23
b Non Performing Loan NPL, yaitu perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas yang merupakan kredit bermasalah
dengan total kredit yang diberikan oleh bank. c Analisis pengaruh penyaluran kredit terhadap pendapatan usaha : Analisis
mengenai seberapa besar kredit yang diberikan pihak bank mampu meningkatkan pendapatan usaha nasabah. Kredit mikro diberikan untuk
mengembangkan usaha kecil dan peranannya dalam meningkatkan pendapatan usaha mereka.
Sedangkan, penilaian penyaluran kredit merupakan persepsi atau opini nasabah mengenai proses penyaluran kredit yang sudah berjalan di Bank BJB
Cabang Bogor meliputi aspek-aspek berikut Anugrah, 2013 : a Prosedur pinjaman, yaitu tahapan yang harus dilalui sejak proses
permohonan kredit hingga realisasi kredit kepada nasabah. b Realisasi kredit, yaitu cairnya kredit setelah melalui tahapan proses dengan
melihat ketepatan pada setiap proses yang dilakukan. c Biaya provisi, yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses permohonan
kredit sampai direalisasikan. d Tingkat bunga, yaitu biaya yang dibebankan kepada nasabah sebagai bentuk
dukungan operasional kegiatan bagi bank. e Agunan, yaitu sumber pemberdayaan terakhir yang diharapkan oleh bank
apabila pengembalian kredit bermasalah atau macet. f Pelayanan petugas, yaitu pelayanan yang diberikan bank kepada nasabah
mulai dari proses permohonan hingga pengembalian kredit.
24
Kinerja penyaluran kredit turut mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima. Kinerja penyaluran kredit memberikan dampak pada jumlah
pendapatan nasabah. Pendapatan yang diterima juga dipengaruhi oleh besaran input dan output yang dikeluarkan. Pada penelitian ini salah satu bank yang
menjalankan fungsi sebagai media penyaluran kredit adalah Bank BJB Cabang Bogor.
Selanjutnya, setelah melakukan penilaian kinerja penyaluran kredit maka akan dilihat seberapa besar kredit yang diberikan pihak bank mampu meningkatkan
pendapatan usaha nasabah. Kredit mikro diberikan untuk mengembangkan usaha kecil dan peranannya dalam meningkatkan pendapatan usaha mereka.
Pengukuran pendapatan usaha dilihat dengan membandingkan pendapatan sebelum dan sesudah menerima kredit. Perbedaan antara tingkat pendapatan total
usaha sebelum dan sesudah menerima kredit diukur dengan menggunakan uji statistik t-hitung untuk data berpasangan Walpole, 1995.
Hasil dari analisis tersebut adalah untuk mengevaluasi kinerja kredit mikro serta dapat memberikan rekomendasi bagi pihak bank yang bersangkutan
mengenai kinerja penyaluran kredit mikro itu sendiri. Bagan kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
25
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
I. Penelitian Terdahulu
Penelitian Pardosi 1998 tentang efektivitas penyaluran kredit pembinaan peningkatan pendapatan petani dan nelayan kecil P4K dan analisis pendapatan
petani pengguna kredit, menyimpulkan bahwa 1 penyaluran kredit cukup efektif berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan persyaratan awal, prosedur
pinjaman, realisasi kredit, biaya administrasi, tingkat bunga, pelayanan, dan Sistem Penyaluran Kredit Mikro Bank BJB Bogor
Penilaian internal bank : 1. Target dan realisasi
kredit 2. Non Performing
Loan NPL Penilaian pada nasabah :
1. Prosedur pinjaman 2. Realisasi kredit
3. Biaya provisi 4. Tingkat bunga
5. Agunan 6. Pelayanan petugas
Kinerja Penyaluran Kredit Mikro
Pendapatan Usaha Mikro
Rekomendasi Mengenai Sistem Kredit Mikro
26
pembinaan kepada nasabah, jaraklokasi pelayanan, 2 proyek P4K telah memberi dampak yang positif terhadap peningkatan pendapatan keluarga petani-
nelayan kecil PNK.
Novitasari 2006 meneliti mengenai Analisis Kinerja Kredit Umum Pedesaaan dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah tangga
Kecil di BRI Unit Kreo. Dalam hasil penelitiannya, kinerja kredit bank dinilai bagus sedangkan untuk nasabah faktor agunan dan bunga masih dirasa cukup
berat. Selain itu, tingkat perubahan pendapatan usaha responden Kupedes lebih besar bila dibandingkan dengan tingkat perubahan pendapatan usaha non
Kupedes. Sevia 2008 meneliti mengenai Kinerja Penyaluran Kredit Umum Pedesaan
KUPEDES serta Dampaknya Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Nasabah di BRI Unit Citeureup. Dalam hasil penelitiannya, penyaluran Kupedes
sudah tergolong efektif karena dari pihak nasabah mampu meningkatkan pendapatan usahanya setelah menerima pinjaman kredit. Sedangkan dari pihak
bank, tujuannya telah tercapai dengan pencapaian target kredit dan realisasinya yang tercapai serta menurunya persentase tunggakan setiap tahunnya.
