Praktik Total Quality Management dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan (studi kasus pada PT. Federal International Finance cabang Medan)

(1)

SKRIPSI

PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT

FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MEDAN)

OLEH

ARGA SILALAHI 080502096

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA

PT.FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MEDAN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh praktik Total Quality Management terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan. Total Quality Management sebagai variabel Independen diturunkan menjadi sepuluh subvariabel yaitu: Fokus pada Pelanggan, Obsesi terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah, Komitmen Jangka Panjang, Kerjasama Tim, Perbaikan sistem Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kebebasan Terkendali, Kesatuan Tujuan, dan Keterlibatan serta Pemberdayaan Karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Praktik Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan.

Penelitian ini adalah penelitian penelitian asosiatif. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan sebanyak 67 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yaitu melalui uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji-F, Praktik Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan. Berdasarkan uji-t, subvariabel Obsesi terhadap Kualitas mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan.


(3)

ABSTRACT

TOTAL QUALITY MANAGEMENT PRACTICES AND EFFECT ON PERFORMANCE OF EMPLOYEES (CASE STUDY ON

PT.FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE MEDAN BRANCH )

This study aims to identify and analyze the effect of TQM practices on employee performance of PT. Federal International Finance Medan branch. Total Quality Management as an independent variable was lowered to ten subvariabel are: Customer Focus, obsession with quality, Scientific Approach, Long Term Commitment, Teamwork, Continuous Improvement systems, Education and Training, Controlled Freedom, Unity of Purpose, and Employee Involvement and Empowerment. The hypothesis of this study is the practice of Total Quality Management and a significant positive effect on employee performance PT.Federal International Finance Medan branch.

This study is associative research. Primary data collection technique is done through a questionnaire distributed to employees PT.Federal International Finance Medan branch by 67 people. Data analysis methods used is descriptive analysis and quantitative approach is through the classical assumption test, multiple linear regression analysis and hypothesis testing.

The results of this study indicate that based on the F-test, Total Quality Management Practice and a significant positive effect on employee performance PT.Federal International Finance Medan branch. Based on t-test, subvariabel obsession for Quality has a dominant influence on employee performance PT.Federal International Finance Medan branch.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Yesus Kristus sang kepala gerakan yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Praktik Total Quality Management dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan (studi kasus pada PT. Federal International Finance cabang Medan)”. Skripsi ini kupersembahkan kepada Damang T.M. Silalahi dan Dainang J.R.Sidabutar yang senantiasa menyayangi dan memberikan doa serta dukungan terbaik kepada peneliti. Skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini pula peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., M.Ec., dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi.,selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof.Dr. Prihatin Lumban Raja, MS.i., dan Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, MSc., selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Pembaca Penilai yang


(5)

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi khususnya Departemen S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.

6. Pimpinan dan Seluruh karyawan PT.Federal International Finance khususnya cabang Medan sebagai responden dalam penelitian ini.

7. Kepada keluarga St.Op.Lasroha Silalahi, St.Op.Aropan Sidabutar, dan St.S.Silaban,STh, atas doa serta dukungannya baik moril maupun materiil. 8. Kepada rekan-rekanku seperjuangan di GMKI Koms FE-USU, terkhusus

untuk senior (bang Nico, bang Agustinov, bang Monang, bang Patar, ka’Febri) terkhusus juga untuk sahabat peneliti, Van Niel, Murdani, Josri, Sotardodo, Widanny, Victor, Gustyna, Uen, Thomson, Gina, Hotdo, Tino, Tamba, Baginta, Vito, Cherry, Manahan dan teman-teman anggota lainnya.

9. Kepada teman-teman Manajemen Stambuk 2008, tim Pengajar Sekolah Minggu dan teman-teman lainnya terkhusus Laura, terima kasih buat doa, waktu serta kesabaran selama ini.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, Jungjung tinggi Tripanji kita, Ut Omnes Unum Sint. Shalom

Medan, Juli 2014 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Uraian Teoritis ... 13

2.1.1 Kualitas ... 13

2.1.2 Total Quality Management (TQM) ... 15

2.1.3 Kinerja Karyawan ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 39

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.5 Skala Pengukuruan Variabel ... 43

3.6 Populasi dan Sampel ... 43

3.7 Jenis Data ... 46

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 47

3.10 Teknik Analisis ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Gambatan Umum Perusahaan ... 62

4.2 Hasil Penelitian ... 68

4.3 Pembahasan ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124


(7)

5.2 Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 130 LAMPIRAN ... 131


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Laba Bersih Perusahaan ... 7

1.2 Pencapaian Laba PT.FIF cab.Medan setelah pajak tahun 2012 ... 8

1.3 Turnover karyawan tahun 2012 ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Operasinonalisasi Variabel ... 43

3.2 Instrument Skala Likert ... 44

3.3 Jumlah Karyawan PT.FIF tahun 2014 ... 45

3.4 Distribusi Sampel ... 46

3.5 Hasil Uji Validitas ... 50

3.6 Hasil Uji Realibilitas ... 52

3.7 Hubungan Antar Variabel ... 62

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 71

4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X1) ... 73

4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X2) ... 74

4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X3) ... 75

4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X4) ... 76

4.9 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X5) ... 77

4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X6) ... 79

4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X7) ... 80

4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X8) ... 81

4.13 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X9) ... 83

4.14 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel (X10) ... 84

4.15 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja (Y) ... 85

4.16 Kolmogrov-Smirnov ... 92

4.17 Uji Glejser ... 94

4.18 Uji Multikolinieritas ... 95

4.19 Analisis Regresi Linier Berganda ... 97

4.20 Uji Simultan (Uji F) ... 101

4.21 Uji Parsial (Uji-t) ... 105

4.22 Variables Entered/Removedb ... 109


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka konseptual ... 38

4.1 Histogram ... 90

4.2 Normal PP Plot ... 91

4.3 Scatterplot ... 93


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner penelitian ... 132

2 Output Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 136

3 Output Uji Asumsi Klasik ... 139

4 Output Analisis Regresi ... 140


(11)

ABSTRAK

PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA

PT.FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MEDAN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh praktik Total Quality Management terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan. Total Quality Management sebagai variabel Independen diturunkan menjadi sepuluh subvariabel yaitu: Fokus pada Pelanggan, Obsesi terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah, Komitmen Jangka Panjang, Kerjasama Tim, Perbaikan sistem Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kebebasan Terkendali, Kesatuan Tujuan, dan Keterlibatan serta Pemberdayaan Karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Praktik Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan.

Penelitian ini adalah penelitian penelitian asosiatif. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan sebanyak 67 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yaitu melalui uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji-F, Praktik Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan. Berdasarkan uji-t, subvariabel Obsesi terhadap Kualitas mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan.


