Metodologi Penelitian Peran Program Pembelajaran Tahsin Qiraah Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur'an Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di LTTQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hdayatullah Jakarta

Memilih tempat yang tepat, misal di mesjid atau di dalam rumah yang jauh dari suasana bising. c Memilih kondisi dan situasi yang khusus sehingga seolah ia bisa berhadapan dengan tuhannya. d Kesucian badan, suci dari janabat dan hadast kecil. e Mensucikan seluruh anggota badan saat membaca dari segala perbuatan maksiat, dosa dan kemungkaran. f Memasang niat saat membaca, ikhlas hanya kepada Allah. g Mengharapkan perlindungan Allah dan menghadap kepadanya-Nya. h Membaca isti’adzah dan basmalah sebelum membaca al- Qur’an. i Mengosongkan jiwa dari segala keinginan, kebutuhan dan tuntutan dunia. j Memusatkan pikiran saat membaca dan mengkonsentrasikannya kepada al- Qur’an saja. k Khusu’ saat membaca dan bersungguh- sungguh. l Menangis saat membaca, terutama bila membaca ayat- ayat yang mengingatkan tentang adzab. m Mengagungkan Allah, merasakan dirinya sebagai hamba yang lemah dan melihat kemuliaan dan anugerah Allah. n Mengamati, memahami maknanya, mengetahui ayat-ayat yang dibacanya. o Menyesuaikan suasana hati dengan pengertian ayat-ayat yang dibacanya. p Merasa bahwa dirinyalah yang disebut dalam ayat yang dibaca dan kewajiban yang dikandungnya tertuju padanya. q Membuang hal-hal yang dapat menjadi penghalang untuk memahami al- Qur’an. r Orang yang mendengarkan dan menyimak harus mencurahkan seluruh perhatian dan pikiran untuk memahami maknanya, semua tertuju kepada kalam Allah. 9 Sedangkan menurut Imam An-Nawawi adapun etika bagi pelajar yang sedang belajar al- Qur’an, diantaranya: a Murid tidak boleh mempunyai kesibukan yang mengganggu pelajarannya, kecuali keperluan mendesak. b Menyucikan hatinya dari noda-noda yang dapat mencemarkan hati agar layak menerima al- Qur’an. c Menuntut ilmu kepada ahlinya, yaitu guru yang sudah jelas dimaklumi kesempurnaan ilmunya, jelas agamanya, diakui pengetahuannya dan di kenal kehormatannya. d Bersikap sopan tehadap guru. e Menjaga kesopanan terhadap sesama pelajar, yaitu diharuskan beradab dan sopan santun dengan teman-temannya. f Memperhatikan kondisi guru, termasuk mengenal kondisi sibuk dan bosannya guru. g Semangat dan tekun dalam menuntut ilmu, giat dan rajin belajar setiap saat. h Mempelajari al- Qur’an pada pagi hari. 10 9 Shalah Abdul Fatah Kholid, Kunci Menguak Al- Qur’an dari Mafatih Lit Ta’amul Ma’al- Qur’an oleh Khatur Suhardi , Solo: Pustaka Mantiq, 1992, h. 64-69 10 Imam Nawawi, Bersanding Dengan Al- Qur’an, dari Attibyaanu fi Adaabi hamalatil Qur’an oleh Abdul Aziz, Bogor: Pustaka Ulil Albab, 2007, h. 36-41