Frekuensi Peminjaman Kredit Karakteristik Responden

51 melakukan pinjaman kredit di Bank BJB Cabang Bogor. Selain itu, pihak bank pun tidak perlu melakukan survey kembali ketika responden ingin melakukan pinjaman.

B. Kinerja Penyaluran Kredit Mikro Menurut Penilaian Bank

1. Target dan Realisasi Kredit

Bank BJB Cabang Bogor telah merealisasikan kredit mikro selama tahun 2014 per Juni lebih dari 50 atau sebagian dari total kredit mikro yang diberikan. Jumlah kredit mikro yang disalurkan Bank BJB Cabang Bogor dari tahun 2012 – Juni 2014 adalah sebesar Rp 144.756.762.000. Tabel 11. Target dan Realisasi Kredit Mikro Bank BJB Cabang Bogor Posisi Target Rp ribu Realisasi Rp ribu Persentase Desember tahun 2012 53.620.659 41.116.213 76,68 Desember tahun 2013 53.620.659 54.597.028 101,82 Juni tahun 2014 82.732.044 49.043.521 59,28 Data pada Tabel 11. menunjukkan bahwa Bank BJB Cabang Bogor dalam hal pencapaian target dan realisasi kredit mikro mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012, Bank BJB Cabang Bogor hanya memenuhi target pencapaian sebesar 76,68, walaupun sudah terhitung baik namun belum mencapai target yang ditetapkan Bank BJB Cabang Bogor. Target pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 53.620.659.000. Ini terbukti pada tahun 2013, realisasi kredit mengalami kenaikan sehingga target tercapai bahkan melampaui sebesar 101,82. Berdasarkan pencapaian pada tahun 2013, maka Bank BJB Cabang Bogor meningkatkan target kredit mikro sebesar Rp 82.732.044.000. Berbagai penjelasan di atas menyimpulkan bahwa dari sudut pandang 52 realisasi dana kredit menunjukkan kinerja sudah efektif karena penyaluran kredit mikro selalu meningkat selama tiga tahun terakhir.

2. Non Performing Loan NPL

Non Performing Loan NPL adalah salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank, karena NPL yang tinggi adalah indikator gagalnya bank dalam mengelola bisnis antara lain timbul masalah likuiditas ketidakmampuan membayar pihak ketiga, rentabilitas utang tidak bisa ditagih, solvabilitas modal berkurang. Sedangkan laba merosot adalah salah satu imbasnya karena praktis bank kehilangan sumber pendapatan di samping harus menyisihkan pencadangan sesuai kolektibilitas kredit. Selektifitas dan kehati-hatian yang dilakukan manajemen dalam memberikan kredit dapat mengurangi risiko kredit macet. Oleh karena itu, diperlukan manajemen yang baik agar memiliki kinerja NPL yang baik. Dalam menyalurakn kredit, bank mempunyai harapan agar kredit tersebut mempunyai risiko minimal dalam arti dapat dikembalikan sepenuhnya tepat waktu dan tidak menjadi kredit bermasalah. Namun pada kenyataannya, bila bank gagal dalam mengelola risiko tersebut hubungannya dengan perkreditan bank akan timbul kredit bermasalah. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP 2004, Rumus Non Performing Loan NPL adalah : = ℎ , ,