Adab Membaca Al-Qur’an

bacan; b Privat, guru menyimak seorang demi seorang; c Asistensi, yaitu jika guru tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid-murid yang lainnya. 17 e Metode Maisura Metode ini di susun oleh DR. K.H. Ahmad Fathoni, Lc., M.A. Metode Maisura sudah lama beliau gagas dan telah diajarkan kepada murid-muridnya sejak tahun 1994. Basis materi metode maisura mempunyai 3 pilar utama, yaitu: teori yang berpijak pada rujukanreferensi terpercaya yang sebagian besar disertakan teks dan terjemahannya; praktik yang terintegrasi pada talaqqiy dan musyafahah; dan informative terhadap mushaf terbitan Indonesia dan Timur Tengah. 18 Dahulu metode ini belum ada namanya. Baru terpikirkan memberikan nama ketika metode ini mulai tersebar luas dan banyak yang menanyakan metode apa yang selama itu dipelajari. Mulailah ia memikirkan nama yang tepat untuk penemuannya tersebut. Suatu ketika, saat beliau sedang membaca Al- Qur’an surah Al- Isra ayat 28, terdapat kalimat „qaulan maisura’. Ia berhenti sejenak dan berpikir bahwa kata maisura dirasa tepat sebagai nama metodenya. Arti maisura adalah mudah dipahami, simpel, praktis, bersahaja, dan lemah-lembut. Sejak itulah belaiau menamakan penemuannya “Metode Maisura, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al- Qur’an”. Mempelajari Al- Qur’an melalui Metode Maisura didukung dengan petunjuk praktis yang dituangkan dalam buku panduan sehingga semakin mempermudah bagi para pelajar yang ingin 17 Tombak Alam, Metode Membaca Menulis Al- Qur’an 5 Kali Pandai, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995, h. 13 18 Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al- Qur’an Metode Maisura Edisi IV, Jakarta: FU IIQ, 2014, h. vii mempelajarinya. Waktunya juga sangat singkat, sekitar 12-14 jam. Dengan demikian, metode ini sangat istimewa. 19

8. Faktor-faktor yang dapat Meningkatkan Kemampuan Membaca

Al- Qur’an Dalam pembelajaran al- Qur’an banyak sekali faktor yang dapat meningkatkan kemampuan membaca al- Qur’an baik membaca perlulaan ataupun membaca lanjut pemahaman. Diantara faktor- faktor tersebut adalah: a. Faktor Internal Siswa 1 Aspek Fisiologis Menurut pendapat Noehi Nasution, ia mengatakan , “kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang, orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. ” 20 Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata , faktor-faktor fisiologis masih dapat lagi dibedakan menjadi dua, yaitu: a Tonus jasmani pada umumnya: i Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dsb. ii Beberapa penyakit kronis sangat mengganggu belajar itu. b Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu: i Berfungsinya panca indera merupakan syarat belajar itu berlangsung dengan baik. Pancaindera yang memegang peranan paling penting adalah mata dan telinga. 21 2 Aspek Psikologis Faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca al- Qur’an adalah faktor psikologis, antara lain: a Intelegensi 19 Ibid., h. 3 20 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Edisi II, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 189 21 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2008, h.235-236 Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri atau tiga jenis, yaitu: kecakapan untuk mengahadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep- konsep yang abstrak secara efektif dan mengetahui dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi juga merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri denga lingkungan dengan cara yang tepat. 22 Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ seseorang tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajarnya. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang maka semakin besar peluangnya untuk meraih prestasi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuannya maka semakin kecil peluangnya untuk meraih prestasi, kecuali jika seseorang itu rajin dan ulet. b Minat Minat interest merupakan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus yang sangat erat hubungannya dengan perasaan senang minat berfungsi sebagai kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. 23 Jika dikaitkan dengan minat membaca al- Qur’an maka minat baca tersebut dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk membaca maka apabila seseorang sudah 22 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006, h. 128-129 23 Fadilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, cet. I, h.122