RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS continued PERISTIWA SETELAH PERIODE LAPORAN EVENT AFTER THE REPORTING PERIOD PENERBITAN KEMBALI LAPORAN
xiv Halaman ini sengaja dikosongkan
177
XVI. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN OBLIGASI
HASIL PEMERINGKATAN
Untuk memenuhi ketentuan Peraturan No.IX.C.1 serta ketentuan Peraturan No.IX.C.11, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Peindo.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat hutang jangka panjang sesuai dengan surat Peindo No.496PEF-DirIII2013 tanggal 13 Maret 2013, Obligasi Berkelanjutan I ROTI Tahap I Tahun 2013 telah
mendapat peringkat:
id
AA- Double A minus
Perseroan akan melakukan pemeringkatan atas Obligasi yang diterbitkan setiap 1 satu tahun sekali selama kewajiban atas efek tersebut belum lunas dan menyampaikan hasil pemeringkatan baru,
pernyataan, atau pendapat atas efek tersebut yang diterbitkan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek kepada OJK, Wali Amanat dan Bursa Efek serta mengumumkan hasil pemeringkatan baru, pernyataan,
atau pendapat tersebut dalam sekurang-kurangnya 1 satu surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 90 sembilan puluh hari sebelum jatuh temponya efek
tersebut, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan No.IX.C.11. Perseroan tidak memiliki hubungan ailiasi dengan Peindo yang bertindak sebagai Perusahaan
Pemeringkat Efek.
PERTIMBANGAN RATIONALE DARI PEFINDO
Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar Perseroan yang kuat sebagai produsen massal roti, proteksi arus kas yang kuat dan dukungan operasional dari pemegang saham. Peringkat dibatasi oleh eksposur
Perseroan terhadap luktuasi biaya bahan baku dan kemasan serta kompetisi yang ketat di industri roti.
Faktor-faktor pendukung peringkat adalah: Posisi pasar yang kuat sebagai produsen massal roti.
Perseroan mendominasi pasar produksi massal roti dengan pangsa pasar sekitar 18 dari total industri roti. Kuatnya posisi Perseroan dicerminkan oleh
pertumbuhan pendapatan yang kuat dengan CAGR lima tahun 2008-2012 sebesar 32,7. Di tahun 2012, Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan yang kuat yakni meningkat 46,4 dibandingkan
tahun lalu menjadi Rp1,2 triliun sebagai hasil dari ekspansi bisnisnya. Posisi pasar Perseroan di jangka menengah diharapkan akan tetap kuat dengan rencana ekspansi yang agresif untuk menangkap potensial
bisnis di pasar yang belum digarap.
Proteksi arus kas yang kuat.
Pada akhir tahun 2012, proteksi arus kas Perseroan dianggap kuat dengan EBITDA terhadap hutang dan EBITDA terhadap IFCCI beban bunga, beban keuangan, dan bunga
yang dikapitalisasi masing-masing sebesar 0,8x dan 16,5x. Proteksi arus kas Perseroan akan tetap kuat walaupun struktur modal Perseroan akan kurang konservatif karena Perseroan akan menerbitkan
obligasi baru untuk membiayai belanja modalnya. Pada jangka pendek dan menengah, rasio EBITDA terhadap hutang dan EBITDA terhadap bunga diharapkan tetap kuat masing-masing di atas 0,5x dan 6x.
Dukungan operasional dari pemegang saham.
Aktivitas operasional Perseroan mendapat dukungan kuat dari mitra strategis yang merupakan pemegang sahamnya. Perseroan mendapatkan bantuan teknis
dan teknologi pengetahuan dari Shikishima Baking Co. Ltd., produsen roti kedua terbesar di Jepang, untuk pengembangan produk dan pengawasan mutu. Melalui Treasure East Investment Ltd., Perseroan
memiliki hubungan tidak langsung dengan Grup Salim, yang memiliki pabrik tepung terbesar di Indonesia sehingga Perseroan dapat mengamankan pasokan bahan bakunya. Grup Salim juga memiliki salah satu
jaringan minimarket terbesar yang merupakan distributor utama Perseroan.