(12)

ABSTRACT

TOTAL QUALITY MANAGEMENT PRACTICES AND EFFECT ON PERFORMANCE OF EMPLOYEES (CASE STUDY ON

PT.FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE MEDAN BRANCH )

This study aims to identify and analyze the effect of TQM practices on employee performance of PT. Federal International Finance Medan branch. Total Quality Management as an independent variable was lowered to ten subvariabel are: Customer Focus, obsession with quality, Scientific Approach, Long Term Commitment, Teamwork, Continuous Improvement systems, Education and Training, Controlled Freedom, Unity of Purpose, and Employee Involvement and Empowerment. The hypothesis of this study is the practice of Total Quality Management and a significant positive effect on employee performance PT.Federal International Finance Medan branch.

This study is associative research. Primary data collection technique is done through a questionnaire distributed to employees PT.Federal International Finance Medan branch by 67 people. Data analysis methods used is descriptive analysis and quantitative approach is through the classical assumption test, multiple linear regression analysis and hypothesis testing.

The results of this study indicate that based on the F-test, Total Quality Management Practice and a significant positive effect on employee performance PT.Federal International Finance Medan branch. Based on t-test, subvariabel obsession for Quality has a dominant influence on employee performance PT.Federal International Finance Medan branch.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini secara tidak langsung dipicu dari rasa tidak pernah puas manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Terbatasnya sumber daya menjadi faktor utama penyebabnya. Karena itu, manusia senantiasa mencari sesuatu dengan berbagai cara agar dapat memenuhi kebutuhannya. Para pengusaha memandang hal tersebut sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan, dengan cara memproduksi produk yang bisa memenuhi kebutuhan manusia. Sehingga, manusia semakin bertumbuh dengan perkembangan zaman dan teknologi serta diikuti oleh menjamurnya perusahaan yang berusaha menjawab segala kebutuhan konsumen atau yang nantinya menjadi pelanggan (costumer). Kehadiran perusahaan-perusahaan ini tentunya membuat persaingan antar perusahaan semakin dinamis dan ketat. Hal tersebut membuat kesempurnaan dari produk yang diproduksi menjadi senjata untuk bisa bersaing. Kesempurnaan dari produk menuntut kinerja (performance) yang baik dari perusahaan, sehingga peran dari kinerja menjadi sangat vital bagi perusahaan.

Kinerja bukan hanya merupakan hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. “Implementasi kerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusia akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja” (Wibowo,


(14)

2007:4). Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut dimana sumber daya manusia memegang peran vital. Berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada sumber daya manusia dalam menjalankan dan menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam hal ini sumber daya manusia dalam perusahaan. Apabila kinerja setiap lini perusahaan baik, maka perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor.

Perang strategi antar perusahaan merupakan faktor lain yang membuat semakin ketatnya persaingan antar perusahaan. Kehadiran smart costumer membuat pihak manajamen berusaha agar produk perusahaan mendapat tempat di hati konsumen serta memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya jumlah saingan dari suatu perusahaan mengharuskan produk yang ditawarkan semakin berkualitas. Apabila perusahaan menawarkan yang kurang berkualitas, maka costumer akan beralih ke produk lain yang lebih berkualitas. Fenomena ini pernah terjadi ketika industri Amerika yang berorientasi kuantitas dapat disaingi oleh industri Jepang yang pada waktu itu berorientasi kualitas. Menurut Edward Deming bahwa barang atau jasa yang berkualitas adalah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga sebelum memproduksi harus mengetahui betul kebutuhan pelanggan, serta melakukan perencanaan yang matang.

Strategi yang banyak dipakai oleh perusahaan untuk menghadapi fenomena tersebut adalah dengan cara pendekatan terhadap kualitas. Oleh karena itu, perbaikan kualitas produk serta perbaikan terus-menerus (continue improvements) terhadap produk memegang peran penting dalam perusahaan.


(15)

Sehingga perlu adanya pengendalian terhadap kualitas produk untuk mengontrol standar kualitas dari produk tersebut. Selain menghasilkan produk yang berkualitas, perusahaan juga harus mampu menghasilkan produk secara efektif dan efisien, artinya efisiensi tiap lini yang ditangani pengendali kualitas bertujuan untuk mengurangi biaya-biaya pemborosan dengan cara memperbaiki kesalahan sewaktu produksi produk barang atau jasa. Untuk itu, perlu dilakukan perubahan secara menyeluruh terhadap proses kinerja perusahaan sekaligus sebagai mengendalikan mutu produk perusahaan. Semua hal tersebut bermuara pada kepuasan pelanggan (costumer satisfaction),

Salah satu konsep pengendalian kualitas yang telah banyak digunakan perusahaan didalam beberapa dekade tarakhir ini adalah Total Quality Management dimana dasar pemikirannya terletak pada konsep bahwa cara terbaik untuk meningkatkan daya saing dan unggul dalam persaingan bisnis adalah dengan menghasilkan kualitas terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan secara berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan dengan menerapkan Total Quality Management (Tjiptono dan Anastasia, 2003:10). Menurut Vibizmanagement (2009) Total Quality Management merupakan paradigma baru dalam menjalani bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui fokus pada konsumen, perbaikan proses atau kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi, dan keterlibatan total.


(16)

dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Keberhasilan implementasi Total Quality management (TQM) sangat ditentukan oleh kompetensi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikannya. Dasar pemikiran perlunya Total Quality Management (TQM) sangatlah sederhana, yaitu bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan Total Quality Management.

Penerapan Total Quality Management dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yaitu meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus maka perusahaan dapat meningkatkan laba melalui dua rute. Rute pertama, adalah rute pasar yaitu Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Hal tersebut mengarah pada peningkatan penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. Sedangkan rute kedua adalah biaya yaitu perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang sehingga laba yang diperoleh akan meningkat.


(17)

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus. Pada akhirnya semua usaha perusahaan atau manajemen dalam menerapkan Total Quality Management (TQM) dengan sepuluh karakteristik tersebut diarahkan pada tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk perusahaan.

Ketatnya persaingan antar perusahaan membuat para pengusaha tetap mencari peluang untuk berbisnis. Melihat daya beli konsumen di Indonesia yang mayoritas menengah kebawah, maka muncul perusahaan pembiayaan yang memberikan beberapa layanan yang meringankan konsumen dalam membeli sebuah produk. Pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Pembiayaan konsumen termasuk kedalam jasa keuangan dan dapat dilakukan baik oleh bank maupun lembaga keuangan non bank dalam bentuk perusahaan non bank. Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006, perusahaan pembiayaan bergerak dalam empat bentuk kegiatan yaitu: Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit, dan Pembiayaan Konsumen.

