Membuat dan Mengatur Data yang Sudah Dikumpulkan Membaca dengan Teliti Data yang Sudah Diatur Horisonalisasi Unit-unit Makna Deskripsi Tekstural yang Disertai Pernyataan Subjek yang Orisinil Deskripsi Struktural Makna

3.5 Metode Analisis Data

Menurut Merriam dan Marshall dan Rossman dalam Craswell 2011 pengumpulan dan analisis data harus merupakan sebuah proses yang bersamaan dalam penelitian kualitatif. Schatzman dan Strauss 1973 mengatakan bahwa analisa data kualitatif terutama bertujuan mengelompokkan benda, orang, peristiwa, yang menjadi karakteristiknya. Selama analisis data, data akan disusun secara kategoris dan kronologis, ditinjau secara berulang-ulang dan terus menerus dikodekan. Analisis data dilakukan sejak peneliti turun ke lapangan. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.5.1 Membuat dan Mengatur Data yang Sudah Dikumpulkan

Penulis melakukan transkripsi pada tahapan ini, yaitu memindahkan hasil wawancara yang masih dalam bentuk pernyataan lisan ke dalam bentuk tulisan. Sejumlah data sebagai identitas penulis cantumkan pada lembar transkrip, seperti nama subjek, tempat wawancara, waktu wawancara, situasi wawancara, dan bentuk wawancara.

3.5.2 Membaca dengan Teliti Data yang Sudah Diatur

Setelah tahap transkripsi dan pengaturan data penulis kemudian membaca dengan teliti semua data yang sudah penulis kumpulkan dari tempat penelitian secara berulang-ulang, tujuannya adalah untuk memeriksa ulang apakah semua data yang dikumpulkan sudah cukup tersedia untuk melakukan analisis penelitian. Apabila masih ada data yang kurang tergali atau ada data yang perlu diklarifikasi ulang penulis kembali lagi ke tempat penelitian untuk melengkapi data tersebut. Universitas Sumatera Utara

3.5.3 Horisonalisasi

Horisonalisasi merupakan suatu proses memilah-milah data yang penting dan tidak penting. Data hasil wawancara yang dianggap penting dan relevan dengan penelitian, peneliti memisahkan data tersebut kemudian penulis mengolah dan menyisihkan data yang dianggap tidak penting.

3.5.4 Unit-unit Makna

Unit-unit makna merupakan tahap lanjut untuk menganalisis data yang telah terpilih secara horisonalisasi. Di tahap ini penulis memilih ungkapan-ungkapan informan yang memberi makna untuk mengungkap hal yang ingin penulis teliti.

3.5.5 Deskripsi Tekstural yang Disertai Pernyataan Subjek yang Orisinil

Di tahapan ini penulis memilih pernyataan-pernyataan informan penelitian lalu ditulis sebagai unit makna. Pernyataan disini merupakan pernyataan asli dari subjek.

3.5.6 Deskripsi Struktural

Berbeda dengan deskripsi tekstural yang merupakan lampiran pernyataan asli informan, maka pada deskripsi struktural ini penulis mencoba berimajinasi, memikirkan dan menanggapi ungkapan informan penelitian, sehingga ungkapan informan dianggap sebagai data yang penting dan mendukung penelitian ini.