178
Faktor yang membatasi peringkat di atas adalah: Eksposur terhadap luktuasi biaya bahan baku dan kemasan. Walaupun Perseroan memiliki margin
keuntungan yang tinggi jika dibandingkan dengan produsen makanan dan minuman lainnya, Perseroan masih terekspos pada luktuasi harga bahan baku dan kemasan, yang sebagian besar terkait dengan
harga komoditas. Fluktuasi harga dapat mempengaruhi margin keuntungan karena bahan baku dan kemasan merupakan komponen terbesar biaya produksi yakni sebesar 75. Walaupun Perseroan dapat
mengalihkan kenaikan biaya produksi kepada pelanggan, penyesuaian harga tidak dapat langsung dilakukan karena Perseroan harus memperhatikan daya beli pelanggan dan keterjangkauan produk.
Kompetisi yang ketat di industri roti.
Kompetisi di industri roti diyakini cukup ketat dengan karakter banyaknya pemain yang terlibat karena rendahnya hambatan masuk barrier to entry. Sebagian besar pemain di industri
ini merupakan industri rumah tangga, yang mencapai sekitar 5.000 pemain. Potensi bisnis yang luas juga dapat menarik pemain baru berskala besar yang dapat menjadi kompetitor langsung Perseroan.
SKALA PEMERINGKATAN EFEK HUTANG JANGKA PANJANG
Id
AAA
Efek hutang dengan peringkat
Id
AAA
merupakan efek hutang dengan peringkat tertinggi di Peindo yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban inansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
Id
AA
Efek hutang dengan peringkat
Id
AA
memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban
inansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya.
Id
A
Efek hutang dengan peringkat
Id
A
memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban inansial jangka panjangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan.
Id
BBB
Efek hutang dengan peringkat
Id
BBB
didukung oleh kemampuan Obligor yang memadai relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban inansial jangka
panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
Id
BB
Efek hutang dengan peringkat
Id
BB
menunjukkan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban inansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.
Id
B
Efek hutang dengan peringkat
Id
B
menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walalupun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
inansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban
inansialnya.
Id
CCC
Efek hutang dengan peringkat
Id
CCC
menunjukkan efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban inansialnya, serta hanya bergantung pada perbaikan keadaan
eksternal.
Id
D
Efek hutang dengan peringkat
Id
D
menandakan efek hutang yang macet atau perseroannya sudah berhenti berusaha.
Sebagai tambahan, tanda tambah + atau kurang - dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari “
Id
AA” hingga “
Id
CCC”. Tanda tambah + menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat di atasnya. Tanda kurang - menunjukkan suatu kategori peringkat lebih baik dari
kategori peringkat di bawahnya, walaupun semakin mendekati.
179
RATING OUTLOOK
Berikut ini adalah penjelasan Rating Outlook yang diberikan Peindo untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang posisi peringkat Perseroan.
Positive
Peringkat memiliki kemungkinan untuk dinaikkan.
Negative
Peringkat memiliki kemungkinan untuk diturunkan.
Stable
Peringkat memiliki kemungkinan untuk tidak dirubah.
Developing
Peringkat memiliki kemungkinan untuk dinaikkan atau diturunkan. Rating Outlook
Peindo menilai arah potensi atas peringkat kredit jangka panjang Obligor terhadap jangka menengah hingga jangka yang lebih panjangnya. Dalam menentukan Rating Outlook, pertimbangan
diberikan terhadap perubahan-perubahan ekonomi danatau kondisi fundamental bisnis. Rating Outlook bukanlah merupakan prasyarat untuk perubahan suatu hasil pemeringkatan atau untuk menetapkan
tindakan Credit Watch di masa yang akan datang.
180
XVII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN
Anggaran Dasar yang dicantumkan dalam prospektus ini merupakan Anggaran Dasar terakhir Perseroan dan telah disesuaikan dengan UUPT, yang diambil dari Akta No. 86 tanggal 24 Februari 2010 sebagaimana
telah diubah beberapa kali dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Terbatas No. 115 tanggal 30 Juni 2010 dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 48 tanggal 19 April 2012, yang
ketiganya dibuat di hadapan Franciscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Mkn Notaris di Jakarta. Akta- akta mana telah telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM sesuai Surat Keputusan No.
AHU-12936.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 12 Maret 2010, Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-18117 tanggal 19 Juli 2010 dan Surat Keputusan No. AHU-30282.
AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 6 Juni 2012.
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1
1. Perseroan terbatas ini diberi nama : “PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk” selanjutnya disebut “Perseroan” berkedudukan dan berkantor pusat di Cibitung-Kabupaten Bekasi.