PT. Federal International Finance (FIF) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan besar yang memiliki aset hingga triliunan rupiah. PT. Federal International Finance juga merupakan perusahaan pembiayaan yang bisa keluar


(18)

kinerja yang luar biasa dalam 4 tahun terakhir. Dalam catatan harian Ekonomi Investor Daily, Federal International Finance menembus angka raihan pembiayaan yang mencapai Rp 13,19 Triliun atau bertumbuh sebesar 22,35% dari raihan periode sebelumnya. Kemudian Menurut biro riset Info Bank, perusahaan Federal International Finance termasuk pada kategori 10 perusahaan dengan predikat sangat bagus. Hal tersebut dilihat dari total aset yang dimiliki Federal International Finance melebihi 1 triliun rupiah pada Tahun 2011.

Dalam situs resminya, Federal International Finance selama tiga tahun berturut- turut (2009, 2010, 2011) berhasil meraih Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) award’s dalam kategori leasing for 2 wheel automotive. Ukuran dari penghargaan ini sendiri berasal dari empat aspek utama yaitu Quality (kualitas pelayanan terhadap pelanggan, kepercayaan, dan inovasi), performance (pertumbuhan perusahaan, pengelolaan manajemen perusahaan yang baik), responsibility (tanggung jawab lingkungan dan tanggung jawab social perusahaan), dan attractiveness (sumber daya manusia yang berkualitas), Federal International Finance mendapat nilai tertinggi dari pengukuran semua aspek tersebut. Penghargaan ini merupakan gambaran bagaimana Federal International Finance sangat memperhatikan kualitas dari produk perusahaan baik barang atau jasa. Tidak lepas juga kinerja perusahaan Federal Intenational Finance yang bagus sehingga mampu mendapatkan penghargaan tersebut.

Federal International Finance merupakan anak perusahaan dari Astra International, yang merupakan perusahaan pelopor yang menerapkan Total Quality Management di Indonesia. Federal International Finance sebagai salah


(19)

satu anak perusahaan mengadopsi sistem Total Quality Management dalam menjalankan kegiatan perusahaan di bagian pembiayaan konsumen. Total Quality Management diterapkan dengan tujuan perbaikan kinerja tiap lini perusahaan khususnya kinerja karyawan dan tujuan akhirnya untuk menambah laba perusahaan. Berikut merupakan data laba bersih perusahaan PT Federal International Federal Cab. Medan tahun 2010 – 2013:

Tabel 1.1

Laba Bersih Perusahaan

Sumber: PT Federal International Finance cab.Medan ( data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa performa PT. Federal International Finance cabang Medan pada tahun 2010 dan 2011 mengalami kerugian. Dalam rentang tahun 2010 sampai 2011 hanya terdapat perbaikan kinerja perusahaan sebesar 10,67%. Namun perbaikan kinerja tersebut belum menyumbangkan laba bagi perusahaan karena pada tahun 2011 perusahaan tetap mengalami kerugian. Data tersebut membuat cabang Medan sebagai salah satu cabang Federal International Finance yang bermasalah, kemudian pada tahun 2012 cabang Medan melakukan perbaikan terhadap kinerja perusahaan khususnya kinerja karyawan. Oleh karena itu, penerapan Total Quality Management (TQM) kembali menjadi langkah dasar perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Karakteristik Total Quality Management (TQM) yang diterapkan PT. Federal

Tahun Net Profit After Tax/NPAT (Rp)

%

2010 -1.429.745.320 -

2011 -1.277.098.493 10,67

2012 1.248.423.986 197,75


(20)

Internatinal Finance cabang Medan mampu memperbaiki kualitas produk perusahaan sehingga PT. Federal International Finance cabang Medan mampu berkembang dan perolehan laba tahun 2012 mencapai angka Rp 1.248.423.986 atau peningkatan sebesar 197,75% dari laba tahun 2011. Kemudian tahun 2013 cabang Medan mampu meningkatkan raihan laba sebesar 389,3% dari tahun 2012 atau setara dengan Rp 6.108.607.004. Hal ini merupakan bukti bahwa terjadi perbaikan kinerja perusahaan dalam PT. Federal International Finance cabang Medan. Berikut merupakan data pencapaian PT. Federal International Finance cabang medan untuk laba yang didapat setelah pajak untuk tahun 2012:

Tabel 1.2

Pencapaian Laba PT.FIF Setelah Pajak 2012

No Bulan

Net Profit After Tax (Rp)

%

1 Januari -545,172,709 -

2 Februari -462,808,068 15,1

3 Maret -949,748,391 (105,21)

4 April -1,047,678,682 (10,31)

5 Mei -697,101,682 33,46

6 Juni -514,245,761 26,23

7 Juli -589,083,397 (14,55)

8 Agustus -435,665,110 26,04

9 September 497,865,449 214,27

10 Oktober 906,242,761 82,02

11 November 1,373,861,522 51,59

12 Desember 1,248,423,986 (9,13)

Sumber: PT.Federal International Finance cab. Medan (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa signifikansi perolehan laba yang bisa dicapai karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan sebagai cermin dari kinerja para karyawan. Semester pertama, diawal perusahaan


(21)

mengalami kerugian meskipun terjadi perbaikan pendapatan laba sebesar 15,1% pada bulan Februari namun perusahaan masih tetap dalam kerugian hingga mencapai angka Rp1.047.678.682 pada bulan April. Pada bulan September, Perusahaan baru mampu meraup laba. Jika dilihat interval pendapatan pada bulan Agustus dengan September, terdapat perbaikan kinerja yang dilakukan karyawan dimana perusahaan mampu meraup laba setelah beberapa bulan sebelumnya hanya mengalami kerugian. Hingga pada tutup buku akhir Desember, perusahaan bertahan dengan pencapaian Rp1.248.423.986 . Perolehan laba tersebut merupakan hasil dari perbaikan kinerja karyawan yang lebih menekankan terhadap sistem Total Quality Management (TQM) yang diterapkan PT. Federal International Finance cabang Medan.

