Gambaran Pendedahan DOC dari Sulawesi Utara ke Maluku Utara

24 Tabel 16 Nilai likelihood beserta deskripsi untuk setiap nodus pada risiko pendedahan virus AI melalui DOC Nodus Deskripsi Likelihood Sumber data Karantina Maluku Utara Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi kesesuaian jumlah dan bentuk dengan dokumen serta gejala klinis terhadap penyakit. Pemeriksaan AI dengan menggunakan rapid test antigen AI, dilakukan ketika DOC banyak yang mati. Sampel pemeriksaan maksimal 2 ekor. Penyemprotan desinfektan RODALON menggunakan sprayer Pemasukan DOC rutin setiap minggu L1: Tinggi Wawancara petugas karantina Poultry Shop Pemasukan DOC dari Sulawesi Utara Ke Maluku Utara melalui poultry shop rata-rata 2000 ekor untuk setiap pemasukkan dengan frekuensi 2- 3 kali dalam seminggu. Penyebaran melalui pekerja, kendaraan L2: Tinggi Wawancara petugas Poultry Shop Peternakan Sikap biosekuriti kurang Banyak hewan pengerat dan burung liar di sekitar kandang Pemahaman peternak dan atau anak kandang tentang AI kurang Kotoran ayam dijadikan pupuk tanpa perlakuan apa-apa L3: Tinggi Wawancara peternak dan anak kandang Tempat Pemotongan Ayam TPA Tidak ada RPH unggas milik pemerintah yang beroperasi Tingkat mortalitas dan morbiditas AI 75- 92 L4: Rendah Wawancara petugas di TPA Wibawan 2012 Supermarket Supermarket mengambil karkas ayam beku dari pemasok lokal ketika kiriman dari karkas dari Jawa kurang. Kemungkinan karkas kontak dengan hewan rentan kecil Terdapat penampungan dan pengolahan limbah L5: Amat sangat rendah Wawancara petugas supermarket Pasar Tidak ada pasar unggas hidup di Maluku Utara Umumnya pasar hanya menjual karkas ayam beku L6: Amat sangat rendah Wawancara Petugas Dinas Pertanian dan penjual di pasar Rumah tangga Masyarakat rumah tangga membeli ayam dalam bentuk karkas dari pasar, supermarket ataupun TPA Pengolahannya dimasak hingga matang 10 masyarakat rumah tangga membeli ayam dalam keadaan hidup langsung dari peternakan. Ayam dibeli untuk kemudian dipelihara dan digemukkan, sistem pemeliharaan ada yang dikandangkan dan ada yang diumbar di pekarangan rumah L7: Sangat rendah Wawancara dengan konsumen Wawancara dengan peternak 25 Tabel 17 Alur tapak risiko pendedahan virus AI melalui DOC Alur tapak Nodus Perkalian likelihod Nilai likelihood Ketidak -pastian Alur tapak 1 Karantina Maluku Utara Poultry shop L8=L1xL2 Tinggi Rendah Alur tapak 2 Karantina Maluku Utara Peternakan L8=L1xL3 Tinggi Rendah Alur tapak 3 Karantina Maluku Utara Poultry shop Peternakan L8=L1xL2xL3 Tinggi Rendah Alur Tapak 4 Karantina Maluku Utara Poultry shop Peternakan TPA L8=L1xL2xL3xL4 Rendah Rendah Alur Tapak 5 Karantina Maluku Utara Poultry shop Peternakan TPA Pasar L8=L1xL2xL3xL4xL5 Amat Sangat Rendah Rendah Alur Tapak 6 Karantina Maluku Utara Poultry shop Peternakan TPA Supermarket L8=L1xL2xL3xL4xL6 Amat Sangat Rendah Rendah Alur Tapak 7 Karantina Maluku Utara Poultry shop peternakan  Rumah tangga L8=L1xL2xL3xL4xL7 Sangat Rendah Rendah Kesim- pulan L8= Virus AI dapat terdedah ke Maluku Utara melalui DOC Tinggi Rendah 4.5.2 Penilaian Pendedahan pada Nodus Karantina Maluku Utara L1 DOC dapat masuk ke Provinsi Maluku Utara melalui Bandara Babullah, Pelabuhan Ahmad Yani, Tobelo dan Sanana. Tindakan karantina yang dilakukan di wilker adalah dengan melakukan pemeriksaan administrasi dan fisik. Dokumen yang terlampir dari Sulawesi Utara adalah dokumen KH 9. Di dalam dokumen tersebut disebutkan jumlah DOC yang dikirim serta tindakan karantina yang telah dilakukan di daerah asal. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap gejala klinis pada DOC yang dilalulintaskan. Menurut Setyawati 2010 dan Wibawan 2012 DOC yang dilalulintaskan dapat terinfeksi AI secara subklinis, yang berarti tidak menimbulkan gejala klinis. Screening test dengan menggunakan rapid test antigen AI dilakukan pada DOC yang menunjukkan gejala klinis ataupun mati. Pengambilan sampel untuk pengujian dengan menggunakan rapid test antigen AI dilakukan sebanyak 1 atau 2 ekor DOC. Proses pengambilan sampel yang dilakukan tidak mengikuti kaidah pengambilan sampel yang baik sehingga hal ini memungkinkan adanya DOC yang terinfeksi tidak terambil sebagai sampel. Hasil pemeriksaan dari lalu lintas DOC yang dilakukan SKP Timika dapat menemukan DOC yang positif HPAI melalui rapid test yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR dan patologi SKP Timika 2013. Tidak terdeteksinya DOC yang terinfeksi berpengaruh terhadap tindakan karantina selanjutnya yaitu dilakukan pembebasan. DOC yang dibebaskan berpotensi menyebarkan virus AI di Maluku Utara. Tindakan karantina berupa penyemprotan box menggunakan desinfektan Rodalon komposisi Cetylpyridinium Chloride 1 , Cetyltrimethyl Ammonium Bromide 2 , Benzalkonium Choride 2 dilakukan dengan cara menggunakan sprayer. Menurut Kusumaningrum 2012 penyemprotan box DOC dengan menggunakan desinfektan dinilai tidak efektif karena tidak dapat menjangkau keseluruhan bagian box. Waktu kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus juga dianggap kurang karena bagian yang terkena desinfektan adalah bagian luar box sedangkan bagian dalam yang lebih banyak terkontaminasi feses dan 26 bulu hanya sedikit kontak dengan desinfektan. Hal ini berpotensi untuk menyebarkan virus di tempat tujuan sehingga dapat terjadi kontak dengan hewan rentan, lingkungan dan manusia. Berdasarkan data-data yang didapat maka likelihood virus AI dapat mendedah adalah tinggi dengan ketidakpastian rendah. 4.5.3 Penilaian Pendedahan pada Nodus Poultry Shop L2 Rata-rata pemasukan DOC dari Sulawesi Utara Ke Maluku Utara melalui poultry shop adalah 2000 ekor untuk setiap pemasukan, dengan frekuensi 2- 3 kali dalam seminggu. Selama berada di poultry shop tidak dilakukan tindakan pada DOC sampai diambil oleh pihak pembelipeternak. Pekerja di poultry shop umumnya juga tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang AI. Proses pemindahan DOC dari alat angkut ke dalam poultry shop memungkinkan penyebaran virus AI dikarenakan pada saat pemindahan dapat terjadi penyebaran feses dan bulu dari DOC yang berada di dalam box ke pekerja. Menurut Harder et al. 2009 penyebaran penyakit AI dapat melalui peralatan kandang, kendaraan pakan, pakaian atau sepatu. Dari sini dapat disimpulkan likelihood poultry shop menyebarkan virus AI diduga tinggi dengan ketidakpastian rendah.