2. Perseroan dapat membuka kantor cabang danatau kantor perwakilan di tempat kedudukan Perseroan dan di tempat lain, di dalam danatau di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditetapkan
oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2
Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas, dan didirikan pada tanggal 08-03-1995 delapan Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh lima dan memperoleh status badan hukum pada tanggal
18-05-1995 delapan belas Mei seribu sembilan ratus sembilan puluh lima, dengan ketentuan bahwa Undang-undang No. 1 Tahun 1967 juncto Undang-undang No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal
Asing juncto Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, berlaku bagi Perseroan ini
untuk jangka waktu 30 tiga puluh tahun, kecuali jika ijin Penanaman Modal Asing tersebut diperbaharui oleh pihak yang berwenang.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATANUSAHA Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang industri roti, kue dan makanan lainnya. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut: a. Kegiatan usaha utama, yaitu mendirikan pabrik dan memproduksi segala jenis roti termasuk
tetapi tidak terbatas pada macam-macam roti, roti tawar, roti isi dan segala macam jenis kue lainnya.
b. Kegiatan usaha penunjang yaitu memasarkan dan menjual segaia jenis roti termasuk tetapi tidak terbatas pada macam-macam roti, roti tawar, roti isi dan segala macam jenis kue lainnya.
MODAL Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp344.000.000.000,- tiga ratus empat puluh empat miliar rupiah terbagi atas 3.440.000.000 tiga miliar empat ratus empat puluh juta saham, masing-masing saham
bernilai nominal sebesar Rp100,- seratus rupiah. 2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan sejumlah 1.012.360.000 satu miliar dua belas juta tiga
ratus enam puluh ribu rupiah saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 101.236.000.000,- seratus satu miliar dua ratus tiga puluh enam juta Rupiah dan telah diambil bagian dan disetor
penuh kepada Perseroan oleh para pemegang saham sebagai berikut:
181 a. Sebesar 86.050.600.000,- delapan puluh enam miliar lima puluh juta enam ratus ribu rupiah
merupakan setoran lama; dan b. Sebesar Rp 15.185.400.000,- lima belas miliar seratus delapan puluh lima juta empat ratus ribu
rupiah merupakan hasil Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat melalui Pasar Modal; dengan rincian dan nilai nominal saham yang disebutkan dalam pasal 29 ayat 1 Anggaran Dasar ini.
3. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan
pemesanan maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang rekening
Efek atau Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang
sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam daftar pemegang rekening Efek atau Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada
tanggal tersebut. b. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham : i. ditujukan kepada karyawan Perseroan;
ii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham;
iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi danatau restrukturisasi yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham; danatau
iv. dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
c. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan No. IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu. d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat
Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf d Pasal ini maka dalam hal terdapat pembeli siaga,
Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.
f. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan
oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut.
g. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasiikasi yang sama yang diterbitkan
oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan
mengindahkan ketentuan dalam Pasal 41 ayat 2 dan ayat 3 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas.
4. Penambahan Modal Dasar Perseroan. a. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham. Perubahan Anggaran Dasar ini dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
b. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25 dua puluh lima persen dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang :
i. telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk menambah modal dasar;
ii. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
182 iii. penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25 dua
puluh lima persen dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana
dimaksud pada ayat 4 huruf b dan angka ii Pasal ini; iv. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf b angka iii
Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal dasar dan modal disetor memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat 1
dan ayat 2 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, dalam jangka waktu 2 dua bulan setelah jangka waktu pada ayat 4 huruf b angka iii Pasal ini tidak terpenuhi;
v. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk menambah modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf b angka i Pasal ini, termasuk juga persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham untuk mengubah kembali Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf b angka iv Pasal ini.
c. Perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor paling kurang 25
dua puluh lima persen dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan
untuk mengurus persetujuan perubahan Anggaran Dasar ini dari Menteri atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut dengan mengindahkan ketentuan dalam Pasal 41 ayat 2
dan ayat 3 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas. 5. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut; b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Bapepam
dan LK dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga; c. memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan kuorum kehadiran
sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat 1 Anggaran Dasar ini, dengan mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 3 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas;
d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, danatau unsur modal sendiri maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, danatau
unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian. 6. a. Pemegang Saham dan kreditor lainnya yang mempunyai tagihan terhadap Perseroan tidak
dapat menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya, kecuali disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Hak tagih terhadap Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 6 huruf a Pasal ini yang dapat dikompensasi dengan setoran saham adalah hak tagih atas tagihan terhadap Perseroan yang
timbul karena: i. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda berwujud atau benda tidak berwujud
yang dapat dinilai dengan uang; ii. pihak yang menjadi penanggung atau penjamin utang Perseroan telah membayar lunas
utang Perseroan sebesar yang ditanggung atau dijamin; atau iii. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak ketiga dan Perseroan
telah menerima manfaat berupa uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang langsung atau tidak langsung secara nyata telah diterima Perseroan.
c. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat 6 huruf a Pasal ini sah apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai panggilan Rapat Umum Pemegang
Saham, kuorum kehadiran, dan jumlah suara untuk perubahan Anggaran Dasar sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat 2 Anggaran Dasar ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan
dalam bidang Pasar Modal. d. Dalam hal terjadi benturan kepentingan maka keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud pada ayat 6 huruf a Pasal ini wajib mengikuti ketentuan tentang benturan kepentingan yang diatur Pasal 16 ayat 4 Anggaran Dasar ini dan ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal.
183 7. Direksi berwenang mengeluarkan saham yang masih dalam simpanan tanpa memberi kesempatan untuk
mengambil bagian terlebih dahulu saham tersebut kepada para pemegang saham, dalam hal ini: a. jika dalam jangka waktu 3 tiga tahun penambahan modal atau pengeluaran saham tersebut
tidak melebihi 5 lima persen dari modal disetor; atau b. jika tujuan utama penambahan modal atau pengeluaran saham tersebut adalah untuk
memperbaiki posisi keuangan Perseroan yang mengalami salah satu kondisi sebagai berikut: i. Perseroan menerima pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang
jumlahnya lebih dari 200 dua ratus persen dari modal disetor atau adanya kondisi lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi Perseroan oleh instansi Pemerintah yang
berwenang; atau ii. Perseroan gagal atau tidak mampu untuk menghindari kegagalan atas kewajibannya
terhadap pemberi pinjaman yang tidak terailiasi dan jika pemberi pinjaman tersebut atau pemodal tidak terailiasi menyetujui untuk menerima saham atau obligasi konversi Perseroan
untuk menyelesaikan pinjaman tersebut. 8. Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 7 Pasal ini, Direksi wajib mengikuti
ketentuan dan tata cara sebagai berikut: a. Pengeluaran saham dalam simpanan tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu
dari Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan : i. dalam hal pengeluaran saham dalam simpanan tersebut dilaksanakan sekaligus dengan
penambahan modal dasar maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilangsungkan jika dalam Rapat Umum Pemegang Saham paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham diambil berdasarkan musyawarah
untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari 23 dua pertiga bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar ini atau ketentuan peraturan perundang- undangan dibidang Pasar Modal menentukan kuorum kehadiran danatau ketentuan
tentang pengambilan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang lebih besar dengan mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Pasal 76, dan Pasal 82
Undang-undang tentang Perseroan Terbatas; atau ii. dalam hal pengeluaran saham dalam simpanan tersebut dilaksanakan tanpa penambahan
modal dasar maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilangsungkan jika dalam Rapat Umum Pemegang Saham lebih dari 12 satu perdua bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara hadir atau diwakili dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam
hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari 12satu perdua bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan,
kecuali Anggaran Dasar ini atau ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal menentukan kuorum kehadiran danatau ketentuan tentang pengambilan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham yang lebih besar dengan mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Pasal 76 dan Pasal 82 Undang-undang tentang
Perseroan Terbatas. b. harga saham yang akan dikeluarkan paling sedikit sama dengan harga nominal saham tersebut
tidak dibawah harga pari; c. pihak atau pihak-pihak yang akan mengambil bagian atau memperoleh saham yang akan
dikeluarkan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat 8 huruf a Pasal ini, kecuali jika pihak yang akan membeli
atau menerima saham-saham yang akan dikeluarkan adalah Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lain atau pemberi pinjaman atau pemodal tidak terailiasi sebagaimana dimaksud
pada ayat 7 huruf b Pasal ini; d. ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan;
e. Direksi wajib mengumumkan tersedianya informasi kepada para pemegang saham paling lambat 14 empat belas hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran
saham tersebut yang antara lain memuat analisis dan pembahasan manajemen Perseroan mengenai kondisi keuangan proforma Perseroan serta pengaruhnya terhadap pemegang
saham setelah penambahan modal dan alasan bahwa pengeluaran saham baru tanpa hak untuk mengambil bagian terlebih dahulu saham merupakan pilihan terbaik bagi seluruh pemegang
saham, dengan memenuhi prinsip keterbukaan;
184 f. jika Direksi hendak mengeluarkan saham sesuai, dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
7 huruf b Pasal ini, Direksi juga harus mengungkapkan fakta material tentang kondisi keuangan terakhir,yang antara lain meliputi penjelasan mengenai akun persediaan yang tidak likuid,
pinjaman atau piutang ragu-ragu, Kredit Likuiditas Bank Indonesia danatau pinjaman atau piutang macet, termasuk pinjaman atau piutang kepada pihak terailiasi;
g. jika pengeluaran saham sebagaimana dimaksud pada ayat 7 huruf b Pasal ini mengakibatkan terjadinya benturan kepentingan maka pelaksanaannya wajib mengikuti ketentuan tentang
benturan kepentingan yang diatur Pasal 16 ayat 4 Anggaran Dasar ini serta ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal.