Tabel 1.3

Turnover Karyawan PT. FIF Cab.Medan 2012

Sumber: PT.Federal International Finance Cabang Medan tahun 2012 (data diolah)

BULAN TURNOVER KARYAWAN JUMLAH

KARYAWAN

IN OUT

JANUARI 1 4 219

FEBRUARI 1 9 211

MARET 12 4 219

APRIL 1 4 216

MEI 1 6 211

JUNI 2 2 211

JULI 2 6 207

AGUSTUS 4 6 205

SEPTEMBER 2 9 198

OKTOBER 3 3 198

NOVEMBER 9 4 203

DESEMBER 1 3 201


(22)

Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa total karyawan yang keluar dari PT.Federal International Finance pada tahun 2012 sebanyak 60 orang, data tersebut menunjukkan bahwa sebesar 30,61% dari jumlah karyawan dikeluarkan perusahaan. Perbaikan kinerja karyawan menjadi alasan dasar perusahaan melakukannya dan hal itu terbukti dengan tercapainya positif profit pada tahun 2012. Terutama pada bulan september perusahaan mencapai profit sebesar 214,27% dari pencapaian sebelumnya atau pada bulan tersebut perusahaan berhasil mencapai laba sebesar Rp. 497,865,449 dengan jumlah karyawan sebanyak 198 orang. Sedangkan untuk bulan sebelumnya perusahaan masih dalam keadaan merugi sebesar Rp. -435,665,110. Dari Tabel 1.1, Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa indeks Produktifitas atau kinerja karyawan semakin membaik dimana dengan terjadi perbaikan laba yang dicapai perusahaan dan didukung dengan peningkatan kualitas produk dan kinerja karyawan dimana pada tahun tersebut juga terjadi pengurangan karyawan sebanyak 60 orang atau sebesar 27,39 % dari jumlah karyawan pada awal tahun 2012. Efisiensi dan efektifitas merupakan tujuan akhir dari pengendalian kualitas termasuk Total Quality Management, hal tersebut dirasakan perusahaan dimana pengurangan karyawan dan perbaikan kinerja menjadi hal yang dianggap penting dilakukan perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan demi mencapai tujuannya.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut dan didukung data yang ada, kemudian penelitian dilakukan pada perusahaan pembiayaan, maka penulis tertarik memilih judul “Pengaruh Praktik Total Quality Management (TQM)


(23)

terhadap Kinerja Karyawan pada PT Federal International Federal Cabang Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan praktik Total Quality Management berpegaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance Cabang Medan ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh praktik Total Quality Management terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance Cabang Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:

a) Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam melakukan kontrol kinerja karyawan dan acuan untuk terus menigkatkan kinerja perusahaan ke depannya.

b) Bagi Program Studi Manajemen USU

Diharapkan dapat menambah bacaan bagi mahasiswa/I di jurusan Manajemen USU.


(24)

c) Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan. Diharapkan penelitian ini akan menambah wawasan mengenai praktik Total Quality Management dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

d) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kualitas

Kualitas merupakan topik yang sering di perbincangkan dalam dunia bisnis dan akademik. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain :

a. Juran (1962) “ Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. b. Crosby (1979) “Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang

meliputi availability, delivery, reability, maintainability, dan cost effectiveness.”

c. Deming (1982) “ Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan dimasa yang akan datang.”

d. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Chase et al., 2005)

e. Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991), Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk dan jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik dikatakan secara tegas maupun tersamar.


(26)

2.1.1.1Trilogy Kualitas

Konsep Trilogi Kualitas pertama kali dikembangkan oleh Dr. Joseph M. Juran (1962) seorang ilmuwan yang banyak mengabdikan dedikasinya pada bidang manajemen kualitas dan mempunyai kontribusi penting dalam perkembangan dan kemajuan quality management khususnya di bidang industri manufaktur. Pada tahun 1986, sarjana bidang Electrical Engineering yang mengawali karirnya di perusahaan Western Electric ini mempublikasikan Trilogi Kualitas (The Quality Trilogy), dengan mengidentifikasi aspek ketiga dalam manajemen kualitas yakni perencanaan kualitas (quality planning).

Dengan adanya perencanaan kualitas yang baik akan sangat bermanfaat bagi dunia industri dalam menetapkan serta membuat langkah strategis agar para konsumen terpuaskan melalui ketersediaan dan pemakaian produk yang berkualitas. Sebelum Juran memperkenalkan konsep Trilogy Kualitas, dunia masih mengenal dua aspek yaitu pengendalian kualitas dan perbaikan kualitas. Penerapan konsep Trilogi Kualitas menjadikan cakupan manajemen kualitas menjadi lebih luas dan kompleks. Membutuhkan keahlian dan dukungan sumber daya dalam pelaksanaannya. Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut :

a. Perencanaan Kualitas (quality planning)

Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik


(27)

yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.

b. Pengendalian Kualitas (quality control)

Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.

c. Perbaikanan Kualitas (quality improvement)

Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya (wordpress.com).

2.1.2 Total Quality Management (TQM)

2.1.2.1 Sejarah Total Quality Management (TQM)

Akibat perang dunia ke II, industri jepang hancur total. untuk membangun kembali dan bangkit dari kehancuran industrinya tersebut, pada tahun 1950-an asosiasi insinyur Jepang mengundang Edwards Deming, seorang pakar statistik dalam manajemen dari Amerika, untuk mencapai kualitas, yang kemudian dikenal sebagai manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management. Deming mengajarkan bahwa barang atau jasa yang berkualitas adalah yang dapat memenuhi kebutuhan


(28)

pelanggan, sehingga sebelum memproduksi harus mengetahui betul kebutuhan pelanggan, serta melakukan perencanaan yang matang. konsep mutu dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan ini berarti mutu yang bersifat relatif bukan absolut.

Setelah industri Jepang berkembang dengan pesat terutama industri mobil merajai pasar dunia, Amerika sadar akan pentingnya pemikiran Deming, termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangannya, pandangan organisasi terhadap mutu produk telah mengalami evolusi secara rinci, Konsep mutu dibagi atas lima tahap berikut:

1. Era tanpa mutu

2. Era inspeksi (tahun 1800-an)

3. Statistical Quality Control era (tahun 1930-an)

4. Quality assurance Era (tahun 1950) dengan penggunaan (ISO 9000:1994)

5. Strategic Quality Management/Total Quality Management

2.1.2.2 Defenisi Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas.


(29)

Total Quality Management dapat diterapkan dengan berhasil pada setiap jenis organisasi.

Menurut Ishikawa dalam Nasution (2005:22), ”Total Quality Management diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktifitas, dan kepuasan pelanggan. Menurut Tjiptono (2003:4), “Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atau produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”.

Total Quality Management menghendaki komitmen total dari manajemen dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Sukses tidaknya implementasi Total Quality Management sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management adalah suatu alat yang digunakan oleh manajemen suatu perusahaan yang melibatkan seluruh personel dalam perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan, dan manajemen perusahaan melalui metode ilmiah yang inovatif.


(30)

2.1.2.3 Karakteristik Total Quality Management

Dalam penerapan TQM, ada sepuluh karakteristik utama yang dikembangkan oleh Goetcsh dan Davis dalam Nasution (2005:22) sebagai berikut;

a. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.

b. Obsesi Terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good enough’.

c. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

d. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

e. Kerjasama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam

organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.