4.5.4 Penilaian Pendedahan pada Nodus Peternakan L3

Hasil observasi peneliti diketahui bahwa para peternak ayam di Maluku Utara hanya melakukan penyemprotan desinfektan pada saat kandang kosong. Program biosekuriti yang meliputi lalu lintas orang dan peralatan tidak dilakukan. Bangkai ayam sering diletakkan di dekat pintu keluar masuk kandang, yang memungkinkan kontak dengan hewan liar. Burung liar dapat keluar masuk dengan mudah ke dalam kandang. Dari hasil pengamatan juga ditemui banyaknya hewan pengerat di sekitar kandang ayam. Menurut Widiasih et al. 2006 adanya hewan pengerat dan burung liar memiliki asosiasi dengan kejadian AI disuatu dusun yang dikaji. Hewan pengerat diketahui dapat memberikan infeksi 1.90 kali lebih besar daripada yang tidak ada hewan pengerat. Di samping itu adanya burung liar pada peternakan merupakan indikasi adanya infeksi AI 24.00 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak ada burung liar. Hewan pengerat dan burung liar dapat menjadi sumber penularan virus AI terhadap hewan rentan lainnya. Meski demikian peranan hewan-hewan ini dalam penyebaran AI masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa beberapa peternak memelihara jenis unggas lain di lokasi peternakan. Sistem pemeliharaan yang dipakai umumnya berupa all in all out untuk tiap kandang dengan jarak antar kandang biasanya tidak berjauhan. Menurut responden, operator kandang dapat bertugas di dua kandang yang berbeda. Widiasih et al. 2006 mengemukakan adanya asosiasi antara faktor petugasoperator kandang pulang ke rumah dengan penyebaran virus AI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa petugasoperator kandang yang pulang ke rumah memberikan infeksi 2.65 kali lebih besar daripada mereka yang tidak pulang. Faktor ini didukung kenyataan mereka yang pulang ke rumah memiliki unggas peliharaan di rumah OR=3.37. Hal ini menguatkan hipotesis yang menyatakan penyebaran virus AI kepada hewan rentan walaupun dikandangkan adalah melalui perantaraan operator kandang. Rata-rata pemasukan DOC dari Sulawesi Utara bervariasi, paling banyak yang diketahui adalah 1 peternakan mencapai 4000 ekor untuk 1 kali pemasukan 27 dalam sebulan. Informasi yang didapat dari peternak dan anak kandang diketahui bahwa beberapa dari mereka kurang memahami tentang AI. Jumlah kematian ayam dalam 1 periode produksi sangat bervariasi tapi maksimalnya 50 ekor dari 1500 ekor ayam, walaupun pernah dijumpai dari 1 peternakan yang mengalami kematian dalam jumlah besar sekitar ± 50 dari total 1000 ekor. Menurut Martindah et al. 2006 keterbatasan peternak dan petugas kesehatan hewan yang melakukan 3E berpengaruh terhadap pengendalian AI di lapangan. Kondisi di Maluku Utara saat ini hanya memiliki sedikit tenaga kesehatan hewan, baik di tingkat Provinsi maupun di Kabupatenkota, dengan jumlah dokter hewan berwenang sebanyak 3 orang dan tenaga harian lepas 2 orang serta jumlah paramedik sebanyak 2 orang. Kurangnya tenaga kesehatan hewan dan pemahaman peternak tentang AI turut berperan sebagai penghambat pelaksanaan 3E. Faktor lain yang dianggap mempermudah penyebaran AI pada nodus peternakan adalah kotoran ayam. Kotoran dari peternakan ayam umumnya dimanfaatkan oleh peternak untuk dijadikan pupuk kandang. Pupuk tersebut ada yang sengaja diambil ataupun digunakan untuk kepentingan pribadi, tanpa memperhitungkan segi keamanan apakah mengandung virus AI atau tidak. Seperti telah dipaparkan sebelumnya, virus AI bereplikasi paling utama di saluran respirasi dan gastrointestinal unggas dan dapat mengeluarkan ekskret dari rongga mulut, lubang hidung, konjungtiva serta kloaka dari unggas yang terinfeksi CDC 2012; Swayne dan Jackwood 2008. Virus AI mampu bertahan untuk jangka waktu yang lama dalam feses unggas. Faktor seperti kondisi lingkungan yaitu suhu, salinitas dan bahan organik mempengaruhi ketahanan virus Brown et al. 2007. Kurmi et al. 2013 mempelajari kemampuan bertahan hidup virus H5N1 dalam feses. Dari studi tersebut diketahui bahwa virus H5N1 dapat bertahan sampai dengan 24 jam pada suhu 37 o C, sedangkan pada suhu 42 o C hanya bertahan selama 18 jam serta dapat bertahan sampai dengan 5 hari pada suhu 24 o C, baik itu di feses basah maupun feses kering. Virus H5N1 pada suhu 4 o C dapat bertahan hidup hingga 8 minggu. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Lu et al. 2003 yang mengatakan hilangnya infektivitas virus AI H7N2 terjadi dalam waktu 24 jam pada suhu sekitar 30-37 o C pada feses ayam komersial dan dalam waktu 2-23 hari pada suhu 15-20 o C. Pendapat berbeda disampaikan oleh Songserm et al. 2006 yang mengatakan bahwa pada suhu 37-42 o C di hadapan sinar matahari virus H5N1 tidak aktif dalam waktu setengah jam sedangkan pada suhu 25-32 o C di tempat teduh virus H5N1 dapat bertahan hingga 4 hari. Perbedaan laporan mengenai efek suhu pada kemampuan bertahan hidup virus AI menyiratkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi kemampuan bertahan hidup virus dalam feses ayam. Isi organik dari bahan feses, jumlah kelembaban, paparan sinar matahari, sisa bahan desinfektan juga berpengaruh terhadap ketahanan virus AI Kurmi 2013. Dari data-data di atas dinyatakan likelihood peternakan yang terinfeksi AI dapat mendedahkan virus AI adalah tinggi dengan ketidakpastian rendah.

4.5.5 Penilaian Pendedahan pada Nodus Tempat Pemotongan Ayam TPA L4

Ayam yang sudah siap panen di Maluku Utara umumnya dibawa ke tempat pemotongan ayam TPA milik swasta karena berdasarkan informasi responden