SAHAM Pasal 5
1. Semua dan setiap saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama. 2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik atau lebih, yaitu orang
atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham dalam daftar pemegang rekening Efek atau Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1
dan ayat 2 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, tanpa mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
3. Jika karena sebab apapun satu saham menjadi milik beberapa orang maka mereka yang memiliki bersama itu wajib untuk menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai
wakil atau kuasa mereka bersama dan hanya orang yang ditunjuk atau diberi kuasa itu saja yang akan didaftarkan dalam daftar pemegang rekening Efek atau Daftar Pemegang Saham Perseroan
dan yang harus dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
4. Selama ketentuan pada ayat 3 Pasal ini belum dilaksanakan maka para pemegang saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham dan tidak dapat
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, sedangkan
pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan. 5. Setiap pemegang saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan kepada
semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham, ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan peraturan Bursa Efek di tempat dimana
saham Perseroan dicatatkan. 6. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal dan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas.
SURAT SAHAM Pasal 6
1. Dalam hal saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan maka Perseroan wajib menerbitkan sertiikat atau konirmasi tertulis kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan Penitipan Kolektif dalam Pasal 9 Anggaran
Dasar ini. 2. Dalam hal saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian
dan Penyimpanan maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.
3. Pada surat saham harus dicantumkan sekurang-kurangnya : a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat saham; c. nomor urut saham;
d. tanggal pengeluaran surat saham; e. nilai nominal saham;
f. tanda pengenal logo Perseroan.
185 4. Pada surat kolektif saham harus dicantumkan sekurang-kurangnya :
a. nama dan alamat pemegang saham; b. nomor surat saham;
c. nomor urut saham; d. tanggal pengeluaran surat saham;
e. nilai nominal setiap saham; f. jumlah saham yang diwakili dalam surat kolektif saham;
g. tanda pengenal logo Perseroan. 5. Setiap surat saham danatau surat kolektif saham harus dicetak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ditandatangani oleh salah seorang anggota Direksi bersama-sama dengan salah seorang anggota Dewan Komisaris.Tanda tangan tersebut dapat
dicetak langsung pada surat saham danatau surat kolektif saham yang bersangkutan. 6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 Pasal ini mutatis mutandis juga berlaku untuk
pencetakan dan penandatanganan Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham.
SURAT SAHAM PENGGANTI Pasal 7
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
dan b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.
2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian surat saham.
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut;
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan
d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 empat belas hari sebelum
pengeluaran pengganti surat saham. 4. Biaya untuk pengeluaran surat saham pengganti itu harus ditanggung oleh pemilik surat saham
yang bersangkutan. 5. Pengeluaran dan alasan pengeluaran surat saham pengganti, dalam hal surat saham rusak atau
surat saham hilang, dan pemusnahan surat saham yang rusak harus dilaporkan dalam Rapat Direksi. 6. Pengeluaran surat saham pengganti mengakibatkan surat saham aslinya menjadi tidak berlaku lagi
terhadap Perseroan. 7. Ketentuan pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal ini juga berlaku untuk pengeluaran surat kolektif
saham pengganti, Efek yang dapat ditukar dengan saham pengganti, dan Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham pengganti.