(31)

f. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan.

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.

g. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

h. Kebebasan yang terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.

i. Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

2.1.2.4 Prinsip Total Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan


(32)

besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell dalam Nasution (2005:30) sebagai berikut:

a. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesisifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.

b. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

c. Manajemen berdasarkan Fakta

Perusahaan dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama prioritas, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan di semua aspek pada saat bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

d. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, memeriksa hasil rencana dan rindakan korektif dari setiap hasil yang diperoleh.


(33)

2.1.2.5 Manfaat Total Quality Management (TQM)

Penerapan TQM yang efektif membawa pengaruh positif dan akhirnya akan memberikan manfaat bagi organisasi itu sendiri. Menurut Hessel yang dikutip oleh Nasution (2005:42) beberapa manfaat penerapan TQM bagi organisasi antara lain;

1. Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas, yakni keandalan produk, produk features dan serviceability

2. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin dan menghemat pengeluaran material.

3. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespom kebutuhan pelanggandengan lebih cepat, serta mengantisipasi perubahahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

4. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.

2.1.3 Kinerja Karyawan

2.1.3.1 Definisi Kinerja

Seorang pemimpin pasti memiliki strategi dalam menjalankan perusahaanya atau perilaku pemimpin yang dapat meningkatkan kinerja pegawai dan organisasinya. Kinerja adalah hasil yang dicapai karyawan dan diberikan kepada perusahaan. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau


(34)

kelompok tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai.

“Kinerja adalah seperangkat keluaran (income) yang dihasilkan oleh pelaksanaan fungsi selama kurun waktu tertentu” (Tangkilisan, 2003:109). Menurut Siswanto (2002:235), “kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya” .

Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi dan akan menghasilkan hasil yang baik atau tidak baik. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi (Malthis, 2002:78). Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Meningkatnya kinerja perorangan (individual performance) maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan (corporate performance) karena keduanya mempunyai hubungan yang erat (As’ad, 2001:46-47).

Kinerja berasal dari akar kata ”to performance”, menurut Joko Widodo (2005 :78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil


(35)

seperti yang diharapkan. Sedang kinerja menurut Suryadi Prawirosentono (dalam Widodo, 2005 : 78) kinerja yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

2.1.3.2 Indikator Kinerja

Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan adalah merupakan indikator dari suatu kinerja. Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat bahwa kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perorangan terus mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Malthis (2002:78), kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk:

a. Kuantitas kerja, merupakan volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi normal.

b. Kualitas kerja, merupakan kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.

c. Pemanfaatan waktu, merupakan penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan.


(36)

d. Kerjasama, merupakan kemampuan menangani hubungan dalam pekerjaan.

Menurut Matlhis (2006:378) kinerja karyawan yang umum untuk mayoritas pekerjaan meliputi elemen-elemen sebagai berikut:

1. Kuantitas dari hasil kerja 2. Kualitas dari hasil kerja 3. Ketepatan waktu dari hasil 4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerja sama

Menurut Mangkunegara (2001:18-19) aspek-aspek standar kinerja terdiri dari aspek kuantitatif dan kualitatif.

a. Aspek kuantitatif meliputi:

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja b. Aspek kualitatif meliputi:

1. Ketepatan kerja dan kualitas kerja 2. Tingkat kemampuan dalam bekerja

3. Kemampuan menganalisis data atau informasi, kemampuan atau kegagalan dalam pekerjaan.

4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan atau keberatan konsumen)

2.1.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah (1) orang yang dinilai (karyawan); (2) penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manajer, konsultan); dan (3) perusahaan (Rivai, 2005:55) antara lain:


(37)

1. Manfaat bagi Karyawan yang Dinilai

Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah:

a. Meningkatkan motivasi b. Meningkatkan kepuasan kerja

c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif

e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan

membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin

g. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka dapat mengatasinya.

j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut

k. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa

pun, dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan


(38)

2. Manfaat bagi Penilai (supervisor/manajer/penyelia)

Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah antara lain:

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya

b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap

c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya

d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi e. Peningkatan kepuasan kerja

f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka

g. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer maupun dari para karyawan

h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilaian dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan


(39)

i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat di antara manajer dan juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide dari para manajer

j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan

k. Kesempatan bagi manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya dan berjaya sesuai dengan harapan dari manajer

l. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship atau hubungan antar pribadi antara karyawan dengan manajer

m. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi

n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas baru

o. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan

3. Manfaat bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah antara lain:

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan, karena:


(40)

1. Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai budaya perusahaan.

2. Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.

3. Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan keterampilan atau keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan.

b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan

c. Meningkatkan kualitas komunikasi

d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan

e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan

f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh karyawan

g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan

i. Kemampuan menemukenali setiap permasalahan

j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan


(41)

k. Kejelasan dan ketepatan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh karyawan, sehingga perusahaan dapat tampil prima

l. Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan

m. Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan, menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat

n. Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan

2.1.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor kinerja karyawan adalah kecenderungan apa yang membuat pegawai dalam menghasilkan produktivitas kerja yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

Menurut Davis (dalam Mangkunegara, 2000:67) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja pegawai yaitu:


(42)

a. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai hasil kinerja maksimal.

b. Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan sebagai sikap (attitude) pimpinan yang terhadap situasi keja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasinya akan mewujudkan motivasi yang tinggi sebaliknya jika mereka mewujudkan sikap negative maka rendahlah motivasinya. Situasi kerja dimaksud adalah hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Menurut Timple (dalam Mangkunegara, 2006 : 15) fakor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik disebabkan kemampuan tinggi dan pekerja keras atau sebaliknya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor seseorang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.


(43)

Faktor penentu prestasi kerja yang mempengaruhi karyawan menurut Mangkunegara (2006 : 16) ada dua yaitu:

1. Faktor Individu

Individu yang memiliki kinerja yang baik terlihat dari integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi yang baik dalam dirinya. Konsentrasi yang baik dalam dirinya merupakan modal utama untuk mengelola potensi diri secara optimal.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi yang mempengaruhi prestasi kerja adalah jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang memadai.

Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada dibawah pengawasannya. Secara garis besar, perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor individu dan situasi kerja. Menurut Gibson (1999:53), ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja seseorang, yaitu:


(44)

1. Variabel Individual, terdiri dari: a. Kemampuan dan Keterampilan

Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau pekerjaan.

b. Latar belakang

Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman dimasa lalu.

c. Demografis

Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan, dimana lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu tersebut berdasarkan adat atau norma sosial yang berlaku. 2. Variabel Organisasional, terdiri dari:

a. Sumber Daya

Sekumpulan potensi atau kemampuan organisasi yang dapat diukur dan dinilai, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia. b. Kepemimpinan

Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam memotivasi pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh organisasi.


