126
model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan berdasarkan masukan variabel independennya Situmorang dan Lufti, 2011:107.
Uji ini juga dapat dilakukan melalui Uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila
signifikansi dari taraf nyata 5, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu sebaliknya.
c. Uji multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
Multikolinearitas sebagai fenomena sampel terutama muncul karena data yang dikumpulkan bukan percobaan, khususnya pada ilmu ekonomi.
Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF
dengan membandingkan sebagai berikut Situmorang dan Lutfi, 2011:140 1. VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas 3. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
4. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
127
3.10.3 Analisis Regresi Berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti
menggunakan bantuan program software SPSS Statistic Product and
Service Solution versi 17.0 agar hasil yang diperoleh lebih terarah. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+b
5
X
5
+b
6
X
6
+b
7
X
7
+b
8
X
8
+b
9
X
9
b
10
X
10
+e
Dim
ana : Y
= Kinerja Karyawan a
= Konstanta b
1
-b
10
= Koefisien Arah Regresi X
1
= Fokus terhadap Pelanggan X
2
= Obsesi terhadap Kualitas X
3
= Pendekatan Ilmiah X
4
= Komitmen Jangka Panjang X
5
= Kerjasama Tim X
6
= Perbaikan Berkesinambungan X
7
= Pendidikan dan Pelatihan
Universitas Sumatera Utara
128
X
8
= Kebebasan yang Terkendali X
9
= Kesatuan Tujuan X
10
= Keterlibatan dan Pemberdayaaan Karyawan e
= Standart Error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai
uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H
o
ditolak, sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah dimana H
o
diterima.
3.10.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a Uji secara Simultan Serempak Uji F
Uji F yaitu uji secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang hubungan focus terhadap pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali,
kesatuan tujuan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, X
1
, X
2,
X
3,
X
4,
X
5,
X
6,
X
7,
X
8,
X
9,
X
10
sebagai variabel bebas dengan Kinerja
Karyawan Y sebagai variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= b
7
= b
8
= b
9
= b
10
= 0
Universitas Sumatera Utara
129
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara fokus terhadap pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah,
komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan,
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan di PT. Federal International Finance cabang Medan.
b. H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ b
6
≠ b
7
≠ b
8
≠ b
9
≠ b
10
≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara fokus
terhadap pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan,
pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan di
PT. Federal International Finance cabang Medan. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
b Uji secara Parsial Individual Uji T
Uji T yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang hubungan fokus terhadap pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali,
kesatuan tujuan, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, X
1
, X
2,
Universitas Sumatera Utara
130
X
3,
X
4,
X
5,
X
6,
X
7,
X
8,
X
9,
X
10
sebagai variabel bebas dengan Kinerja Y sebagai variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. b
1
= Focus pada Pelanggan H
o
: b
1
= 0, artinya Fokus pada Pelanggan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
1
≠ 0, artinya Fokus pada Pelanggan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
b. b
2
=Obsesi terhadap Kualitas H
o
: b
2
= 0, artinya Obsesi terhadap Kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
2
≠ 0, artinya Obsesi terhadap Karyawan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
c. b
3
=Pendekatan Ilmiah H
o
: b
3
= 0, artinya Pendekatan Ilmiah tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
3
≠ 0, artinya Pendekatan ilmiah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
d. b
4
=Komitmen Jangka Panjang H
o
: b
4
= 0, artinya Komitmen Jangka Panjang tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
4
≠ 0, artinya Komitmen Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Universitas Sumatera Utara
131
e. b
5
=Kerjasama Tim H
o
: b
5
= 0, artinya Kerjasama Tim tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
5
≠ 0, artinya Kerjasama Tim berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
f. b
6
=Perbaikan Berkesinambungan H
o
: b
6
= 0, artinya Perbikan Berkesinambungan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
6
≠ 0, artinya Perbaikan Berkesinambungan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
g. b
7
=Pendidikan dan Pelatihan H
o
: b
7
= 0, artinya Pendidikan dan Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
7
≠ 0, artinya Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
h. b
8
=Kebebasan Terkendali H
o
: b
8
= 0, artinya Kebebasan Terkendali tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
8
≠ 0, artinya Kebebasan Terkendali berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
i. b
9
=Kesatuan Tujuan H
o
: b
9
= 0, artinya Kesatuan Tujuan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Universitas Sumatera Utara
132
H
a
: b
9
≠ 0, artinya Kesatuan Tujuan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
j. b
10
=Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan H
o
: b
10
= 0, artinya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
H
a
: b
10
≠ 0, artinya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
c Koefisien Determinan R
2
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur berdasarkan koefisien determinasi yang mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan
mendekati 1. Semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
133
Tabel 3.8 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 - 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 - 0,39 Tidak Erat
0,4 - 0,59 Cukup Erat
0,6 - 0,79 Erat
0,8 - 0,99 Sangat Erat
Sumber : Situmorang dan Lufti 2011:148
Universitas Sumatera Utara
134
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN