Solvabilitas Kondisi Likuiditas Perseroan Belanja Modal

31 Perbandingan total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 Total Liabilitas pada tahun 2012 berjumlah Rp538.337 juta, meningkat sebesar 153,1 dari Rp212.696 juta di tahun 2011. Peningkatan total liabilitas tahun 2012 disebabkan oleh pendanaan ekspansi Perseroan dengan menggunakan pinjaman bank. Total penambahan utang bank pada tahun 2012 adalah Rp269.845 juta. Perbandingan total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 Total Liabilitas tahun 2011 berjumlah Rp212.696 juta, meningkat sebesar 88,5 dari Rp112.813 juta di tahun 2010. Peningkatan total liabilitas tahun 2011 disebabkan oleh pendanaan ekspansi Perseroan dengan menggunakan pinjaman bank dan peningkatan utang lain-lain. Total penambahan utang bank dan peningkatan utang lain-lain pada tahun 2011 adalah masing-masing sebesar Rp33.072 juta dan Rp29.082 juta. Untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya, Perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh dari aktivitas operasi. Perseroan secara reguler menjaga kecukupan kas dan mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual.

2.2.3. Ekuitas

Berikut ini perincian mengenai akun-akun ekuitas Perseroan: dalam jutaan Rupiah Keterangan 31 Desember 2012 2011 2010 Ekuitas Modal Saham 101.236 101.236 101.236 Tambahan Modal Disetor – neto 173.001 173.001 173.001 Saldo Laba – Belum Ditentukan Penggunaannya 392.371 272.204 181.215 Total Ekuitas 666.608 546.441 455.452 Perbandingan total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 Total Ekuitas pada tahun 2012 meningkat 22,0 menjadi Rp666.608 juta dari Rp546.441 juta di tahun 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh saldo laba yang meningkat sejumlah Rp120.166 juta. Perbandingan total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 Total ekuitas pada tahun 2011 meningkat 20,0 menjadi Rp546.441 juta dari Rp455.452 juta di tahun 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh saldo laba Perseroan yang meningkat sejumlah Rp90.989 juta.

2.3. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas solvabilitas ekuitas dan dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aset solvabilitas aset. Solvabilitas ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 masing-masing adalah 0,81 kali, 0,39 kali, dan 0,25 kali. Solvabilitas aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 masing-masing adalah 0,45 kali, 0,28 kali, dan 0,20 kali. 32

2.4. Kondisi Likuiditas Perseroan

Kondisi likuiditas Perseroan yang tercermin dalam pernyataan arus kas Perseroan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: dalam jutaan Rupiah Keterangan 12 bulan 2012 2011 2010 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 189.549 148.431 95.378 Arus Kas yang digunakan untuk Aktivitas Investasi 430.063 227.919 121.025 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 229.618 7.226 89.016 Pengaruh Neto Perubahan Kurs pada Kas dan Setara Kas 371 63 592 Kenaikan Penurunan Bersih Kas dan Bank 10.525 72.325 62.777 Kas dan Bank Pada Awal TahunPeriode 48.397 120.722 57.945 Kas dan Bank Pada Akhir TahunPeriode 37.872 48.397 120.722 Sumber dana untuk belanja modal berasal dari arus kas bersih dari aktivitas operasi perusahaan dan pendanaan dari pinjaman bank.

2.5. Belanja Modal

Tabel berikut menyajikan informasi mengenai belanja modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal- tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 sebagai berikut: dalam jutaan Rupiah Keterangan 12 bulan 2012 2011 2010 Tanah 1.332 206 15.658 Bangunan dan Pengembangan 60.865 41.298 14.914 Mesin dan Peralatan 87.855 88.689 54.584 Alat Pengangkutan 4.198 3.177 1.606 Perabot dan Peralatan Kantor 21.265 14.940 3.240 Aset Tetap Dalam Pembangunan 213.428 75.914 72.577 Total 388.943 224.224 162.579 Sumber dana untuk belanja modal berasal dari arus kas bersih dari aktivitas operasi Perseroan dan pendanaan dari pinjaman bank. Berikut ini perjanjianikatan yang dilakukan oleh Perseroan dalam hal investasi barang modal: 1. Pada tahun 2011, Perseroan menandatangani tiga perjanjian pembelian dengan Oshikiri Machinery Co., Ltd. Oshikiri tidak terailiasi, dimana Perseroan setuju untuk membeli beberapa unit mesin dari Oshikiri dengan total nilai pembelian JPY542.414.000. Pada tanggal 27 Agustus 2012, Perseroan kembali menandatangani perjanjian dengan Oshikiri untuk membeli beberapa unit mesin dengan total nilai pembelian sebesar JPY50.196.000. 2. Pada tanggal 26 Maret 2012, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Lite Constructions Indonesia tidak terailiasi dengan total nilai kontrak sebesar Rp21.000 juta, dimana Perseroan menunjuk PT Lite Constructions Indonesia untuk melakukan pekerjaan pembangunan pabrik di Palembang. 3. Pada tanggal 16 Juli 2012, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Wijaya Kusuma Contractors dengan total nilai kontrak sebesar Rp17.000 juta dimana Perseroan menunjuk PT Wijaya Kusuma Contractors untuk melakukan pekerjaan pembangunan pabrik di Makassar. Seluruh ikatanperjanjian di atas dilaksanakan oleh Perseroan untuk tujuan ekspansi usaha. Perseroan akan menggunakan hasil dana dari aktivitas operasi dan pinjaman BCA yang telah ada untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut. Perseroan juga menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing untuk membatasi risiko mata uang asing. 33

3. Akun Dalam Mata Uang Asing

Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan jenis mata uang asing: Mata Uang Asing Nilai Setara Rupiah dalam jutaan Aset Moneter Kas dan Setara Kas EUR 304.293 3.898 AUD 55.148 553 Deposito Jaminan USD 117.119 1.133 Sub Total 5.584 Liabilitas Moneter Utang Lain-lain JPY 266.545.272 29.853 EUR 264.070 3.383 USD 215.510 2.084 SGD 74.500 589 Sub Total 35.909 Liabilitas Neto 30.325 Perseroan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk mengatasi risiko pertukaran mata uang asing. Akan tetapi, Perseroan menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing pada tingkat yang minimum untuk membatasi risiko mata uang asing.

4. Manajemen Risiko

Kegiatan bisnis Perseroan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memiliki risiko-risiko. Kajian risiko dilakukan oleh Dewan Direksi untuk menetapkan kebijakan yang tepat dalam proses pengambilan keputusan. Seperti halnya bidang usaha lainnya, bidang usaha Perseroan juga tidak lepas dari tantangan dan risiko secara makro maupun mikro. Risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Perseroan dibahas lebih lanjut pada Bab V Risiko Usaha. Dalam menghadapi risiko-risiko, seperti yang telah dijelaskan pada Bab V mengenai Risiko Usaha, Perseroan menerapkan manajemen risiko berupa: 1. Kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan Perseroan Untuk mencegah kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan Perseroan, Perseroan menerapkan prosedur GMP Good Manufacturing Practice dan SSOP Sanitation Standard Operating Procedure. 2. Umur Produk yang relatif singkat Untuk mengantisipasi risiko umur produk yang relatif singkat maka supply chain management terus menerus ditingkatkan. 3. Ketersediaan bahan baku Untuk mengantisipasi ketersediaan bahan baku, Perseroan melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan yang baik disamping tetap mengusahakan bahan baku substitusi dan pengidentiikasian pemasok alternatif. 4. Ketersediaan pasokan energi Untuk mengantisipasi risiko ketersediaan pasokan energi, Perseroan menggunakan energi alternatif jika terdapat gangguan antara lain dengan menggunakan LPG, CNG dan genset. 5. Pemogokan tenaga kerja Untuk mengatasi mogok kerja, Perseroan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan pihak keamanan serta mengusahakan pasokan produk dari pabrik Perseroan yang lain.