(45)

c. Imbalan

Balas jasa yang diterima oleh pegawai atau usaha yang telah dilakukan di dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu tertentu secara intrinsik maupun ekstrinsik.

d. Struktur

Hubungan wewenang dan tanggungjawab antar individu di dalam organisasi, dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi. e. Desain Pekerjaan

Job Description yang diberikan kepada pegawai, apakah pegawai dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan job description.

3. Variabel Psikologis, terdiri dari: a. Persepsi

Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.

b. Sikap

Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain.

c. Kepribadian

Pola perilaku dan proses mental yang unik, mencirikan seseorang


(46)

d. Belajar

Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan organisasi dan pekerjaan

2.2Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil

1. Yan Saputra Saragih (2008)

Total Quality Management dan Partisipasi

Anggaran terhadap Kinerja Manajerial pada PTPN III (Persero)

Variabel independennya adalah Total Quality

Management, Partisipasi

Anggaran dan variabel

dependennya

adalah Kinerja Manajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial dimana terdapat hubungan yang tidak searah

diantara keduanya.Secara bersamaan TQM dan partisipasi

anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

2 Zulaika (2008)

Pengaruh Total Quality

Management

terhadap kinerja manajemen pada PT PP Lonsum, Indonesia

Variabel independen (TQM) terdiri dari empat subvariabel yang diteliti, fokus pada pelanggan, perbaikan sistem secara

berkesinambungan,

pendidikan dan pelatihan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan

karyawan.Variabel dependennya yaitu kinerja manajemen.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa TQM berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajemen. Tetapi jika dilihat secara parsial, variable fokus pada pelanggan serta pendidikan dan pelatihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajemen.


(47)

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil

3. Dewi Irawan (2012)

Pengaruh Total Quality

Management

terhadap kinerja karyawan

karyawan Studi kasus pada PT Perkebunan

Nusantara III (persero) Medan

Variabel

independen (TQM) terdiri dari sepuluh subvariabel yang diteliti yaitu, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara

berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan

karyawan. Variabel dependennya yaitu kinerja karyawan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara simultan Total Quality management berpengaruh Positif dan signifikan, dan secara parsial terdapat 4 varibal yang menjelaskan TQM yakni Obsesi terhadap kualitas, Pendekatan Ilmiah, Kerjasama Tim serta Perbaikan berkesinambungan. Artinya keempat variabel ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

4 Mahfud Sholihin dan Ayu Chairina Laksmi (2009)

The Effected of Balanced

Scorecard on the relationship

between Total Quality

Management and Organizational Performance in manufacturing Organizations

listed on The Jakarta Stock Exchange Total Quality Management, Balanced Scorecard dan Kinerja

Dalam meneliti hubungan TQM, BSC, dan kinerja organisasi, penelitian ini menggunakan dua

model yaitu model intervening/mediating dan model

moderating. Penelitian ini menunjukkan bahwa baik TQM maupun BSC secara positif dan signifikan terkait dengan kinerja

organisasi. Sedangkan berdasarkan moderating effects

bahwa hubungan antara TQM dan BSC tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi.


(48)

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil

5. Hariati Susanti Pane (2010)

Pengaruh

Penerapan Total Quality

Management

Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pantja Surya

Variabel

independen TQM terdiri dari sepuluh sub variabel yang diteliti yaitu, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,

pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan

sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, sedangkan variabel dependen kinerja manajerial

Hasil pengujian dan analisis data dari penelitian ini, secara simultan dan secara parsial, penerapan TQM yang diukur dengan fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen.

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antara variabel yang diteliti. Hal ini merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis yang berbentuk alur dan dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoretis


(49)

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoretis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2005:48).

Dari beberapa teori, dapat disimpulkan bahwa TQM dapat memperbaiki kinerja karyawan, yang dalam perusahaan bertujuan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Hal tersebut ditarik dari, Fokus pada pelanggan sebagai cerminan perusahaan yang dapat diartikan tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. berorientasi pada pelanggan dalam hal ini fokus pada pelanggan kemudian akan memotivasi karyawan untuk menigkatkan kinerjanya demi menghasilkan produk yang bermutu untuk pelanggan.

Obsesi pada kualitas merupakan sikap yang tidak pernah puas akan kualitas dari produk yang dihasilkan. Peningkatan kualitas produk dapat mengurangi biaya-biaya kualitas yang berpotensi menurunkan laba, seperti biaya kerusakan atau perbaikan dan sebagainya. Jika hal ini berhasil ditanamkan pada karyawan oleh perusahaan maka kinerja karyawan akan cenderung meningkat karena karyawan ingin menciptakan produk yang berkualitas tinggi. Pendekatan ilmiah diperlukan untuk mendesain pekerjaan serta proses pengambilan keputusan dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan desain masalah itu juga, guna mempermudah karyawan dan menstimulus kinerja karyawan itu sendiri.

Komitmen jangka panjang merupakan perencanaan perusahaan dimasa mendatang, manajer dan para karyawan bekerja sama untuk melaksanakan rencana tersebut sehinggan visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Kerjasama Tim menggambarkan integritas perusahaan, hubungan yang baik diantara anggota


(50)

tim harus terjalin, dibina dan dijaga. Kekompakan dalam melakukan aktivitas perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan karena mereka merasa dapat diandalkan dan dipercaya.

Perbaikan sistem secara terus-menerus harus dilakukan perusahaan seiring dengan kebutuhan pelanggan, jika rutin dilakukan maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan karena perbaikan yang dilakukan dapat mempermudah karyawan dalam hal pengerjaan pekerjaanya. Pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan oleh karyawan untuk memperbaharui pengetahuan dan kemampuan mereka tentang bidang yang mereka tangani, sehingga membuat karyawan semakin ahli dibidangnya dan tentu saja meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri.

Kebebasan yang terkendali dilaksanakan terhadap metode-metode pengendalian, dalam hal ini karyawan ikut terlibat dalam melakukan standarisasi proses. Kesatuan tujuan diperlukan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, setiap orang yang ada dalam perusahaan memiliki kesamaan yaitu satu tujuan untuk mengembangkan dan memajukan perusahaan.

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan membuat mereka terlibat dan memiliki peran dalam setiap kegiatan, pemecahan masalah dan keputusan yang dilakukan perusahaan, hal ini membuat karyawan merasa dihargai dan merasa memiliki tanggung jawab pada perusahaan. Berdasarkan keterangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


(51)

Sumber: Pane (2010), Tjiptono (2003), dan Dewi (2012) (data diolah)

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sesuai dengan permasalahan, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Praktik Total Quality Management (TQM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Federal Internasional Finance, Cab. Medan.”