3.5.7 Makna

Peneliti membaca kembali hasil deskripsi struktural yang berupa imajinasi dan pikiran, lalu diambil makna atau esensinya. Hal ini bertujuan untuk mengungkap maksud yang ingin diteliti Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian pernikahan dini ini dilakukan di Kota Lhokseumawe. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur distribusi dan perdagangan yang sangat penting bagi Aceh. Secara etimologi Lhokseumawe berasal dari kata Lhok dan Seumawe. Dalam Bahasa Aceh, Lhok dapat berarti dalam, teluk, palung laut, dan Seumawe bermaksud air yang berputar-putar atau pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Keberadaan kawasan ini tidak lepas dari kemunculan Kerajaan Samudera Pasai sekitar abad ke-13, kemudian kawasan ini menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh sejak tahun 1524. Sebelum abad ke-20, negeri ini diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903 setelah perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai. Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe tunduk di bawah Aspiran Controeleur dan di Lhokseumawe berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen atau Bupati. Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, salah satu pulau kecil luas sekitar 11 km² yang dipisahkan Sungai Krueng Cunda diisi 62 Universitas Sumatera Utara bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta Api oleh Pemerintah Belanda. Pulau kecil dengan desa-desa Kampung Keude Aceh, Kampung Jawa, Kampung Kutablang, Kampung Mon Geudong, Kampung Teumpok Teungoh, Kampung Hagu, Kampung Uteuen Bayi, dan Kampung Ujong Blang yang keseluruhannya baru berpenduduk 5.500 jiwa secara jamak di sebut Lhokseumawe. Bangunan demi bangunan mengisi daratan ini sampai terwujud embrio kota yang memiliki pelabuhan, pasar, stasiun kereta api dan kantor-kantor lembaga pemerintahan. Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintahan Negara Republik Indonesia belum terbentuk sistemik sampai kecamatan ini. Pada mulanya Lhokseumawe digabung dengan Bestuurder Van Cunda. Penduduk didaratan ini makin ramai berdatangan dari daerah sekitarnya seperti Buloh Blang Ara, Matangkuli, Blang Jruen, Lhoksukon, Nisam, Cunda serta Pidie. Lhokseumawe ditetapkan statusnya menjadi kota berdasarkan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2001, tanggal 21 Juni 2001 dengan batas-batas wilayah: 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara. 2. Selatan berbatasan dengan Kecamatan Makmur, Kabupaten Aceh Utara. 3. Barat berbatasan dengan Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara. 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. Universitas Sumatera Utara Kota Lhokseumawe terletak antara 96°20’ - 97°21’ BT dan 04°54’ - 05°18’ LS dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 181,06 km 2 . Memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau dengan curah hujan rata-rata tertinggi 129,91 mm. Suhu harian rata-rata antara 19,6° - 34,2°C, dan memiliki topografi mulai dari datar sampai bergelombang perbukitan dan pegunungan. Penggunaan lahan terbesar di Kota Lhokseumawe adalah untuk pemukiman seluas 10.877 ha atau sekitar 60 dari luas yang ada. Kebutuhan lahan yang menonjol adalah untuk usaha kebun campuran 4.590 ha atau sekitar 25,35, di samping untuk kebutuhan persawahan seluas 3 747 ha atau sekitar 21. Untuk kebutuhan perkebunan rakyat telah dimanfaatkan seluas 749 ha atau sekitar 4 dan untuk lain-lainnya. Secara administrasi, Kota Lhokseumawe terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu, dan Kecamatan Banda Sakti. Kecamatan Blang Mangat terbagi menjadi 3 mukim yaitu mukim Meuraksa dengan 7 gampong, mukim Punteut dengan 8 gampong, mukim Mangat Makmu dengan 6 gampong. Kecamatan Muara dua terbagi menjadi satu mukim yaitu mukim Kandang dengan 17 gampong. Kecamatan Muara Satu terbagi menjadi 2 mukim yaitu mukim Paloh Timur dengan 6 gampong, mukim Paloh Barat dengan 5 gampong. Kecamatan Banda Sakti terbagi menjadi 2 mukim yaitu mukim Lhokseumawe Selatan dengan 9 gampong, dan mukim Lhokseumawe Utara dengan 9 gampong. Universitas Sumatera Utara Sarana kesehatan yang tersedia di Kota Lhokseumawe terdiri dari : Tabel 4.1. Sarana Kesehatan di Kota Lhokseumawe Tahun 2013 No Sarana Kesehatan Jumlah Satuan 1 Puskesmas 6 Unit 2 Puskesmas pembantu 12 Unit 3 Puskesmas keliling 5 Unit 4 Polindes 32 Unit 5 Praktik Dokter 85 Unit 6 Praktik Dokter Gigi 9 Unit 7 Toko obat 77 Unit Tabel di atas menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang paling banyak di Kota Lhokseumawe adalah praktek dokter sebanyak 85 unit, toko obat sebanyak 77 unit, polindes sebanyak 32 unit, puskesmas pembantu sebanyak 012 unit, praktek dokter gigi sebanyak 09 unit, puskesmas sebanyak 6 unit, dan puskesmas keliling sebanyak 5 unit. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kota Lhokseumawe yaitu: Tabel 4.2. Tenaga Kesehatan di Kota Lhokseumawe Tahun 2013 No. Tenaga Kesehatan Jumlah Satuan 1 Dokter 31 Orang 2 Dokter Gigi 5 Orang 3 Tenaga Medis 19 Orang 4 Perawat 194 Orang 5 Bidan 151 Orang 6 Tenaga Farmasi 9 Orang 7 Ahli Gizi 4 Orang 8 Ahli Sanitasi 7 Orang Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan paling banyak adalah perawat sebanyak 194 orang, bidan sebanyak 151 orang, dokter sebanyak 31 orang, tenaga medis sebanyak 19 orang, tenaga farmasi sebanyak 9 orang, ahli sanitasi sebanyak 7 orang, dokter gigi sebanyak 5 orang dan ahli gizi sebanyak 4 orang.

4.2 Penelusuran Subjek