Anugrah 2013 meneliti mengenai Efektivitas Penyaluran Kredit UMKM Sektor Agribisnis Nasabah BRI Unit Ciampea Bogor. UMKM merupakan salah
satu bidang bisnis yang memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Keterbatasan modal sebagai salah satu
faktor yang menghambat perkembangan UMKM. Bank adalah lembaga keuangan yang dapat membantu masyarakat untuk mengatasi keterbatasan modal
27
dengan pinjaman dalam bentuk kredit. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menganalisis sistem, efektivitas, dan pengaruh kredit terhadap pendapatan
UMKM. Observasi dan wawancara dilakukan dengan 45 responden sebagai nasabah sektor agribisnis BRI unit Ciampea dengan metode proporsional dan
purposive sampling. Hasilnya adalah penyaluran kredit menurut pihak bank menunjukkan penilaian efektif berdasarkan adanya tren peningkatan dana kredit
dan proporsi jumlah nasabah sektor agribisnis dari tahun 2010-2012 serta persentase tunggakan dan NPL masing-masing 2,16 dan 3,65 masih dalam
kondisi keuangan yang ideal bagi bank. Selain itu, perubahan omzet dan pendapatan responden setelah menerima kredit meningkat masing-masing
sebesar 27,51 dan 28,25 dari omzet dan pendapatan sebelumnya. Perubahan dalam jumlah pendapatan responden telah melampaui perkiraan perubahan omzet
dan pendapatan setelah menerima kredit menurut pihak bank yaitu omzet dan pendapatan responden meningkat sebesar 20 setiap tahun.
Immanuel 2013 meneliti mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi KUR di Sektor Agribisnis di Unit Harjasari Bogor. Peran UMKM
dalam perekonomian Indonesia selama ini menunjukkan posisi strategisnya dalam mendukung pertumbuhan nasional. Permodalan merupakan hambatan
utama bagi UMKM. Salah satu program pemerintah bagi UMKM yang usaha feasible namun belum bankable. Pemerintah meningkatkan plafon KUR Mikro
dari lima juta menjadi 20 juta rupiah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis mekanisme penyaluran KUR dan mendeskripsikan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi realisasi pinjaman KUR. Sampel dalam penelitian
28
ini adalah para debitur yang bergerak di sektor agribisnis yaitu 37 debitur. Analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi KUR dengan
menggunakan model analisis Regresi Linear Berganda, sehingga dapat diketahui variabel-variabel independent yang berpengaruh secara nyata terhadap realisasi
kredit sebagai variabel dependent. Variabel independent yaitu agunan, umur responden, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, pendapatan bersih responden,
dan frekuensi pinjaman. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi KUR di BRI
Unit Harjasari meliputi Frekuensi pinjaman kredit dan pendapatan bersih perbulan.
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bank BJB Cabang Bogor yang beralamatkan di Jalan Kapten Muslihat No.11-13, Kota Bogor. Kegiatan pengambilan data penelitian
ini dilakukan pada bulan April-Juni 2014. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan
mempertimbangkan kesediaan pihak perusahaan memberikan izin untuk melakukan penelitian di perusahaannya. Lokasi Bank BJB Cabang Bogor sengaja
dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan salah satu cabang yang banyak memiliki debitur kredit mikro di sektor Agribisnis.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan staff dan bagian kredit di kantor
yang bersangkutan serta kuesioner bagi responden dari nasabah kredit mikro. Data sekunder didapatkan dari berbagai laporan keuangan bank yang
bersangkutan serta buku-buku panduan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
C. Metode Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2009. Sampel
30
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2009.
Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel atau responden adalah Purposive Sampling, dimana teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu Sugiyono, 2009. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 Sugiyono, 2009.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah penerima kredit mikro Bank BJB Cabang Bogor sektor agribisnis yang masih aktif berjumlah 87
orang. Berdasarkan hal tersebut ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 35 orang dengan pertimbangan yang mendapatkan jumlah plafond
sama dan usaha di sektor perikanan.
D. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif yaitu suatu metode yang berkaitan dengan pengumpulan data pengujian suatu
gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Informasi yang diperoleh berdasarkan jumlah responden untuk kemudian disajikan baik
dalam bentuk tabel sederhana ataupun dalam tabel distribusi frekuensi bagi data yang disajikan dalam beberapa kelompok. Melalui analisis deskriptif,
informasi dikelompokkan berdasarkan kesamaan jawaban. Informasi yang diperoleh dipresentasekan berdasarkan jumlah responden untuk kemudian
disajikan dalam bentuk tabel. Penyusunan tabel, diagram, grafik, dan besar-