Total Quality Management (X)

Fokus pada Pelanggan (X1)

Obsesi terhadap Kualitas (X2)

Pendekatan Ilmiah (X3)

Komitmen Jangka Panjang (X4)

Kerjasama Tim (X5)

Perbaikan Berkesinambungan (X6)

Pendidikan dan Pelatihan (X7)

Kebebasan Terkendali (X8)

Kesatuan Tujuan (X9)

Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

(X10)

Kinerja Karyawan (Y)


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010:55). Dengan kata lain asosiatif berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh variable independen yaitu Total Quality Management terhadap kinerja karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian dilakukan di PT. Federal International Finance Cabang Medan, Jl. Kapten Muslim No 60 DEF, Medan Helvetia.

b) Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2014 sampai Mei 2014.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian harus dilakukan secara terfokus dan mendalam agar bisa dikatakan sebagai sebuah penelitian yang baik. Untuk itu diperlukan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lainnya.

Penelitian ini membahas Praktik Total Quality Mangement dan pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan PT. Federal International Finance


(53)

Cabang Medan. Batasan operasional dan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent variable) (X) terdiri atas fokus pada pelanggan (X1), Obsesi terhadap Kualitas (X2), Pendekatan Ilmiah (X3),

Komitmen Jangka Panjang (X4), Kerjasama Tim (X5), Perbaikan secara

berkesinambungan (X6), Pendidikan dan Pelatihan (X7), Kebebasan

Terkendali (X8), Kesatuan Tujuan (X9), Keterlibatan dan Pemberdayaan

Karyawan (X10)

2. Variabel Terikat (Dependent variable) (Y) adalah Kinerja Karyawan.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel dari satu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Defenisi operasional memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana mengukur suatu variabel.

Indikator dari masing- masing variabel diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi/subvariabel Definisi Indikator Skala Total

Quality Management

(TQM) (X)

1.Fokus terhadap Pelanggan (X1)

Suatu bentuk upaya untuk memahami pelanggan, menjaga komunikasi atau hubungan yang erat dengan pelanggan dan

mencari atau menerima masukan dari pelanggan a. Mengumpulkan informasi mengenai keinginan pelanggan

b. Tanggap dalam memenuhi

keinginan pelanggan


(54)

Variabel Dimensi/subvariabel Definisi Indikator Skala Total Quality Management (TQM) (X)

2.Obsesi terhadap Kualitas

(X2)

Suatu sikap yang tidak pernah puas akan kualitas dari produk barang atau jasa yang dihasilkan.

a. Meningkatkan kualitas produk barang atau jasa b. Meningkatkan

sumber daya pada perusahaan

Likert

3.Pendekatan Ilmiah (X3) Pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. a. Mendesain frame pekerjaan b. Memantau prestasi karyawan Likert

4.Komitmen Jangka Panjang (X4) Komitmen perusahaan akan berbagai perencanaan dimasa mendatang a. Kepemimpinan yang bertujuan atau Visioner b. Keterlibatan karyawan Likert

5.Kerjasama Tim (X5)

Bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok a. Mempunyai keinginan untuk bekerja sama dalam kelompok atau tim b. Memberi kontribusi dalam kelompokatau tim Likert

6.Perbaikan secara berkesinambungan (X6) Semua aktivitas terorganisasi untuk memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu dan nilai barang atau jasa kepada pelanggan. a. Menetapkan target perbaikan b. Menciptakan komunikasi yang baik Likert

7.Pendidikan dan pelatihan (X7)

Suatu usaha untuk menigkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan

sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

a. Program yang berorientasi

pada kualitas b. Pendidikan dan

pelatihan multi skill


(55)

Mangkunegara (2005)

Variabel Dimensi/subvariabel Definisi Indikator Skala

Total Quality Management

(TQM) (X)

8.Kebebasan yang terkendali (X8)

Keterlibatan dan pemberdayaan yang merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik

a. Otoritas yang dapat dilakukan karyawan b. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan Likert

9.Kesatuan tujuan (X9)

Dimana antara perusahaan dan karyawan memiliki satu tujuan untuk mengembangkan perusahaan a. Komitmen karyawan b. Dapat menurunkan misi perusahaan Likert

10.Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (X10)

Suatu proses untuk mengikutsertakan karyawan pada semua lebel organisasi dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan a. Melakukan aktivitas sumbang saran b. Ketaatan perusahaan terhadap peraturan Likert Kinerja (Y)

1. Kuantitas hasil Volume kerja yang dihasilkan pada saat kondisi normal

a. Ketepatan waktu b. Pencapaian

target

Likert

2. Kualitas hasil Sikap yang

ditunjukkan karyawan berupa hasil kerja

a. Ketelitian

b. Ketepatan kerja dan kualitas

Likert

3. Kemampuan bekerja sama

Keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain, kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.

a. Mampu bekerja sebagai atau dalam tim

b. Memahami pelaksanaan tugas dalam tim dengan baik dan benar.

Likert

4. Kehadiran Kehadiran karyawan yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya

a. Tingkat kehadiran

b. Disiplin dan

tanggung jawab

Likert


(56)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2010:86).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono (2010 : 86)

3.6. Populasi Dan Sampel 3.6.1 Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010:115). Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari. Tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu sendiri. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah karyawan yang masih bekerja pada PT.


(57)

Federal International Finance Cabang Medan tahun 2014 sebanyak 196 karyawan seperti Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan PT. Federal International Finance Cabang Medan tahun 2012

No Departemen Jumlah Karyawan

1 Marketing 22

2 Credit 53

3 Collection/CR 1 62

4 Collection/CR 2 41

5 Inventory 4

6 Operation Support/ General Affair 14

Total Karyawan 196

Sumber: PT Federal International Finance Cabang Medan (data diolah)

3.6.2 Sampel

Menurut Kuncoro (2009:118) sampel adalah himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2004:78).