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS Pasal 8
1. Direksi wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang rekening Efek, Daftar Pemegang Saham,dan Daftar Khusus tempat kedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu dicatat sekurang-kurangnya : a. nama dan alamat para pemegang saham danatau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau Pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
b. jumlah, nomor, dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para pemegang saham, dan klasiikasi dalam hal dikeluarkan Iebih dari satu klasiikasi saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
186 d. nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham
atau sebagai penerimaan jaminan idusia saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan idusia tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang tunai; f. keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi danatau diharuskan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan. 3. Dalam daftar khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota direksi dan Dewan
Komisaris berserta keluarganya dalam Perseroan danatau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar pemegang rekening
Efek, Daftar Pemegang Saham, dan Daftar Khusus sebaik-baiknya. 4. Pemegang saham Wajib memberitahukan setiap perubahan alamatnya kepada Direksi secara
tertulis. Selama pemberitahuan demikian belum diterima dengan baik oleh Direksi maka semua surat, pemberitahuan, danatau pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham adalah sah jika
dikirim ke alamat yang terakhir tercatat dalam daftar pemegang rekening Efek atau Daftar Pemegang Saham Perseroan.
5. Setiap catatan dalam daftar Pemegang Saham dan dalam Daftar khusus harus ditandatangani oleh salah seorang anggota Direksi atau kuasa mereka yang sah.
6. Direksi menyediakan daftar pemegang rekening Efek, Daftar Pemegang Saham, dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar daftar
pemegang rekening Efek, Daftar Pemegang Saham, dan Daftar Khusus yang berkenan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.
7. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada seorang pemegang saham berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
mengindahkan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1 dan ayat 2 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas.
8. Pendaftaran nama Iebih dari 1satu orang untuk 1 satu saham atau pemindahan hak 1 satu saham kepada Iebih dari 1 satuorang tidak diperkenankan.
9. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam daftar pemegang rekening Efek, daftar Pemegang Saham,
dan Daftar Khusus. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam daftar pemegang rekening Efek atau Daftar Pemegang Saham Perseroan, termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindahan
hak atas saham, hak gadai atas saham, jaminan idusia saham, atau cessie yang menyangkut saham-saham Perseroan atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan
Anggaran Dasar ini, ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham Perseroan dicatatkan.
PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 9
1. Mengenai saham yang berada dalam Penitipan Kolektif berlaku ketentuan dalam Pasal 9 Anggaran Dasar ini, yaitu :
a. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam Buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian
atau Perusahan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahan Efek tersebut.
c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam penitipan kolektif
dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham
Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.
187 d. Perseroan wajib menerbitkan sertiikat atau konirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a Pasal ini atau Bank Kustodian sebagai dimaksud pada ayat 1 huruf c Pasal ini sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku
Daftar Pemegang Saham Perseroan. e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dalam Buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak
yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank
Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan. f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahan Efek wajib menerbitkan
konimasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek. g. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasiikasi yang sama yang diterbitkan
oleh Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti danatau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham
dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah. i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana, dalam hal penjaminan danatau sita tersebut diberitahukan secara
tertulis oleh pemegang saham yang bersangkutan atau pihak lain yang berkepentingan kepada Perseroan.
j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir danatau mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya pada rekening tersebut. k. Bank Kustodian dan perusahan efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening efek
beserta jumlah saham perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan perusahan efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
untuk selanjutnya diserahkan kepada perseroan paling lambat 1 satu hari kerja sebelum tanggal pemangilan Rapat Umum Pemegang Saham.
l. Manager Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manager Investasi tersebut kepada Perseroan paling lambat 1 satu hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat
Umum Pemegang Saham. m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, danatau hak-hak lainnya sehubungan
dengan kepemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus, dan atau hak-hak lainnya kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan
masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut. n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, danatau hak-hak lainnya sehubungan
dengan kepemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
o. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus, danatau hak-hak lainnya sehubungan dengan kepemilikan saham dalam
Penitipan Kolektif ditentukan ofeh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek
beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang
188 rnenjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus, danatau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 satu hari kerja setelah tanggal yang rnenjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak
untuk memperoleh dividen, saham bonus, danatau hak-hak lainnya tersebut. 2. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham Perseroan dicatatkan.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10