Faktor-faktor yang dapat Melemahkan Kemampuan Membaca

bahwa Rasulullah SAW besabda, „Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar al- Qur’an dan mengajarkannya. HR. At- tirmidzi 35 b. Mempelajari al- Qur’an adalah sebaik-baiknya kesibukan c. Akan turun sakinah ketentraman, rahmat malaikat dan Allah menyebut-nyebut orang yang mempelajari al- Qur’an kepada makhluk yang ada di sisinya. 36

5. Tempo Membaca Al-Qur’an

Adapun tata cara atau tempo membaca al- Qur’an menurut para ulama terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu: a. Membaca secara tahqiq Tahqiq ialah tempo bacaan yang paling lambat. Menurut ulama tajwid, tempo bacaan ini diperdengarkan sebagai metode dalam proses belajar mengajar, sehingga di harapkan murid dapat melihat dan mendengarkan cara guru membaca huruf demi huruf menurut semestinya sesuai dengan makhrajnya, sifatnya dan hukumnya. 37 b. Membaca secara tadwir Tadwir ialah bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu lambat. Ukuran bacaan yang digunakan dalam tadwir ini yaitu pertengahan seperti menggunakan empat harakat dari ketentuan boleh pilih dua, empat dan enam. 38 c. Membaca secar tartil Tartil adalah bacaan yang perlahan-lahan dan jelas, mengeluarkan setiap huruf dan makhrajnya dan menerapkan sifat- sifatnya, serta mentadaburi maknanya.” 39 d. Membaca secara hadr 35 Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Enslikopedia Hadist Terj. Jami’ At-Tirmidzi oleh Tim Darussunah , Jakarta: PT Niaga Swadaya, 2013, h. 950 36 Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-hafidz, Lc, Pedoman Daurah Al- Qur’an, Jakarta: Markaz Al Quran, 2011, Cet. 21, h. 20 37 Ibid., h. 29 38 Ummi Rif’ah, Pedoman Tilawah Al-Qur’an, Bekasi: Syukur Press, 2001, h.15 39 Op. Cit., h. 30 Hadr ialah cara membaca al- Qur’an dengan cepat tetapi tetap menjaga hukum-hukum tajwidnya. Cepat disini biasanya menggunakan ukuran yang terpendek selama peraturan membolehkan. 40 Dari empat tata cara membaca al- Qur’an tersebut tata cara yang ideal untuk dipraktekan di kalangan umum untuk mengajarkan al- Qur’an oleh orang tua dan guru adalah cara yang pertama yaitu tahqiq. Dengan membaca secara tahqiq, anak akan terlatih membaca al- Qur’an secara pelan, tenang, tidak terburu-buru. Cara ini akan membiasakan anak membaca al- Qur’an secara baik. Namun tingkatan yang paling bagus adalah tartil, karena dengan bacaan inilah al- Qur’an diturunkan.

6. Makhraj dan Sifat Huruf Hijaiyyah

Penguasaan mengenai makhraj dan sifat huruf adalah sebuah keharusan, sebab dua komponen ini adalah termasuk bagian dari komponen syarat- syarat “tajwidul huruf” dalam arti “tartil” nya Ali bin Abi Thalib. 41 Secara literal, makharij ج berasal dari kata ج خ yang berarti “keluar”. Akar kata tersebut selanjutnya dijadikan bentuk isim menjadi ج yang artinya “temapat keluar”. Sedangkan makharij bentuk jamak dari makharaj. Sedangkan makharij al-huruf adalah tempat-tempat keluar huruf dari huruf pembaca sehingga membentuk bunyi tertentu. 42 Sedangkan “sifat” menurut bahasa adalah sesuatu yang melekat atau menetap pada sesuatu yang lain yaitu huruf-huruf hijaiyyah. Dan menurut istilah yaitu cara baru bagi keluar huruf ketika sampai 40 Ibid., h. 15 41 Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al- Qur’an Metode Maisura Edisi IV, Jakarta: FU IIQ, 2014, h. 9 42 Supriyadi, dkk, Modul Praktikum “Qira’at al-Qur’an”, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, h.19 pada tempat keluarnya, baik berupa jahr, rakhawah, hams, syiddah, dsb.

7. Kaidah-kaidah Ilmu Tajwid

a. Hukum Nun Mati dan Tanwin Nun mati dan tanwin, jika bertemu huruf hijaiyyah terbagi menjadi 4 hukum, yaitu: 1 Idzhar Definisi idzhar secara bahasa adalah jelas. Menurut istilah bermakna mengeluarkan setiap huruf idzhar dari makhrajnya tanpa dengungan. Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf idzhar huruf halqi yaitu: ء, ق , ع , ح , غ, خ, maka nun mati atau tanwin tersebut, wajib dipisah dari huruf setelahnya dan dibaca dengan jelas tanpa ada dengungan. Contoh: ِم لِإ ْن ٍقَلَع ْنِم , ٍد اَ ْنِم , ٍ 2 Idgham Jika nun mati dan tanwin bertemu dengan enam huruf idgham yaitu: ي, ـ, ف, ك, ؿ, ر, maka bacaannya wajib digabungkan dengan huruf sesudahnya. Dengan demikian dua huruf itu seolah menjadi satu huruf yang bertasydid. Idgham dibagi menjadi dua, yaitu: a Idgham bighunnah ي, ـ, ف, ك Contohnya: ٍؿاَوِم dibaca ؿاَك ْنِم b Idgham bilaghunnah ؿ, ر Contohnya: ْمِِّّ َرِم dibaca ْمَِِّر ْنِم 3 Iqlab Jika nun mati atau tanwin terdapat sebelum huruf ba, maka diganti menjadi mim. Cara pengucapannya dengan samar dan berdengung.