2

1

Ne

N

n

+

=

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi


(58)

Jumlah populasi pada peelitian ini adalah 196, dengan derajat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan dalam penelitian 10% (0,1). Maka

jumlah sampel adalah sebagai berikut:

66,21 67

) 1 , 0 .( 196 1

196

2

= =

+ = n n

Unit pemilihan sampel yang lebih dari satu dan supaya setiap unit pemiliha sampel memiliki peluang yang sama untuk dipilih maka dalam penelitian ini mengacu kepada pada desain sampel probabilitas. Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik Stratified Random Sampling yang dilanjutkan dengan alokasi sampel proporsional. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut (Sekaran, 2006:42) :

=

N

i

x n

Keterangan:

�� = Anggota Sampel pada Proporsi ke i

Ni = Populasi ke i

n = Sampel yang diambil dalam Penelitian

N= Populasi

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diperoleh sampel dari keseluruhan unit pemilihan sampel sebagai berikut:


(59)

Tabel 3.4 Distribusi Sampel

No Departemen Jumlah

Karyawan Jumlah Sampel

1 Marketing 22

22

196× 66 = 7,40 Dibulatkan menjadi 8

orang

2 Credit 53

53

196× 66 = 17,84 Dibulatkan menjadi 18

orang

No Departemen Jumlah

Karyawan Jumlah Sampel

3 Collection /CR 1 62

62

196× 66 = 20,87 Dibulatkan menjadi 20

orang

4 Collection /CR 2 41

41

196× 66 = 13,80 Dibulatkan menjadi 14

orang

5 Inventory 4

4

196× 66 = 1,34 Dibulatkan menjadi 2

orang

6 Operational Support/ General

Affair 14

14

196× 66 = 4, 71 Dibulatkan menjadi 5

orang

TOTAL 196 67

Sumber: PT.Federal International Finance Cabang Medan (data diolah)

3.7 Jenis Data

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan:

1. Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari responden yang ada dilokasi penelitian. Data tersebut


(60)

diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan atasan karyawan serta dari hasil kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang meliputi data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan uraian tugas perusahaan, jumlah karyawan, serta buku-buku ilmiah, situs internet, dan literatur lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

1. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan berupa tanya jawab dengan perwakilan pihak manajemen perusahaan yang berkaitan dengan sejarah perusahaan, struktur organisasi, Total Quality Management, Kinerja Karyawan dan lain-lain.

2. Daftar Pertanyaan atau Kuisioner

Teknik Pengumpulan Data dengan cara menyiapkan satu set pernyataan yang tersusun secara sistematis dan standar yang diberikan kepada responden yaitu dalam hal ini adalah para karyawan PT. Federal International Finance Cabang Medan.


(61)

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet dan literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan kuesioner. Uji validitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau tidak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid (Sugiyono, 2010:109). Menurut Umar (2008:78), bahwa sangat disarankan agar jumlah responden untuk di uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distributor skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.

Dalam penelitian ini sampel uji validitas diambil sebanyak 30 orang di luar daripada sampel pada PT Federal International Finance Cabang Medan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.


(1)

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001

120.5000

110.534

.720

.922

VAR00002

120.4000

112.800

.546

.924

VAR00003

120.7667

113.978

.468

.925

VAR00004

120.7333

114.409

.536

.925

VAR00005

120.5667

112.254

.593

.924

VAR00006

120.7667

113.978

.468

.925

VAR00007

120.4667

113.982

.572

.924

VAR00008

120.9000

113.266

.455

.926

VAR00009

120.9000

114.438

.515

.925

VAR00010

120.6333

114.723

.412

.926

VAR00011

121.1000

110.024

.603

.923

VAR00012

121.0000

112.069

.425

.927

VAR00013

120.8667

110.740

.572

.924

VAR00014

120.8667

109.361

.622

.923

VAR00015

120.9000

113.748

.422

.926

VAR00016

121.0667

114.409

.436

.926

VAR00017

120.8667

110.740

.572

.924

VAR00018

120.6667

115.678

.390

.926

VAR00019

121.0000

110.897

.467

.926

VAR00020

120.9333

113.995

.517

.925

VAR00021

120.7333

112.616

.622

.923

VAR00022

121.0667

114.409

.436

.926

VAR00023

120.9333

112.064

.615

.923

VAR00024

120.7333

112.616

.622

.923

VAR00025

120.9333

112.409

.587

.924

VAR00026

120.9333

112.064

.615

.923

VAR00027

120.6667

112.782

.524

.925

VAR00028

120.6667

111.816

.548

.924

VAR00029

120.8333

114.006

.571

.924


(2)

214

LAMPIRAN 3

HASIL SPSS

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

Uji Normalitas

Cronbach's Alpha

N of Items

.927

30


(3)

(4)

216

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.709 3.512 .771 .444

fokus_pada.pelanggan_X1 1.749 .424 .489 4.129 .000 .301 3.326

obsesi.terhadap.kualitas_X2 2.051 .712 .396 2.882 .006 .224 4.470

pendekatan.ilmiah_X3 -.949 .686 -.221 -1.383 .172 .166 6.037

komitmen.jangka.panjang_X4 -.200 .406 -.049 -.493 .624 .420 2.381

kerjasama.tim_X5 1.164 .554 .253 2.102 .040 .291 3.439

perbaikan.berkesinambungan_

X6 .686 .424 .191 1.619 .111 .301 3.319

pendidikan.dan.pelatihan_X7 .870 .419 .286 2.078 .042 .222 4.495

kebebasan.terkendali_X8 .357 .396 .089 .902 .371 .437 2.290

kesatuan.tujuan_X9 .132 .541 .031 .244 .808 .255 3.920

keterlibatan.dan.pemberdayaan

_X10 -1.362 .522 -.355 -2.612 .012 .228 4.392

a. Dependent Variable: kinerja.karyawan_Y


(5)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 955.738 10 95.574 18.117 .000a

Residual 295.426 56 5.275

Total 1251.164 66

a. Predictors: (Constant), keterlibatan.dan.pemberdayaan_X10, kebebasan.terkendali_X8, kesatuan.tujuan_X9, fokus_pada.pelanggan_X1, komitmen.jangka.panjang_X4,

obsesi.terhadap.kualitas_X2, kerjasama.tim_X5, perbaikan.berkesinambungan_X6, pendidikan.dan.pelatihan_X7, pendekatan.ilmiah_X3

b. Dependent Variable: kinerja.karyawan_Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .874a .764 .722 2.29684

a. Predictors: (Constant), keterlibatan.dan.pemberdayaan_X10, kebebasan.terkendali_X8, kesatuan.tujuan_X9,

fokus_pada.pelanggan_X1, komitmen.jangka.panjang_X4, obsesi.terhadap.kualitas_X2, kerjasama.tim_X5,

perbaikan.berkesinambungan_X6, pendidikan.dan.pelatihan_X7, pendekatan.ilmiah_X3


(6)

218

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

67

Normal

Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

2.11569284

Most Extreme

Differences

Absolute

.134

Positive

.114

Negative

-.134

Kolmogorov-Smirnov Z

1.094

Asymp. Sig. (2-tailed)

.183

b.

Test distribution is Normal.