurang. Sedangkan laba merosot adalah salah satu imbasnya karena praktis bank kehilangan sumber pendapatan di samping harus menyisihkan pencadangan sesuai kolektibilitas kredit. Selektifitas dan kehati-hatian yang dilakukan manajemen dalam memberikan kredit dapat mengurangi risiko kredit macet. Oleh karena itu, diperlukan manajemen yang baik agar memiliki kinerja NPL yang baik. Dalam menyalurakn kredit, bank mempunyai harapan agar kredit tersebut mempunyai risiko minimal dalam arti dapat dikembalikan sepenuhnya tepat waktu dan tidak menjadi kredit bermasalah. Namun pada kenyataannya, bila bank gagal dalam mengelola risiko tersebut hubungannya dengan perkreditan bank akan timbul kredit bermasalah. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP 2004, Rumus Non Performing Loan NPL adalah : = ℎ , , 53 Adapun besaran yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia mengenai rasio Non Performing Loan adalah maksimal 5. Jika melebihi 5, maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Tabel 12. Perkembangan NPL Kredit Mikro Bank BJB Cabang Bogor Jenis Data Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Juni tahun 2014 Laju Perubahan Per Tahun NPL 1,77 6,88 15,71 18,43 -38,93 Berdasarkan Tabel 12, memperlihatkan bahwa dari tahun ke tahun selama empat tahun terakhir, NPL kredit mikro Bank BJB Cabang Bogor mengalami kenaikan persentase yang cukup besar. Pada tahun 2011, NPL kredit mikro sebesar 1,77, sedangkan per Juni tahun 2014 sebesar 18,43. Selain itu, laju perubahan NPL per tahun sebesar -38,93. Menurut besaran NPL yang ditetapkan Bank Indonesia, hal ini melebihi 5 akan menjadi kendala bagi kesehatan keuangan bank. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan NPL adalah sebagai berikut : a. Pengaruh Capital Adequancy Ratio CAR terhadap NPL Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Ali, 2004:264. Secara singkat bisa dikatakan besarnya nilai CAR akan menungkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR